Apabila hubungan hukum tersebut di tunjukkan dengan bukti-bukti tertulis yang pernah dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang pada daerah yang sudah
bersentuhan dengan administrasi dan yurisdiksi hukum pertanahan seperti didaerah swapraja kotapraja maupun bukti-bukti tidak tertulis pada daerah-
daerah yang realitas sosial budayanya tunduk pada hukum adat setempat dan status tanahnya masih ditemukan hak ulayat dan hak milik adat, dalam hal ini dilakukan
dengan pendaftaran tanah dengan konversi dan pengakuan hak atau penegasan hak.
C. Prosedur Jual Beli Hak Atas Tanah
Berdasarkan PP nomor 24 tahun 1997 pasal 37 menyatakan bahwa peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli , tukar
menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, hanya dapat didaftar dengan Akta yang dibuat oleh pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri, yaitu Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT . 1 . Prosedur jual beli untuk tanah yang bersertipikat :
Syarat-syarat jual beli yang sudah memiliki sertipikat, antara lain :
36
a Penjual dan pembeli datang ke kantor PPAT, mereka masing-masing dapat diwakili oleh seorang kuasa.
b Surat-surat yang harus diserahkan kepada PPAT yaitu : 1 Sertipikat tanah yang hendak dijual.
2 Surat keterangan Kepala DesaKelurahan yang menyatakan, bahwa obyek tanah yang akan dijual tidak dalam keadaan sengketa kepemilikan atau tidak
sedang dijaminkan karena sita pengadilan. 3 Surat tanda bukti pembayaran pendaftaran jual beli yang akan diadakan itu.
__________________________
36 Effendi Perangin, Op Cit, hal 13.
Universitas Sumatera Utara
4 Setelah menerima surat-surat yang diperlukan, PPAT membuat akta jual beli dengan dihadiri oleh dua orang saksi.
5 Pengecekan sertipikat di Kantor Pertanahan. 6 Akta jual beli berserta sertipikat dan warkah-warkahnya KTP, KK, Surat
Nikah yang diperlukan untuk pembuatan akta itu, oleh PPAT segera diserahkan kepada Kantor Badan Pertanahan.
7 Setelah menerima dan memeriksa segala surat yang bersangkutan, selanjutnya pendaftaran jual beli itu dalam buku tanah yang bersangkutan dan pencoretan
nama penjual dan pencantuman nama pembeli dalam sertipikat. 2 Prosedur jual beli untuk tanah yang belum bersertipikat
Syarat-syarat jual beli yang belum memiliki sertipikat, antara lain :
37
a Penjual dan pembeli datang ke kantor PPAT , mereka masing-masing dapat diwakili oleh seorang kuasa.
b Surat-surat yang harus diserahkan kepada PPAT yaitu : 1 Surat keterangan Kepala DesaKelurahan yang menyatakan, bahwa hak atas
tanah itu belum mempunyai sertipikat, bahwa obyek tanah yang akan dijual tidak dalam keadaan sengketa kepemilikan atau tidak sedang dijaminkan
karena sita pengadilan.
2 Selain surat keterangan atau pernyataan tersebut perlu diserahkan juga surat bukti hak milik biasanya petuk pajak bumi, letter C, girik dan keterangan
Kepala Desa yang membenarkan surat bukti hak itu, yang dikuatkan oleh Camat.
3 Surat pernyataan penguasaan fisik sporadik yang dibuat oleh yang bersangkutan dengan dihadiri oleh dua orang saksi dan pegawai Kelurahan
dan ketahui oleh Kepala Desa. 4 Setelah menerima surat-surat tersebut, maka dapat dibuat akta jual belinya.
5 Saksi harus Kepala Desa dan seorang anggota pemerintahan desa dimana tanah itu terletak dan aktanya dibuat oleh PPAT Camat.
Dapat dikatakan bahwa untuk tanah yang belum bersertipikat ada tahap yang wajib dilengkapi dan diminta oleh kepala desa kelurahan yaitu adanya surat keterangan
asal usul tanah , berita acara hasil peninjauan lokasi, surat pernyataan tidak sengketa ________________________
37 Ibid, hal 21-23.
Universitas Sumatera Utara
, surat pernyataan penguasaan tanah SPPT dan peta atau denah lokasi tanah Gambar Situasi, berdasarkan kelengkapan data administrasi tersebut dapatlah pihak
pertanahan menerbitkan sertipikat hak atas tanah dan apabila data dokumen tidak terpenuhi atau tidak sesuai, maka camat selaku PPAT dapat menolaknya dengan
alasan data belum lengkap.
D. Faktor Kesalahan Dari Terbitnya Sertipikat Hak Milik Nomor 1.022 Diatas Tanah Pihak Lain Di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
Penyebab faktor kesalahan terbitnya sertipikat Hak Milik Nomor 1.022 Aek Ristop, kelurahan Hutatoruan VII, di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli
Utara yaitu :
1. Faktor Pejabat yang berwenang atas penerbitan sertipikat.
a Kesalahan akibat kurang telitinya petugas pertanahan saat menjalankan mekanisme pengurusan sertipikat tanah.
Kekeliruan petugas ini disebabkan kurang menunjangnya data dasar yang dijadikan bahan acuan menetapkan kepemilikan tanah seseorang, peta dasar
dan peta pendaftaran yang dijadikan acuan belum lengkap hingga akhirnya tanah yang sudah ada alas haknya dibuat lagi alas hak baru dan diterbitkan
sertipikat baru, seperti dalam kasus terbitnya Hak Milik Nomor 1.022. Timbulnya sertipikat ganda ini pada umumnya terjadi didaerah yang masih
kosong dan belum ada bangunan dan dimana pada lokasi tersebut belum
Universitas Sumatera Utara
ada peta-peta pendaftaran tanahnya. Untuk wilayah yang bersangkutan belum tersedia peta pendaftaran tanahnya.
38
b Kesalahan saat pengukuran. Faktor kesalahan dalam penerbitan sertipikat diatas tanah pihak lain, adalah
kesalahan saat pengukuran, petugas pertanahan tidak melakukan pengukuran tanah sesuai prosedur dan tidak dihadiri oleh pemilik tanah yang
bersangkutan, karena yang
paling tahu mengenai tanda batas tanah itu adalah pemilik tanah itu sendiri.
c Ketidaktelitian dalam hal dokumentasi. Adanya kesalahan dan ketidakhati-hatian yang disebabkan oleh karena
kecerobohan, kesepakatan atau ketidak telitian dalam menerbitkan Sertipikat tanah dari aparat kelurahan, kecamatan dan petugas pendaftran
tanah. Artinya aparat dan petugas kurang meneliti dengan seksama dokumen- dokumen yang ada, sedangkan dokumen-dokumen tersebut tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana ditentukan oleh perundang-undangan yang berlaku. d Adanya Administrasi yang tidak benar di Kelurahan.
Terjadinya karena adanya Surat bukti atau pengakuan hak yang dibuat oleh lurah, ternyata terbukti mengandung ketidakbenaran identitas pemilik tanah
yang sebenarnya, dan kantor kelurahan menerbitkan alas baru sebagai dasar diterbitkannya sertipikat Hak Milik No.1.022Hutatoruan VII.
39
________________________
38 Hasil wawancara dengan Bapak Darmagalih Widihastha, Kabid Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan, Kantor Wilayah Medan, pada tanggal 18 Juli 2014.
39 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor Itikad tidak baik dari pemohon
.
Adanya kesengajaan dari pemohon menunjukkan batas yang bukan menjadi haknya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Sedangkan pemilik
tanah yang sebenarnya tidak pernah merasa menjual tanah tersebut. Dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional hanya melakukan pengukuran berdasarkan
penunjukan batas yang ditunjuk oleh pemohon yaitu dimana letak dan batas-batas dengan tidak adanya persetujuan tetangga yang berbatasan dengan tanah tersebut.
3. Faktor Ketidakjelasan sejarah asal usul tanah.
a
Peta Pendaftaran Belum terbentuk atau belum lengkap Data yang dimiliki oleh ahli waris LH,HH dan RH yaitu Alas Hak Liggerblad
Nomor 107a, Kampung Huta Nagodang, Negeri Hutabarat Partali, Ketjamatan Tarutung, yang telah dikeluarkan dahulu oleh Assisten Wedanakepala kantor
urusan sawah, Kabupaten Tapanuli Utara tertanggal 30 Desember 1959 dengan nomor 1491959. Akan tetapi peta data tersebut tidak ada terdata pada kantor
pertanahan Kabupaten Tarutung. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya tumpang tindih kepemilikan hak atas tanah. Disebabkan peta pendaftaran
belum terbentuk pada kantor pertanahan atau belum lengkap. b Tanah Warisan yang dijual oleh pewaris tanpa sepengetahuan ahli waris.
Masalah penerbitan sertipikat Hak Milik Nomor 1.022 di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, diatas tanah warisan milik pihak lain. Latar
belakang masalah tersebut adalah sengketa harta warisan yaitu oleh pemilik tanah sesudah meninggal sebagian para ahli waris lainnya telah menjual bagian
Universitas Sumatera Utara
masing-masing dari harta warisannya kepada pihak lain tidak diketahui oleh ahli waris lainnya, dan pihak pembeli telah melakukan pensertipikatan atas
nama pembeli, dan kemudian saat para ahli waris lainnya hendak menjual tanah yang sama, ternyata diketahui tanah tersebut telah dijual sehingga
mengakibatkan terjadinya sengketa hak atas tanah diatas tanah dengan letak obyek yang sama sampai dengan diterbitkannya sertipikat.
Kurang berfungsinya aparat pengawas pada kantor pertanahan sehingga memberikan peluang kepada para aparat bawahannya untuk bertindak
menyelewengkan dalam arti tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai sumpah jabatannya.
Ketidaktelitian petugas di Kelurahan, di Kecamatan dan Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara sehingga dalam menerbitkan sertipikat Hak Milik Nomor
1.022, dokumen-dokumen pemohon yang menjadi dasar bagi penerbitan sertipikat tidak diuraikan dengan teliti dan seksama yang mungkin saja dokumen-dokumen
tersebut belum memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
40
Masih adanya oknum-oknum yang berbuat untuk memperoleh keuntungan pribadi sehingga tidak dilaksanakannya undang-undang Pokok Agraria dan peraturan
pelaksanaannya secara konsekuen dan bertanggungjawab yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain.
Sertipikat palsu atas tanah dapat terjadi didalam wujudnya yang sama
_______________________________ Op.Cit .
Universitas Sumatera Utara
fisik sertipikat tersebut asli sejak awalnya, namun isinya atau data-datanya yang didalamnya tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya atau rekayasa. Dari
adanya jual beli yang dilakukan dihadapan Camat selaku PPAT yang dokumen- dokumennya juga direkayasa atau keterangan palsu dari penjual atau penghadap,
sehingga akta tersebut dapat dinyatakan dibatalkan oleh pengadilan atau dinyatakan palsu berdasarkan isinya. Jika ternyata terbukti dibuat atas dasar keterangan atau
dokumen palsu dari para pihak penghadap NotarisPPAT tersebut.
E. Kepastian Hukum Pendaftaran Tanah.