Melalui Pasal 45a Ayat 2c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang

21

b. Melalui Pasal 45a Ayat 2c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Mahkamah Agung Pembuat undang-undangPemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat telah mengadakan perubahan yang sangat signifikan terhadap penyelesaian perkara khususnya di Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga penyelesaian perkara Tata Usaha Negara dapat diselesaikan dengan cepat, karena sengketa tata usaha negara tertentu diselesaikan di dua tingkat saja yakni perkara Tata Usaha Negara yang obyek gugatannya berupa keputusan pejabat daerah yang jangkauan keputusan berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan. 42 Dalam ketentuan ini keputusan yang berlakunya di wilayah daerah tidak dibenarkan untuk kasasi sehingga putusan banding merupakan putusan akhir dan telah mempunyai kekuatan hukum pasti. Dalam ketentuan ini sebagai tolok ukur adalah keputusan yang diterbitkan Pejabat Daerah dan jangkauan wilayah daerah. Untuk itu dengan berpedoman Pasal 10 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah : 1. Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi wewenangnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ini ditentukan menjadi urusan pemerintah. 2. Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana pada ayat 1 pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. 42 Pasal 45a ayat 2c Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Sulistyo : PENERAPAN SISTEM PERADILAN 2 DUA TINGKAT UNTUK PERADILAN TATA USAHA NEGARA STUDY TENTANG UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2004 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG, 2008 22 3. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 : a Politik luar negeri. b Pertahanan; c Keamanan; d Yustisi; e Moneter dan fiscal nasional; dan f Agama 43 Jadi kewenangan daerah yang dimaksudkan adalah diluar kewenangan yang menjadi urusan pemerintah. Untuk memperjelas apa yang menjadi kewenangan daerah maka dalam Rakernas di Batam telah dirumuskan sebagai berikut : Dalam Rakernas Mahkamah Agung RI di Batam Tahun 2006, dengan empat lingkungan peradilan dirumuskan tentang ukuran parameter yang dapat digunakan oleh Ketua Pengadilan untuk menentukan apakah Keputusan Pejabat Daerah yang jangkauannya hanya berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan sebagai berikut : 1. Keputusan Pejabat Daerah yang bersangkutan tersebut diterbitkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang secara atributif memberikan kewenangan langsung kepada Pejabat Daerah jadi perlu dicermati peraturan yang dijadikan dasar kewenangan penerbitan keputusan itu 2. Produk keputusan hanya berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan. 3. Tidak termasuk keputusan itu adalah keputusan yang diterbitkan oleh Pejabat Daerah yang sumber kewenangannya berasal dari pelimpahan wewenang berdasarkan peraturan perundang- undangan yang secara atributif kewenangn tersebut merupakan kewenangan pejabat pusat penjelasan Pasal 45a ayat 2 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004. 43 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemernahan Daerah Pasal 10 Sulistyo : PENERAPAN SISTEM PERADILAN 2 DUA TINGKAT UNTUK PERADILAN TATA USAHA NEGARA STUDY TENTANG UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2004 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG, 2008 23 4. Menyangkut hal tersebut adalah wacana : Bahwa yang dimaksud keputusan yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan adalah khusus keputusan Kepala Daerah yang didasarkan pada kewenangan daerah berdasarkan asas desentralisasi. Jadi tidak termasuk keputusan diterbitkan berdasarkan kewenangan yang didasarkan pada azas dekonsentrasi dan atas medebewin. Dengan kata lain hanya meliputi Pejabat Daerah dalam melaksanakan Otonomi Daerah. 44

G. Metode Penelitian