Unsur-unsur Lapisan Masyarakat STRATIFIKASI SOSIAL DAN LUNTURNYA SIFAT GOTONG ROYONG

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar, walau tidak halal. 12 Ukuran diatas tidaklah bersifat limitative karena masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas amat menentukan sebagai dasar timbulnya system lapisan dalam masyarakat tertentu. Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia, golongan pembuka tanahlah yang dianggap menduduki lapisan tertinggi. Misalnya di Jawa, kerabat dan keturunan pembuuka tanahlah yang di anggap masyarakat desa sebagai kelas tertinggi. Kemudian, menyusul para pemilimk tanah, walaupun mereka bukan keturunan pembuka tanah, mereka disebut pribumi, sikap atau kuli kenceng. Lalu menyusul mereka yang hanya mempunyai pekarangan atau rumah saja golongan ini disebut kuli gundul, lindung atau indung, dan akhirnya mereka yang hanya menumpang saja pada tanah milik orang lain. 13 Lapisan atasan masyarakat tertentu, dalam istilah sehari-hari juga dinamakan “elite”. Jadi di sini yang pokok adalah nilai anggota, dan biasanya lapisan atasan merupakan golongan kecil dalam masyarakat yang mengendalikan masyarakat tersebut. Kekayaan dapat dijumpai pada setiap masyarakat dan dianggap sebagai hal yang wajar, walaupun kadang-kadang tidak disukai oleh lapisan-lapisan lainnya apalagi bila pengendaliannya tidak sesuai dengan keingan dan kebutuhan masyarakat umumnya.

5. Unsur-unsur Lapisan Masyarakat

Hal yang mewujudkan dalam teori sosiologi tentang system lapisan masyarakat adalah kedudukan status peranan role. 14 Kedudukan dan peranan merupakan unsur- unsur baku dalam system, dan mempunyai arti yang penting bagi system sosial. Yang 12 Soerjono Soekanto, Op.Cit Jakarta: Rajawali Pers 2012, 208 13 R. Soepomo, Bab-bab Tentang Hukum Adat Jakarta: Penerbit Universitas, 1966,. 51 14 Soerjono Soekanto.Op ,Cit, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, 239 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id diartikan sebagai system sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku individu mempunyai arti yang penting. Karena langgengnya masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan- kepentingan termaksud. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Kedudukan Kadang-kadang dibedakan antara penegrtian kedudukan status, dengan kedudukan sosial sosial status. Kedudukan di artikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta pengertian istilah tersebut diatas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dalam istilah “kedudukan” status saja. 15 Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demekian, seseorang dapat dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertiab tersebut menunjukan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh. P. Soedarno dalam buku ilmu sosial dasar, mengatakan bahwa, “kedudukan adalah tempat seseorang dalam hubungannya dengan orang-orang lain dalam masyarakat, yang akan memberi hak-hak serta kewajiban-kewajiban tertentu kepada individu yang menempati kedudukan tersebut. 16 Di dalam masyarakat sebagai suatu system terdapat banyak status atau kedudukan. Dari padanya lalu terbentuklah suatu hirarki status. Status tertentu hanya mempunyai arti dan baru bisa dimengerti apabila dikaitkan dengan status-status lain yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Berbagai status yang berbeda secara berjenjang-jenjang ini menimbulkan adanya sosial rank atau jenjang derajat sosial. 15 P. Soedarno, Ilmu Sosial Dasar Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.,134 16 Ibid., 239 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Menurut Ralp Linton kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1 Ascribed Status Status Yang Dihadiakan Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula, seorang anak dari kasta brahmana juga akan memperoleh kedudukan yang demikian. Kebayakan ascribed status dijumpai pada masyarakat dengan system pelapisan sosial yang tertutup, sperti system pelapisan berdasarkan perbedaan ras. Meskipun demikian bukan berarti dalam masyarakat dengan system pelapisan terbuka tidak ditemui dengan adanya ascribed status. Kita lihat kedudukan laki-laki dalam suatu bkeluarga akan berbeda dengan kedudukan istri dan anak-anaknya, karena pada umumnya laki- laki ayah akan menjadi kepala keluarga. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Achieved Status Status Yang Dicapai Dengan Usaha Kedudukan yang dicapai atau diperjuangkan oleh seseorang dengan usaha- usaha yang dengan sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan dari masing-masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang bisa menjadi dokter, guru, hakim dan sebagainya, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Dengan demikian tergantung pada masing- masing orang, apakah sanggup dan mampu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan atau tidak. 17 b. Peranan Peranan adalah tingkah laku atau kelakuan yang di tetapkan dari seseorang yang mempunyai satu kedudukan. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosil masyarakat. Peranan role merupakan aspek yang dinamis dari status atau aspek fungsional dari kedudukan status. Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kewajibannya, berarti orang tersebut menjalankan perannya. Dengan kata lain, peran seseorang tergantung pada kedudukannya. Pembedaan antara kedudukan dan peranan status dan role hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan, secara praktis tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan dan sebaliknya tidak ada kedudukan yang tidak ada peranan. Dalam suatu pengertian kedudukan dan peranan adalah dua aspek dari fenomena yang sama, oleh karena itu jika ada status conflict konflik kedudukan maka ada juga conflict of rule konflik peranan. 17 Hassan Shadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989., 285 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Seiring dengan adanya konflik antara kedudukan-kedudukan, maka ada juga konflik peran conflict of rule dan bahkan pemisahan antara individu dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakan role distance. Role distance terjadi apabila si individu merasakan dirinya tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan masyarakat kepadanya, sehingga tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri. Berdasarkan pelaksanaanya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1 Peranan yang diharapkan expected role: cara ideal dalam melaksanakan peranan dalam penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang di tentukan. 2 Peranan yang disesuaikan actual roles: yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peran ini pelaksanaanya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangn yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat. Sementara itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan dapat dibedakan menjadi: 1 Peranan bawaan ascribed roles, yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha, misalnya sebagai nenek, anak, dan sebagainya. 2 Peranan pilihan achives roles, yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri, misalnya seseorang yang memutuskan untuk memilih menjadi seorang seniman dan pengamen. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari jenis-jenis peranan yang ada dalam masyarakat, dapat kita ketahui setiap orang memegang lebih dari satu peranan, tidak hanya peranan bawaan saja, tetapi juga peranan yang diperoleh melalui usaha sendiri maupun peranan yang ditunjuk oleh pihak lain. Peneliti di sini lebih memfokuskan pada pendidikan atau ilmu pengetahuan dari beberapa stratifikasi yang sudah disebutkan di atas. Karena dari segi pendidikanlah orang bisa meraih gelar kesarjanaannya untuk mendapatkan kedudukan dalam masyarkat. Apabila orang semakin tinggi pendidikannya maka orang akan cepat untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan misalnya dari segi pekerjaan dan ekonomi. Maka dari itu alasan peneliti mengambil stratifikasi sosial dari segi pendidikan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Gotong Royong Masyarakat