39 Adanya kegiatan-kegiatan untuk para usia lanjut diharapkan akan
dapat meningkatkan hubungan sosial, kreatifitas, kepercayaan diri, optimisme dan kepuasan hidup bagi usia lanjut tersebut. Hal-hal tersebut
berkaitan erat dengan adanya resiliensi yang merupakan ranah bimbingan pribadi-sosial.
Kegiatan-kegiatan para usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso antara lain:
1
Senam setiap pagi hari kecuali pada hari libur
2
Bimbingan rohani setiap Senin dan Kamis
3
Bimbingan keterampilan setiap Selasa dan Rabu
4
Kerjabakti pada Jumat pertama
5
Bimbingan psikologi pada Jumat minggu ke-2 dan ke-4
6
Sarasehan pada Jumat minggu ke-3 dan ke-5.
C. Resiliensi Usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha
Usia lanjut adalah fase paling akhir dari rentang kehidupan manusia, dimana dalam fase tersebut terdapat proses kemunduran dalam hal fungsi
fisik, kognitif, sosial dan emosional. Adanya kemunduran-kemunduran tersebut menyebabkan timbulnya stress dan individu berada dalam kondisi
tertekan. Individu yang berada pada kondisi tertekan, mengalami kemunduran, kemalangan, seperti kehilangan pasangan hidup, permasalahan
pernikahan, dan lain-lain, sulit untuk mencapai sebuah kesejahteraan atau kepuasan tanpa adanya resiliensi. Menurut Corner, untuk mengatasi stres,
40 depresi, dan kecemasan dibutuhkan sikap resilien. Setiap individu
mempunyai kemampuan untuk tangguh resilien secara alami, tetapi hal tersebut harus dipelihara dan diasah. Jika tidak dipelihara, maka kemampuan
tersebut akan hilang dalam Fransisca 2004: 103. Kemampuan untuk beresiliensi sangat dibutuhkan oleh para usia
lanjut, khususnya bagi para usia lanjut yang tinggal jauh dari keluarga yakni tinggal di panti sosial. Permasalahan-permasalahan yang kerap dialami oleh
para usia lanjut dipanti sosial seperti yang ditemukan di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso adalah ketidakcocokan antara anggota atau antara klien
panti sosial yang sama-sama berusia lanjut. Selain itu adalah masalah yang kerap dialami usia lanjut yang baru saja masuk ke panti sosial Abiyoso,
karena hampir semua usia lanjut ‘baru’ di panti sosial tersebut harus
menyesuaikan diri tinggal bersama orang-orang baru dan seringkali para usia lanjut yang sudah lama menghuni di panti tersebut akan menjadi penguasa di
wisma tempat mereka tinggal dimana usia lanjut baru akan mengalami masa- masa ‘ospek’ di panti tersebut.
Kemampuan resilien individu dalam Panti Sosial Tresna Werdha diasah dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan bagi para usia lanjut yang
tinggal di panti sosial tersebut. Kegiatan-kegiatan rutin yang diwajibkan bagi para usia lanjut tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan hubungan
interpersonal antar usia lanjut dan meningkatkan kreatifitas bakat sekaligus untuk mengisi waktu luang para usia lanjut tersebut.
41 Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah senam, bimbingan
rohani, bimbingan keterampilan, bimbingan psikologi, kerjabakti, dan sarasehan. Selain itu para usia lanjut di Panti Sosial Abiyoso juga dituntut
untuk dapat bekerjasama antar sesama usia lanjut di wismanya dimana pada masing-masing wisma ada pembagian tugas seperti mengambil jatah
makanan, membersihkan wisma dan sebagainya. Kemampuan beresiliensi para usia lanjut di Panti Sosial Tresna
Werdha Abiyoso ini berbeda-beda, dan dapat diukur melalui aspek-aspek dari resiliensi yaitu berdasarkan: 1 aspek regulasi emosi
emotion regulation
, 2 aspek kontrol terhadap impuls
impuls control
, 3 optimisme
optimism
, 4 aspek kemampuan menganalisis masalah
causal analysis
, 5 aspek empati
empathy
, 6 aspek efikasi diri
self-efficacy
, dan 7 aspek pencapaian
reaching out
.
D. Pertanyaan Penelitian