Perektutan pegawai selalu disertai syarat pendidikan terakhir SMA, bahkan ada yang harus mensyaratkan lulusan Sarjana.
c. Faktor Usia
Berdasarkan hasil penelitian, faktor usia juga menjadikan kendala bagi para perempuan Istri di Desa Pucang untuk mencari
pekerjaan di luar tempat tinggal mereka. Di mana penghasilannya dapat melebihi upah dari buruh kerajinan tanduk kerbau dan sapi.
Hal itu disebabkan karena faktor usia. Seperti yang dikatakan Ibu Rohmah 44 tahun:
“Yo iso golek gawean nang bagian liyo nang njobo, koyo misale nglamar nang pabrik triplek, tapi nonton awake wis
ora roso wong wis tua”.
Ya saya bisa mencari pekerjaan di tempat lain, seperti melamar pekerjaan di pabrik triplek, tetapi hal itu tidak
mungkin karena melihat kondisi badan yang tidak kuat sebab sudah tua.
Dikatakan Ibu Rokhayati:
“Wis tua koyo ngene, awak wis ra roso dek, dadi golek gawean seng cedak karo omah wae”.
Sudah tua, badan sudah tidak kuat lagi, jadi mencari pekerjaan yang dekat dengan rumah saja.
Keterangan Ibu Rohmah tersebut menjadi alasan bahwa pekerjaan yang dipilih sudah dipertimbangkan secara matang. Begitu
juga bagi para buruh perempuan yang sudah berusia di atas 40 tahun, mereka tidak memiliki tenaga yang kuat seperti usia yang masih
tergolong muda dibawah 40 tahun. Untuk bekerja yang lebih berat selain karena keadaan fisik yang mendukung, usia juga menjadi
faktor penentu. Seperti yang dikatakan Ibu Rohmah bahwa dia tidak dapat bekerja di pabrik triplek karena harus membutuhkan tenaga
yang lebih. Sedangkan pekerjaan buruh kerajinan tanduk sangat ringan karena bagi peremuan biasanya dapat jenis pekerjaan yaitu
menghaluskan kerajinan yang sudah jadi baik nggebek atau pun matu ijo.
B. Pembahasan
Pada zaman sekarang kedudukan perempuan tidak lagi selalu di bawah laki-laki subordinat, tetapi kedudukan perempuan dapat dikatakan
setara atau sama dengan laki-laki. Kedudukan perempuan setara atau sama dengan laki-laki, bahkan kadang-kadang lebih penting dalam periode tertentu
Makhfud , 2006:334-335. Hal ini dapat diperkuat lagi dari bunyi UU No. 1 Tahun 1974 pada Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa “Hak dan kedudukan
istri adalah seimbang dengan hak dan kewajiban suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat”. Kedudukan
perempuan Desa Pucang yang bekerja sebagai buruh kerajinan tanduk kerbau