Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepastian dan perlindungan hukum sebagai pisau analisisnya.
a. Teori Kepastian Hukum
Kepastian hukum data kepemilikan tanah akan dicapai apabila telah dilakukan pendaftaran tanah, karena tujuan pendaftaran tanah adalah untuk
memberikan pendaftaran tanah, memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah. Baik kepastian
mengenai dan Kepastian mengenai obyeknya, yaitu letaknya, batas-batasnya dan luasnya serta adatidaknya bangunantanaman diatasnya dan subyeknya yaitu
apa haknya,siapa pemiliknya, adaatau beban diatasnya.
13
Adapun kepastian hukum dimaksud adalah meliputi : a. Kepastian mengenai orangbadan hukum yang menjadi pemegang hak atas tanah
tersebut. Kepastian berkenaan dengan siapakah pemegang hak atas tanah itu disebut dengan kepastian subyek hak atas tanah.
b.
Kepastian mengenai letak tanah, batas-batas dan panjang serta lebar tanah. Kepastian berkenaan dengan letak, batas-batas dan panjangDalam rang serta lebar
tanah itu disebut dengan kepastian onyek hak atas tanah.
14
Dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum tersebut kepada yang mendaftarkan tanahnya akan diberikan satu dokumen tanda bukti hak yang berfungsi
sebagai alat pembuktian yang kuat. Alat bukti dalam hukum tanah sangat berperan ________________________
13 Sri Wijayanti, Kepastian hukum Sertipikat Hak Atas Tanah Sebagai Bukti Hak Kepemilikan Tanah , Studi Kasus Putusan MA.Tentang Sengketa Tanah Meruya Selatan, Tesis, Semarang : Program Studi
Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro, 2010 hal.11. 14 Bachtiar Effendie, Pendaftaran Tanah di Indonesia Dan Peraturan Pelaksanaannya, Bandung,
Alumni, 1993, hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi pemegang hak atas tanah, hak atas satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan
mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. Dikatakan sebagai data yang benar, selama tidak ada bukti lain yang
membuktikan ketidakbenarannya dan tidak perlu ditambah dengan bukti tambahan.
15
Seseorang yang mengaku memiliki hak atas sesuatu harus dapat membuktikan kepemilikannya kepemilikannya tersebut. Hal ini sesuai dengan
ketentuan yang termaktub dalam Pasal 1865 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menegaskan bahwa setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu
hak, atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa
tersebut. Dalam hal kepemilikan atas sebidang tanah, seseorang tidak dapat mengaku memiliki sebidang tanah tanpa memiliki alat bukti adanya kepemilikan atas sebidang
tanah tersebut. Sehingga bagi pemegang hak atas tanah yang telah terbit sertipikatnya, maka akan mendapat perlindungan hukum dan tidak perlu ada bukti
tambahan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 32 ayat 2 PP No.241997 yang mengatakan :
“Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan
secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa
mempunyai hak atas ________________________
15 Ibid , hal 12.
Universitas Sumatera Utara
tanah itu dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 lima tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan
secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke pengadilan
mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut. “
Didalam ketetapan PMNAKBPN Nomor 3 tahun 1997 pada pasal 111 yang berupa suatu keputusan pemberian hak tersebut selalu ada persyaratan umum
maupun khusus dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh yang bersangkutan, dengan akibat hukum “Batal” dengan sendirinya apabila persyaratan
dan atau kewajiban tidak dipenuhi oleh mereka yang mengajukan permohonan hak atas tanah yang bersangkutan.
b.Teori Perlindungan Hukum