Air Air Tanah Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Dipole-Dipole Di Kawasan Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai cermin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber daya yang terbaharui, bersifat dinamis dan mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Air terbagi atas dua bagian, yaitu air permukaan dan air bawah permukaan air tanah. Air permukaan adalah air yang bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan baik yang tergenang danau, waduk, rawa maupun mengalir, dan sebagian air bawah permukaan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut Soemarto, 1987. Sedangkan air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah batuan yang terdapat di dalam ruang-ruang antara pori-pori batuan retakan- retakan batuan.

2.2 Air Tanah

Air tanah merupakan salah satu fase dalam siklus hidrologi, yaitu suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dialiri air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer. Pada proses siklus hidrologi tersebut air tanah berinteraksi dengan permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam siklus hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis tanah, penggunaan lahan, jenis vegetasi penutup, serta manusia yang berada di permukaan bumi setyowati,2007. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan presipitasi, baik melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun secara tak langsung dalam air sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya. Air hujan yang meresap kedalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai. Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada waktu, kondisi material permukaaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan cukup besar tetapi lerengnya curam, ditutup material impermeabel, persentase air mengalir di permukaan lebih banyak daripada meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landau dan permukaannya permiabel, persentase air yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian menguap lagi ke atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada hujan. Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos ke bawah sampai zona dimana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air jenuh air. Air dalam zona saturasi zone of saturation ini dinamakan air tanah ground water. Batas atas zona ini disebut muka air tanah water table. Lapisan tanah, sedimen atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air disebut zona aerasi zone of aeration. Dan daerah dimana air tanah keluar sampai discharge area, seperti terlihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Posisi relatif beberapa istilah yang berkaitan dengan air bawah permukaan Universitas Sumatera Utara Muka air tanah umumya tidak horizontal, tetapi lebih kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya. Apabila tidak ada hujan maka muka air di bawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak terjadi, karena air hujan akan mengisi recharge lagi. Daerah dimana air hujan meresap ke bawah precipitation sampai zona saturasi dinamakan rembesan recharge area. Air tanah berasal dari bermacam sumber. Air tanah yang berasal dari peresapan air permukaan disebut air meteorik meteoric water. Selain berasal dari air permukaan, air tanah berasal dari air yang terjebak dalam pembentukan batuan sedimen. Air tanah jenis ini disebut air konat connate water. Air tanah ditemukan pada formasi geologi permeabel tembus air yang dikenal dengan akuifer disebut juga reservoir air tanah, formasi pengikat, dasar- dasar yang tembus air yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan biasa. Air tanah juga ditemukan akiklud atau dasar semi permeabel yaitu suatu formasi yang berisi air tetapi tidak dapat memindahkannya dengan cukup cepat untuk melengkapi persediaan yang berarti pada sumur atau mata air. Deposit glasial pasir dan kerikil, kipas alluvial dataran banjir dan deposit delta pasir semuanya merupakan sumber air yang sangat baik. Berdasarkan material penyusunnya, maka terdapatnya air tanah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Material lepas unconsolidated materials b. Material kompak consolidated materials Kira-kira 90 air tanah terdapat pada material lepas misalnya pasir, kerikil, campuran pasir dan kerikil, dan sebagainya. Pada suatu akuifer, air tanah menempati lubang batuan yang dikenal sebagai pori-pori batuan maupun lubang yang besar. Retakan mungkin terdapat dalam batuan kristalin maupun batuan padat dan mungkin mempunyai ukuran kapiler maupun sub-kapiler. Lubang-lubang yang besar merupakan ciri formasi batu kapur dan kadang kala batuan gunung berapi. Pori-pori merupakan ciri Universitas Sumatera Utara batuan sedimen klasik dan batuan bahan butiran lainnya. Macam-macam batuan berdasarkan tipe kerapatannya dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1. Macam-macam batuan tipe kerapatannya densitas Tipe kerapatan Batuan endapan Batuan beku dan batuan ubahan Batuan vulkanik Kompak Lepas Karbonat Kompak Lepas Antar butiran - Pasir kerikil, pasir lempung, lempung pasiran - Zone pelapukan dari granit gneiss Zone pelapukan basalt Batuan vulkanik lepas, blok sampai debu vulkanik Antar butiran dan retakan Breksi konglom erat, batu pasir - Batu gamping - Breksi vulkanik, truf batu apung - Retakan - - Batu gamping dolomite dan batu gamping non dolomite Granit, gneiss, garbo, kwasit, diorite, sekif Basalt, andesit, riolit Universitas Sumatera Utara Berdasarkan daerah pembentukannya terdapat air tanah pada material lepas dapat dibedakan menjadi 4 wilayah, yaitu : a. Daerah aliran air water course Daerah aliran ini terdiri dari alluvial yang terletak di kanan kiri sungai yang mengalir. Potensi air tanah cukup besar apabila muka air sungainya lebih tinggi dari muka air tanah. Faktor ini menyebabkan daerah ini sangat potensial sebab materialnya lepas dan air sungai mensuplai air tanah. b. Daerah lembah mati Potensial air tanah di daerah ini cukup besar akan suplai air yang diterima tidak sebesar daerah aliran air. c. Daerah daratan Daerah ini adalah dataran yang luas dengan endapan yang belum mengeras misalnya pasir dan kerikil. d. Daerah lembah antar gunung Lembah yang dikelilingi oleh pegunungan biasanya terdiri dari material lepas yang jumlahnya sangat besar, material ini berasal dari pegunungan sekitarnya. Materialnya berupa pasir dan kerikil dan sifatnya akan menerima air di pengisian di atasnya. Pada dataran antar gunung yang dibatasi oleh kaki-kaki gunung api akan mempunyai perbedaaan besar pada butir setiap tahap kegiatan gunung api tersebut sehingga menyebabkan terbentuknya kondisi air tanah tertekan, terutama yang terletak tidak seberapa jauh dari bagian kaki gunung api. Lembah tersebut dibatasi oleh lipatan, sangat perlu diperhatikan akan luasnya penyebaran litologi yang diperkirakan dapat bertindak sebagai akuifer. Akuifer karena sifatnya seperti yang disebutkan didepan merupakan lapisan batuan yang sangat penting dalam usaha penyerapan air tanah. Litologi atau penyusupan batuan di lapisan akuifer di Indonesia yang penting adalah : Universitas Sumatera Utara - Endapan alluvial : merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah ada. Air tanah pada endapan ini mengisi ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah dataran. - Endapan Vulkanik muda : merupakan endapan hasil kegiatan gunung api, yang terdiri dari batuan-batuan lepas maupun padu. Air tanah pada endapan ini menempati baik ruang antar butir pada material lepas maupun mengisi rekah-rekah atau rongga batuan padu. Endapan ini tersebar disekitar wilayah gunung api. - Batu gamping : merupakan endapan laut yang mengandung karbonat, yang karena proses geologis diangkat ke permukaan. Air tanah disini mengisi terbatas pada rekahan rongga, maupun saluran pelarutan. Endapan ini tersebar di tempat-tempat yang dahulu berwujud lautan karena proses geologis, fisik dan kimia. Di beberapa daerah sebaran endapan batuan ini membentuk suatu morfologi khas, yang disebut karst.

2.2.1 Pembagian Air Tanah

1. Air tanah dangkal Air tanah dangkal terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Air sumur dangkal ini terdapat pada kedalaman 15 – 30 meter. Sebagai air minum, air tanah dangkal mempunyai kualitas yang cukup baik namun kuantitasnya kurang mencukupi karena tergantung musim. 2. Air tanah dalam Air tanah dalam terdapat setelah rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor untuk memasukkan pipa kedalamnya sehingga kedalaman antara 100 –300 meter akan didapat lapisan air. Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna. Universitas Sumatera Utara 3. Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam Sutrisno, 1987.

2.2.2 Kondisi air tanah

Air tanah merupakan suatu bagian dalam proses sirkulasi alamiah. Jika pemanfaatan air tanah itu memutuskan sistem sirkulasi, yakni jika air yang dipompa melebihi besarnya pengisian kembali recharge, maka akan terjadi pengurangan volume air tanah yang ada. Berkurangnya volume air tanah itu akan terlihat dalam bentuk penurunan permukaan air tanah dan tekanan air ini akan mengakibatkan penurunan intensitas pemompaan, jika penurunan ini melampaui suatu batas tertentu maka fungsi pemompaan akan hilang. Akhirnya sumber air tanah itu menjadi kering. Jadi untuk menghindari pengurangan volume air tanah yang ada, maka harus dijaga agar besarnya pemompaan itu sesuai dengan pengisian kembali Sasrodarsono dan Takeda,1993.

2.2.3 Aliran air tanah

Aliran air tanah sangat mempengaruhi kondisi daerah pantai, karena aliran ini menjaga keseimbangan antara air laut dan air tanah. Juga diketahui pula bahwa aliran air tanah pada kondisi geologi tertentu mengubah unsur kimia yang lain menjadi unsur kimia yang komposisinya sama dengan air laut bila semakin dekat aliran air itu ke pantai. Jadi dapat dikatakan bahwa aliran air tanah juga merupakan sumber salinitas. Disamping itu, aliran air tanah juga merupakan perantara geologi karena secara terus menerus mempengaruhi kondisi lingkungan dalam tanah Todd, 1974. Menurut pakar geologi ini aliran air tanah tergantung dari waktu dan ruang dan salah satu dampaknya bahwa aliran air tanah ini membawa dan meningkatkan bermacam kimia yang terkandung dalam air tanah Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Permeabilitas dan Porositas

Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air tanah. Jumlah air tanah yang dapat di simpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah sangat bergantung pada permeabilitas. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan air. Air tanah mengalir melewati rongga-rongga yang kecil, semakin kecil rongganya semakin lambat alirannya. Jika rongganya sangat kecil, akan mengakibatkan molekul air akan tetap tinggal. Kejadian semacam ini terjadi pada lempung. Porositas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah. Porositas adalah jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan atau sedimen. Porositas dapat di bagi menjadi dua yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada sewaktu bahan tersebut terbentuk sedangkan porositas sekunder di hasilkan oleh retakan-retakan dan alur yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori adalah laminer. Kapasitas penyimpanan atau cadangan air suatu bahan ditunjukkan dengan porositas yang merupakan nisbah volume rongga. Porositas merupakan angka tak berdimensi biasanya diwujudkan dalam bentuk . Umumnya untuk tanah normal mempunyai porositas berkisar antara 25 sampai 75 sedangkan untuk batuan yang terkonsolidasi consolidated rock berkisar antara 0 sampai 10 . Material dengan diameter kecil mempunyai porositas besar, hal ini dapat dilihat dari diameter butiran material. Menurut Tood 1980, permeabilitas merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media porous. Permeabilitas permaebility adalah kapasitas batuan untuk meloloskan fluida sangat beragam dari viskositas fluida, tekanan hidrostatik, ukuran bukaan dan terutama adalah tingkat bukaan yang saling terhubungporositas efektif. Jika rongga pori sangat kecil, maka batuan dapat Universitas Sumatera Utara mempunyai porositas yang tinggi tetapi permeabilitasnya rendah karena air sukar melewati bukaan yang kecil. Sedangkan parameter permeabilitas merujuk hanya pada sifat-sifat batuan dan merupakan parameter yang menunjukkan beberapa besar luas area batuan yang dapat dilalui oleh fluida. Lempung mempunyai kerapatan porositas yang tinggi sehingga tidak dapat meloloskan air, batuan yang mempunyai porositas antara 5 – 20 adalah batuan yang dapat meloloskan air dan air yang melewatinya dapat ditampung. Perkiraan rata-rata porositas dan permeabilitas berbagai tipe batuan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Porositas dan Permeabilitas beberapa tipe batuan Tipe Batuan Porositas Permeabilitas mhari Lempung Pasir Kerikil Kerikil dan pasir Batu pasir Batu Kapur Kwarsit 45 35 25 20 15 5 1 0,0004 41 4100 410 4,1 0,04 0,0004 Sumber : Linsley dan Franzini, 1990

2.3 Akuifer

Dokumen yang terkait

Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan metode Resistivitas Listrik Konfigurasi wenner-Sclumberger Di Kawasan Pantai Cermin Kiri Kecamatan Pantai cermin

1 31 124

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI KAWASAN GUNUNG SADENG KABUPATEN JEMBER

0 3 17

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE DI DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

10 36 81

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D DIPOLE DIPOLE DI DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN.

2 11 19

PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGAN

0 0 15

APLIKASI METODE GEOLISTRIK SKALA MODEL U

1 2 7

Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Dipole-Dipole Di Kawasan Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai cermin

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan metode Resistivitas Listrik Konfigurasi wenner-Sclumberger Di Kawasan Pantai Cermin Kiri Kecamatan Pantai cermin

0 0 32

STUDI INTRUSI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS LISTRIK KONFIGURASI WENNER – SCLUMBERGER DI KAWASAN DESA PANTAI CERMIN KIRI KECAMATAN PANTAI CERMIN SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : 080801042

0 0 11

IDENTIFIKASI PENYEBARAN ZONA POTENSI SUMBERDAYA BIJIH TIMAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE- DIPOLE DI BLOK CUNGFO KABUPATEN BANGKA

0 0 13