Pengelolaan Kasus Asuhan Keperawatan pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi Di RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB II Pengelolaan Kasus

2.1 Konsep Dasar Mobilisasi Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya Alimul. A, 2009. Jenis mobilitas antara lain: 1. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang. 2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang. b. Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik. Universitas Sumatera Utara Faktor yang mempengaruhi mobilitas seseorang antara lain: 1. Gaya hidup Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari. 2. Proses penyakitcedera Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah. 3. Kebudayaan Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas sakit karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas. 4. Tingkat energi Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas fisik dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup. 5. Usia dan status perkembangan Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. 2.2. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi 2.2.1. Pengkajian Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien Potter Perry, 2005. Universitas Sumatera Utara Menurut Alimul Aziz 2006, Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas adalah sebagai berikut : a. Riwayat keperawatan sekarang Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhangangguan dalam mobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas. b. Pengkajian keperawatan penyakit yang pernah diderita Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis kecelakaan cerebrovaskular, trauma kepala, peningkatan tekanan intracranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medulla spinalis, dan lain-lain, riwayat penyakit kardiovaskular infark miokard , gagal jantung kongestif, riwayat penyakit sistem musculoskeletal osteoporosis, fraktur, artritis, riwayat penyakit sistem pernafasan penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia, dan lain-lain, riwayat penyakit pemakaian obat seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-lain. c. Kemampuan fungsi motorik Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan atau spastis. d. Kemampuan mobilitas Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tingkat aktivitasMobilisasi Kategori Tingkat 0 Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Mampu merawat diri sendiri secara penuh Memerlukan penggunaan alat Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan e. Kemampuan rentang gerak Pengkajian rentang gerak Range of Motion – ROM dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul dan kaki. Gerak Sendi Derajat Rentang Normal Bahu Adduksi : gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh Siku Fleksi : angkat lengan bawah kea rah depan dan ke arah atas menuju bahu Pergelangan tangan Fleksi : tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah Ekstensi : luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi Hiperekstensi : tekuk jari-jari tangan 12 ea 180 150 80-90 80-90 70-90 Universitas Sumatera Utara rah belakang sejauh mungkin Abduksi : tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas Adduksi : tekuk pergelangan tangan kea rah kelingking, telapak tangan menghadap ke atas Tangan dan jari Fleksi : buat kepalan tangan Ekstensi : luruskan jari Hiperekstensi : tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin Abduksi : kembangkan jari tangan Adduksi : rapatkan jari tangan dari posisi adduksi 0-20 30-50 90 90 30 20 20 f. Perubahan intoleransi aktivitas Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain : suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian perubahan intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi. g. Kekuatan otot dan gangguan kordinasi Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan : Universitas Sumatera Utara Skala Presentase Kekuatan Normal Karakteristik 1 2 3 4 5 10 25 50 75 100 Paralisis sempurna Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan Gerakan yang normal melawan gravitasi Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh h. Perubahan psikologis Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme tulang, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Analisa Data Analisa Data menampilkan kelompok data yang mengidentifikasikan ada atau resiko terjadinya masalah Potter Perry, 2005. Kemungkinan data yang ditemukan : ‐ Gangguan dalam pergerakan ‐ Keterbatasan dalam pergerakan ‐ Menurunnya kekuatan otot ‐ Nyeri saat pergerakan ‐ Kontraksi dan atrofi otot ‐ Kesulitan membolak-balik posisi ‐ Dispnea setelah beraktivitas ‐ Gerakan bergetar ‐ Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus ‐ Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar ‐ Keterbatasan rentang pergerakan sendi ‐ Ketidakstabilan postur ‐ Pergerakan lambat ‐ Pergerakan tidak terkoordinasi ‐ Tremor akibat pergerakan NANDA, 2012 Universitas Sumatera Utara Takanankekerasan langsungstres berulang Kerusakan fragmen tulang, cedera jaringan lunak Pembuluh darah terputus Perdarahan Pengumpulan darah hematoma Devitaslisasi Hb ↓, Ht↓ Dilatasi pembuluh kapiler Tekanan kapiler otot naik Histamin menstimulasi otot Spasme otot Vasokontriksi pembuluh darah Metabolisme anaerob Penumpukan asam laktat Nyeri Patofisiologi fraktur Deformitas Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik Gangguan Mobilitas Penatalaksanaan Medis Prosedur pemasangan fiksasi Gangguan body image Resiko tinggi infeksi Reaksi inflamasi Pengeluaran mediator kimia histamin Nyeri ↑ Pembengkakan tumor dan rubor Gangguan integritas Darah banyak keluar Gangguan perfusi jaringan Hb ↓ Perfusi jaringan ↓ Nyeri akut Pergeseran tulang Pengeluaran bradikinin dan berkaitan dengan nociceptor Universitas Sumatera Utara 2.2.2 Rumusan Masalah Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh dan mobilisasi aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data selama pengkajian. Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasikan ada atau resiko terjadi masalah Potter Perry, 2005 . Diagnosa keperawatan NANDA untuk ketidaktepatan mekanika tubuh dan hambatan mobilisasi : Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan : ‐ Kesejajaran tubuh yang buruk ‐ Penurunan mobilisasi Resiko cedera yang berhubungan dengan : ‐ Ketidaktepatan mekanika tubuh ‐ Ketidaktepatan posisi ‐ Ketidaktepatan teknik pemindahan Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan : ‐ Penurunan rantang gerak ‐ Tirah baring ‐ Penurunan kekuatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan : ‐ Stasis sekresi paru ‐ Ketidaktepatan posisi tubuh Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan : Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan : ‐ Keterbatasan mobilisasi ‐ Tekanan permukaan kulit ‐ Gaya gesek Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan : ‐ Keterbatasan mobilisasi ‐ Resiko infeksi ‐ Retensi urin Resiko infeksi yang berhubungan dengan : ‐ Stasisnya sekresi paru ‐ Kerusakan integritas kulit ‐ Stasisnya urin Inkontinensia total yang berhubungan dengan : ‐ Perubahan pola eliminasi ‐ Keterbatasan mobilisasi Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan : ‐ Penurunana asupan cairan Universitas Sumatera Utara ‐ Penurunan pengembangan paru ‐ Penumpukan sekresi paru ‐ Ketidaktepatan posisi tubuh Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan : ‐ Pola napas tidak simetris ‐ Penurunan pengembangan paru ‐ Penumpuka sekresi paru Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan : ‐ Pengurangan tingkat aktivitas ‐ Isolasi social Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan : ‐ Keterbatasan mobilisasi ‐ Ketidaknyamanan 2.2.3 Perencanaan Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan menggali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat berkonsul dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah literatur yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan penatalaksanaan klinik. Potter Perry, 2005 Diagnosa keperawatan : Hambatan mobilitas fisik Faktor yang berhubungan : ‐ Intoleran aktivitas ‐ Ansietas ‐ Kontraktur ‐ Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia ‐ Fisik tidak bugar ‐ Penurunan ketahanan tubuh ‐ Penurunan kendali otot Universitas Sumatera Utara ‐ Penurunana massa otot ‐ Penurunan kekuatan otot ‐ Kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik ‐ Ketidaknyamanan ‐ Kaku sendi ‐ Kerusakan integritas struktur tulang ‐ Gangguan muskuloskeletal ‐ Gangguan neuromuskuloskeletal ‐ Nyeri ‐ Program pembatasan gerak ‐ Keengganan memulai pergerakan ‐ Gangguan sensoriperseptual NANDA, 2012 Perencanaan Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil : ‐ Meningkatkanmempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin ‐ Mempertahankan posisi fungsional ‐ Meningkatkan kekuatanfungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh ‐ Menunjukkan teknik yang memampukan melakukan aktivitas Intervensi Rasional Mandiri Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cederapengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi Dorong partisipasi pada aktivitas Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan keterbatasan fisik actual , memerlukan informasiintervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan Memberikan kesempatan Universitas Sumatera Utara terpeutikrekreasi. Pertahankan rangsang lingkungan contoh : radio, tv, Koran, kunjungan keluargateman Instruksikan pasien untukbantu dalam rentang gerak pasifaktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit Bantudorong perawatan dirikebersihan contoh : mandi, mencukur Awasi TD dengan melakukan aktivitas Auskultasi bising usus Kolaborasi Konsul dengan ahli terapi fisik untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diriharga diri, dan membantu menurunkan isolasi sosial Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontrakturatrofi Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung Hipotensi postural adalah masalah umum menyertai tirah baring lama dan dapat memerlukan intervensi khusus Tirah baring, penggunaan analgesik, dan perubahan dalam kebiasaan diet dapat memeperlambat peristaltik dan menghasilkan konstipasi Sebagai program latihan dan mempertahankanmeningkatka n mobilitas Universitas Sumatera Utara 2.3 Asuhan Keperawatan Kasus 2.3.1. Pengkajian Keperawatan I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.R Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 42 tahun Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Karya No. 58 Tanggal Masuk RS : 5 juni 2013 No. Register : 53 30 35 Ruangankamar : RB2BIII 5 Golongan Darah : - Tanggal Pengkajian : 18 juni 2013 Tanggal Operasi : 10 juni 2013 Diagnosa Medis : Fraktur femur sinistra II. KELUHAN UTAMA Klien mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada paha sebelah kiri, tampak klien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri karena luka pasca operasi yang menimbulkan rasa sakit saat melakukakn pergerakan III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocativepalliative 1. Apa penyebabnya Pasca operasi ORIF pada femur sinistra 2. Hal-hal yang memperbaiki -- Universitas Sumatera Utara B. Quantityquality 1. Bagaimana dirasakan Klien mengatakan saat bergerak timbul nyeri pada paha kiri, nyeri terasa seperti berdenyut, hilang timbul, nyeri setempat tidak menyebar, klien mengatakan skala nyeri 5, nyeri akan berkurang jika klien beristirahat 2. Bagaimana dilihat Klien tampak kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, keluarga dan perawat tampak membantu klien. C. Region 1. Dimana lokasinya Pada femur sinistra 2. Apakah menyebar -- D. Severity Klien mengatakan kesulitan bergerak pada paha kiri mengakibatkan klien sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari E. Time -- IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat, hanya demam dan flu biasa saja kalau lagi kelelahan B. Pengobatantindakan yang dilakukan Klien mengatakan kalau demam ataupun flu klien hanya membeli obat warung C. Pernah dirawatdioperasi Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit D. Lama dirawat -- Universitas Sumatera Utara E. Alergi Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan, binatang maupun lingkungan F. Imunisasi -- V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Klien mengatakan bapak dari klien menderita asam lambung dan rematik sedangkan ibu dari klien menderita asam lambung B. Saudara kandung Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit berat C. Penyakit keturunan yang ada Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga dari klien yang mengalami gangguan jiwa E. Anggota keluarga yang meninggal Klien mengatakan belum ada anggota keluarga yang meninggal F. Penyebab meninggal -- VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Klien dapat menerima kondisinya sekarang dan yakin bahwa ini cobaan dari Tuhan B. Konsep diri 1. Gambaran diri : Klien bersemangat ingin segera sembuh 2. Ideal diri : Klien percaya bahwa ia akan segera sembuh 3. Harga diri : Klien tidak malu dengan kondisinya sekarang 4. Peran diri : Klien seorang bapak dalam keluarga Universitas Sumatera Utara 5. Identitas : Klien pribadi yang sabar dan tenang C. Keadaan emosi Keadaan emosi klien baik D. Hubungan social 1. Orang yang berarti Klien mengatakan saat ini orang yang berarti adalah ibu, istri dan anak-anaknya 2. Hubungan dengan keluarga Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga baik 3. Hubungan dengan orang lain Klien mengatakan hubungan klien dengan orang lain baik 4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Tidak ada hambatan, keluarga dan tetangga sering menjenguk klien selama di rawat di rumah sakit E. Spiritual 1. Nilai dan keyakinan Klien beragama islam 2. Kegiatan ibadah Klien mengatakan selama dirawat klien tidak melakukan sholat hanya berdoa saja untuk kesembuhannya VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum Kesadaran komposmentis B. Tanda-tanda vital 1. Suhu tubuh : 36,2 C 2. Tekanan darah : 12080 mmhg 3. Nadi : 80 xmenit 4. Pernafasan : 20 xmenit 5. Skala nyeri : 5 6. TB : 165 cm 7. BB : 54 kg Universitas Sumatera Utara C. Pemeriksaan head to toe 1. Kepala dan rambut  Bentuk : bulat simetris  Ubun-ubun : keras dan tertutup  Kulit kepala : kulit kepala bersih 2. Rambut  Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata, warna hitam agak sedikit kusam, tekstur sedikit kasar  Bau : agak sedikit bau apek  Warna kulit : normal 3. Wajah  Warna kulit : normal , sawo matang  Struktur wajah : simetris 4. Mata  Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap, simetris antara kiri dan kanan  Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak pucat, sclera berwarna putih  Pupil : pupil normal, bentuk bulat, letak sentral, isokor ± 3mm  Cornea dan iris : cornea transparan, halus, bersinar dan jernih; iris berwarna hitam  Tekanan bola mata : tidak ada peningkatan tekanan bola mata 5. Hidung  Tulang hidung dan posisi septum nasi : keras dan stabil  Lubang hidung : simetris antara keduanya, tiadak ada sekret  Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung 6. Telinga  Bentuk telinga : simetris antara kiri dan kanan Universitas Sumatera Utara  Ukuran telinga : normal , sama ukurannya antara kiri dan kanan  Lubang telinga : bersih, tidak tampak serumen  Ketajaman pendengaran : baik 7. Mulut dan faring  Keadaan bibir : merah muda, lembab, simetris dan halus  Keadaan gusi dan gigi : gusi berwarna merah muda, halus dan lembab; gigi tampak sedikit kotor dan adanya karang gigi di beberapa gigi bagian belakang  Keadaan lidah : berwarna merah pudar, lembab, sedikit kasar pada bagian permukaan  Orofaring : - 8. Leher  Posisi trachea : normal, teraba pada keduan sisi  Thyroid : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid  Suara : normal dan jelas  Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe  Vena jugularis : vena jugularis dapat teraba  Denyut nadi karotis : denyut nadi teraba 9. Pemeriksaan integument  Kebersihan : kebersihan klien kurang  Kehangatan : kulit klien teraba hangat  Warna : sawo matang , tidak pucat  Turgor : baik, 3 detik  Kelembapan : baik  Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan 10. Pemeriksaan thoraksdada  Inspeksi thoraks normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifos koliasis : normal  Pernafasan : frekuensi 20 xmenit, irama reguler Universitas Sumatera Utara  Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan bernafas 11. Pemeriksaan paru  Palpasi getaran suara : getaran merata di paru-paru kanan dan kiri  Perkusi : resonan  Auskultasi suara nafas, suara ucapan, suara tambahan : bronkovesikuler, suara nafas normal, tidak ada suara tambahan 12. Pemeriksaan jantung  Inspeksi : warna kulit dada normal seperti warna kulit tubuh, tidak ada kebiruan atau pucat  Palpasi : tidak teraba massa atau benjolan  Perkusi : dullnes  Auskultasi : 80xmenit 13. Pemeriksaan abdomen  Inspeksi bentuk, benjolan Bentuk normal dan simetris, tidak terlihat adanya benjolan  Auskultasi Frekuensi peristaltik usus : 9xmenit  Palpasi tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien Tidak ada nyeri tekan, benjolan maupun acites, tidak ada pembesaran hepar  Perkusi suara abdomen Timpani 14. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya  Genitalia rambut pubis, lubang uretra Tidak ada kelainan  Anus dan perineum lubang anus, kelainan pada anus, perineum Tidak ada kelainan 15. Pemeriksaan musculoskeletalekstremitas kesimetrisan, kekuatan otot, edema  Ekstremitas atas Universitas Sumatera Utara Tidak ada edema, tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tetesmenit, jumlah jari lengkap, kekuatan otot kanan 5, kiri 4  Ekstremitas bawah Tidak ada edema, femur sinistra fraktur dan dibidai, jumlah jari kaki lengkap, kekuatan otot kaki kanan 4, kaki kiri 2 16. Pemeriksaan neorologi nervus cranialis  N I : Fungsi indera penciuman baik  N II : Fungsi indera penglihatan baik  N III, IV, VI : Baik  N V : Baik  N VII : Persepsi pengecapan baik  N VIII : Keseimbangan klien baik  N IX, X : Klien mampu menelan dengan baik  N XI : Baik  N XII : Lidah simetris, indera pengecapan baik 17. Fungsi motorik Fungsi motorik pada bagian yang fraktur terganggu, klien belum mampu menggerakkan kaki kiri khususnya paha kiri karena apabila digerakkan akan terasa sakit. Fungsi motorik pada organ yang lain baik. 18. Fungsi sensorik identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran Klien dapat mengetahui area kulit yang diberi sentuhan, klien mampu mengidentifikasi benda tajam dan tumpul, klien mampu membedakan rasa panas dan dingin, pasien mampu merasakan getaran yang diberi pada daerah wajah. 19. Refleks bisep, trisep, brachioradialis, patelar, tendon achiles, plantar Refleks bisep terangsang dengan baik kanan dan kiri, refleks trisep terangsang dengan baik kanan dan kiri, refleks brachioradialis terangsang dengan baik kanan dan kiri, refleks patelar, tendon Universitas Sumatera Utara achiles, dan plantar pada kaki tidak dilakukan karena kondisi klien yang tidak memungkinkan untuk duduk dengan kaki menggantung. VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum 1. Frekuensi makanhari Klien makan 3x sehari 2. Nafsuselera makan Nafsu makan baik 3. Nyeri ulu hati Tidak terdapat nyeri ulu hati 4. Alergi Tidak ada makan yang membuat alergi atau makanan yang tidak disukai 5. Mual dan muntah Klien tidak mengalami mual ataupun muntah 6. Waktu pemberian makanan Pagi, siang, malam dan kadang diselingi dengan cemilan 7. Jumlah dan jenis makanan Setiap kali makan klien menghabiskan 1 porsi makanan ; klien makan makanan yang disediakan dari rumah sakit dan kadang membeli makanan dari luar untuk makanan selingan 8. Waktu pemberian cairanminum Dalam sehari klien dapat menghabiskan 9-10 gelas sedang 9. Masalah makan dan minum kesulitan menelan, mengunyah Tidak ada masalah dalam makan dan minum, tidak ada kesulitan ,menelan dan mengunyah B. Perawatan diripersonal hygiene 1. Kebersihan tubuh Klien tidak mandi selama habis operasi, hanya dilap saja pada pagi hari oleh perawat atau keluarga Universitas Sumatera Utara 2. Kebersihan gigi dan mulut Klien melakukan oral hygiene pada pagi hari dengan batuan perawat dan keluarga namun tidak rutin setiap hari, gigi tampak sedikit kotor dan terdapat sedikit karang gigi 3. Kebersihan kuku dan kaki Kuku klien terlihat sedikit panjang dan kotor C. Pola kegiatanaktivitas 1. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total. Klien mandi 1x sehari, oral hygiene dilakukan pada pagi hari, klien makan 3x sehari, ganti pakaian 1x sehari. Semua aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga. Klien mengatakan nyeri pada luka post operasi jika melakukan pergerakan. 2. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawatsakit Klien melakukan ibadah hanya berdoa saja selama dirawat di rumah sakit. IX. Pola eliminasi A. BAB 1. Pola BAB : 1x sehari 2. Karakter feses : berwarna kuning kecoklatan, konsistensi padat, bau khas feses 3. Riwayat pendaharan : tidak ada riwayat pendarahan 4. BAB terakhir : tanggal 18 juli 2013, pagi hari 5. Diare : tidak ada 6. Penggunaan laktasif : tidak ada B. BAK 1. Pola BAK : 6-7 kali sehari 2. Karakteristik urine : kuning terang, bau khas urine 3. Nyerirasa terbakarkesulitan BAK : tidak ada nyeri , rasa terbakar atau kesulitan saat berkemih Universitas Sumatera Utara 4. Riwayat penyakit ginjalkandung kemih : tidak ada 5. Penggunaan diuretik : tidak ada 6. Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah BAK X. Pola tidur dan kebiasaan 1. Waktu tidur : klien tidur pukul 22.00 wib 2. Waktu bangun : klien bangun 06.00 wib 3. Masalah tidur : klien mengatakan sering terbangun karena merasakan nyeri 4. Hal-hal yang mempermudah tidur Klien mengatakan biasanya ia membaca koran pada saat sulit untuk tidur 5. Hal-hal yang mempermudah bangun Klien mengatakan sering terbangun pada saat terasa nyeri pada paha kiri dan terdengar suara berisik Universitas Sumatera Utara 2.3.2. Analisa Data No Data Etiologi Masalah Keperawatan 1. 2. DS : Klien mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada paha sebelah kiri DO : Tampak klien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat DS : Klien mengatakan timbul nyeri pada luka post ORIF saat bergerak, nyeri seperti berdenyut, hilang timbul, nyeri tidak menyebar, skala nyeri 5, nyeri akan berkurang jika klien beristirahat DO : a. Tanda-tanda vital TD : 12080 mmHg Nadi : 80 xmenit RR : 20 xmenit Tekanankekerasan langsung ↓ Terputusnya kontinuitas tulang ↓ Deformitas ↓ Ektremitas tidak dapat berfungsi dengan baik ↓ Keterbatasan Mobilitas Tekanankekerasan langsung ↓ Terputusnya kontinuitas tulang ↓ Nyeri Hambatan mobilitas fisik Gangguan rasa nyaman : nyeri Universitas Sumatera Utara 3. T : 36 o C b. Tampak klien menahan rasa sakit saat beraktivitas DS : Klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri DO : Tampak perawat dan keluarga membantu dalam perawatan diri klien, kuku klien panjang dan tampak kotor, gigi klien terlihat kotor dan sedikit terdapat karang gigi Tekanankekerasan langsung ↓ Terputusnya kontinuitas tulang ↓ Deformitas ↓ Ektremitas tidak dapat berfungsi dengan baik ↓ Hambatan mobilitas ↓ Kurang perawatan diri Kurang perawatan diri Universitas Sumatera Utara 2.3.3. RUMUSAN MASALAH 1. Hambatan mobilitas fisik 2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 3. Kurang perawatan diri 2.3.4. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS 1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal ditandai dengan Klien mengatakan sulit untuk bergerak khususnya pada paha sebelah kiri, tampak klien tidak mampu melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri, semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat. 2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan ditandai dengan klien mengatakan timbul nyeri pada luka post ORIF saat bergerak, nyeri seperti berdenyut, hilang timbul, nyeri tidak menyebar, skala nyeri 5, nyeri akan berkurang jika klien beristirahat, TD : 12080 mmHg, Nadi : 80 xmenit, RR : 20 xmenit, T : 36 o C, tampak klien menahan rasa sakit saat beraktivitas. 3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan kemampuan fisik ditandai dengan klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri, tampak perawat dan keluarga membantu dalam perawatan diri klien, kuku klien panjang dan tampak kotor, gigi klien terlihat kotor dan sedikit terdapat karang gigi. Universitas Sumatera Utara 2.3.5. Perencanaan Keperawatan No. Dx Perencanaan Keperawatan 1 Tujuan dan kriteria hasil : ‐ Meningkatkanmempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin ‐ Mempertahankan posisi fungsional ‐ Meningkatkan kekuatanfungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh ‐ Menunjukkan teknik yang memampukan melakukan aktivitas Intervensi Rasional Mandiri Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cederapengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi Dorong partisipasi pada aktivitas terpeutikrekreasi. Pertahankan rangsang lingkungan contoh : radio, tv, Koran, kunjungan keluargateman Instruksikan pasien untukbantu dalam rentang gerak pasienaktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit Bantudorong perawatan dirikebersihan contoh : mandi, mencukur Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan keterbatasan fisik actual , memerlukan informasiintervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diriharga diri, dan membantu menurunkan isolasi sosial Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontrakturatrofi Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung Universitas Sumatera Utara Awasi TD dengan melakukan aktivitas Auskultasi bising usus Kolaborasi Konsul dengan ahli terapi fisik Hipotensi postural adalah nasalah umum menyertai tirah baring lama dan dapat memerlukan intervensi khusus Tirah baring, penggunaan analgesik, dan perubahan dalam kebiasaan diet dapat memeperlambat peristaltic dan menghasilkan konstipasi Sebagai program latihan dan mempertahankanmeningkatkan mobilitas 2 Tujuan dan kriteria hasil : ‐ Menyatakan nyeri hilang ‐ Menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi dalam aktivitastiduristirahat dengan cepat ‐ Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual Intervensi Rasional Mandiri Kaji keluhan nyeriketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas skala 0-10. Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal perubahan pada tanda vital dan emosiperilaku Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasifaktif Mempengaruhi pilihan pengawasan keefektifan intervensi. Tingkat nyeri dapat mempengaruhi persepsireaksi terhadap nyeri Mempertahankan kekuatan mobilitas otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang cedera Universitas Sumatera Utara Berikan alternatif tindakan kenyamanan contoh : pijatan, pijatan punggung, perubahan posisi Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri contoh relaksasi progresif, latihan napas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan terapeutik Selidiki adanya keluhan nyeri yang tidak biasatiba-tiba atau dalam, lokasi progresifburuk tidak hilang dengan analgesik Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi Meningkatkan sirkulasi umum; menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol, dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri, yang mungkin menetap untuk periode lebih lama Dapat menandakan terjadinya komplikasi Untuk menurunkan nyeri dan spasme otot 3 Tujuan dan kriteria hasil : ‐ Mendemonstrasikan teknikperubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri ‐ Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri ‐ Mengidentifikasi sumber pribadikomunitas memberikan bantuan sesuai kebutuhan Intervensi Rasional Mandiri Kaji kemampuan dan tingkat kekuatan skala 0-4 untuk melakukan kebuthan sehari-hari Hindari untuk melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan sendiri, tetapi berikan bantuan Membantu dalam mengantisipasi merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual Meningkatkan kemandirian dan harga diri Universitas Sumatera Utara sesuai kebutuhan Pertahankan mobilisasi, kontrol terhadap nyeri dan program latihan Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya Mendukung kemandirian fisik Meningkatkan perasaan makna diri, menigkatkan kemandirian dan mendorong pasien untuk berusaha secara kontinu Universitas Sumatera Utara 2.3.6. Implementasi Keperawatan No. Dx Haritanggal pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi SOAP 1 Selasa 18 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Mengkaji tingkat mobilisasi yang dihasilkan oleh cederapengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi Mendorong partisipasi pada aktivitas terpeutikrekreasi. Mempertahankan rangsang lingkungan contoh : radio, tv, Koran, kunjungan keluargateman Menginstruksikan dan mengajarkan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit Mengukur tanda-tanda vital dan mengauskultasi bising usus S : Klien mengatakan sulit beraktivitas O: ‐ Tanda-tanda vital : TD : 12080 mmHg RR : 20 xmenit Nadi : 74 xmenit Suhu : 37 o C ‐ Peristaltik usus : 8 xmenit ‐ Tampak klien beraktivitas dengan bantuan perawat ‐ Tingkat mobilitas : 3 ‐ Kekuatan ekstremitas atas kanan 5, kiri 4 Kekuatan ekstremitas bawah kanan 4, kiri 2 ‐ Klien tampak antusias memperhatikan latihan rentang gerak yang diajarkan perawat Universitas Sumatera Utara A : Masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Tindakan keperawatan lanjutkan 2 15.40 WIB 15.50 WIB 16.10 WIB 16.20 WIB Mengkaji keluhan nyeriketidaknyamanan, memperhatikan lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas skala 0-10. Memperhatikan petunjuk nyeri nonverbal perubahan pada tanda vital dan emosiperilaku Memberikan alternatif tindakan kenyamanan pijatan punggung dan perubahan posisi Mendorong menggunakan dan mengajarkan teknik manajemen nyeri relaksasi dan latihan napas dalam Menyelidiki adanya keluhan nyeri yang tidak biasatiba-tiba atau dalam, lokasi progresifburuk tidak hilang dengan analgesik S : Klien mengatakan timbul nyeri pada luka post ORIF saat bergerak, nyeri seperti berdenyut, hilang timbul, nyeri tidak menyebar, skala nyeri 5, nyeri akan berkurang jika klien beristirahat Klien mengatakan merasa relax setelah dilakukan perubahan posisi : semi fowler O: ‐ Muka klien tampak meringis kesakitan ketika klien bergerak ‐ Klien mampu melakukan latihan yang diajarkan perawat ‐ Tidak ada keluhan nyeri tiba-tiba Universitas Sumatera Utara 17.00 WIB Memberikan obat sesuai indikasi ‐ Injeksi IV telah diberikan : ketorolac 1 amp A : Masalah gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi, tujuan belum tercapai P : Tindakan keperawatan dilanjutkan 3 17.10 WIB 17.20 WIB Kaji kemampuan dan tingkat kekuatan skala 0-4 untuk melakukan kebutuhan sehari- hari Hindari untuk melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan Membantu melakukan oral hygiene Membantu klien mandi diatas tempat tidur Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya S : Klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri O : Tampak perawat dan keluarga membantu dalam perawatan diri klien, kuku klien panjang dan tampak kotor, gigi klien terlihat kuning dan sedikit terdapat karang gigi A : Masalah defisit perawatan diri belum teratasi P : Tindakan keperawatan dilanjutkan Universitas Sumatera Utara

BAB III Kesimpulan dan Saran