Jenis – Jenis Perjanjian Perjanjian Pelaksanaan Pengadaan Tenaga Kerja Office Boy Antara Pt.Pertamina (Persero) Dengan Pt.Rajawali Karya Mandiri

kewajiban atau prestasi dari satu orang atau lebih orang pihak kepada satu atau lebih orang pihak lainnya yang berhak atas prestasi tersebut. 17 e. Adanya bentuk tertentu. Bentuk tertentu yang dimaksudkan adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak harus jelas bentuknya agar dapat menjadi alat pembuktian yang sah bagi pihak - pihak yang mengadakan perjanjian.Untuk beberapa perjanjian tertentu, undang - undang menentukan suatu bentuk tertentu, yaitu bentuk tertulis sehingga apabila bentuk itu tidak dituruti maka perjanjian itu tidak sah.Dengan demikian, bentuk tertulis tidaklah hanya semata - mata hanya merupakan pembuktian saja, tetapi juga syarat untuk adanya perjanjian itu. 18 f. Adanya syarat - syarat tertentu. Syarat - syarat tertentu yang dimaksud adalah substansi perjanjian sebagaimana yang telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian. 19

B. Jenis – Jenis Perjanjian

Ada beberapa jenis-jenis perjanjian menurut Mariam Darus adalah sebagai berikut : 20 1. Perjanjian Timbal Balik Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak.Misalnya perjanjian jual beli. 2. Perjanjian Cuma-Cuma dan Perjanjian atas Beban 17 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja., Op.cit., hlm. 2 18 Mariam Darus Badrulzaman et.all.,Op.cit., hlm 66 19 Wirjono Prodjodikoro 2., op.cit., hlm 84 20 J.Satrio.,hukum Perikatan yang Lahir Bandung: Citra Aditya Bakti , 1995, hlm. 19 Universitas Sumatera Utara Perjanjian dengan Cuma-Cuma adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak saja.Misalnya hibah. Sedangkan perjanjian atas beban adalah perjanjian terhadap prestasi dari pihak yang satu dan selalu terdapat kontrak prestasi dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada hubungan hukum. 3. Perjanjian Bernama benoemd, specified dan Perjanjian Tidak Bernamaonvenoemd, unspecified. Perjanjian bernama Khusus merupakan perjanjian yang mempunyai namasendiri. Maksudnya ialah perjanjian-perjanjian tersebut di atur dan diberi nama oleh pembentuk undang-undang, berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-hari. Perjanjian bernama terdapat dalam Bab V sampai dengan XVIII KUH Perdata.Di luar perjanjian bernama tumbuh perjanjian tidak bernama, yaitu perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata, tetapi terdapat pada masyarakat.Pada dasarnya jumlah perjanjian ini tidak terbatas. 4. Perjanjian campuran Perjanjian campuran merupakan perjanjian yang mengandung berbagai unsur perjanjian, misalnya pemilik hotel yang menyewakan kamar sewa menyewa, tetapi juga menyajikan makanan jual beli dan juga memberikan pelayanan lainnya.Terhadap perjanjian campuran ini terdapat berbagai paham, yaitu : a. Paham pertama mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan mengenai perjanjian Khusus diterapkan secara analogis sehingga setiap unsur dari perjanjian Khusus tetap ada . Universitas Sumatera Utara b. Paham kedua mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang dipakai adalah ketentuan-ketentuan dari perjanjian-perjanjian yang paling menentukan teori absorbsi. c. Paham ketiga mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan undang-undang yang diterapkan terhadap perjanjian campuran itu adalah ketentuan undang-undang yang berlaku untuk itu teori kombinasi. 5. Perjanjian Obligatoir Perjanjian obligatoir adalah perjanjian antara pihak-pihak yang mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan kepada pihak lain. Dapat dikatakan bahwa perjanjian itu merupakan perjanjian yang menimbulkan perikatan misalnya perjanjian jual beli benda bergerak. Menurut KUH Perdata, perjanjian jual beli saja belum mengakibatkan beralihnya hak milik dari penjual kepada pembeli. Untuk beralihnya hak milik jual beli seperti itu dinamakan perjanjian obligatoir karena membebankan kewajiban obligatoir kepada para pihak untuk melakukan penyerahan. Penyerahan sendiri merupakan perjanjian kebendaan. 6. Perjanjian Kebendaan Perjanjian kebendaan merupakan perjanjian hak atas benda dialihkan atau diserahkan kepada pihak lain. 7. Perjanjian Konsensual dan Perjanjian Riil Perjanjian Konsensual adalah perjanjian di antara kedua belah pihak yang telah tercapainya suatu persesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan. Menurut KUH Perdata, perjanjian ini sudah mempunyai kekuatan mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya Pasal 1338 KUH Perdata, Universitas Sumatera Utara Perjanjian pinjam pakai Pasal 1740 KUH Perdata. Perjanjian yang terakhir ini dinamakan juga sebagai perjanjian riil. 8. Perjanjian-perjanjian yang Istimewa sifatnya Jenis perjanjian yang istimewa sifatnya adalah : a. Perjanjian liberatoir, yaitu perjanjian para pihak yang membebaskan diri dari kewajiban yang ada, misalnya pembebasan hutang kwijschelding pada Pasal 1438 KUH Perdata. b. Perjanjian pembuktian, yaitu perjanjian antara para pihak untuk menentukan pembuktian apakah yang berlaku di antara mereka. c. Perjanjian untung-untungan, misalnya perjanjian asuransi, Pasal 1774 KUH Perdata. d. Perjanjian Publik, yaitu perjanjian yang sebagaian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum publik karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa pemerintah. Misalnya perjanjian ikatan dinas dan perjanjian pengadaan barang pemerintah. Anser berpendapat bahwa : “Setiap perjanjian mempunyai bagian inti dan bagian yang bukan inti”. 21 Bagian inti disebut essensialia dan bagian yang bukan inti terdiri dari naturaliadan aksidentalia. Essensialia adalah bagian-bagian yang harus ada dalam suatu perjanjian karena bagian ini menentukan atau menyebabkan perjanjian itu tercipta. Seperti persetujuan antara pihak dan objek perjanjian diam- diam melekat pada perjanjian, akan tetapi hal ini dapat diperjanjikan secara tegas untuk dihapuskan. Misalnya menjamin tidak ada cacat dalam benda yang 21 Mariam Darus Badrulzaman 2., KUH Perdata Buku II Hukum Perikatan dengan Penjelasannya,Bandung :Alumni, 1993, Hlm. 24 Universitas Sumatera Utara dijual.Aksidentalia merupakan sifat yang melekat pada perjanjian yaitu secara tegas diperjanjikan oleh para pihak seperti ketentuan mengenai domisili para pihak.

C. Asas – Asas Perjanjian