Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan

d. Rp 3.000.000,00 untuk anggota keluarga wajib pajak yang menjadi tanggungan wajib pajak, maksimal tanggungan tiga orang. Penghasilan Kena Pajak PKP adalah penghasilan yang melebihi penghasilan tidak kena pajak dan tarif pajak. Tarif pajak orang pribadi berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan pada pasal 17 ayat 1 a antara lain sebagai berikut. Tabel 3. Tarif Pajak Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5 Di atas Rp 50.000.000,00 – Rp 250.000.000,00 15 Di atas Rp 250.000.000,00 – Rp 500.000.000,00 25 Di atas Rp 500.000.000,00 30 Sumber: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan pada Pasal 17 Ayat 1a Menurut Widayati dan Nurlis 2010 dalam Fikriningrum, 2012: 15, untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu sebagai berikut. a. Kepemilikan NPWP b. Pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai wajib pajak c. Pengetahuan dan pemahaman tentang sanksi perpajakan, pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP dan tarif pajak d. Mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak e. Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang diikuti.

2.1.3.2 Persepsi Wajib Pajak atas Efektivitas Sistem Perpajakan

Menurut Leavit dalam Setyawati, 2013: 27, persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. P ersepsi dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Robbins 1996 dalam Fikriningrum, 2012: 18, mendefinisikan persepsi sebagai proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan situasi dan peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif. Menurut Shaleh 2004 dalam Setyawati, 2013: 28, persepsi merupakan fungsi psikis yang dimulai dari proses sensasi, tetapi deteruskan dengan proses mengelompokkan, menggolong- golongkan, mengartikan, dan mengkaitkan beberapa rangsangan sekaligus. Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. Persepsi juga dapat didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita penginderaan untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Menurut Widayati dan Nurlis dalam Setyawati, 2013: 28, efektivitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target kualitas, kuantitas dan waktu yang telah tercapai. Berdasarkan pendapat tersebut, persepsi dapat diartikan sebagai proses pemberian arti terhadap rangsangan yang datang dari luar. Persepsi selalu diawali dengan pemahaman terhadap objek persepsi, maka konteks persepsi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai aktualisasi sikap yang dicerminkan dalam pemahaman dan penafsiran dari wajib pajak orang pribadi atas pengenaan pajak penghasilan. Maksudnya adalah, apakah pajak penghasilan yang dikenakan kepada wajib pajak orang pribadi dirasa sudah sesuai dengan kemampuannya ability to pay atau belum. Menurut Widayati dan Nurlis, 2010: 6, persepsi wajib pajak atas efektivitas sistem perpajakan dapat dilihat melalui sebagai berikut. a. Adanya e–FIN yang didapatkan dari Kantor Pelayanan Pajak b. Adanya e–registration yang memudahkan wajib pajak untuk melakukan pendaftaran NPWP secara online c. Wajib pajak dapat mengisi SPT menggunakan aplikasi e– SPT yang terdapat pada website ditjen pajak d. Terdapat e–filling dan e–banking memudahkan wajib pajak untuk melakukan pelaporan dan pembayaran secara online e. Penyampaian SPT melalui drop box membantu wajib pajak dalam penyampaian SPT tanpa harus wajib pajak mendatangi Kantor Pelayanan Pajak ditempat wajib pajak terdaftar. Fasilitas call center atau kring pajak 1500200 merupakan layanan pemberian informasi umum perpajakan mengenai informasi tentang perpajakan yang berlaku, informasi mengenai penggunaan aplikasi elektronik yang disediakan oleh DJP dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan dari wajib pajak, serta informasi pendukung pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan dari wajib pajak seperti informasi alamat dan nomor telepon unit kerja DJP, konfirmasi kebenaran NPWP dan informasi lain yang disediakan oleh KLIP DJP sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.3.3 Pelayanan Fiskus

Ellitan dan Anatan, 2007: 115, menyatakan bahwa pelayanan merupakan aktivitas-aktivitas yang tidak dapat didefinisikan, tidak berwujud, dan merupakan objek utama dari transaksi yang dirancang untuk memberikan kepuasan pada pelanggan. Menurut Kotler dan Keller, 2009: 231, pelayanan atau service adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikian sesuatu. Jatmiko 2006 dalam Arum, 2012: 19, mendefinisikan pelayanan adalah cara melayani membantu mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang. Fiskus merupakan petugas pajak. Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah wajib pajak. Berdasarkan pengertian tersebut, pelayanan merupakan usaha- usaha yang dilakukan untuk memberikan manfaat serta memberikan kepuasan kepada pelanggan, dalam hal ini yaitu wajib pajak. Pelayanan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan kepuasan. Suatu layanan dapat dikatakan baik apabila usaha yang dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62PMK.012009 Pasal 58 menjelaskan fungsi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama sebagai pelayanan fiskus, yaitu sebagai berikut. a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya d. Penyuluhan perpajakan e. Pelaksanaan registrasi wajib pajak f. Pelaksanaan ekstensifikasi g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan k. Pelaksanaan intensifikasi l. Pembetulan ketetapan pajak m. Pengurangan pajak bumi dan bangunan serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan pelaksanaan administrasi kantor. Ilyas dan Burton, 2008: 202, menyatakan bahwa untuk mengetahui pelayanan terbaik yang seharusnya dilakukan oleh

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

5 85 130

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

0 78 88

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta).

0 5 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta).

0 6 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI.

0 1 29

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSIWAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG KEPATUHAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Tentang Kepatuhan Membayar Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSIWAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG KEPATUHAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Tentang Kepatuhan Membayar Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar

0 2 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Yang Terdaftar Pada KPP Pratama Salatiga.

0 3 12

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMBAYAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Wajib pajak Orang Pribadi Yang Te

0 0 13