Yasinan setiap malam rabu dalam rangka menjalin hubungan baik dengan tetangga. Sedangkan menjadi anggota BPD dapat menghasilkan
uang kira-kira Rp. 500.000,-tahunnya. Rapat Badan Permusyawaratan Desa BPD tidak ada jadwal yang pasti. Setiap ada permasalahan yang
harus dibahas, maka baru akan diadakan rapat. Selain dapat menghasilkan uang, kegiatan kemasyarakatan bertujuan untuk
berinteraksi atau berhubungan sosial dengan lingkungan sekitar tempat tinggal. Dengan melihat peran produktif, reproduktif, dan
kemasyarakatan yang dilakukan oleh para perempuan buruh kerajinan tanduk kerbau dan sapi, maka dapat dilihat bahwa mereka dapat
menyeimbangkan ketiga peranan tersebut. Dikatakan Ibu Wahyuningsih:
“Nek pun rampungan nembe nyambut gawe, nek yasinan lebar maghrib dadi saget mbagi wektu”.
Kalau sudah selesai pekerjaan rumah baru mulai bekerja, untuk yasinan waktunya setelah maghrib jadi bisa bagi waktu.
4. Faktor-Faktor yang Mendorong Perempuan Istri Bekerja Sebagai
Buruh Kerajinan Tanduk Kerbau dan Sapi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mendorong perempuan istri bekerja sebagai buruh kerajinan tanduk
kerbau dan sapi disebabkan beberapa faktor yaitu:
a. Faktor Ekonomi dan Keterampilan
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi ekonomi para buruh perempuan kerajinan tanduk kerbau dan sapi di Desa Pucang masih
tergolong kurang tercukupi karena kebanyakan pendapatan suami mereka pas-pasan. Sehingga apabila sekadar mengandalkan
pendapatan suami saja, maka kebutuhan hidup sehari-hari tidak akan tercukupi.
Seperti yang dikatakan Ibu Wahyuningsih: “Kagem kebutuhan ekonomi kalih entene gawean niku,
keterampilan nggeh sagete niku”. Untuk kebutuhan ekonomi dan karena hanya ada pekerjaan
itu, serta yang bisa keterampilan tersebut.
Dikatakan Ibu Rohmah: “Iki gawe penghasilan harian, wong rena rene yo nyambut
gawe angel, nang kene lak wis gampang, gawean iso digowo bali, karo iso resik omah,karo momong anak,luwih kepenak”.
Ini untuk penghasilan setiap hari, karena ke sana kemari juga sulit mencari pekerjaan, kalau pekerjaan ini kan mudah, bisa
dibawa pulang, sambil bisa bersih-bersih rumah, bisa merawat anak, jadi lebih enak.
Pada dasarnya, sebagian besar pekerjaan pokok dari suami mereka adalah sebagai buruh kerajinan tanduk kerbau dan sapi juga
atau pekerjaannya tidak jauh sebagai buruh juga. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk bekerja sebagai buruh kerajinan tanduk
untuk membantu suami mencukupi kebutuhan. Masalah ekonomi yang rendah menjadikan mereka tidak memiliki modal untuk
mendirikan usaha. Buruh kerajinan tanduk sebagai pekerjaan yang yang mereka pilih karena tidak membutuhkan modal. Mereka hanya
menggunakan kemampuan fisik atau keterampilan membuat kerajinan tanduk saja, sedangkan untuk mendirikan usaha harus
dengan modal yang banyak.
Dikatakan Ibu Sri Hartatik: “Ora duwe modal dadi juragan, yo masalah modal”.
Tidak mempunyai modal sebagai pengusaha kerajinan tanduk, ya karena masalah modal usaha.
b. Faktor Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, buruh perempuan kerajinan tanduk kerbau dan sapi berpendidikan rendah. Sebagian dari
mereka lulusan SD, SMP, dan ada juga yang lulusan SMA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 16. Profil Tingkat Pendidikan Perempuan Buruh Kerajinan
Tanduk Beserta Suaminya
No. Nama Responden
Laki-laki Suami
Perempuan Istri
1. Ramidah SMP
SD 2.
Asiyah MAN SMA
MAN SMA 3. Wahyuningsih
SMP SMP
4. Sri Hartatik
MTs SMP SD
5. Rokhayati PGA
SMA SMA
6. Sutiah
MTs SMP MTs SMP
7. Siti Nuruliyah
SD MTs SMP
8. Rohmah SMA
SMA Sumber: Hasil Penelitian Pada Buruh Perempuan di Desa Pucang
Tingkat pendidikan dapat menentukan seseorang layak bekerja di suatu tempat. Dengan mengenyam pendidikan yang
tinggi, maka akan lebih mudah dan cepat mendapatkan pekerjaan. Namun, bagi yang berpendidikan rendah akan sulit untuk mencari
pekerjaan. Apalagi pada zaman sekarang, persaingan semakin ketat dalam mencari pekerjaan. Padahal, tidak dapat dipungkiri bahwa
suatu rumah tangga sangat membutuhkan penghasilan agar bisa mencukupi segala kebutuhan anggota keluarga. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa penduduk Desa Pucang dengan pendidikan yang rendah SD, SMP, dan SMA para suami dan istri bersama-
sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tidak melihat jenis pekerjaan yang dilakukan, asalkan halal dan tidak
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat akan mereka tekuni. Karena, menjadi buruh kerajinan tanduk kerbau
dan sapi tidak menggunakan syarat tingkat pendidikan minimal. Asal mereka rajin dan tekun, maka akan dapat diterima dan bisa langsung
bekerja. Tidak seperti di perusahaan atau instansi pendidikan.
Perektutan pegawai selalu disertai syarat pendidikan terakhir SMA, bahkan ada yang harus mensyaratkan lulusan Sarjana.
c. Faktor Usia