biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita secara sexual memang berbeda. Begitu pula secara perilaku dan
mentalitas. Namun perannya di masyarakat dapat disejajarkan dengan batasan-batasan tertentu. Pengertian gender didefinisikan
sebagai aturan atau normal perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem masyarakat. Karena itu gender sering
kali di identikkan dengan jenis kelamin atau sex. Meski sebenarnya kedua jenis kata ini yaitu seks dan gender memiliki konsep yang
berbeda.
17
Lelaki dan wanita secara seksualitas dibedakan berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya. Namun secara gender perbedaan tersebut
tidak menjamin perbedaan gender. Contohnya: seorang wanita secara penampilan dikenal memiliki perasaan yang halus, penampilan yang
lemah gemulai, dan berambut panjang dan seorang lelaki dikenal sebagai seseorang yang kuat, jantan perkasa, dan berambut pendek.
Lalu jika kedua penampilan tersebut tertukar apakah berarti jenis kelamin mereka juga bertukar? Jawabnya adalah tidak. Dari contoh
di atas maka akan dimungkinkan perpaduan antara sex dan gender. Seorang pria yang terkenal kasar, kuat dan jantan dapat berperilaku
seperti wanita yang lemah lembut, halus dan gemulai. Begitu pula sebaliknya. Disinilah peran gender diperlukan, maka disinilah
perbedaan antara seks dan gender dapat dijelaskan dimana seks berorientasi pada ciri-ciri biologis, sedangkan gender berorientasi
pada perilaku, mentalitas dan sosial budaya.
Menurut Michael Guriaan didalam “What Could He Be Thinking? How a Man’s Mind Really Works” menjelaskan
perbedaan mendasar otak laki-laki dan perempuan adalah:
1. Perbedaan Spasial
Pada laki-laki, otak cenderung berkembang dan memiliki spasial yang lebih komplek seperti kemampuan perancangan
mekanis, pengukuran arah abstraksi, dan manipulasi benda fisik dibandingkan dengan perempuan.
17
Lestari, Anis.
“Gender| Pengertian
dan Definisi
.” diakses
dari http:www.kamusq.com201211gender-pengertian-dan-definisi.html, pada tanggal 25
Februari 2016
2. Perbedaan Verbal
Daerah korteks otak pria lebih banyak tersedot untuk melakukan fungsi-fungsi spasial dan cenderung memberi porsi
yang sedikit pada daerah korteksnya untuk memproduksi dan menggunakan kata-kata.
3. Perbedaan Kandungan Bahan Kimia
Otak perempuan lebih banyak mengandung serotonin yang membuatnya bersikap tenang. Perempuan lebih tenang jika
menanggapi ancaman fisik daripada laki-laki yang langsung naik darah.
4. Kapasitas Memori
Pusat memori hippocampus pada otak perempuan lebih besar ketimbang otak laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa laki-
laki mudah lupa ketimbang perempuan yang bias menghafal sampai detail.
18
Beberapa penelitian yang mengangkat tentang perbedaan kemampuan laki-laki dan perempuan telah banyak dilakukan seperti
yang telah diterangkan oleh Maccoby dan Jacklin menyatakan bahwa:
1. Perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih tinggi
dibanding dengan laki-laki. Selama periode awal sekolah sampai remaja, laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan verbal
yang sama. Mulai kira-kira umur 11 tahun, kedua jenis kelamin tersebut
mulai berbeda
kemampuan verbalnya
dengan keunggulan perempuan.
2. Laki-laki lebih unggul dalam kemampuan visual-spatial
penglihatan-keruangan. Kemampuan laki-laki pada visual- spatial ditemukan secara konsisten pada masa remaja dan dewasa
sekitar 12 tahun ke atas tidak pada masa kanak-kanak. Namun
18
Jagoran. “Beda
Otak Laki-laki
dan Perempuan
.” diakses
dari http:dechacare.comBeda-Otak-Laki-laki-dan-Perempuan-I25-1.html, pada tanggal 25
Februari 2016
kedua jenis kelamin mempunyai kemampuan yang hampir sama dalam ”analytic and non-analytic spatial”.
3. Laki-laki lebih unggul dalam kemampuan matematika. Kedua
jenis kelamin sama dalam konsep kuantitatif mereka dan dalam penguasaan aritmatika pada masa sekolah dasar. Mulai kira-kira
umur 12-13 tahun keterampilan matematika laki-laki meningkat lebih cepat daripada perempuan.
19
Dari penelitian lain yang dilakukan oleh Callahan dan Reis 1996 dilaporkan bahwa pada masa kanak-kanak awal hingga
masuk sekolah dasar, peserta didik laki-laki dan perempuan berbakat memiliki jumlah yang relatif sama. Sedangkan pada masa remaja
terjadi penurunan, pada sekitar usia 12 tahun peserta didik laki-laki berbakat berjumlah lebih banyak dari peserta didik perempuan
berbakat, dan pada masa dewasa perbandingan jumlah antara laki- laki berbakat menjadi sangat berbeda. Laki-laki berbakat menjadi
lebih menonjol dibandingkan perempuan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan jumlah peserta didik berbakat. Hal itu dipengaruhi
oleh banyak faktor penghambat bagi peserta didik perempuan berbakat untuk mencapai prestasi, apalagi bagi perempuan dewasa
jumlah mereka semakin sedikit, karena tidak dapat mengembangkan potensi sesuai yang dimilikinya.
20
Dari semua penelitian yang sudah ada menunjukkan bahwa adanya keberagaman mengenai peranan gender dalam pembelajaran
matematika. Beberapa hasil menunjukkan adanya faktor gender dalam pembelajaran matematika, namun disisi lain beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan dalam pembelajaran matematika. Oleh sebab itu, cukup
menarik untuk dilakukannya penelitian dalam melihat bagaimana peran gender pada kemampuan number sense siswa.
19
Hatip, Ahmad. Kemampuan Otak Laki-Laki Perempuan, Mana yang lebih Unggul?. Diakses dari https:hatibku.wordpress.com221-2, pada tanggal 25 Februari 2016
20
Andri Fahrudin Amirulloh, Skripsi: “Kemampuan Number Sense Siswa Kelas VII SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin”,
Surabaya: UNESA, 2013, 27
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini membahas
tentang profil kemampuan number sense siswa SMA dalam menyelesaikan soal barisan dan deret ditinjau dari kemampuan
matematika dan gender. Pengungkapan profil kemampuan number sense siswa SMA dalam menyelesaikan soal barisan dan deret
dilakukan dengan memberikan persoalan pada setiap subyek yang terpilih yaitu 12 orang siswa dengan tingkat kemampuan matematika
yang berbeda serta gender yang berbeda rendah laki-laki dan perempuan, sedang laki-laki dan perempuan, serta tinggi laki-laki
dan perempuan. Semua siswa menyelesaikan soal yang diajukan sesuai dengan kemampuan number sense yang dimilikinya dan
menjawab pertanyaan ketika wawancara sesuai dengan jawaban yang ditulis pada tes pengelompokan kemampuan matematika yang
telah dikerjakan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA kelas X semester ganjil tahun ajaran 2016-
2017. Pengambilan data dilaksanakan selama 2 hari pada bulan September yaitu pada tanggal 3 dan 6 September 2016. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Puri kabupaten Mojokerto. Peneliti memilih kabupaten Mojokerto sebagai lokasi tempat penelitian
karena peneliti berdomisili di kabupaten Mojokerto sehingga mempermudah peneliti untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam melakukan penelitian serta peneliti juga sudah mengenal mengenai budaya dan lingkungan dari sekolah tersebut.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah 12 orang siswa kelas X-MIPA-3 SMA Negeri 1 Puri Mojokerto. Subyek ditentukan setelah siswa
dikelompokkan sesuai tingkat kemampuan matematika melalui tes kemampuan matematika. Hasil tes kemampuan matematika beserta