46
akselerasi, yang mana masalah kesulitan belajar tersebut dapat dikategorikan dengan siswa underachievement.
Menurut Lincoln dan Guba Dedy Mulyana, 2004: 201 penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif memiliki beberapa
keuntungan, yaitu : 1. Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa
yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari. 3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan
antara peneliti dan responden. 4. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan
bagi penilaian atau transferabilitas. Jadi menurut Lincoln dan Guba Dedy Mulyana, 2004:201
penggunaan studi kasus sebagai metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan diantaranya yaitu studi kasus dapat menyajikan
pandangan dari subjek yang diteliti, studi kasus dapat menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca kehidupan
sehari-hari, studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden, dan studi kasus dapat memberikan
uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas.
Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Adapun permasalahan yang
dibahas dalam penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang underachievement dan berbagai faktor penyebab hambatan dalam
proses belajar, baik bersifat internal maupun eksternal bagi siswa berbakat intelektual serta berbagai perilaku menyimpang siswa dengan keberbakatan
intelektual sebagai akibat dari permasalahan underachievement.
B. Langkah-langkah Penelitian
Proses penelitian studi kasus menurut Robert K.Yin 2009: 46 adalah sebagai berikut:
a. Mendefinsikan dan merancang penelitian
47
Pada proses penelitian, peneliti melakukan kajian pengembangan teori atau konsep untuk menyelidiki kasus, peneliti melakukan persiapan,
penjajagan lapangan field study terhadap kasus underachievement, serta mencari data dan informasi tentang underachievement di kelas akselerasi
SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Peneliti juga menempuh upaya konfirmasi ilmiah melalui penelusuran literatur buku dan referensi
pendukung penelitian. b. Menyiapkan, mengumpulkan dan menganalisis data
Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan, pengumpulan dan analisis data berdasarkan protokol penelitian yang telah dirancang
sebelumnya. c. Menganalisis dan Menyimpulkan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari proses penelitian studi kasus. Pada penelitian studi kasus tunggal, analisis dan penyimpulan dari
hasil penelitian digunakan untuk mengecek kembali kepada konsep atau teori yang telah dibangun pada tahap pertama penelitian.
Untuk lebih jelasnya, Proses penelitian studi kasus menurut Robert K.Yin 2009: 57 tersebut dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:
48
Gambar 1. Proses Penelitian Studi Kasus K.Yin, 2009: 57
C. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini, pengambilan sumber data penelitian menggunakan teknik “purpose sampling”. Nana Syaodih Sukmadinata
2005: 101 menyatakan, sampel purposive adalah sampel yang dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang
fenomena yang ingin diteliti. Pengambilan sampel ini didasarkan pada pilihan peneliti tentang aspek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi
tertentu dan saat ini terus-menerus sepanjang penelitian, sampling bersifat purposive yaitu tergantung pada tujuan fokus suatu saat.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek adalah siswa yang mengalami underachievement. Diangkatnya siswa sebagai subyek penelitian
dikarenakan masih sedikitnya penelitian mengenai siswa underachiever di dunia pendidikan, khususnya siswa superior. Melihat keterbatasan peneliti
49
dan pendekatan penelitian yang digunakan, maka subyek penelitian ditentukan berdasarkan ciri dan karakteristik tertentu. Adapun ciri dan
karekteristik subyek yang diteliti yaitu: 1. Sekolah di kelas VIII Akselerasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
2. Subyek memenuhi syarat sesuai dengan kriteria siswa berbakat intelektual yang ditandai dengan skor IQ mencapai 128 atau lebih
3. Memiliki prestasi belajar yang tidak mencerminkan kemampuannya yang superior, yang ditandai dengan nilai rapor yang berada di bawah
rata-rata kelas. Adapun yang menjadi subyek penelitian kasus ini siswa di kelas
Akselerasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. yang mengalami underachievement dalam pencapaian prestasi sekolahnya. Siswa tersebut
berada di sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun ajaran 2013-2014 semester 1.
Selain melibatkan subyek di atas, sangat diperlukan juga adanya keterlibatan key informan untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam tentang subyek. Adapun key informan yang di maksud antara lain :
a. Guru wali kelas sebagai sumber data Wawancara dengan guru wali kelas bertujuan untuk mendapatkan
dataketerangan tentang ciri subyek mengenai riwayat pendidikan, tingkat kemampuan akedemik secara umum, perubahan prilaku yang
50
tampak dan permasalahan- permasalahan belajar, secara permasalah pribadi subyek.
b. Teman sekelas murid superior yang underachievement c. Orang tua murid superior yang underachievement
D. Setting Penelitian