Anak mampu menangkap dan menendang-nendang bola dengan baik, serta mampu berlari melewati rintangan. Bantuan masih diperlukan
saat anak melempar-lempar bola ke dalam keranjang. 2.
Pembiasaan dan Program Khusus a.
Pembiasaan Dalam kesehariannya, anak belum mampu duduk tenang sepanjang
kegiatan pembelajaran. Anak kehilangan fokus dan membutuhkan perhatian agar dapat fokus kembali. Anak telah terbiasa membuang
sampah pada tempatnya, rutin mencuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum makan, serta mau membereskan mainan setelah bermain.
Anak masih memerlukan bimbingan untuk selalu bersalaman dan mengucapkan salam dengan guru dan teman-teman. Anak juga masih
memerlukan bimbingan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan tuntas.
b. Sosialisasi
Anak telah mengenal nama-nama teman di kelas dan mau bermain bersama. Namun, anak mengalami kesulitan dalam mengikuti aktivitas
yang dilakukan bersama-sama beramai-ramai, seperti senam bersama maupun upacara. Ia juga mempunyai perilaku kecemasan yang
berlebihan ketika bertemu dengan orang yang baru ia temui. c.
Bina Diri Anak masih memerlukan bantuan dalam kegiatan bina diri, misalnya
memakai dan melepas jaket, memakai sepatu, dan mencuci tangan dengan baik.
D. Metode Pengumpulan Data Asesmen
1. Metode Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara ke guru kelas mengeluhkan bahwa pada saat di kelas, Awang sulit untuk menyelesaikan pelajaran dengan baik, sering tidak dapat
berkonsentrasi, sering ketakutan pada saat ada orang baru yang masuk ke kelasnya ataupun pada saat Awang berada dalam ruangan tertentu yang di dalamnya terdapat
banyak orang yang belum ia kenal, emosinya juga mudah terangsang.Perilaku tersebut biasanya dalam bentuk menangis, menjerit, bersin-bersin, marah, lari, keluar
dari kelas, sering mengeluarkan air liur untuk dimainkan serta muntah-muntah. Tetapi apabila Awang sudah muntah-muntah 2 sampai 3 kali, biasanya setelah itu ia hanya
mencari perhatian ke orang lain untuk pura-pura mau muntah dengan cara memegang lehernya dan mengeluarkan suara yang seakan-akan dia mau muntah.Pada dasarnya
menurut Ibu Eka selaku guru kelas, Awang termasuk salah satu siswa di kelasnya yang bisa diajarkan tentang akademik, hanya saja konsentrasinya mudah beralih.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan orangtuanya, menyebutkan bahwa Awang memang anaknya sering menunjukkan rasa ketakutan dalam bentuk
menangis, lari-lari, menjerit, marah dan muntah-muntah kalau bertemu dengan orang lain yang belum ia kenal, tetapi biasanya hal itu terjadi di sekolah. Kalau di rumah
perilaku ketakutan yang ia tunjukkan tidak begitu menonjol, yaitu hanya menghindar dan tidak mau bertemu dengan orang baru tersebut. Ia merupakan anak yang tidak
bisa dikekang, apabila keinginannya tidak terpenuhi, ia akan marah-marah dan melempar-lempar benda yang ada di sekitarnya, selain itu ia juga marah-marah
apabila merasa dicuekin sama orang lain.