42 dari populasi saja, yaitu hanya mencakup sampel yang diambil dari populasi
tersebutSupranto, 2003:70. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan purposive
sampling adalah penentuan sample dengan menggunakan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah responden yang dianggap sudah
berpenghasilan.
C. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel. Jenis data yang digunakan penulis berdasarkan sumbernya, yaitu:
1. Data Primer Data Primer biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original Kuncoro, 2001:25. Data ini berupa informasi yang diperoleh melalui keterangan-
keterangan dari karyawan yang berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, wawancara maupun pengamatan langsung
yang berkaitan dengan veriabel-variabel dalam penelitian. 2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
data. Tersedianya data sekunder akan lebih mempermudah dan mempercepat jalannya penelitian Kuncoro, 2001:25.Data dalam penelitian
ini diperoleh dengan mengumpulkan data dari buku-buku referensi, artikel, jurnal, maupun website yang berkaitan dengan variabel yang telah dipilih.
43
D. Metode Analisis
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu
memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam penyusunan kuisioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan.
Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang diukur.
Variabel masih bisa dipecah menjadi sub variabel atau indikator apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur sebenarnya kuisioner
telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah
penelitian serta menyusun kuisioner. Untuk menguji tingkat validitas instrument peneliti dapat melakukan try out dengan memakai responden
terbatas terlebih dahulu. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel, Dengan membandingkan nilai r hitung dari hasil output Corrected Item-Total Correlation dengan r tabel, jika r hitung lebih
besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika r hitung lebih kecil dari pada r
tabel
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
44 b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuisioner. Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang
kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Apabila
data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan, berapakali pun pengambilan data dilakukan, hasilnya tetap sama.
Rumus varians :
n n
x x
2 2
Keterangan :
n = jumlah sampel x = nilai skor yang dipilih
Reliabilitas suatu instrument dapat diterima jika memilki koefisien alpha cronbach minimal 0.60 yang berarti bahwa instrument
tersebut dapat digunakan sebagai pengumpul data yang handal, yaitu hasil pengukuran relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang.
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2007:147.
45 Dalam penelitian ini digunakan analisis grafik. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Menurut
Ghozali, dasar pengambilan keputusannya adalah : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukan pola distribusi
normal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual jawaban responden satu
ke responden yang lain tetap disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali, 2007:125.
Adapun cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan program SPSS 16.0 dengan cara melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel tersebut dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot, dengan dasar analisis : a. Jika ada pola tersebut seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tersebut yang teratur bergelombang menyebar kemudian menyempit maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.
46 b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol Ghozali, 2007:95. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variable independen menjadi variabel dependen dan
diregras terhadap variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi VIF =
1tolerance dan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai nilai tolerance 10 atau sama dengan nilai VIF 10 artinya nilai
tolerance tidak lebih kurang dari 10, dan nilai VIF tidak lebih dari 10 Ghozali, 2007:96.
47
5. Analisis Regresi Linier Berganda
a. Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara variable
bebas dan variable terikat. Teknik analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari ekuitas merek, harga, dan
lingkungan sosial terhadap keputusan pembelian. Untuk mengetahui bagaimana Daya Tarik, Kredibilitas, Dan
Keahlian Celebrity Endorser dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian dilakukan dengan menggunakan skala likert R.A, 1932
dengan mengembangkan prosedur penskalaan yang mewakili suatu kontinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri angka yang rendah
menunjukan suatu jawaban yang negatif, sedangkan ujung sebelah kanan angka yang besar menunjukan suatu jawaban yang positif . dengan
keterangan sebagai berikut
Tabel. 3.1 Skala Likert
Sangat Tidak Setuju STS
Tidak Setuju TS
Ragu R
Setuju S
Sangat Setuju SS
1 2
3 4
5
Selanjutnya data diperoleh dengan menggunakan kuisioner dan hasilnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam tabel
dianalisis berdasarkan variabel Daya Tarik, Kredibilitas, Dan Keahlian Celebrity Endorser yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian.
48 Setelah dilakukan perhitungan dengan kuisioner pengolahan data
kuantitatif. Selanjutnya dilakukan pengujian analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dan dengan
menggunakan metode Backward. Analisis ini dianggap tepat sebagai metode analisis penelitian karena dapat diketahui hubungan yang terjadi
antara dua variabel, yaitu variable independent dan variable dependen. Regresi linier berganda ini didasarkan pada 4 variabel independen
yaitu: Daya Tarik, Kredibilitas, Dan Keahlian Celebrity Endorser sedangkan untuk variabel dependen dari analisis ini adalah keputusan
pembelian. Dimana persamaan umum dari regresi linier berganda adalah: Ŷ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ ε
Ŷ = Subjek dalam variable dependen keputusan pembelian
a = Konstanta nilai tetap pada saat nilai variabel bebas X = 0
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent. bila b + maka naik, dan
bila - maka terjadi penuruanan. X
1
= Daya Tarik X
2
= Kredibilitas X
3
= Celebrity endorser
49
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen daya tarik, kredibilitas dan
celebrity endorser menjelaskan variabel dependen keputusan pembelian.
Namun untuk
regresi linier
berganda sebaiknya
menggunakan R square yang telah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena telah disesuaikan dengan jumlah variabel independen
yang digunakan dalam penelitian Bhuono, 2005: 51.
6. Pengujian Hipotesis
a. Uji Simultan F-test
Uji simultan atau F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas independen terhadap variabel
terikat dependen. Hipotesis yang digunakan adalah : 1 Menentukan H
o
dan H
a
: H
o
: a = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
H
a
: a ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
2 Menentukan F
hitung
dengan Rumus : F
hitung
= R
2
K 1
– R
2
n – K – 1
50 Dimana : R
2
= Koefisien determinasi N
= Jumlah pengamatan atau sampel K
= Jumlah variabel independen 3 Dasar Pengambilan Keputusan
a Dengan membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel
: Apabila F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima. Apabila F
hitung
F
tabel,
maka H
o
diterima dan H
a
ditolak. b Dengan menggunakan angka signifikansi :
Jika probabilitas 0,05 maka H
o
ditolak dan H
a
diterima. Jika probabilitas 0,05 maka H
o
diterima dan H
a
ditolak.
b. Uji Parsial t-test
Uji parsial atau T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah 1 Menentukan H
o
dan H
a
: H
o
: a = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
H
a
: a ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen. 2 Menentukan nilai t
hitung
dengan rumus : t
hitung
= bi – βi
Sb Dimana
β
i
= 0 dengan rumus t hitung = bi Sb
51 3 Dasar Pengambilan Keputusan:
a Dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
: 1 Apabila t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima. Yang berarti variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. 2 Apabila t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t
tabel
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak. Yang berarti variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
E. Operasional Variabel