Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

(1)

LAMPIRAN

INFORMAN KUNCI

Draf wawancara (interview guide) untuk buruh tani perempuan:

Profil informan

Nama :

Umur :

Status Perkawinan :

Alamat :

I. Mengenai pekerjaan informan (isteri/ibu yang bekerja di sector public sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta). 1. Sejak kapan ibu bekerja sebagai buruh tani dilahan pertanian

masyarakat desa Tanjung Gusta?

2. Apakah alasan ibu bekerja sebagai buruh tani?

3. Apakah ibu hanya bekerja sebagai buruh tani di Desa Tanjung Gusta saja? atau diluar desa Tanjung Gusta juga?

4. Aktifitas apa saja yang biasa ibu lakukan selama 24 jam?

5. Pekerjaan apa saja yang biasa ibu lakukan dilahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta?

6. Berapa pendapatan ibu setiap hari/minggu/bulan?

II. Mengenai peran yang dilakukan informan (isteri/ibu yang melaksankan dua peran yakni sebagai isteri atau ibu rumah tangga (domestik) dan


(2)

juga bekerja sebagai buruh tani (publik) di desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal)

1. Apakah semua kegiatan rumah tangga tersebut dapat ibu laksanakan dengan baik dan tepat waktu?

2. Apakah suami ibu turut membantu ibu dalam menjalankan tugas rumah tangga (domestik)?

3. Permasalahan apa saja yang ibu hadap selama menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan buruh tani? Apa yang ibu lakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?

4. Bagaimana cara ibu agar dapat menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan (sebagai buruh tani)?

5. Di dalam keluarga, siapa yang paling dominan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga?

III. Kehidupan ekonomi dan sosial informan (terkait dengan pekerjaannya sebagai buruh tani)

1. Apa pekerjaan suami ibu?

2. Pengeluaran apa saja yang biasa dikeluarkan ibu untuk kebutuhan keluarga?

3. Apakah ibu mempunyai tabungan dari hasil bekerja ibu sebagai buruh tani?

4. Apakah ibu merasakan perekonomian keluarga ibu semakin meningkat semenjak ibu ikut terjun dalam memenuhi kebutuhan keluarga (mencari nafkah)?


(3)

5. Bagaimana interaksi anda dengan keluarga maupun orang-orang di lingkungan sekitar Anda?

IV. Kehidupan spiritual, fisik dan psikologi informan

1. Apakah ibu rutin melaksanakan ibadah (sesuai dengan agama informan) dan aktif dalam mengikuti kegiatan keagamaan?

2. Setiap harinya, ibu dan keluarga apakah mengkonsumsi sayur dan buahbuahan dan apakah menu yang dikonsumsi setiap harinya beragam?

3. Dengan peran ganda yang ibu lakukan sekarang ini, apakah ibu pernah merasa tertekan atau stress dengan pekerjaan dan tanggung jawab ibu? Jika iya, bagaimana cara ibu menghadapi stress tersebut?

INFORMAN BIASA

Draf wawancara (interview guide) untuk suami buruh tani perempuan Profil Informan

Nama :

Umur :

Status Perkawaninan :

Alamat :

I. Pekerjaan informan (suami dari aron wanita) 1. Apakah pekerjaan bapak?


(4)

2. Dari pekerjaan bapak tersebut, apakah bapak bekerja untuk menafkahi keluarga bapak?

3. Setiap harinya, dari jam berapa dan sampai jam berapa bapak bekerja?

4. Selama 24 jam, apa aktifitas yang biasa bapak lakukan? Jelaska secara rinci

5. Setelah pulang bekerja, apakah bapak langsung pulang kerumah atau melakukan kegiatan lainnya sebelum pulang kerumah?

6. Berapa pendapatan bapak?

7. Apakah pendapatan bapak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga?

II. Mengenai peran isteri/ibu yang melaksanakan dua peran yakni sebagai isteri atau ibu rumah tangga di dalam keluarga (domestik) dan juga bekerja sebagai buruh tani di desa Tanjung Gusta:

1. Apakah alasan bapak sehingga isteri bapak turut membantu bapak bekerja dalam memenuhi kebutuhan keluarga?

2. Apakah bapak mendukung isteri bapak bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung ?

3. Melihat beban yang dilaksanakan isteri bapak, apakah isteri bapak tetap menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus segala kebutuhan bapak dan anak-anak dengan baik? 4. Apakah bapak mau membantu pekerjaan rumah tangga jika isteri

bapak sibuk bekerja? Seperti memasak, menjaga anak, membersihkan rumah dll.


(5)

5. Di dalam keluarga, siapa yang paling dominan mengambil keputusan keluarga?

III. Kehidupan ekonomi informan (terkait dengan dua peran yang dilakonoi isteri/ibu yakni sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pemenuh kebutuhan keluarga)

1. Setelah isteri bapak bekerja untuk memenuhi kebutuhan, keluarga, apakah perekonomian keluarga bapak meningkat?

2. Bagaiman isteri bapak mengatur pendapatan/penghasilan setiap harinya?


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Budiman (1981).Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: Gramedia. Chen. (2010). Factor Related to Well-Being Among The Elderly In Urban China

Focusing on Roles. Journal of BioScienceTrends, 4(2), 61-71.Multiple Daulay, H. (2006). Buruh Perempuan di Industri Manufaktur Suatu Kajian dan

Analisis Gender. Jurnal Wawasan, 11(3)

Fakih, Mansour, (1996). Analisis Gender dan Tranformasi Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herawati, N. (2000). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Remaja SMU tentang Peran Gender Tradisional [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Megawangi, R. (1999). Membiarkan Berbeda. Bandung: Mizan

Michelle, Z.R., Louise L. (1974). Women, Culture and Society. Stanford cal.: Stanford University Press.

Moleong, Lexi.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mosse, J.C. (2002). Gender dan Pembangunan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Perkembangan,

Jakarta: Kencana.

Siagian, Matias.2011. Metode Penelitan Sosial, Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan, Medan: PT. Grasindo Monoratam

Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2009, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru :Rajawali Pers.Jakarta

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Umami, K.R. (2007). Pola Relasi Gender di Keluarga Buruh (Studi Kasus Pada Buruh Peternakan Ayam Dusun Karang Talun Desa Modangan Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar)


(7)

Sumber Lain:

[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.(1998). Undang-Undang RI No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

(http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/543/jbptunikompp-gdl-eighwikaku-27140-6-unikom_e-i.pdf, diakses 30 Mei 2016, 12.00 WIB) (Online).

juni 2016 pukul 04.00 WIB) (Online).

Brahmana, Donny Putra. 2008. Aron Sebagai Lapangan Kerja sebagai Sektor Informal Bagi Wanita Pedesaan dan Sumbangannya Terhadap pendapatan Keluarga, Skripsi (S-1), Departemen Antropologi (Online),

Deskripsi Desa Tanjung Gusta (Online).(http://repository.usu.ac.

id/bitsream/123456789/46744/4/Chapter%20II.pdf ).

Hesti, Nurfitri. 2010. Peran Wanita dalam Pengambilan Keputusan dalam Keluarga (Studi tentang wanita Bekerja pada Sekretariat Daerah Prov Riau.(Online),

Hugen, suparyo.2011.Alokasi Waktu Kerja dan Kontribusi Perempuan Terhadap Pendapatan Keluarga di Permukiman Transmigrasi Sei Rambutan SP 2, (Online).


(8)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Punaji, 2010:35).Penelitian kulitatif memungkinkan dapat tercapainya suatu tujuan untuk menemukan unsur-unsur pemebentuk generalisasi baru dan kegiatan-kegiatan yang bermaksud untuk menguji dan mengkomunikasikan suatu teori aktual. Penelitian kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan.Pertama, menyesuaikan penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.Kedua, penelitian ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan, dan Ketiga, penelitian ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Punaji, 2010:40).

Objek penelitian kualitatif adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi oleh manusia.Objek itu diteliti dalam kondisi sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya atau secara naturalistic (Nawawi, 1992:208).Berkenaan dengan penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan dan menggambarkan peran ganda perempuan dimana peran yang dimainkan adalah sebagai ibu rumah tangga (peran domestik) dan sebagai burh tani (peran publik). Penelitian ini akan mengkaji peran ganda perempuan dalam perspektif gender.


(9)

3.2.Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi lokasinya adalah Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal yang merupakan salah satu kecamatan yang berada dibawah wilayah Kabupaten Deli Serdang.Ditinjau dari topologi daerah Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal merupakan areal perladangan.Hal ini terlihat dari banyak tanaman ladang yang menghiasi hampir sebagian besar luas wilayah.Alasan memilih lokasi ini dikarenakan Desa Tanjung Gusta didominasi oleh perempuan.Hal ini disebabkan oleh banyaknya kaum lelaki yang bekerja merantau ke luar daerah.Penduduk di desa Tanjung Gusta sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani sehingga peneliti juga merasa lebih mudah untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini karena lokasi penelitian yang mudah dijangkau.

3.3.Informan Penelitian

Informan Penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2000:97). Menurut Moleong ada dua jenis informan yang dipakai dalam penelitian kualitatif yaitu informan kunci dan informan biasa. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua informan yaitu:

a. Informan Kunci

Informan kunci adalan orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang akan diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah perempuan yang sudah berumah tangga, kriteria umur berkisar 18-50 tahun, masih terikat dalam ikatan perkawinan (tidak


(10)

bercerai), mempunyai suami yang masih hidup sampai saat ini, mempunyai anak, melaksanakan dua peranan sekaligus yaitu sebagai istri dan ibu rumah tangga yang melaksanakan berbagai tugas-tugas rumah tangganya. Selain itu, perempuan tersebut juga harus bekerja di luar rumah tangganya sebagai petani, sehingga memberi beban ganda pada perempuan tersebut.

b. Informan Biasa

Informan biasa yaitu orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti, yang dimaksud dengan informan biasa disini adalah anggota keluarga dari perempuan tersebut, seperti suami atau anak dari perempuan yang menjadi informan kunci.

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitan lapangan, yaitu:

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti langsung ke lapangan untuk mengamati.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam yaitu proses Tanya jawab antara peneliti dengan informan secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara. Dalam


(11)

penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara kepada orang-orang yang menjadi informan dari penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, foto, majalah, jurnal, artikel, dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5.Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menisintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dan dikelompokkan dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik (Punaji, 2010).


(12)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Deskripsi Desa Tanjung Gusta

4.1.1. Kondisi Fisik Kecamatan Medan Sunggal a. Dasar Hukum

Kecamatan Medan Sunggal pemekaran Dati-II Deli Serdang berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 tanggal 9 Mei 1973 terdiri dari 11 kelurahan (Tanjung Rejo, Babura, Sei Sikambing B, Sunggal, Simpang Tanjung, Lalang, Tanjung Gusta, Cinta Damai, Sei Sikambing C-II, Dwikora, Helvetia). Berdasarkan surat keputusan Gubernur Dati-I Sumatera Utara Nomor 138/28/K tahun 1984 tentang pembentukan 10 perwakilan kecamatan yakni Sunggal (Kelurahan Tanjun Rejo, Babura, Sei Sikambing B, Sunggal, Simpang Tanjung, Lalang) menjadi kecamatan induk dan perwakilan Kecamatan Medan Sunggal I (Kelurahan Tanjung Gusta, Cinta Damai, Sei Sikambing C-II, Dwikora, Helvetia). Dilanjutkan SK Gubsu Nomor 140/4078/K/1978 tentang pemekaran Kelurahan Helvetia menjadi Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, wilayahnya merupakan perwakilan kecamatan Medan Sunggal I (14 kelurahan).

Kemudian SK Gubsu Nomor 138/402/K Tahun 1992 tentang penataan dan perubahan 10 perwakilan kecamatan Medan Sunggal I menjadi perwakilan Kecamatan Medan Helvetia. Peraturan Pemerintah Nomor 50/1991 tanggal 31 Oktober 1991 perwakilan Kecamatan Medan Helvetia menjadi Kecamatan Medan Helvetia. Sejak itu Kecamatan Medan Sunggal bagian kota Medan hingga sekarang, menjadi kecamatan mandiri. Awalnya Kecamatan Medan Sunggal bergabung dengan Medan Baru dan Medan Polonia.


(13)

4.1.2 Letak Geografi Desa Tanjung Gusta

Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal merupakan salah satu kecamatan yang berada dibawah wilayah kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 89,69 Km2 atau sekitar 8.969 Ha. Ditinjau dari topologi daerah Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal merupakan areal perladangan.Hal ini terlihat dari banyak tanaman ladang yang menghiasi hampir sebagian besar luas wilayah.Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal 33.601 jiwa.Jumlah tersebut terdiri dari komposisi laki-laki berjumlah 9.902 jiwa dan perempuan berjumlah 10.881 jiwa.Dari jumlah tersebut terlihat dominasi penduduk di desa Tanjung Gusta adalah perempuan.Hal ini disebabkan oleh banyaknya kaum lelaki yang bekerja merantau ke luar daerah.

Komposisi penduduk di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal berdasarkan kelompok penduduk yang sudah menikah dan yang belum menikah.Jumlah penduduk yang sudah menikah berjumlah 85%, sedangkan jumlah penduduk yang belum menikah berjumlah 15%. Penduduk di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan sebaian lagi bekerja sebagai buruh, TNI, PNS , pedagang, dan pengangguran.

Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal memiliki 6 dusun. Dusun-dusun tersebut adalah sebagai berikut :


(14)

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Desa Tanjung Gusta Berdasarkan Jenis Kelamin

DUSUN

K

K

Dewasa Anak-Anak

Lk Pr Lk Pr

Dusun I Dusun II-A Dusun II-B Dusun III Dusun IV-A Dusun IV-B Dusun IV-C Dusun IV-D Dusun V Dusun VI

750 832 807 281 330

283 341 526 170 178

910 1683 1638 781 802

325 621 627 221 136

1466 1756 1725 810 913

560 1120 1280 150 250

318 732 656 165 144

784 1432 1464 518 524

759 967 983 711 796

362 579 541 187 175

JUMLAH 6517 10063 10247 3394 4248 Sumber: Sekretaris Desa Tanjung Gusta tahun 2015

Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal terletak di Jl.Inpres No.8A dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Klambir Lima Kebun - Sebelah Timur berbatasan dengan : Kel. Tanjung Gusta/ Helvetia - Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Lalang/ Kel. Tanjung Gusta


(15)

- Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Purwodadi

Jarak Tempuh Desa Tanjung Gusta dari Ibu Kota Sumatera Utara yaitu Medan adalah sejauh 15 Km, diperlukan waktu kurang lebih 45 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat.Wilayah Desa Tanjung Gusta yang memiliki banyak penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani terdapat di Dusun III, hal tersebut dapat dilihat dari data di atas yang saya peroleh dari sekretaris Desa Tanjung Gusta.

Luas Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal adalah 438,70 H. Pemanfaatan tanah adalah sebagai berikut :

a. Perumahan dan pemukiman : 235,5 Ha

b. Sawah : 71 Ha

c. Lain-lain : 114,70 Ha

Berikut ini adalah jumlah mata pencaharian Desa Tanjung Gusta: Tabel 4.2

Mata Pencaharian Penduduk Desa Tanjung Gusta No Nama

Dusun

Petani TNI POLRI Buruh PNS Peg.Swasta

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dusun I Dusun II-A Dusun II-B Dusun III Dusun IV-A Dusun IV-B Dusun IV-C Dusun IV-D Dusun V Dusun VI 20 72 35 1194 1278 100 42 12 4 4 3 2 8 2 4 8 3 6 4 - 2 - 4 3 5 7 5 12 2 1 1612 503 2507 370 1735 1625 904 2819 719 614 10 12 20 11 234 50 71 41 10 10 522 635 746 35 1968 260 672 650 1375 835


(16)

Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Tanjung Gusta sebagai petani dan buruh.Hal ini disebabkan kondisi alam Desa Tanjung Gusta yang memang cocok untuk bertani dan terdapat banyak pabrik di Desa Tanjung Gusta.Sektor pertanian yang paling menonjol di daerah tersebut adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dan padi.Banyak hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah, Medan merupakan salah satunya.

4.1.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan terpenuhinya semua sarana dan prasarana seperti; pendidikan, kesehatan, ibadah dan komunikasi informasi maka masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat. Di Desa Tanjung Gusta sendiri menyediakan sarana dan prasarana ataupun fasilitas yang terdapat di Desa Tanjung Gusta tersebut, adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Tanjung Gusta adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Sarana Tempat Ibadah

No Jenis Sarana Jumlah Unit

1 2 3

Mesjid Mushollah

Gereja

7 - 7 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015


(17)

Dilihat dari sarana dan prasarana ibadah Desa Tanjung Gusta hanya memiliki dua jenis sarana dan prasarana ibadah yaitu Mesjid dan Gereja.Mesjid yang ada di Desa Tanjung Gusta tersebar di beberapa dusun. Sedangkan untuk Gereja ada sebanyak 7 unit diantaranya; Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), Gereja Bethany, Gereja Advent, Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI), Gereja Batak Pak-Pak, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan Gereja Katolik.

Tabel 4.4

Sarana dan Prasarana Pendidikan

No Sarana dan Prasarana Jumlah Unit

1 2 3 4

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/TK) Sekolah Dasar/Sederajat

Sekolah Menengah Pertama/ Sederajat Sekolah Menengah Atas/ Sederajat

2 4 3 2 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat selama hidupnya.Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya.Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula.Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Tanjung Gusta belum dapat dikatakan belum lengkap karena tidak adanya sarana pendidikan Perguruan Tinggi.


(18)

Tabel 4.5

Sarana dan Prasaran Kesehatan

No Sarana Kesehatan Jumlah Unit Jumlah Tenaga Medis 1

2 3 4

Pustu

Praktek Dokter Toko Obat Berizin Posyandu

1 - 1 10

- 2 - 5 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015

Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi masyarakat. Adapun sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa Tanjung Gusta ialah Posyandu sebanyak 10 unit dimana setiap posyandu memiliki kader sebanyak 5 orang dan Puskesmas Pembantu sebanyak satu unit.

- Sarana dan Prasarana Perkonomian

Prasarana dan sarana yang mendukung/mendorong kegiatan perekonomian di Desa Tanjung Gusta, antara lain sarana dan prasarana infrastruktur yang menghubungkan di pusat-pusat kegiatan perekonomian sudah cukup baik dan lancar, dengan kondisi jalan yang sudah diperkeras. Selain infrastruktur yang mendukung jalannya perekonomian di Desa Tanjung Gusta, masyrakat setempat juga bisa melakukan simpan panjam di Koperasi Simpan Pinjam Kaum Ibu Al-Ikhlas, pengurus koperasi didominasi oleh ibu-ibu di Desa Tanjung Gusta.


(19)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Profil Informan dan Temuan Data 1.1. Informan Kunci

Informan yang merupakan Isteri/Ibu yang bekerja sebagai buruh tani di Desa Tanjung Gusta dan merupakan ibu rumah tangga.

1. Nama : Kaliem Umur : 50 tahun

Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 34

Informan adalah seorang perempuang yang telah berkeluarga, pendidikan terakhirnya hanya sampai kepada tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP).Ia memiliki seorang suami dan lima orang anak. Beliau merupakan penduduk asli masyarakat Desa Tanjung Gusta.Suami Ibu Kaliem bernama Pak Salidjo.Ibu Kaliem dan suaminya tinggal dirumah kontrakan yang sederhana. Ibu Kaliem bekerja sebagai buruh tani selama 30 tahun semenjak dirinya menikah dengan sang suami dan sampai sekarang Ibu Kaliem masih bekerja di lahan pertanian masyarakat Tanjung Gusta untuk membantu suami dalam menopang perekonomian keluarga. Suami Ibu Kaliem mempunyai ladang yang ukurannya 1 (satu) rantai (20m x 20m), ladang tersebut ditanami sayur-sayuran. Akan tetapi penghasilan Pak Salidjo dari hasil ladang tersebut belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan keluarga, sehinggan Ibu Kaliem pertama kali memutuskan untuk bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat setempat agar membantu suaminya sebagai kepala keluarga untuk mecari nafkah.


(20)

“ Saya bekerja sebagai buruh tani setiap harinya untuk membantu suami saya dalam memenuhi berbagai kebutuhan keluarga yang semakin hari- semakin bertambah saja. Kalau hanya mengharapakan penghasilan suami saya, semua kebutuhan keluarga saya tidak akan terpenuhi.”(wawancara dengan Ibu Kaliem di rumah Ibu Kaliem ,pada 20 September 2016).

Waktu bekerja Ibu Kaliem sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta selama tujuh hari berturut-turut yaitu dari hari senin sampai dengan hari minggu dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Setiap harinya Ibu Kaliem memanfaatkan waktunya untuk bekerja selama tujuh hari, jika tidak ada panggilan bekerja maupun ada halangan seperti dirinya sakit, mengurus suami sakit, mengurus anak sakit, menghadiri pesta dan lain sebagainya, Ibu Kaliem tidak akan bekerja. Pekerjaan yng dilakukan oleh Ibu Kaliem di lahan pertanian masyarakat memerlukan fisik, tenaga yang sangat kuat agar Ibu Kaliem mampu melakukan tugan dan pekerjaannya sebagai buruh tani setiap harinya.Biasanya Ibu Kaliem melakukan pekerjaan sesuai dengan permintaan dari pemilik lahan seperti memanen kol, memanen kentang, memanen sayur-sayuran, membersihkan lahan pertanian yang baru selesai panen, memberi pupuk tanaman dsb. Pekerjaan yang dilakukan oleh Ibu Kaliem sama dengan pekejaan yang dilakukan oleh buruh tani pria, baik itu pekerjaan yang biasa seperti mencabut rumput maupun pekerjaan berat sepeti mengangkat hasil panen.

Rutinitas Ibu Kaliem sehari-hari selain menjadi buruh tani di lahan pertanian masyarkat setempat, Ibu Kaliem juga harus melaksanakan peran utamanya sebagai isteri dan ibu rumah tangga yang melaksanakan seluruh pekerjaan rumah tangganya, baik mengurus kebutuhan suami, merawat kebersihan rumah,


(21)

memasak, mencuci pakaian, belanja kebutuhan dapur dan sebagainya. Setiap harinya ibu Kaliem bangun pagi pukul 05.00 WIB, sebelum Ibu Kaliem memulai aktifitasnya, tidak lupa ibu Kaliem melaksanakan sholat subuh. Kemudian ibu Kaliem melakukan pekerjaan rumah tangganya yaitu, membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk keluarga.Setelah menyelesaika pekerjaan domestiknya, ibu Kaliem bergegas untuk pergi ke ladang untuk bekerja.

“Setiap harinya saya bangun tidur jam 5 pagi, sebelum saya melakukan seluruh aktifitas, saya melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu. Setelah itu saya baru mengerjakan pekerjaan rumahtangga, seperti membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk keluarga. Setelah semua pekerjaan rumah saya selesai, saya bergegas pergi ke ladang untuk bekerja,biasanya jam 9 pagi saya sudah pergi ke ladang. Kemudian jam 11 pagi saya kembali ke rumah untuk istirahat dan makan siang, Kemudian jam 2 siang saya kembali lagi ke ladang untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Jam 5 sore biasanya saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan saya, kemudian saya pulang ke rumah. Setelah itu, saya tidak ada melakukan aktifitas lagi, hanya berisitirahat”.( Wawancara dengan Ibu Kaliem di rumah Ibu Kaliem, pada 20 September 2016)

Penghasilan yang diperoleh Ibu Kaliem setiap harinya sebesar RP. 60.000. Uang tersebut dipergunakan Ibu Kaliem untuk biaya sehari-hari seperti kebutuhan untuk makan dan biaya sekolah anaknya. Mengenai anak-anak Ibu Kaliem, anak pertamanya seorang laki-laki yang berumur 27 tahun dan sudah berkeluarga yang saat ini tinggal tidak jauh dari rumah Ibu Kaliem, dan bekerja sebagai buruh pabrik di desa Tanjung Gusta. Anak kedua dan ketiga adalah seorang perempuan yang sudah menikah dan mempunyai anak, mereka juga tinggal tidak jauh dari


(22)

rumah Ibu Kaliem.Anak keempat adalah seorang laki-laki yang saat ini masih tinggal bersama dirumah Ibu Kaliem, ia juga ikut membantu ayahnya bekerja di ladang mereka.Anak kelima Ibu Kaliem adalah seorang perempuan yang sekarang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), kelas 2 SMA.Penghasilan yang diperoleh ibu Kaliem di tabung untuk membayar uang sekolah anaknya setiap bulan.Selain itu penghasilan yang diperolehnya disimpan untuk biaya suaminya yang sekarang sudah sakit-sakitan.Jadi, setiap hari Sabtu ibu Kaliem menemani suaminya untuk melakukan terapi kesehatan di daerah Kampung Lalang.

Sebagai manusia yang beragama, Ibu Kaliem pun tidak lupa selalu menyempatkan diri untuk beribadah, yakni menjalankan sholat lima waktu dan mengikuti kegiatan pengajian ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal Ibu Kaliem, pengajian tersebut dilaksanakan setiap Jumat siang. Ibu Kaliem dikenal sebagai pribadi yang ramah dan santuk oleh masyarakat sekitar.Hubungannya dengan tetangga juga tejalin harmonis. Dengan beban ganda yang dipikul Ibu Kaliem saat ini, beliau tidak merasa keberatan karena baginya itu merupakan sebuah tanggung jawabnya sebagai seorang istri untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan Ibu Kaliem ikhlas membantu mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh tani, itu dilakukan Ibu Kalien untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

2. Nama : Minah Umur : 47 Tahun


(23)

Informan adalah seorang perempuan yang telah berkeluarga, pendidikan terakhir yang dirasakan Ibu Minah adalah Sekolah Menengah Pertama, dia tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan orang tuanya tidak mempunyai biaya yang cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya. Ibu Misnah memiliki seorang suami dan 3 orang anak, dimana anak pertamanya laki berumur 23 tahun dan bekerja menjadi buruh pabrik.Anak keduanya laki-laki berumur 20 tahun, dan anak ketiganya perempuan berumur 17 tahun dan masih bersekolah di SMA Negeri yang ada di Tanjung Gusta.Suami Ibu Minah bernama Pak Tarmiji, Pak Tarmiji saat ini bekerja sebagai buruh bangunan.Saat ini, Ibu Minah dan keluarganya tinggal dirumah kontrakan yang sederhana di dekat lahan pertanian tempat Ibu Minah bekerja sebagai buruh tani.

Ibu Misah bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta selama 10 tahun semenjak suaminya pindah ke desa Tanjung Gusta untuk mencari pekerjaan.Suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara baik setiap harinya.Ibu Minah bekerja setiap harinya tergantung ada tidaknya panggilan dari pemilik lahan untuk menyewa jasanya dalam mengelola lahan pertanian mereka.Jika banyak panggialn bekerja, maka dari hari senin sampai minggu Ibu Misnah bekerja di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.

“Saya ikut pindah dengan suami ke Tanjung Gusta dikarenakan suami saya ingin mencari pekerjaan disini.Sebelum disini, kami tinggal di daerah Tembung.Ya, karena suami saya hanya bekerja sebagai buruh bangunan, penghasilan yang diperoleh suami saya tidak mampu untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga.Untuk biaya makan saja saya dan keluarga kesusahan.Buruh bangunan


(24)

merupakan pekerjaan utama suami saya namun tidak setiap hari suami saya bekerja.Hal ini dikarenakan buruh bangunan merupakan pekerjaan musiman tergantug ada tidaknya proyek bangunan.Kalau saya tidak turut membantu suami saya bekerja, maka anak-anak saya tidak bisa bersekolah untuk meraih cita-cita mereka”.(Wawancara dengan Ibu Minah, pada 20 September 2016).

Setiap kali Ibu Minah dipanggil untuk bekerja di lahan pertanian milik masyarakat desa Tanjung Gusta, Ibu Minah diupah sebesar Rp. 60.000.Uang yang diperoleh Ibu Minah dari hasilnya bekerja dipakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti belanja untuk makanan sehari-hari dan disisihkan untuk membayar uang sekolah anaknya setiap bulan. Sebagian dari penghasilan yang diperolah Ibu Misnah dipergunakan juga untuk modal membuat makanan seperti kue dan kerupuk yang nantinya akan dijual oleh anaknya perempuan disekolah.Uang hasil jualan kue di sekolah anaknya tersebut disimpan oleh Ibu Minah untuk membayar uang sekolah anaknya dan untuk tabungan keluarganya. Selama 10 tahun Ibu Minah bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta, membuat kebutuhan rumah tangga yang dulunya serba kekurangan sekarang ini dapat terpenuhi dengan baik.Ditambah lagi ketiga anaknya dapat bersekolah di sekolah yang baik, meskipun dua anaknya hanya sampai lulusan SMA, bagi Ibu Minah itu merupakan motivasi dalam Ibu Minah bekerja.Ibu Minah juga berharap dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih baik.

Sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta membuat Ibu Minah harus tetap memiliki fisik yang kuat untuk melakukan pekerjaanya di ladang.Pekerjaan yang setiap harinya dikerjakan Ibu Minah di


(25)

ladang adalah membersihkan lahan pertanian, menanam tanaman yang telah disediakan dan memanen hasil pertanian. Semua pekerjaan yang dilakukan Ibu Minah tergantung kepada pekerjaan apa yang di perintahkan oleh pemilik lahan pertanian dan dibutuhkan di lahan pertanian tersebut. Biasanya sebelum Ibu Minah berangkat bekerja sebagai buruh tani, Ibu Minah harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangganya di dalam keluarga, baik dalam hal melayani suami, membersihkan rumah, membesarkan dan merawat anak-anak, menyiapkan makanan untuk keluarga, mencuci pakaian, berbelanja ke pasar dan lain sebagainya. Setiap harinya, Ibu Minah harus bangun pukul 05.00 WIB.Tidak lupa sebelum melakukan rutinitasnya sehari-hari Ibu Minah melaksanakan sholat terlebih dahulu. Setelah itu , Ibu Minah memulai aktifitas kerumahtanggannya, seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah dan menyiapkan keperluan suaminya untuk pergi bekerja sebagai buruh bangunan. Hal ini dilakukan agar pekerjaan rumah tangganya dapat terselesaikan dengan baik sebelum berangkat bekerja.

Sepulang bekerja dan menyelesaikan pekerjaanya sebagai buruh tani, Ibu yani tetap menjalankan peran dan tugasnya sebagai ibu dan isteri yang baik.Kewajibannya sebagai ibu rumah tangga tetap dilaksanakan walaupun sebagian pekerjaan rumah tangganya sudah dibantu oleh ketiga anaknya.Pekerjaan yan dibantu oleh anak-anaknya seperti mencuci piring, membersihkan rumah, menyapu halaman, menyetrika ataupun membersihkan kamar mandi.Biasanya memasak merupakan pekerjaan yang tetap dilakukan oleh Ibu Minah sebelum dan sepulang dari bekerja.Ibu Minah selesai bekerja dari ladang biasanya pukul 16.00 WIB. Setelah menyelesaika pekerjaan rumah tangganya, malam hari sebelum Ibu


(26)

Minah beristirahat, Ibu Minah memasak kue yang akan dijual oleh anaknya disekolah, Ibu Minah dibantu oleh anaknya memasak kue, setelah itu Ibu Misnah beristirahat.

Walaupun beban kerja yang diterima Ibu Minah lebih berat dibanding dengan beban kerja yang diterima oleh suami Ibu Yani, dia merasa ini merupakan pekerjaan yang harus dijalankan demi keluarganya.

“ Sangat berat bagi saya untuk menjalankan dua pekerjaan sekaligus, yakni saya harus menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga saya baik menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anak sampai kepada kebutuhan pribadi saya sendiri. Selain mengurusi kebutuhan rumah tangga saya, saya juga harus membantu suami saya mencari nafkah dengan saya bekerja sebagai buruh tani.Namun semua pekerjaan tersebut saya lakukan dengan tulus hanya untuk keluarga saya, asalkan anak-anak dapat bersekolah dan mencapai cita-cita yang lebih baik dibanding dengan orang tua mereka, saya sudah sangat senang untuk tetap berjuang dalam memperbaiki taraf hidup keluarga saya”.(Wawancara dengan Ibu Minah diumah Ibu Minah, pada 20 September 2016) .

3. Nama : Yusnah Umur : 32 Tahun

Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 30

Ibu Yusnah adalah perempuan yang sudah berumah tangga.Pendidikan terakir yang dienyam oleh Ibu Yusnah adalah Sekolah Menengah Pertama.Ibu Yusnah memiliki seorang suami yang bernama Pak Joko dan dua orang anak, kedua anaknya merupakan perempuan yang sudah mulai beranjak dewasa. Anak


(27)

Ibu Yusnah yang pertama berumur 16 tahun dan duduk dikelas 1 SMA Swasta yang terdapat di desa Tanjung Gusta, dan anak bungsunya sekarang berusia 9 tahun dan duduk di kelas III SD Negeri yang ada di Tanjung Gusta. Pekerjaan Suami Ibu Yusnah adalah sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.Ibu Yusnah sendiri bekerja sebagai buruh tani selama 15 tahun mengikuti pekerjaan suaminya untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

Setiap harinya mulai dari hari senin sampai hari miggu Ibu Yusnah selalu bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Ibu Yusnah dan suami selalu memanfaatkan waktu untuk bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang untuk masa depan anak-anak mereka kelak agar tidak merasakan hidup susah seperti orang tua mereka. Pukul 05.00 WIB Ibu Yusnah sudah bangun, dia mulai membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci pakaian dan mempersiapkan sarapan untuk keluarga.Tidak hanya sendiri saja, Ibu Yusnah dibantu oleh kedua anaknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.Sejak kecil anak anak Ibu Yusnah sudah di didik untuk hidup mandiri. Selesai mengerjakan pekerjaan rumah tangganya, Ibu Yusnah mempersiapkan dirinya dan suaminya untuk berangkat bekerja, Ibu Yusnah yang mempersiapkan barang-barang apa saja yang harus dibawa oleh dia dan suaminya ke ladang seperti: pisau, cangkul, ember, guni (karung bekas) dan lain sebagainya. Tidak lupa Ibu Yusnah juga membawa perlengkapan untuk melindungi dirinya dalam bekerja seperti topi agar terik matahari tidak mengengat kepalanya, sarung tangan agar mempermudah pekerjaan dan tidak memuat tangan rusak, bedak dingin yang dioleskan ke bagian muka agar kulit muka yang terkena sinar matahari tidak rusak, baju basahan


(28)

panjang tangan (baju bekerja), sepatu boot dan tidak lupa bekal makan siang mereka. Ibu Yusnah dan Pak Joko tidaik selalu bersama-sama bekerja, adakalanya mereka bekerja secara terpisah karena semua tergantung permintaan pemilik lahan pertanian.Atau mereka bekerja di ladang yang bebeda.

Saat ini Ibu Yusnah dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan yang sederhana di desa Tanjung Gusta.Ibu Yusnah merupakan penduduk asli desa Tanjung Gusta, Ibu Yusnah lahir dan besar di desa ini.Ibu Yusnah memulai pekerjaannya sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta sejak dia masih gadis/belum menikah.Hal itu dilakukannya karena kedua orang tuanya tidak mampu membiayai seluruh kebutuhan keluarga mereka, sehingga Ibu Yusnah harus turut membantu orang tuanya dengan bekerja di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.Setelah menikah, Ibu Yusnah tetap menjalankan pekerjaannya sebagai buruh tani. Jika ia berhenti dari pekerjaannya ini maka suaminya tidak akan mampu memenuhi segala kebutuhan keluarga.

Pekerjaan yang biasa dilakukan Ibu Yusnah di ladang adalah memanen hasil tanaman seperti tanaman kentang, lobak kol, sayur putih, tomat, jeruk, dan lain sebagainya. Yang paling sering dilakukan Ibu Yusnah adalah memanen sayur-sayuran. Alasan terbesar Ibu Yusnah ikut terju bekerja sebagai buruh tani dikarenakan kebutuhan keluarga yang harus terpenuhi dan yang terutama untuk pendidikan anak-anak mereka, jika hanya mengharapakan penghasilan suami Ibu Yusnah maka banyak kebutuhan kelurga yang tidak terpenuhi.

“Kalau sampai saat ini saya hanya mengharapkan pendapatan/penghasilan suami saya setiap harinya, manalah cukup untuk


(29)

memenuhi segala kebutuhan keluarga saya sehari-hari.Biaya untuk makan saja mungkin kami tidak sanggup, biaya anak-anak sekolah juga tidak mungkin ada.Bisa- bisa anak-anak saya tidak dapat merasakan pendidikan yang lebih tinggi lagi dibanding kami orang tuanya.Ditambah lagi saya dan suami setiap bulannya wajib mengirim uang kepada orang tua dikampung.Maklumlah, orang tua sudah tua dan tidak sanggup lagi bekerja.Bersyukur dengan ikutnya saya membantu suami dalam menopang perekonomian keluarga membuat kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dengan baik, anak-anak bersekolah, dan saya dengan suami juga bisa menabung sebagian dari hasil keringat kami.”(Wawancara dengan Ibu Yusnah di rumah Ibu Yusnah, pada 20 September 2016).

Tidak hanya bekerja sebagi buruh tani di lahan pertanian masyarakat Desa Tanjung Gusta saja Ibu Yusnah bekerja, sayur-sayuran seperti daun singkong dan jipang dimanfaatkan oleh Ibu Ayu untuk dijual kepasar. Biasanya pemilik lahan pertanian tersebut mengijinkan Ibu Yusnah untuk mengambil tanaman tersebut di ladang mereka.Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Ibu Yusnah, setiap sorenya dia memetik sayuran tersebut, mengikat sesuai dengan harga jual dan mengantarnya ke pasar untuk dijual.Walaupun hasilnya tidak banyak, tetapi hasilnya ditabung sedikit demi sedikit. Pendapatan yang diperoleh Ibu Yusnah setiap minggunya adalah kurang lebih Rp. 360.000 per minggunya sama seperti buruh lainnya. Karena upah yang diterima buruh tani setiap bekerja sehari adalah Rp. 60.000/ hari. Dari penghasilan yang diterima Ibu Yusnah setiap harinya, iapergunakan untuk membeli kebutuhan dapur, uang jajan sekolah anak-anak dan untuk ditabung. Kalau masalah makan sehari-hari, Ibu Yusnah dapat menghemat


(30)

karena sayuran yang dimasak dapat diperoleh dari ladang tempat ia bekerja. Pemilik lahan sendiri mengijinkan agar Ibu Yusnah mengambil sedikit sayuran yang ada di lahan pertanian.

Meskipun Ibu Yusnah ikut terjun mencari nafkah untuk keluarga dan tetap melaksankan pekerjaannya menjadi ibu rumah tangga, Ibu Yusnah tidak pernah merasa keberatan untuk menjalan dua peran tersebut.Ibu Yusnah tidak pernah melalaikan pekerjaan rumah tangganya walaupun Ibu Yusnah ikut bekerja sebagai buruh tani, karena menurut Ibu Yusnah itu merupakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang isteri dan ibu rumah tangga. Ibu Yusnah harus tetap menjalankan tugasnya sebaik-baiknya karena tugas utama perempuan adalah menjadi ibu rumah tangga yang baik dan tau apa yang harus dibutuhkan oleh suami dan anak-anaknya.

“Tidak pernah ada rasa keberatan di hati saya untuk menjalankan dua beban sekaligus. Walaupun terasa capek harus menjalankan keduanya, saya tetap bahagia karena dengan bekerja saya mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak saya. Kalau saya capek, saya selalu ingat keluarga saya. Kalau saya tidak ikut bekerja membantu suami, apa yang akan saya berikan untuk keluarga saya? Makan apa anak-anak saya? Itulah sebabnya saya tidak pernah merasa terbebani , dibawa santai saja. Kalau mengeluh tidak akan menghasilkan apa-apa buat saya dan keluarga. Apalagi anak-anak saya mau membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, itu juga dapat mengurangi sedikit beban saya.Apa yang dapat mereka kerjakan saya suruh untuk dikerjakan tanpa ada paksaan apa pun. Karena sejak kecil


(31)

anak-anak saya sudah saya ajarkan hidup mandiri.”(Wawancara dengan Ibu Yusnah di rumah Ibu Yusnah, pada 20 September 2016).

1.2. Informan Biasa

Informan yang merupakan suami dari buruh tani perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

1. Nama : Salidjo Umur : 59 Tahun

Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 34

Pak Salidjo nama suami dari Ibu Kaliem, Pendidikan terakir Pak Salidjo adalah Sekolah Dasar (SD). Pak Joko memiliki ladang berukuran 1 (satu) rantai yang ia tanami dengan sayur-sayuran. Lahan pertanian yang ia miliki tersebut merupakan pemberian dari orang tuanya dahulu. Dari hari senin sampai dengan hari minggu Pak Salidjo bekerja untuk mengelola lahan pertanian miliknya tersebut. Pekerjaan yang biasa Pak Salidjo lakukan adalah menggarap lahan pertanian yang nantinya akan ditanami dengan tanaman baru, pemupukan, penyemprotan/pemberian pestisida agar terhindar dari hama, memanen hasil pertanian dan lain sebagainya.

Setiap hari, Pak Salidjo bekerja dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.Sebelum berangkat bekerja Pak Salidjo selalu menikmati hidangan yang disediakan oleh isterinya setiap hari. Selesai sarapan, Pak Salidjo akan mempersiapkan semua perlengkapan yang akan dibawanya untuk bekerja. Perlengkapan yang selalu dibawa Pak Salidjo dalam bekerja adalah cangkul untuk


(32)

menggarap lahan, pisau panjang untuk memotong pohon, dan perlengkapan untuk melindungi tubuh Pak Salidjo saat bekerja seperti topi, baju panjang tangan agar terlindung dari sinar matahari, celana panjang, sarung tangan dan lain sebagainya. Hasil yang Pak Salidjo peroleh dari hasil pertanian miliknya sebesar Rp450.000 setiap minggunya.Penghasilan yang Pak Salidjo peroleh tidak terlalu besar dikarenakan ukuran lahan pertanian milik Pak Salidjo hanya 1 (satu) ranting.Namun saat ini, pendapatan Pak Salidjo sudah berkurang yaitu hanya Rp. 300.000 setiap minggunya. Semakin berkurangnya pendapatan Pak Salidjo disebabkan keadaan fisik Pak Salidjo sudah tidak seperti dulu lagi kuatnya, ditambah Pak Salidjo juga menderita penyakit tulang, dimana Pak Salidjo harus melakukan terapi setiap minggunya.

Kalau hanya mengandalkan pendapatan Pak Salidjo yang semakin sedikit, Pak Salidjo dan Ibu Kaliem tidak mungkin bertahan hidup.Oleh sebab itu Ibu Kaliem turut membantu Pak Salidjo mencari nafkah tambahan untuk keluarganya. Sebenarnya Pak Salidjo tidak pernah melarang isterinya untuk bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta, kalau Pak Salidjo melarang isterinya bekerja maka kebutuhan keluarga mereka tidak dapat terpenuhi dengan baik.

“Saya tida pernah melarang isteri saya untuk bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat tempata kami tinggal saat ini, dengan ikut campurnya isteri saya menopang perekonomian keluarga kami maka penghasilan keluarga kami semakin bertambah.Apalagi belakangan ini saya sudah jarang bekerja, paling kuat saya bekerja hanya 5 kali


(33)

seminggu. Mau bagaimana lagi,fisik saya semakin lemah karena faktor usia juga. Saat ini saya juga lebih sering sakit-sakitan, isteri saya tidak tega membiarkan saya memaksakan diri saya untuk bekerja.”(Wawancara dengan Pak Salidjo di rumah Pak Salidjo pada 20 September 2016).

Sebagai kepala keluarga didalam rumah tangga, Pak Salidjo melihat bagaiman isterinya menjalakan peran isterinya sebagai ibu rumah tangga (sektor domestik) yang mengurus berbagai kebutuhan rumah tangga mulai dari memasak, membersihkan rumah, menyiapkan segala keperluan Pak Salidjo.Selain menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, Ibu Kaliem juga bekerja diluar rumah tangga (sektor publik) untuk membantu suaminya mencari nafkah.Sejauh ini Pak Salidjo melihat isterinya menjalankan kedua perannya dengan baik.Ibu Kaliem sebagai isteri tidak pernah melalaikan kewajibannya dan juga mampu menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Jika isteri bekerja, Pak Salidjo membantu Ibu Kaliem membersihkan rumah secara apa adanya. Hal ini dikarenakan Ibu Kaliem memiliki beban lebih berat dibanding dengan beban Pak Salidjo sehingga Pak Salidjo ingin membantu mengurangi beban isterinya dalm bekerja.Namun tidak banyak pekerjaan yang dilakukan oleh Pak Salidjo karena stamina Pak Salidjo yang tidak sepeti dulu lagi. Melihat kerja keras sang isteri dalam menopang perekonomian kelurga, Pak Salidjo sanggat bangga dengan kerja keras isterinya tersebut. Pak Salidjo mengatakan bahwa dengan ikut campurnya isterinya dalam membantu dirinya dalam bekerja membuat perekonomian lebih membaik.


(34)

“Kondisi perekonomian bapak semakin membaik karena isteri bapak mau membantu bapak bekerja.Lihatlah kondisi bapak saat ini, tidak sekuat dulu lagi.Kalau bapak paksakan untuk bekerja membuat kondisi fisik bapak semakin lemah.Bapak tidak sanggup lagi bekerja rutin setiap harinya seperti dulu lagi.Dulunya juga isteri saya sudah bekerja sebagai buruh tani tetapi tidak sesering sekarang ini, semenjak bapak sakit isteri bapak harus tiap hari bekerja.Selain memperoleh pendapatan dari isteri, bapak juga dibantu oleh anak-anak.Setiap bulan anak-anak mau member sedikit dari pendapatan mereka untuk membantu kami.”(Wawancara dengan Pak Salidjo di rumah Pak Salidjo, pada 20 September 2016). 2. Nama : Tarmiji

Umur : 50 Tahun

Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 27 Pak Tarmiji merupakan suami dari Ibu Minah .Pendidikan terakir yang dienyam Pak Tarmiji adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP).Pekerjaan Pak Tarmiji adalah buruh bangunan dan sejak todal melanjut ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi, Pak Tarmiji sudah melakoni pekerjaanya sebagai buruh bangunan.Dengan bekerja sebagai buruh bangunan Pak Tarmiji menafkahi keluarganya. Jika ada panggilan kerja dari mandor, Pak Tarmiji akan bekerja dan mendapatkan gaji dari hasil kerjanya. Jika tidak ada panggilan pekerjaan maka Pak Tarmiji tidak akan memiliki penghasilan. Pendapatan Pak Tarmiji setiap ada proyek bangunan tergantung pada besarnya proyek yang dijalankannya.Pendapatan Pak Tarmiji tidaklah mencukupi untuk


(35)

memenuhi berbagai kebutuhan keluarganya.Pak Tarmiji sendiri tidak pernah merasa keberatan kalau isterinya bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat Desa Tanjung Gusta. Isteri Pak Tarmiji sendiri tetap menjalankan perannya dengan baik , karena isterinya selalu berprinsip bahwa kewajiban sseorang isteri adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengatur urusan rumah tangga. Pak Tarmiji sendiri melihat bagaimana perjuangan isterinya yang menjalankan kedua perannya dengan sungguh-sungguh.Sebelum berangkar bekerja, isterinya selalu menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangganya seperti menyediakan sarapan untuk keluarga maupun membersihkan rumah.Setelah pulang dari bekerja, isteri Pak Tarmiji tetap harus menyelesaikan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga.

“ Saya tidak pernah keberatan kalau isteri saya harus bekerja sebagai buruh tani di ladang-ladang untuk menyambung kehidupan keluarga kami. Semua itu dilakukan isteri saya karena pendapatan saya yang tidak mencukupi untuk keluarga kami ini.Setiap harinya, uang keluar semakin meningkat saja, harga-harga sembako semakin mahal, kalau hanya saya sendiri yang bekerja mana mungkin kami bisa bertahan hidup.Walaupun isteri saya ikut membantu saya mencari nafkah, isteri saya tetap dapat menjalankan peran dan kewajibannya sebagai isteri dengan baik.Isteri saya selalu mengutamakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan mengurus saya dan anak-anak dengan baik.Saya juga selalu menekankan isteri saya untuk tetap menjaga kesehatannya karena beban pekerjaannya sangat berat, ditamabah lagi bekerja sebagai buruh tani membutuhkan


(36)

tenaga yang kuat untuk melakukan semua pekerjaannya.”(Wawancara dengan Pak Tarmiji dirumah Pak Tarmiji pada 20 September 2016).

Sebagai suami, Pak Tarmiji mendukung apa yang menjadi pilihan isterinya yaitu memilih untuk bekerja sebagai buruh tani demi menopang perekonomian keluarga. Walaupun isterinya bekerja sebagai buruh tani, isterinya tetap menjalankan semua pekerjaan rumah tangganya.Namun Pak Tarmiji menekankan kalau isterinya harus selalu menjalankan peran isterinya sebagai ibu rumah tangga dengan baik.Dalam hal pembagian pekerjaan dalam rumah tangga, Pak Tarmiji tidak membantu isterinya untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga mereka.Pak Tarmiji biasanya membantu isterinya dalam mengurus anak-anak.Pak Tarmiji mengatakan bahwa tugas isteri itu adalah sebagai isteri dan ibu rumah tangga yang baik terhadap keluarga.Jadi, semua pekerjaan tersebut harus dijalankan isterinya dengan baik.Pak Tarmiji tidak mau kalau isterinya bekerja untuk membantunya dalam menopang perekonomian keluarga namun tidak menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik.Tapi kenyataannya, isteri Pak Tarmiji selalu menjalankan peran ibu rumah tangganya dengan baik, Ibu Minah tidak pernah melalaikan pekerjaan rumah tangganya.

Saat ini, perekonomian keluarga Pak Tarmiji semakin memabaik dikarenakan isteri Pak Tarmiji yang membantu untuk mencari nafkah untuk keluarga. Selaain untuk kebutuhan sehar-hari keluarga, Pak Tarmiji dan isterinya sudah dapat menyekolahkan anak-anak mereka, menabung untuk masa depan dan lain sebagainya. Sebagai kepala keluarga, Pak Tarmiji bangga melihat kerja keras isteriya dalam membantunya untuk memperbaik perekonomian keluarga


(37)

mereka.Hasil kerja keras sang isteri inilah membuat segala kebutuhan keluarga dapat terpenuhi.

“Perekonomian keluarga saya sangat terbantu karena isteri saya ikut membantu sya bekerja untuk mencari uang.Isteri saya berjuang keras bekerja sebagai buruh tani di ladang-ladang masyarakat disini.Semua pekerjaan dilakukan oleh isteri saya hanya untuk membantu saya dalam memenuhi kebutuhan keluarga kami. Selain itu, dengan ikut bekerja menopang perekonomian keluarga , anak-anak kami juga dapat bersekolah. Sebeleum bekerja di ladang , isteri saya harus menyelesaikan pekerjaa rumah tangga seprti muncuci pakaian, memasak dan membereskan rumah. Sepulang dari bekerja isteri saya harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya.Hal ini harus dilakukan oleh isteri saya karena saya selalu menekankan pada isteri saya kalau pun sudah membantu saya dalam bekerja, namun kewajibang dia sebagai isteri harus tetap jadi yang utama.”(Wawancara dengan Pak Tarmiji di rumah Pak Tarmiji, pada 20 September 2016).

3. Nama : Joko Umur : 36 Tahun

Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 32

Pak Joko merupakan suami dari Ibu Yusnah yang sudah memiliki dua orang anak. Saat ini Pak Joko bekerja sebagai buruh tani sama seperti isterinya Ibu Yusnah. Pak Joko bekerja di lahan pertanian masyarakat Desa Tanjung Gusta selama 15 tahun.Sudah sangat sering Pak Joko pindah-pindah tempat bekerja, dari pemilik lahan yang satu ke pemilik lahan lainnya. Pak Joko juga pernah bekerja


(38)

sebagai buruh bangunan dan buruh pabrik sebelum menjadi buruh tani, akan tetapi Pak Joko memutuskan menjadi buruh tani karena keluarga Pak Joko yang juga berasal dari keluarga petani sehingga Pak Joko lebih mahir atau terbiasa dalam urusan bertani. Pak Joko biasaya bekerja dari hari senin sampai dengan hari minggu.Jika tidak ada panggilan kerja, maka Pak Joko memanfaatkan waktunya untuk berjualan mie keliling dengan menggunakan sepeda motor. Mie itu sendiri diolah oleh sang isteri dari hasil penjualan tersebut dapat menambah pemasukan bagi keluarga mereka.

Penghasilan yang diperoleh Pak Joko setiap minggunya dari bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta adalah kurang lebih sebesar Rp. 320.000 . Dari penghasilan yang diperoleh Pak Joko sebagian besar penghasilan tersebut diberikan kepada sang isteri untuk dikelola sang isteri untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga. Biasanya, Rp. 100.000 uang dari penghasilan dipergunakan untuk dirinya sendiri.Dengan memperoleh pendapatan sebesar itu, Pak Joko belum mampu memenuhi segala kebutuhan keluarganya.Kebutuhan keluarganya yang banyak ditambah kedua anaknya yang masih bersekolah.Karena kurangnya penghasilan suami, isteri Pak Joko yaitu Ibu Yusnah harus bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Hal ini dilakukan karena sang isteri ingin membantu dirinya untuk menopang segala kebutuhan keluarga.

Pak Joko sendiri tidak keberatan jika sang isteri harus bekerja sebagai buruh tani untuk membantunya mencari nafkah. Pak Joko sendiri takut kalau isterinya ikut membantunya bekerja memnuhi segala kebutuhan keluarga, nantinya Ibu Yusnah tidak dapat menjalankan kedua perannya dengan baik yaitu


(39)

peran sebagai ibu rumah tangga dan peran sebagai buruh tani. Ternyata setelah bekerja sebagai buruh tani, sang isteri tetap dapat menjalankan kedua perannya dengan baik. Sebelum dan sesudah bekerja, isterinya selalu mengerjakan tugas sebagai ibu rumah tangga.Segala pekerjaan tersebut dilakuka dengan dibantu oleh kedua anak mereka.

“Saat isteri saya memutuskan untuk membantu saya bekerja untuk mencari nafkah, saya langsung mendukung keputusan isteri saya tersebut dengan syarat dia harus bekerja sebagai buruh tani sama seperti saya dan isteri saya juga harus mampu menjalankan kedua perannya dengan baik, peran sebagai ibu rumah tangga yang menyediakan semua kebutuhan saya dan anak-anak dan juga perannya sebagai isteri yang membantu saya untuk mencari nafkah dalam memenuhi kebutuha keluarga.”(Wawancara dengan Pak Joko di rumah Pak Joko pada 20 September 2016).

Pak Joko dan isteri yang bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat mengaku bahwa pendapatan mereka bekerja sebagai buruh tani sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarga hal tersebut dikarenakan isteri ikut membantunya menopang perekonomian keluarga mereka. Kalau hanya mengandalkan pendapata Pak Joko seorang maka segala kebutuhan keluarga tidak akan terpenuhi dengan baik. Oleh sebab itu Pak Joko memberikan kesempatan kepada sang isteri untuk membantunya bekerja dalam memenuhi segala kebutuhan perekonomian keluarga mereka.


(40)

“Melihat isteri saya membantu saya bekerja saya sangat senang, karena isteri saya bekerja untuk membantu saya dalam mencari uang untuk kebutuhan keluarga terutama untuk masa depan anak-anak kami. Setelah 15 tahun bekerja sebagai buruh tani di ladang masyarakat desa Tanjung Gusta , isteri saya sudah mampu memperbaiki perekonomian keluarga kami sehingga segala kebutuhan keluarga saya dapat terpenuhi. Dan kami juga dapat menyekolahkan anak-anak kami, kami juga memiliki tabungan untuk masa depan anak-anak kami, terutama untuk pendidikan mereka.” (Wawancara dengan Pak Joko di rumah Pak Joko pada 20 September 2016).

5.2.Interpretasi Data Penelitian

5.2.1. Keputusan Perempuan untuk Bekerja di Sektor Publik

Di dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa selain menjadi seorang isteri dan ibu bagi anak-anaknya, seorang isteri juga harus bekerja diluar rumah tangga mereka (publik) sebagai buruh tani di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal.Setiap hari senin sampai dengan minggu berturut-turut perempuan buruh tani bekerja dalam ranka memenuhi kebutuhan keluarga mereka.Jika pemilik lahan tidak meminta mereka untuk bekerja, disaat itulah para buruh tani perempuan tidak bekerja.Biasanya mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk berkumpul dengan keluarga.Waktu berlibur dengan keluarga sangat jarnag mereka lakukan, yang dipikirkan mereka hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin meningkat.


(41)

Pekerjaan yang dilakukan informan perempuan tersebut membutuhkan fisik dan tenaga yang kuat untuk dapat melaksanakan pekerjaan mereka sebagai buruh tani perempuan di lahan pertanian masyarakat.Dari hasil mereka bekerja dari hari senin sampai hari minggu, masing-masing informan memperoleh penghasilan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan buruh tani perempuan tersebut.

Adapun yang menjadi alasan yang membuat informan ikut terjun sebagai pekerja di sektor publik adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1

Alasan Informan Bekerja sebagai Buruh Tani di Lahan Pertanian Masyarakat Desa Tanjung Gusta

No Nama Alasan

1

2

Ibu Kaliem

Ibu Minah

Penghasilan suami yang setiap minggunya tidak mencukupi untulk membiayai berbagai kebutuhan keluarga, baik kebutuhan sandang, pangan maupun kebutuhan papan dan juga ingin menjadi perempuan yang mandiri dalam hal pemenuhan

kebutuhan keluarga dan ditambah lagi usia suami yang semakin renta dan sakit-sakitan yang membuat Ibu Kaliem harus

semakin giat mencari uang hal ini dikarenakan sang suami sudah jarang bekerja.

Penghasilan suami yang tidak memadai untuk mencukupi berbagai keperluan rumah tangga yang semakin mendesak.


(42)

3 Ibu Yusnah

Setelah menikah dengan suami dan mempunyai anak,

pengeluaran semakin bertambah, sehingga Ibu Yusnah harus turut membantu suami menopang perekonomian keluarga. Sumber: Data Lapangan

Berdasarkan tebel di atas, dapat dilihat bahwa informan tersebut merupakan golongan keluarga dari golongan berpendapatan menengah ke bawah.Alasan utama yang membuat perempuan harus terjun langsung ke dalam sektor publik adalah pendapatan suami setiap minggu maupun setiap bulannya tidak mencukupi untuk membiayai berbagai keperluan keluarga, pengeluaran keluarga yang semakin meningkat.Sebagai pencari nafkah tambahan di dalam keluarga, buruh tani perempuan juga tidak melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu bagi anak-anaknya. Sebelum maupun sesudah perempuan buruh tani melaksanakan pekerjaannya , perempuan di dalam rumah tangga melaksanakan berbagai aktifitas rumah tangga yang biasa dilakukan di ranah domestik. Adapu aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh informa dalam melaksanakan peran sebagai ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2 Rutinitas Informan

No Nama Keterangan

1 Ibu Kaliem Setiap pagi pukul 05.00 wib, Ibu Kaliem sudah bangun, kemudian menjalankan sholat subuh, setelah itu langsung ke dapur untuk mempersiapkan sarapan dan makan siang. Setelah selesai memasak untuk keluarga, Ibu Kaliem membersihkan rumah, mencuci piring, bila waktu masih


(43)

2 Ibu Minah

sempat Ibu Kaliem akan mencuci pakaian.

Sekitar pukul 09.00 wib Ibu Kaliem berangkat menuju ladang dimana ia bekerja. Sampai di ladang Ibu Kaliem langsung mengerjakan apa yang sudah diperintahakan oleh pemilik lahan. Setelah pukul 12.00 Ibu Kaliem pulang kerumah untuk beristirahat dan makan siang, ini dikarenakan jarak ladang dan rumah Ibu Kaliem yang tidak jauh maka Ibu Kaliem dapat beristirahat di rumahnya. Kemudian pukul 14.00 Ibu Kaliem kembali ke ladang dan menyelesaikan pekerjaannya, pukul 17.00 wib Ibu Kaliem pulang kerumah.

Setelah pulang bekerja dari ladang, Ibu Kaliem bergegas untuk menyiapkan makan malam keluarga, setelah selesai memasak Ibu Kaliem mandi dan menghidangkan makan malamuntuk keluarganya yang telah dipersiapakan tadi, mereka pun makan malam bersama.

Setelah selesai makan malam biasanya Ibu Kaliem dan keluarga berkumpul bersama, nonton bersama dan juga bercerita-cerita tentang kegiatan yang mereka lakukakan seharian.

Sekitar pukul 05.00 wib Ibu Minah sudah beranjak dari tempat tidur, melaksanakan sholat subuh, setelah itu membersihkan rumah, membersihkan kamar dengan dibantu oleh anakanya.


(44)

3 Ibu Yusnah

Setelah selesai membersihkan rumah, maka Ibu Minah langsung memasak sarapan untuk keluarga. Biasanya makanan yang dimasak tidak hanya untuk sarapan saja tetapi sekaligus untuk makan siang dan makan malam agar nantinya Ibu Minah tidak repot lagi memasak sepulang bekerja.

Pukul 09.00wib Ibu Minah berangkat menuju lahan pertanian tempat ia bekerja yang sudah ditentukan oleh pemilik lahan yang menyewa jasanya. Sebelum berangkat ia mepersiapkan peralatan yang akan dibawa untuk bekerja. Sesampainya di lahan pertanian, Ibu Minah langsung mengerjakan apa yang sudah diperintahkan oleh pemilik lahan.

Setelah semua pekerjaan di lahan pertanian selesai dilaksanakan maka Ibu Minah siap-siap untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah Ibu Minah tidak langsung mandi, melainkan pergi berbelanja ke pasar atau warung sekitar rumah untuk membeli keperluan dapur untuk besoknya diolah menjadi makanan keluarga.

Setelah itu, Ibu Minah mandi dan langsung makan malam. Di dalam keluarga Ibu Minag jarang dilakukan makan malam bersama. Biasanya makan malam dilakukan sendiri-sendiri. Setelah semua kegiatan selesai Ibu Minah beristirahat bersama dengan keluarganya


(45)

melaksanakan pekerjaan rumah tangganya IbuYusnah terlebih dahulu membangunkan suami dan anak-anaknya, kemudian mereka sholat bersama. Setelah itu Ibu Yusnah langsung bergegas menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Setelah selesai membuat sarapan, Ibu Yusnah mempersiapkan segala kebutuhan anak-anaknya untuk bersekolah. Sementara itu suaminya bersiap-siap untuk bekerja. Selesai mempersiapkan segala kebutuhan anak dan suaminya Ibu Yusnah melanjutkan membersihkan rumah dan mencuci piring.

Sekitar pukul 09.00 Ibu Yusnah menyiapkan segala kebutuhannya untuk dibawa ke ladang seperti cangkul, sarung tangan, keranjang tempat makan, pisau, topi, dan baju ganti untuk bekerja.

Sesampainya di ladang tempat ia bekerja, Ibu Yusnah langsung mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh pemilik lahan. Ibu Yusnah bekerja sampai jam 17.00 wib. Sepulang dari bekerja, Ibu Yusnah bergegas mempersiapkan makan malam untuk keluarganya. Selain itu suami dan anak-anaknya membantunya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Jika semua urusan pekerjaan rumah tangga telah selesai, maka Ibu Yusnah mandi dan beristirahat dengan keluarganya.


(46)

Sumber: Data Lapangan

Biasanya ketiga buruh tani tersebut bekerja dari hari senin sampai hari minggu, hanya sesekali saja mereka tidak bekerja jika tidak ada panggilan dari pemilik lahan.Ketiga informan ini bekerja sebagai buruh tani untuk membantu suami mereka menopang perekonomian keluarga, hal ini dilakukan ketiga informan karena penghasilan suami mereka yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti kebutuhan makan setiap harinya, biaya sekolah anak-anak dan kebutuhan lainnya.Selain sebagai pencari nafkah di dalam keluarga, ketiga informan ini tidak mengabaikan perannya sebagai ibu rumah tangga. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa, sebagia besar perempuan yang sudah berumah tangga dengan pendapat dibawah rata-rata, dan sudah mempunyai anak akan memberikan sumbangan ekonomi bagi keluaraga dengan bekerja mencari nafkah tambahan tanpa melupakan bahwa suami lah yang bekerja sebagai pencari nafkah utama.

5.2.2. Tanggapan Suami Mengenai Beban Ganda yang di Pikul Isteri

Saat melakukan wawancara dengan ketiga suami informan mengenai beban ganda yang dijalankan oleh isteri mereka,banyak pendapat maupun tanggapan yang di dapat daari suami informan di desa Tanjung Gusta.

Tabel 5.3

Tanggapan Suami Mengenai Beban Ganda yang di Pikul Isteri

No Nama Tanggapan

1 Pak Salidjo (suami Ibu

Pada awalnya Pak Salidjo keberatan jika isterinya harus bekerja sebagai buruh tani. Namun karena pendapatannya


(47)

2

Kaliem

Pak Tarmiji (suami Ibu Minah)

sebagai pencari nafkah utama tidak mencukupi segala kebutuhan keluarga yang membuat isterinya harus ikut bekerja sebagai buruh tani.

Sebelumnya, Pak Salidjo meragukan kemampuan isterinya yang harus bekerja sebagai buruh tani sekaligus melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Apalagi bekerja sebagai seorang buruh tani harus memiliki fisik dan stamina yang kuat. Tetapi melihat kerja keras dan kemampuan Ibu Kaliem dalam membantunya mencari nafkah tambahan, Pak Salidjo sangat bangga dan senang melihat usaha Ibu Kaliem . Selain itu, Ibu Kaliem juga tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu rumah tangga di dalam keluarganya.

Pak Salidjo merasa bahwa kondisi perekonomian keluarga mmingkat dan menjadi lebih baik ketika sang isteri ikut terjun bekerja di sektor publik.

Pak Tarmiji tidak pernah merasa keberatan jika isterina harus memikul beban sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala kebutuhannya dan juga sebagai buruh tani yang bekerja untuk keluarga.

Setiap harinya Pak Tarmiji melihat sang isteri selalu bangun cepat untuk mempersiapka segala kebutuhan keluaraga seperti memasak sarapan, membersihkan rumah, mencuci


(48)

3 Pak Joko (suami Ibu Yusnah)

pakaian dan tidak pernah mengeluh atas dua peran yang dikerjakannya.

Semua pekerjaan yang dilakukan oleh isteri Pak Tarmiji selalu dilaksanakan dengan baik, sehingga dengan keaktifan isterinya menjalankan dua peran sekaligus membuat

peningkatan perekonomian di dalam keluarga mereka.

Pak Joko tidak pernah merasa keberatan jika isterinya harus bekerja sebagai buruh tani selama Ibu Yusnah tidak melalaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Pak Joko merasa yakin dengan isterinya yang menjalankan dua peran didalam kehidupannya, yakni sebagai ibu rumah tangga dan sebagai buruh tani. Hal ini terlihat dari kerja keras Ibu Yusnah yang tidak pernah putus asa dalam menjalankan kedua perannya, isterinya selalu berusaha menjalankan semua pekerjaannya, walaupun perasaan capek menghampiri sang isteri namun Ibu Yusnah tidak pernah mengeluh.

Penghasilan keluarga mereka pun meningkat sejak ibu Yusnah bekerja sebagai buruh tani.

Sumber: Data Lapangan

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa informan yang merupakam suami dari perempuan buruh tani tersebut menyatakan bahawa dengan turut bekerjanya para isteri dalam menopang perekonomian keluarga membuat


(49)

perekonomian keluarga semakin meningkat.Walaupun sebagai pencari nafkah tambahan dalam membantu suami untuk menopang perekonomian keluarga, namun mereka melihat isteri mereka mengutamakan tanggung jawab mereka sebagai seorang ibu rumah tangga yang mengatur dan mengurusi berbagai kebutuhan keluarga. Dalam hal ini, para perempuan buruh tani harus mampu melaksanakan segala tugas dan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu bagi anak-anaknya dalam rumah tangga (domestik) seperti melayani suami, menyiapkan makanan untuk keluarga, membersihkan rumah dan lain sebagainya selain sebagai ibu rumah tangga perempuan buruh tani berperan mencari nafkah untuk keluarga. Hal ini dilakukan karena pendapatan suami mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5.2.3. Pengalokasian Penghasilan Buruh Tani Perempuan

Didalam penelitian ini, banyak cara yang dilakukan oleh perempuan buruh tani dalam mengalokasikan pendapatan mereka setiap minggunya dari hasil bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Pengalokasian pendapatana informan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.4

Cara Pengalokasian Pendapatan Buruh Tani Perempuan

No Nama Cara Pengalokasian Pendapatan

1 Ibu Kaliem Pendapatan Ibu Kaliem setiap minggunya dialokasikan untuk membeli perlengkapan rumah tangga seperti kebutuhan dapur,biaya mengontrak rumah dan biaya pengobatan suaminya.


(50)

2

3

Ibu Minah

Ibu Yusnah

Pendapatan yang diterimanya setiap hari maupun setiap minggunya digunakan untuk belanja kebutuhan dapur, untuk tabungan, membeli kebutuhan pribadi seperti bedak,

handbody dll

Pendapatan yang diterimanya sebagai buruh tani dialokasikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga seperti belanja dapur, uang sekolah anak, jajan anak-anak dan lain sebagainya Sumber: Data Lapangan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa informan yang bekerja sebagai buruh tani perempuan di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta dapat mengalokasikan pendapatan mereka dengan baik untuk berbagai kebutuhan keluarga.Dengan ikut sertanya perempuan untuk bekerja sebagai buruh tani membuat perekonomian keluarga semakin meningkat dan berbagai kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan baik.

5.2.4. Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga

Kegiatan istri di Desa Tanjung Gusta dalam peningkatan ekonomi banyak terkonsentrasi pada sektor informal. Mereka memiliki cara-cara dan terobosan yang sangat berarti dalam membantu suami untuk menunkang kelangsungan ekonomi keluarga mereka. Bias gender dalam kehidupan ekonomi sudah tampak kabur karena para isteri juga dituntut untuk ikut berperan dalam mencari


(51)

tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga mereka tidak hanya tinggal diam di rumah untuk menanti dan membelanjakan penghasilan suami mereka dari bertani, namun mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan mencari nafkah.

Penelitian ini juga menyoroti bagaimana terjadinya persoalan gender, yang mengarah kepada pemikiran bagaimana gender dipermasalahkan.Dalam kaitannya dengan masalah kesetaraan gender yang sedang disuarakan dapat diartikan bahwa dalam struktur masyarakat telah terjadi suatu kesalahan fungsi atau penyimpangan struktur kehidupan masyarakat, sebab selain perempuan atau isteri berperan di sektor domestik mereka juga mulai mengepakkan sayapnya ke sektor publik, mulai dari alasannya karena untuk membantu perekonomian keluarga, menambah pendapatan keluarga dan menjadikan pekerjaannya sebagai suatu hiburan. Teori ini memandang bahwa laki-laki dan perempuan merupakan bagian dari struktur nilai dalam kehidupan masyarakat.

Kesetaraan gender yang terjadi pada masyarakat Desa Tanjung Gusta dimana adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Adapun yang menjadi motivasi para buruh tani perempuan di Desa Tanjung Gusta untuk ikut terjun melakukan kegiatan ekonomi yaitu:

1.Dorongan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga 2.Memanfaatkan keterampilan yang ia miliki


(52)

3.Merasa bertanggung jawab terhadap keluarga

Partisipasi istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Tanjung Gusta diwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkungan rumah tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalan masyarakat.Peran istri dalam lingkungan rumah tangga meliputi kegiatan mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah sampai mengurus anak-anaknya.Pekerjaan ini tidak dihargai dengan nilai uang, tetapi besar pengaruhnya terhadapa pencapaian keseahteraan keluarga.Kegiatan ini mereka lakukan sebelum melakukan aktifitas diluar rumahnya, walaupun kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga, namun kegiatan istri masih memilik porsi yang cukup tinggi.Sebelum melakukan aktifitas dalam bidang ekonomi, istri telah menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya, maka tidak aneh jika seorang ibu bangun tidur lebih awal dari suaminya.

Idealnya seorang suami yang bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk juga dalam memasok pendapatan keluarga karena ia berstatus kepala keluarga. Namun, pada kenyataannya para isteri dan anggota keluarga lainnya juga ikut membantu tentunya sesuai dengan kemampuan masing-masing.Seorang isteri ikut membantu meningkatkan pendapatan keluarga mendapat dukungan dari para suami sebab disamping pekerjaan ini tidak menggangu tugas sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai upaya istri untuk mendapatkan nafkah tambahan karena dari para suami menyadari ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dikarenakan penghasilan mereka yang kecil.


(53)

Penelitian ini menunjukkan bahwa ini merupakan wujud dari peran ganda perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga khususnya isteri buruh tani, dimana baik laki maupun perempuan tidak ada pembatasan peran bahwa laki-laki ditempatkan di sektor publik sedangkan perempuan di sektor domestik.Bentuk partisipasi para isteri di Desa Tanjung Gusta untuk memperoleh nafkah tambahan adalah dengan menjadi buruh tani dan berdagang.Bagi para istri buruh tanitersebut dalam mengelola keuangannya terdapat tiga hal yang harusdiperhatikan oleh mereka. Ketiga hal tersebut adalah:

1. Pengadaan uang bagi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk didalamnya kebutuhan makan, pakaian, biaya sekolah anak dankebutuhan tidak terduga seperti sakit dan lainnya. Kebutuhan inimutlak harus dipikirkan pengadaannya oleh para istri buruh tani.

2. Pengadaan uang untuk pengadaan dan perbaikan alat , serta biayapengadaan dan perbaikan bagi buruh tani yang memilikinya untukmenunjang kegiatan di sawah.

3. Pengadaan uang bagi kepentingan kehidupan bermasyarakat,termasuk di dalamnya adalah pengadaan uang bagi kepentinganmenyumbang bila ada hajatan, baik yang dilakukan sendiri ataupunhajatan yang diadakan oleh kerabat maupun tetangga.

b. Konsep yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara mengdeferensiasi antara laki-laki dan perempuan masih sangat kental terlihatpada masyarakat Desa Tanjung Gusta . Kentalnya konsep deferensiasi ini diakibatkanoleh pola berfikir yang cenderung tradisional. Sebagai seorang


(54)

pemangkuturunan perempuan harus mengikuti dan menghormati para suami yangmerupakan pangkal turunan.

Konsep yang dikemukakan oleh Ki HajarDewantara tersebut di dalam kehidupan nyata menghasilkan posisiasimetris, dimana satu pihak mendominasi pihak lainnya walaupun tidaksecara absolut.Dominasi ini terlihat pada pembagian kerja yang tidakseimbang di dalam keluarga.Kaum pria seolah-olah terbebas dari seluruhkewajibannya dalam urusan yang berhubungan dengan pekerjaan domestik.Semua hal yang berbau pekerjaan domestik adalah tanggung jawab dan kewajiban kaum perempuan.Kaum pria hanya bersifat membantu jika ia mengerjakan pekerjaandomestik sehingga tidak ada paksaan bagi kaum pria untuk mengerjakannyatetapi didasarkan pada kesadaran dari individu yang bersangkutan.Mengasuh, mendidik, menjaga dan mengarahkan anak-anak adalahtanggung jawab dari ibu karena posisinya sebagai pemangku turunan dalamhal membina kesejahteraan keluarga.Kewajiban dan tanggung jawab yang begitu berat dibebankan kepadapara kaum ibu ini di karenakan oleh suami jarang berada di rumah.Profesisuami sebagai seorang buruh tani pada akhirnya menuntut suami untukselalu berada di luar rumah.

Keadaan inilah yang pada awalnya terjadi, tetapi dalam perkembangannya terjadi pergeseran dimana seolah-olahsemua kewajiban tersebut adalah kewajiban dari istri dan suamiterlepas dari semua hal tersebut.Pada akhirnya keadaan ini menyiratkan kepada kita seolah-olah istriadalah abdi yang harus mengabdi kepada suami dan harus menanggungsemua beban kewajiban itu sendiri dipundaknya, disinilah letak dominasisuami terhadap istri.Kondisi yang berkembang tersebut kemudian mendapatkanlegitimasi dari masyarakat yang berupa nilai-nilai dan


(55)

pandangan-pandanganmengenai rekonstruksi dari sosok ibu yang ideal bagi masyarakat.Pandangan ini melihat bahwa tugas pokok seorang perempuan sebagai ibu adalah pemelihara dan pengatur rumah tangga. Perempuansebagai pemelihara dan pengatur rumah tangga harus berusaha sepenuhhati agar keluarga sebagai sendi masyarakat akan berdiri tegak, megah,aman, tentram dan sejahtera, agar dapat hidup berdampingan dengan dandi dalam masyarakat ramai. Sebagai ibu, ia juga menciptakan suasana persahabatan,kekeluargaan dengan keluarga-keluarga lainnya dalam lingkungandimana ia hidup.

Rekonstruksi dari tugas pokok perempuan sebagai seorang ibu diataspada akhirnnya membebankan kepada seorang ibu tanggung jawab dankewajiban yang besar dalam mengelola sebuah rumah tangga.Seorang ibuharus mengerjakan semua pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tanggasendirian tanpa dibantu oleh suami karena itu adalah tanggung jawabnyasebagai pemelihara dan pengatur rumah tangga.

Inilah yang sebenarnyaterjadi di Desa Tanjung Gusta berdasarkan pendeskripsian mengenai peran gandaperempuan dalam keluarga. Ibu akan merasa sangatterbantu ketika ia memiliki anak perempuan karena, ia akan memilikiteman sekerja dalam membagi beban pekerjaan rumah tangganya. Anakperempuan sebagai seorang calon ibu di masa yang akan datang padaakhirnya terkena dampak dari pandangan ini. Ini disebabkan ia harusdipersiapkan menjadi seorang ibu kelak dan karena ia seorang “perempuan”.Tanggung jawab besar yang dipikul oleh seorang perempuan di dalamkeluarga, menuntut kesiapan dan kesanggupan dari si perempuan untukmenjalankannya.Namun, munculnya konsep diri perempuan


(56)

Indonesiamembuat para kaum perempuan harus siap dan sanggup menerimatanggung jawab besar tersebut.Keharusan yang terjadi lebih terlihat sebagaisuatu pemaksaan terhadap diri perempuan karena itu adalah suatu yangmutlak menjadi tanggung jawab perempuan.

Para ibu memulai aktivitasnya sekitar jam 05.00 WIB hingga menjelangmagrib atau sekitar 18.30 WIB. Pada malam hari mereka gunakanuntuk berkumpul dengan keluarga dengan menonton TV bersama.Namun,ini bukan berarti mereka terbebas dari segala pekerjaan rumah secara mutlakkarena mereka masih dibebankan pekerjaan-pekerjaan seperti membuatkanminuman untuk tamu, menidurkan anak dan pekerjaan-pekerjaan lain yangberkaitan dengan perannya sebagai pendamping suami.Kaum ibu di Desa Tanjung Gusta juga diserahkan tanggung jawab untuk mengelola pendapatankeluarga sesuai dengan perannya sebagai pengelola dan pengatur rumahtangga.Para suami hanya bertanggung jawab untuk mencari uang danistrilah yang mengatur penggunaannya. Namun, dalam pengelolaannya istritidak bisa sekehendak hatinya sendiri, ada pedoman-pedoman yang harus iapenuhi dalam mengatur pendapatan keluarga. Pedoman-pedoman ini harusdipegang oleh para istri sehingga pendapatan suami dapat mencukupiseluruh kebutuhan keluarga atau dengan kata lain istri harus pandaiberhemat, hidup sederhana.

Mereka menyerahkan semua penghasilan yang mampu merekaperoleh kepada istri tanpa memperdulikan bahwa cukup atau tidak untukmemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Keadaan ini terjadi karena parasuami beranggapan bahwa hanya itu yang dapat mereka peroleh daripekerjaan mereka sebagai buruh tani yang harus mereka syukur. Tetapi,bagaimana reaksi para istri? Inilah peran


(57)

tambahan yang harus dijalankansesuai dengan konsep diri perempuan Indonesia yaitu peran perempuansebagai pencari nafkah tambahan.Hal tersebut di desak pula oleh tidak cukupnya penghasilan suamidalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.Latar belakang inilah yang menjadipendorong bagi para istri buruh tani di Desa Tanjung Gusta untuk melaksanakanperannya sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Para istri di Desa Tanjung Gusta menjalankan peran ini dengan cara menjadi seorang buruh tani bersama dengan suaminya.

Pada akhirnya pekerjaan sampingan mereka terlihat sebagai sebuahpembagian tugas antara suami dan istri.Perempuan sebagai seorang manusia juga membutuhkan suatu wadahyang dapat mengakoomodir kebutuhanya untuk bergaul, berkarya danmenjaga keeksistensiannya di masyarakat.Dorongan-dorongan tersebut pada akhirnya menginspirasikan perempuan untuk membuat semacamperkumpulan ataupun organisasi-organisasi yang dapat dijadikan wadah untuk berkreasi dalam hal memperoleh penghasilan tambahan.


(58)

BAB VI PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti, maka dapat disimpulkanbahwa Peran Ganda Perempuan Buruh Tani (Studi Kasus Pada Petani Perempuan Di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang), maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:

1. Partisipasi istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Tanjung Gustadiwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkunganrumah tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalam masyarakat. Peran ibu rumah tangga sangatlah dominan di Desa Tanjung Gusta karenamereka harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri danperbekalan bagi suami untuk ke sawah. Mereka harus menyelesaiakansegala tugas di dalam rumah tangga yang memang secara kodrati telahmenjadi tanggung jawab mereka dan membantu baik secara langsungmaupun tidak langsung proses produksi.

2. Ibu-ibu di Desa Tanjung Gusta jugamasih aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan sepertipengajian sebagai wujud partisipasinya didalam kehidupan bermasyrakat. Namun, dalam ekonomi bentuk partisipasi seorang buruh tani di Desa Tanjung Gusta ada dua hal yaitu menjadi buruh tani, selain itu juga biasanya istri-istri buruhtani memilih profesi sebagai pedagang (penjual sayur ataumembuka warung di rumah). Dari semua itulah dapat disimpulkanbahwa teori yang berkaitan dengan penelitian ini menyangkutpersoalan stratifikasi sosial, yaitu ukuran


(59)

ekonomi, kehormatan dankekuasaan. Juga terkait dengan fungsionalisme, yang memandang bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiridari bagian-bagian yang saling berkaitan.

3. Peran ganda perempuan buruh tani sangat strategis dalam peningkatan produktivitas usahatani dan berpotensi untukmeningkatkan pendapatan dan ketahananpanganmenuju kesejahteraan rumah tangga petani di pedesaan.Perempuan buruh tani berpeluang danmampu berperan sebagaimitra kerja penyuluhdalam proses alih teknologi pertanian di pedesaan. Meningkatnya peran dan produktivas perempuan tani sebagai pengurus rumahtangga dan tenaga kerja pencari nafkah (tambahanmaupun utama), jugaberhubungan erat dengan perannya sebagai pelaku usaha dalam upayapeningkatan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga,menuju pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan rumah tangga.

6.2.Saran

1. Pemerintah sebaiknya memberikan perhatiannya kepada keluarga buruh tani yang kurang mampu dalam bidang pendidikan sepertipemberian beasiswa kepada anak-anak buruh tani yang kurang mampu sehingga standar pendidikan masyarakat di Desa Tanjung Gustadapat meningkat. 2. Diharapkan buruh tani perempuan mengerti tentang hak-hak mereka

didalam rumah tangga maupun dunia kerja. Misalnya pada dunia kerja buruh tani perempuan mempunyai ha untuk menerima beban kerja yang lebih ringan dibanding dengan buruh tani laki-laki karena dari segi fisik


(1)

4. Ibu Mastauli Siregar, S.Sos,M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU.

5. Segenap dosen (staff pengajar) FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

6. Kepengurusan IMIKS

7. Staff dan Pegawai FISIP USU yang telah membantu proses administrasi selama ini.

8. Bapak Balai Sembiring dan Ibu Rahmawati Sirait yang merupakan kedua orang tua penulis, terima kasih atas doa, bimbingan, kasih sayang, perhatian, dukungan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Keempat saudara penulis yaitu, kakak Elfina Sembiring, S.Hum dan Ichicko Sembirig serta adik Akjes Kristin Sembiring dan Bintang Paulima Sembiring yang telah memberikan doa, dukungan dan atas motivasinya selama ini kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu mendoakan dan mendukung penulis serta memberikan motivasi kepada penulis, sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka yaitu Team Hyper (Irman Taufik danSabrina), Vinska Agita, Novicha Sahfitri (sahabat seperjuangan), Exa Family. I love you Guys!

11. SAPMA PEMUDA PANCASILA USU, terkhusus Sapma PP subkom Fisip USU dan Srikandi Sapma PP USU. PANCASILA!! ABADI!!!


(2)

12. Bapak Kepala Desa Tanjung Gusta, Bapak Kawibowo, yang membantu memberikan informasi dan data yang berhubungan dengan skripsi 13. Ibu Sekretaris Desa Tanjung Gusta, Ibu Sry Yatty, yang membantu

memberikan informasi dan data yang berhubungan dengan skripsi. 14. Para informan baik itu buruh tani perempuan maupun suami dari buruh

tani perempuan di Desa Tanjung Gusta yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data dan informasi yang berhubungan dengan skripsi ini.

15. Teman-teman Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip USU Stambuk 2012, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

16. Dan kepada pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini, akan tetapi penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk menambah kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2016

Penulis


(3)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan……… Lembar Pengesahan………

Abstrak……….. i

Kata Pengantar……… iii

Daftar Isi………. vi

Daftar Tabel……… ix

BAB I. PENDAHULUAN………. 1

1.1.Latar Belakang Masalah………... 1

1.2.Perumusan Masalah………. 6

1.3.TujuanPenelitian………. 7

1.4.Manfaat Penelitian………... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA………. 8

2.1. Konsep dan Pendekatan Teori Keluarga………. 8

2.2. Teori Sosial Konflik……… 9

2.3. Pengertian Feminisme………... 10

2.4. Teori Gender………... 12

2.4.1. Peran Ganda………. 12

2.5. Streotip Terhadap Perempuan………. ……... 13

2.6. Teori Peran……… 16

2.7. Peran Perempuan………. 17

2.8. Beban Ganda (Double Burden)………... 18

2.9. Strategi Menyeimbangkan Antara Pekerjaan dan Keluarga…... 20

2.10.Kontribusi Ekonomi Perempuan……… 21


(4)

2.13.Kerangka Pemikiran……….. 29

Bagan Alur Pikir……… 31

2.14.Definisi Konsep……… 32

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian……… 34

3.2.Lokasi Penelitian……….. 35

3.3.Informan Penelitian……….. 35

3.4. Teknik Pengumpulan Data……….. …….. 36

3.5.Analisis Data……… 37

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……… ……... 38

4.1. Deskripsi Desa Tanjung Gusta……….. 38

4.1.1.Kondisi Fisik Kecamatan Medan Sunggal……… 38

4.1.2.Letak Geografi Desa Tanjung Gusta………….……... 39

4.1.3.Sarana dan Prasarana……… 42

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN………..……... 45

5.1. Profil Informan dan Temuan Data………. 45

5.2. Interpetasi Data Penelitian………..……... 66

5.2.1.Keputusan Perempuan Untuk Bekerja di Sektor Publik………. ……... 66

5.2.2.Tanggapan Suami Mengenai Beban Ganda Istri…….. 72

5.2.3.Pengalokasian Penghasilan Buruh Tani Perempuan…. 75 5.2.4.Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga………... 76


(5)

BAB VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan………. 84 6.2. Saran……….. 85 DAFTAR PUSTAKA……….. 87 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Desa Tanjung Gusta Berdasarkan Jenis Kelamin 40

Tabel 4.2.Mata Pencaharian Penduduk Desa Tanjung Gusta……….. 41

Tabel 4.3.Sarana Tempat Ibadah……….. 42

Tabel 4.4.Sarana dan Prasarana Pendidikan………. 43

Tabel 4.5.Sarana dan Prasarana Kesehatan……….. 43

Tabel 5.1.Alasan Informan Bekerja Sebagai Buruh Tani……… 67

Tabel 5.2.Rutinitas Informan……… 68

Tabel 5.3.Tanggapan Suami Mengenai Beban Ganda yang Dipikul Isteri….. 72

Tabel 5.4.Cara Pengalokasian Pendapatan Buruh Tani Perempuan…………. 75


Dokumen yang terkait

PARTISIPASI BURUH TANI PEREMPUAN DALAM PROSES PRODUKSI PERTANIAN PADI SAWAH (Studi pada Buruh Tani Perempuan Desa Batang Harjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)

5 24 67

PARTISIPASI BURUH TANI PEREMPUAN DALAM PROSES PRODUKSI PERTANIAN PADI SAWAH (Studi pada Buruh Tani Perempuan Desa Batang Harjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)

0 16 60

Kontribusi Ekonomi, Peran Ganda Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Buruh Pabrik (Kasus di Kecamatan Dramaga- Kabupaten Bogor)

0 7 207

Kontribusi Buruh Tani (Aron) Perempuan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

2 57 204

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 11

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

1 1 7

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

2 6 26

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 2

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 5