Perencanaan tindakan siklus I Pelaksanaan Tindakan Siklus I

52

4. Siklus I

Data yang diperoleh pada kondisi awal dijadikan acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan tindakan siklus I

Perencanaan penelitian merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada pelaksanaan penelitian. Rencana pelaksanaan yang akan dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1 menentukan masalah kontekstual. Masalah kontekstual pada siklus I ini berkaitan dengan soal penjumlahan pecahan baik yang berpenyebut sama atau berpenyebut tidak sama. 2 membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP . Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, peneliti berkonsultasi dengan guru kelas yang bersangkutan agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat sesuai dengan karakteristik kelas. 3 menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru. Lembar obsevasi siswa dan guru digunakan sebagai alat untuk menilai aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru. Lembar observasi yang disusun berdasarkan karakteristik pembelajaran matematika realistik. 53 4 menyiapkan LKS dan media pembelajaran. Lembar kerja siswa dan media pembelajaran merupakan sarana yang disiapkan untuk siswa agar lebih cepat memahami materi penjumlahan pecahan. LKS yang digunakan adalah lembar kerja yang berisi soal dan tahap- tahap penyelesaiaiannya sedangkan media pembelajaran yang digunakan adalah mika transparan dan kertas yang sudah diarsir sebagian. 5 menyusun soal evaluasi. Soal evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam setiap siklusnya.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Adapun deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ke-1 adalah sebagai berikut. 1 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ke-1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014 pukul 07.00 - 08.10. pada pertemuan pertama ini siswa diminta untuk menjumlahkan pecahan berpenyebut sama. Berikut ini deskripsi pelaksanaan tidakan siklus I pada pertemuan pertama. a Kegiatan awal Kegiatan dimulai dengan salam dan berdo’a untuk mengawali kegiatan. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru melakukan presensi siswa. Tahap keterkaitan : Guru mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi yaitu memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari. “pernahkan kalian diberi suatu barang atau benda tetapi 54 hanya sebagian?”. Spontan siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru menyampaikan bahwa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah berkaitan dengan pecahan. b Kegiatan inti Kegiatan inti dimulai dengan guru menyajikan masalah kontekstual sebagai berikut. Ibu Erna membuat sebuah kue yang cukup besar. Kue tersebut dipotong-potong menjadi 8 bagian yang sama besar. Pulang sekolah Erna mengajak Menik ke rumahnya. Erna dan Menik masing-masing makan 2 potong kue. Berapa bagian kue yang dimakan Erna dan Menik? Untuk membantu ingatan siswa tentang soal tersebut, guru menuliskannya di papan tulis. Setelah selesai menulis, guru meminta siswa untuk memperhatikan guru dalam menyelesaikan masalah kontekstual tersebut dengan menggunakan media pembelajaran di depan kelas. Untuk menarik perhatian siswa, guru menanyakan bagian-bagian soal seperti nilai satu potong kue, nilai bagian kue yang dimakan Erna, dan nilai bagian kue yang dimakan Menik. Sebagian besar siswa memperhatikan guru dalam mendemonstrasikan media pembelajaran. Tahap matematisasi horizontal : Guru menawarkan kepada siswa untuk melanjutkan penggunaan media pembelajaran untuk memecahkan masalah kontekstual. Di awal-awal banyak siswa yang enggan karena malu untuk maju. Untuk mengatasi hal tersebut guru membolehkan siswa untuk mengajak teman untuk maju ke depan. Terdengar siswa mengucap nama salah satu siswa yaitu Mahendra. Masih dengan ragu dan malu Mahendra bersedia 55 untuk maju tetapi dengan mengajak teman yaitu Wildan. Setelah berada di depan kelas mereka mulai menggunakan media pembelajaran yaitu kertas dan mika yang sudah digambar dengan beberapa bagian sudah diarsir dan menunjukkan nilai suatu pecahan. Mereka menunjukkan cara menggunakan media tersebut dengan sesekali teman yang tidak maju memberikan arahan atau masukan. Setelah selesai kedua siswa tersebut diminta untuk kembali ke tempat masing-masing dan diberi tepuk tangan. Guru menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan menggunakan media tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah siswa dibagi menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan LKS dan media pembelajaran pada tiap-tiap kelompok dan memberikan pengarahan petunjuk mengerjakan LKS. Selama mengerjakan LKS terlihat ada beberapa siswa yang tidak aktif membantu kelompoknya. Guru mengelilingi setiap kelompok untuk melihat pekerjaan dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Tahap interaktivitas : Setelah tiap-tiap kelompok selesai mengerjakan LKS guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menentukan wakil. Kemudian masing-masing wakil kelompok membacakan atau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergantian. Pembacaan hasil kerja kelompok dilakukan di tempat masing-masing. Selesai melakukan presentasi setiap kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya kemudian dilanjutkan pembahasan dari guru tentang hasil kerja kelompok. 56 Guru memberikan penjelasan tentang cara menyelesaikan soal tanpa menggunakan media matematisasi vertikal. c Kegiatan akhir Tahap penggunaan hasil konstruksi siswa : pada kegiatan akhir siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual terhadap materi yang telah disampaikan untuk mengetahui daya serap siswa. Soal evaluasi dibagikan kepada siswa dan dikerjakan tanpa bantuan media pembelajaran. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa dengan bantuan guru membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih rajin belajar. 2 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ke-2 Pelaksanaan tindakan siklus pertama pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Mei 2014 pukul 07.00 – 08.10. Pada pertemuan kedua ini, siswa mempelajari tentang penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Berikut uraian pelaksanaan tindakan dalam siklus I pertemuan kedua. a Kegiatan awal Kegiatan dimulai dengan salam dan berdo’a untuk mengawali kegiatan. Tahap keterkaitan : Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru melakukan presensi siswa dilanjutkan dengan guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa, “apakah kalian masih ingat tentang cara menjumlahkan pecahan?”. Siswa kemudian menjawab “ya”. Guru bertanya kembali “kalau kemarin pecahan yang dijumlahkan berpenyebut sama, lalu bagaimana kalau pecahan itu berpenyebut tidak sama? Ada yang tahu?”. 57 Ternyata siswa kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari guru tersebut. Guru menjelaskan bahwa materi itulah yang akan dipelajari. b Kegiatan inti Pada kegiatan inti, guru memberikan sebuah masalah kontekstual. “Abid mempunyai seutas tali yang panjangnya 1 4 meter. Marbun juga mempunyai seutas tali dengan panjang 1 2 meter. Jika kedua tali tersebut digabung, berapa meter panjangnya?”. Guru menyediakan media pembelajaran berupa mika dan kertas yang sudah dipotong dan digambar dengan beberapa bagian diarsir menunjukkan nilai suatu pecahan. Tahap matematisasi horizontal : Guru menawarkan kepada siswa yang dapat menjawab soal tersebut dengan media yang tersedia. Siswa bernama Diva menunjukkan keinginannya untuk maju tetapi dengan mengajak teman. Guru memperbolehkan Diva untuk mengajak teman yang bernama Dicki maju memecahkan masalah dengan media pembelajaran. Saat di depan kelas mereka dapat menggunakan media pembelajaran dengan benar. Guru menanyakan kepada siswa yang tidak maju apakah ada yang memiliki cara lain dalam menggunakan media pembelajaran tersebut. Karena tidak ada yang mempunyai pendapat maka guru menambahkan cara lain untuk menggunakan media pembelajaran. Setelah dirasa cukup, Diva dan Dicki dipersilahkan untuk kembali ke tempat masing-masing diiringi tepuk tangan dari guru dan teman-temannya sebagai wujud penghargaan. Guru melanjutkan pembelajaran dengan membagi siswa menjadi 7 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Masing- 58 masing kelompok diberi LKS dan media pembelajaran. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menuliskan nama kelompok dan nama anggota kelompok. Setelah semua kelompok siap untuk mengerjakan LKS, guru memberikan arahan kepada siswa agar memperhatikan petunjuk kerja yang ada dalam LKS. Saat siswa mengerjakan LKS, guru mengunjungi setiap kelompok secara bergantian untuk mengetahui hasil pekerjaan serta memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Pada pertemuan kedua ini siswa lebih aktif karena sudah mengetahui cara menggunakan media pembelajaran yang disediakan. Namun pada saat guru berada pada suatu kelompok, salah seorang siswa bernama Yoga memanggil guru karena mengalami kesulitan untuk menggunakan media pembelajaran. Maka guru mendatangi Yoga kemudian menjelaskan cara menggunakan media pembelajaran dengan benar dan untuk mengerjakan LKS siswa cukup mengikuti langkah-langkah yang ada dalam LKS. Setelah Yoga yang bertanya, terdengar suara siswa putri yang memanggil guru. Dan siswa tersebut bernama Jeni. Jeni dan teman satu kelompoknya juga menanyakan cara menggunakan media pembelajaran yang benar. Guru pun menjelaskan cara menggunakan media pembelajaran dengan benar. Tahap interaktivitas : Selesai mengerjakan LKS, guru mempersilahkan siswa untuk menentukan wakil setiap kelompok. Wakil kelompok tersebut diberi kesempatan untuk membacakan hasil pekerjaannya. Pada pertemuan ini pembacaan dilakukan didepan kelas secara bergantian. Guru memberikan penguatan kepada setiap kelompok yang maju dengan 59 tepuk tangan. Setelah semua kelompok membacakan hasil pekerjaannya, guru melanjutkan dengan memberikan penjelasan tentang makna dari penggunaan alat peraga tersebut. Dengan alat tersebut membuktikan bahwa untuk menjumlahkan pecahan yang berpenyebut tidak sama, langkah yang pertama adalah menyamakan penyebut masing-masing pecahan. Setelah penyebut sama kedua pecahan tersebut dapat dijumlahkan dengan cukup menjumlahkan pembilangnya. Guru menjelaskan kepada siswa cara mengerjakan soal tanpa menggunakan media. Siswa dibimbing guru untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan. matematisasi vertikal c Kegiatan akhir Tahap penggunaan hasil konstruksi siswa : Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa. Soal ini dikerjakan secara individual dan tanpa menggunakan alat peraga. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang sudah diajarkan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih rajin belajar dan mengingatkan agar dalam menjumlahkan pecahan memperhatikan jenis pecahan tersebut. Karena apabila pecahan tersebut berpenyebut tidak sama caranya sedikit berbeda dengan pecahan berpenyebut sama serta mengingatkan agar siswa lebih teliti dalam mengerjakan soal matematika. 60

c. Hasil Observasi Tindakan Siklus I

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

1 5 238

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Penggunaan Media Papan Berpaku untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Datar terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatiwarno

0 0 15

Penggunaan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas III SD Negeri Karangmloko 2.

0 9 239

IMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD GAYAMSARI 05 SEMARANG.

0 0 195

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

0 0 7

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 3 PANJANG

0 0 25

PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN BERBANTUAN BLOK PECAHAN SISWA KELAS IV SD 2 PIJI

0 0 24

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA BERBANTU FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MEDINI 2 DEMAK

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD

0 0 10