Kekerasan Brinell Brinell Hardness Kekerasan Vickers Vickers Hardness

2.6.1 Kekerasan Brinell Brinell Hardness

Untuk pengujian Brinell digunakan indentor berbentuk bola berdiameter 10 mm yang terbuat dari baja Gambar 2.7. Indentor ditekan ke permukaan spesimen yang rata dan mulus selama 30 detik. Kemudian diamater jejak indentor yang tercetak diukur. Beban penekanan yang diberikan antara 500 kg untuk logam lunak sampai dengan 3000 kg untuk logam yang lebih keras, misalnya baja. bahan bahan INDENTOR P D INDENTOR d Gambar 2.7 Uji Kekerasan Brinell Angka kekerasan Brinell HB dihitung berdasarkan rata-rata dari dua pengukuran diameter jejak indentor d dan jika D adalah diameter bola indentor maka persamaan yang digunakan adalah : 2.1 ] d - D - D [ 2 D ヾ P = HB 2 1 2 2 dengan : H = kekerasan kgfmm 2 . D = diagonal indentor mm. d = diagonal jejak mm. P = gaya kgf. 1 kgf = 9,80 N 1 kgfmm 2 = 9,80x10 -6 Nm 2 Sundari Hariyati Harahap : Penentuan Persentase Pembentukan Fasa Austenit Pada Transformasi Bainit Baja Mangan FeMn Dengan Validasi Microhardness Dan Macrohardness Pada Temperatur 500ºC, 2008 USU Repository © 2008 Perbandingan antara beban penekanan terhadap luas indentasi memberikan harga kekerasan Brinell. Pada prakteknya, nilai HB ditentukan dengan melihat tabel yang disertakan dengan jenis mesinnya untuk berbagai diameter dan besar beban.

2.6.2 Kekerasan Vickers Vickers Hardness

Alat Vickers menggunakan indentor berbentuk piramida yang terbuat dari intan Gambar 2.8. Alas piramida berbentuk bujur sangkar dengan sudut antar sisi 136 o . Satu kelebihan dari alat uji Vickers adalah penggunaan skala kontinu untuk menguji semua bahan terlepas dari kekerasannya. Karena terbentuk cetakan yang berbentuk geometrik, terlepas dari beban yang diberikan, nilai HV cukup konstan atas rentang beban yang biasa diberikan kecuali untuk beban yang sangat rendah pada pengujian kekerasan mikro asalkan bahan homogen. Gambar 2.8 Uji Kekerasan Vickers Sundari Hariyati Harahap : Penentuan Persentase Pembentukan Fasa Austenit Pada Transformasi Bainit Baja Mangan FeMn Dengan Validasi Microhardness Dan Macrohardness Pada Temperatur 500ºC, 2008 USU Repository © 2008 Kemampuan menggunakan aneka ragam beban dan tetap diperoleh angka kekerasan yang sama menjadikan alat uji ini berguna pada bahan-bahan dengan ketebalan yang berbeda. Pada pengujian standar digunakan beban dari 1-20 kg. Beban di atas 30 kg tidak sering digunakan dan bebas paling umum adalah 10 kg. Dalam melakukan pengujian, beban haruslah diberikan secara mulus tanpa tumbukan dan dijaga tetap kontak selama 10-15 detik. Setelah beban dilepas, kedua diagonal jejak cetakan dan nilai rata-rata digunakan untuk menghitung HV dengan persamaan berikut : 2 2 d P 8544 , 1 = d 2 g Sin P 2 = HV 2.2 dengan : d = diagonal jejak rata-rata mm P = beban kg g = sudut sisi 136 o 1 kgf = 9,80 N 1 kgfmm 2 = 9,80x10 -6 Nm 2 Pada hampir semua kasus, nilai HV ditentukan dengan mengacu pada tabel HV untuk setiap bahan dan pengukuran diagonal yang dimungkinkan. Ada sampel di mana diagonal hasil pengukuran lebih dari data pada tabel dan harus menggunakan perhitungan. Sebagian besar manufaktur alat menyertakan rangkaian tabel. Sundari Hariyati Harahap : Penentuan Persentase Pembentukan Fasa Austenit Pada Transformasi Bainit Baja Mangan FeMn Dengan Validasi Microhardness Dan Macrohardness Pada Temperatur 500ºC, 2008 USU Repository © 2008

2.7 Struktur Mikro Logam