Tes Psikologi Dinamika Perilaku Self Injury

merupakan hal yang sepele misalnya menggigit kuku, dan tidak merupakan bagian dari sebuah praktek yang diterima secara sosial misalnya menusuk atau tato. Self injury ditunjukkan oleh pelakunya bahwa mereka dapat sadar bahwa hal tersebut tidak mematikan. Sama halnya dengan Yg, ia mengetahui perilaku self injury-nya tersebut tidak menimbulkan kematian melainkan hanya merupakan bentuk dari penyaluran emosi negatif yang dirasakannya. Lebih lanjut, melukai diri harus disertai dengan setidaknya dua dari berikut: Perasaan atau pikiran negatif, seperti depresi, kecemasan, ketegangan, kemarahan, kesedihan umum, atau kritik-diri, terjadi pada periode segera sebelum tindakan self injury. Yg mempunyai perasaan kecemasan, kemarahan dan kesedihan segera sebelum tindakan self injury. Dari penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa subjek merupakan pelaku self injury dan hasil temuan penelitian dapat menjelaskan tentang gambaran dari perilaku self injury tersebut.

4.4.8 Tes Psikologi

Tes psikologi dilakukan terhadap Yg dengan menggunakan tes DAP Draw A Person Test, BAUM Tree Test dan HTP House, Tree and Person Test untuk mengetahui aspek kepribadian yang dimilikinya. Melalui hasil tes psikologi diketahui bahwa terdapat sifat-sifat yang berhubungan dengan perilaku self injury pada Yg. Kriteria yang berhubungan dengan perilaku self injury yang dapat dilihat dari hasil interpretasi gambar bahwa Yg mengalami depresi atau stres yang berat, kecemasan yang berlarut-larut, perasaan agresi yang tinggi dan kesulitan untuk mengontrol diri. Seseorang yang introvert mempunyai kemungkinan lebih besar untuk melakukan self injury, dari analisis gambar dapat terlihat subjek adalah seorang yang introvert. Subjek mempunyai perasaan agresi yang di ditekan kemudian subjek mengarahkan agresinya tersebut kepada dirinya sendiri sehingga mengakibatkan terbentuknya perilaku self injury pada Yg. Penekanan agresi dipengaruhi oleh penolakan-penolakan dari lingkungan. Ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan menjadikan beban yang sangat berat bagi subjek, harapan-harapan subjek terhambat oleh ketidakmampuan yang dimilikinya. Keluarga yang otoriter dan tertutup menyebabkan subjek ingin menghindar dari keluarga. Yg mempunyai ambisi dan energi yang besar namun subjek mengalami kesuliatan untuk menyalurkannya sehingga subjek memilih menyalurkannya dengan metode coping maladaptif yaitu self injury. Hal ini didukung oleh arakter orang tua yang otoriter dan tertetup menyebabkan Yg merasa kecil dan tidak dianggap. 138

4.4.9 Dinamika Perilaku Self Injury

Informasi awal: Menonton film Peristiwa tidak menyenangkan:Putus hubungan dengan lawan jenis Emosi Negatif Kepribadian: kesulitan dalam penyelesaian masalah dan masalah hubungan sosial Self Injury: menyayat permukaan kulit pergelangan tangan dan mencabuti rambut Karakter orang tua: ibu otoriter dan ayah tidak perduli Emosi Positif Menarik diri dari lingkungan Situasi kesendirian Recalling peristiwa tidak menyenangkan Self injury menjadi pola perilaku 139

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1 Karakter orang tua sangat berperan dalam pembentukan kepribadian anak. Karakter ibu yang otoriter sedangkan ayah yang tidak memperdulikan subjek berpengaruh terhadap kepribadian subjek yaitu kesulitan dalam penyelesaian suatu masalah dan gangguan dalam hubungan sosial. Kepribadian tersebut yang menjadi salah satu faktor yang mendukung terjadinya perilaku self injury. 2 Seorang pelaku self injury mempunyai perasaan emosi negatif yaitu cemas, marah dan sedih yang cenderung di tekan oleh pelakunya. Pelaku self injury cenderung menekan emosi negatif yang dirasakannya. Subjek mengarahkan perilaku agresif dari penekanan emosi negatif tersebut ke dirinya sendiri. Hal ini diperkuat oleh perasan ketidaksukaan terhadap dirinya sendiri sehingga perilaku self injury tersebut merupakan bentuk hukuman untuk dirinya sendiri. Perilaku self injury menimbulkan emosi positif seperti kenyamanan, ketenangan dan perasaan lega. Beban yang bergejolak di dalam tubuh terasa ikut keluar bersama darah dari luka self