3. Melakukan pembelian saham yang ada ditangan publik, baik investor
minoritas maupun individu. 4.
Kewajiban atau hutang dari perusahaan target secara otomatis menjadi kewajiban perusahaan yang mengambil alih.
5. Peleburan sistem manajemen ke dalam manajemen baru perusahaan
yang mengambil alih. 6.
Proses perijinan mungkin akan lebih kompleks bila kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan publik.
7. Dana yang dibutuhkan akan semakin besar jumlahnya karena
pembelian saham akan bersifat pelelangan dengan tendering.
2.1.9 Strategi dan Taktik Akuisisi
Jika suatu perusahaan ingin akuisisi dengan perusahan lain, maka akan melakukan langkah-langkah ofensif. Sebaliknya jika perusahaan yang
diincar target tidak mau dibeli maka perusahaan tersebut akan mempertahankan dari serangan tersebut maka ini merupakan langkah-
langkah defensif M. Hanafi, 2004 1.
Strategi dan taktik ofensif Beberapa strategi dikembangkan untuk membantu ofensif akuisisi,
seperti LBO leveraged buy out, yaitu membeli perusahaan lain dengan menggunakan utang yang tinggi, junk bond obligasi yang
tidak dirating karena resikonya tinggi. Dalam leveraged buy out LBO, perusahaan meminjam utang sangat besar.
Dana pinjaman tersebut digunakan untuk membeli perusahaan target. Setelah terjadi akuisisi, perusahaan gabungan akan
mempunyai utang yang tinggi dengan kewajiban bunga yang tinggi. Utang yang tinggi tersebut mempunyai efek perilaku dan ekonomis.
Efek ekonomis yang diperoleh adalah penghematan pajak yang tinggi.
2. Strategi dan Taktik defensif
Strategi untuk mempertahankan perusahaan dari ancaman akuisisi banyak dan bervariasi. Strategi tersebut bisa dikelompokkan sebagai
strategi pencegahan dan perlawanan. Secara umum strategi pencegahan bertujuan menjadikan perusahaan target menjadi tidak
menarik untuk diambilalih oleh perusahaan lain. Ketidakmenarikan tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara:
a. Menjadi perusahaan yang baik. Perusahaan yang baik akan
mendorong harga saham menjadi lebih tinggi sehingga menjadi terlalu mahal bagi perusahaan lain yang akan
membeli perusahaan tersebut. Jika harga saham tinggi, pemegang saham juga akan semakin
puas, sehingga dorongan untuk mengganti manajemen akan semakin kecil.
b. Mengamati perdagangan saham. Perusahaan bisa secara
kontinu mengamati perdagangan saham. Jika ada tanda-tanda akumulasi saham, harus diperhatikan apakah ada pihak yang
sengaja mengakumulasi saham. Monitoring bisa dilakukan dengan mengamati volume perdagangan harian.
2.2 Kinerja Perusahaan 2.2.1 Pengertian Kinerja
Kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja tentang peralatan Nugroho, 2010.
Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefenisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Payamta dan Setiawan 2004 kinerja merupakan hasil nyata yang
dicapai yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan dalam suatu perusahaan. Pengukuran kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan. Informasi
rasio keuangan bersumber pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
2.2.2 Analisis Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan menurut Brigham dan Houston 2001 diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengetahui keunggulan dari
kekuatan perusahaan dan secara simultan mengoreksi kelemahan perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai
implementasi strategi perusahaan dalam hal akuisisi.
Dengan analisis rasio diharapkan dapat mengevaluasi suatu laporan keuangan. Menurut Brigham dan Houston 2001:78 dari sudut pandang investor,