Kerangka Konseptual Analisis Kinerja Perusahaan Publik yang melakukan Akuisisi di Indonesia

Bursa Efek Indonesia Ratio sedangkan kinerja keuangan perusahaan tidak mengalami peningkatan yang signifikan sesudah merger dan akuisisi 4 Hamida dan Manasye Noviani 2013 Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006 Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt Ratio, Return on Assets, Price Earnings Ratio One-Sample Kolmogorov Smirnov, Paired Sample T- Test Kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan dilihat dari rasio keuangan yang digunakan 5 Johanes Situmeang 2014 Analisis PT. Smartfren Telecom Tbk dan PT. XL Axiata Tbk yang melakukan merger dan akuisisi Return on Equity, Return on Assets, Current Ratio, Debt to Total Asets Ratio, Debt to Total Equity Ratio Paired Sample t-test Tidak ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi

2.4 Kerangka Konseptual

Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar perusahaan dapat bertahan atau berkembang lebih besar. Untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat dapat dicapai melalui penggabungan usaha. Dengan mempertimbangkan berbagai keuntungan dan kerugian dari aktivitas pengambilan usaha pada saat ini semakin banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan akusisi. Keputusan perusahaan untuk melakukan akuisisi tersebut diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap kinerja, terutama kinerja keuangan perusahaan. Seperti telah diuraikan dalam teorinya menurut Moin 2003 perusahaan yang melakukan akuisisi didasari motivasi sinergi yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah melakukan akuisisi, yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing- masing perusahaan sebelum akuisisi. Dimana dengan motivasi sinergi akan membawa perusahaan yang melakukan akuisisi mengalami perubahan kinerjanya. Sinergi yang terjadi pada perusahaan yang melakukan akuisisi dapat tercermin dari kinerja perusahaan dapat terukur dari rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut adalah rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio likuiditas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang digunakan adalah Return on Investment ROI dan Return on Equity ROE. Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio DER. Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets Turn Over TATO. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemapuan perusahaan- perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pemdek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio CR. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat hubungan skematisnya sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Akuisisi Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Akuisisi Kinerja Keuangan Perusahaan Sesudah Akuisisi Uji Beda

2.5 Hipotesis