Pengambilan sampel C. polycrikoides Penghitungan Kepadatansel C. polycrikoides Pengambilan Dan Pengukuran Parameter Kualitas Air

25 sampai mencapai pH 2. Pengukuran dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung.

6.1. Penentuan Kadar Nitrat NO

3 -N Penentuan kadar nitrat dilakukan dengan metode spektrophotometer SNI 19- 6964.7-2003 pada kisaran kadar 0,1 mgl - 2,0 mgl dengan menggunakan metode brusin dengan alat spektrofotomete r pada panjang gelombang 410 nm,

6. 2. Penentuan Kadar Phosphat

Penentuan kadar phosfat dilakukan dengan metode spektrofotometer secara asam askorbat SNI 06-6989.31-2005. Pada kisaran kadar 0,0 mg PL sampai dengan 1,0 mg PL. Prinsip dari metode ini didasarkan pada pembentukan senyawa kompleks fosfomolibdat yang berwarna biru. Kompleks tersebut selanjutnya direduksi dengan asam askorbat membentuk warna biru kompleks Molybdenum. Intensitas warna yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi fosfor. Warna biru yang timbul diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 700 nm - 880 nm.

3.3.2.2. Pengumpulan Data Sekunder

Sebagai pendukung data primer diperlukan data sekunder berupa data series kualitas air selama 2 tahun dari tahun 2013 sampai 2014 dan data dan data iklim selama penelitian. Data series kualitas air diperoleh dari laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan BBPBL Lampung. 26

3.4. Analisis Data

- Hubungan antara parameter kualitas air dan kandungan unsur hara Dengan kepadatan C. polycrikoides dianalisis dengan Coef. Pearson corelation. - Data kualitas air yang diperoleh dibandingkan dengan data standar baku mutu kualitas air untuk biota laut KepMen LH No. 51 Tahun 2004 dengan analisis secara deskriptif. 63

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan : 1. Kelimpahan C polycrikoides tertinggi selama penelitian terjadi di stasiun II yaitu 1.480.264 sell, diikuti stasiun I yaitu 72.281 sell, stasiun III yaitu 2.963 dan stasiun IV yaitu 1.829 sell. Kepadatan tertinggi pada masing – masing stasiun penelitian terjadi pada bulan Maret. 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan – sangat signifikan antara kepadatan C. polycrikoides dengan unsur N dan P ; phosphat berkorelasi positif di semua stasiun penelitian, ammonia pada stasiun I, II dan III ; nitrat pada stasiun I, sedangkan nitrit terdapat hubungan negatif yang signifikan pada stasiun I. Parameter suhu berkorelasi positif pada semua stasiun penelitian sedangkan salinitas pada stasiun IV . 3. Total nitrogen T-N disemua stasiun pengamatan berkisar 0,641 – 1,477 dan total fosfor T-P 0,621 – 0,814. Rasio N dan P berkisar antara 0,992 – 2,187, ini menunjukkan bahwa nitrogen merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan C. polycrikoides. 4. Kelimpahan C. polycrikoides yang terjadi di stasiun III area budidaya di KJA selama penelitian tidak menimbulkan dampak kematian ikan budidaya karena kelimpahan tertingginya hanya sebesar 1.829 sell 5 .1. Kesimpulan 64 1. Perlu penelitian lebih lanjut yang menekankan pada penyebaran siste C. polycrikoides karena faktor arah angin dan arus karena faktor karakteristik biologi C. polycrikoides bisa membentuk fase dorman sistedinosiste yang apabila pecah menimbulkan dampak berbahaya dan sulit diprediksi kemunculannya. 2. Perlu pemantauan atau monitoring yang rutin dan berkelanjutan terutama di stasiun I dimana C. polycrikoides sering ditemukan meskipun dalam jumlah sedikit. 3. Perlu dilakukan treatment air buanglimbah pada kegiatan perumahan, pertanian dan perikanan. 5 .2. Saran