Manfaat Praktis Manfaat Penelitian

17 seksual berakibat pada perilaku seseorang yang kemudian tertarik pada orang lain dan mempunyai dorongan untuk memuaskan kebutuhan seksualnya tersebut. Namun demikian hal tersebut tidak dapat tersalurkan karena adanya aturan hukum tentang batas usia tertentu untuk perkawinan. Sarwono 2010: 102 menyebutkan bahwa rasa ketergantungan pada orang tua di kalangan anak-anak di Indonesia lebih besar lagi, karena memang dikehendaki demikian. Hal tersebut bisa diartikan bahwa ada kemungkinana anak-anak di Indonesia belum memenuhi atau lebih lambat dalam memenuhi tugas perkembangannya karena budaya yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh psikolog bangsa Turki bernama C. Kagitcibasi dalam Sarwono, 2010 yang meneliti sejumlah 20.403 orang tua dari seluruh dunia 1984. Dalam penelitian ini terbukti bahwa ibu-ibu dari suku Jawa dan Sunda mengharapkan anak mereka menuruti orang tua Jawa: 88, Sunda: 81. Demikian pula para ayah dari kedua suku tersebut berharapan yang sama jawa: 85, Sunda:76. Harapan itu berbeda keadaannya dari bangsa-bangsa Kore, Singapura, dan Amerika Serikat. Mereka berharap agar anaknya bisa lebih mandiri ibu Korea: 62, ibu Singapura: 60, ibu AS:51, ayah Korea: 68, ayah Singapura: 69, ayah AS:43. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa masa remaja membawa individu pada kematangan fisik dan organ dalam tubuh termasuk organ seksual baik pada individu perempuan maupun laki-laki. Tidak hanya itu, individu juga akan melalui tahapan-tahapan tugas perkembangan yang 18 membawa individu pada kemandirian. Namun demikian budaya masing masing individu sangat memberikan pengaruh dalam pemenuhan tugas masa perkembangannya.

2. Remaja Berpacaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 pacar adalah kekasih, teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Degenova Rice 2005: 112 pacaran adalah menjalankan suatu hubungan di mana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat mengenal satu sama lain. Stenberg 2002: 47 mendefinisikan pacaran sebagai orang yang dekat dengan seseorang tetapi bukan saudara, dalam hubungannya terdapat cinta yang bermuatan keintiman, nafsu dan komitmen. Hubungan berpacaran didasari oleh beberapa tujuan. Motivasi remaja berpacaran adalah untuk kesenangan, pemenuhan kebutuhan akan kebersamaan, mengenal lebih jauh pasangannya, menguji cinta dan seks. Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa berpacaran adalah aktivitas bersama yang berupa keintiman, komitmen serta adanya ketertarikan emosi antara pria dan wanita dengan tujuan saling mengenal satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum memutuskan untuk menikah. Para ahli mengemukakan ada beberapa alasan mengapa remaja berpacaran di antaranya yaitu: a. Suatu bentuk rekreasi. Menurut Degenova Rice 2005: 146 menyebutkan salah satu alasan bagi remaja berpacaran adalah untuk