Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian skoring Makroskopis Plasenta dan Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian skoring
Makroskopis Plasenta dan Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
T E S I S
O L E H :
Esther RD Sitorus
No. Registrasi : 18.260
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(2)
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian skoring
Makroskopis Plasenta dan Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
T E S I S
O L E H :
Esther RD Sitorus
No. Registrasi : 18.260
Diajukan untuk melengkapi persyaratan untuk mencapai
Keahlian dalam bidang Patologi Anatomi pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(3)
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian skoring
Makroskopis Plasenta dan Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
T E S I S
Oleh :
dr. Esther R. D. Sitorus
No. Reg : 18260
DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(4)
ABSTRAK
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian Skoring Makroskopis
Plasenta dan Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
Esther RD Sitorus
1, Gani W. Tambunan
1, Joko S. Lukito
1,
Djafar Siddik
2, A. Harkingto Wibisono
11. Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU
2. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU
Latar belakang. Penelitian mengenai tali pusat masih sedikit dilakukan di
Indonesia. Tampilan Tali pusat dan Plasenta merupakan perwakilan untuk
menduga masa depan bayi yang dilahirkan hidup ataupun bukti penyebab kematian
bayi yang dilahirkan mati. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai index
putaran tali pusat dan mendapatkan gambaran makroskopis plasenta dan histologi
vili-vili plasenta melalui skoring maturasi vili sesuai dengan UCI yang didapat.
Metoda. Melakukan penelitian dari Ibu yang akan melahirkan tanpa penyulit,
dengan mencari
Umbilical Coiling Index
dan dikonfirmasi dengan skoring
makroskopis menurut
Scott and Jordan
dan skoring mikroskopis menurut
Bernieschke et.al
. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan
cross sectional
. Pengumpulan data pada penelitian dengan disain ini
dilakukan sekaligus pada satu saat (
point time approach
). Untuk statisik yang
dipergunakan adalah t-test, dan analisis korelasi multi varian.
Hasil.
Dari 48 sampel yang diukur, diperoleh rata-rata UCI 0.32±0.08. Rata-rata
UCI yang diperoleh dalam penelitian ini ternyata lebih tinggi dibandingan rata-rata
UCI yang pernah diteliti. Secara makroskopis diperoleh bahwa seluruh plasenta
yang diamati berada pada skor < 5 yang berarti seluruh plasenta adalah normal.
Secara mikroskopis diperoleh dominasi terminal vili pada seluruh sediaan jaringan
preparasi diikuti oleh matur intermediate vili.
Kesimpulan. Uji statistik yang dilakukan terhadap maturasi vili dengan UCI tidak
memperoleh nilai yang bermakna. Hal ini sesuai dengan harapan peneliti, bahwa
UCI yang diambil adalah dari kehamilan tanpa penyulit, sehingga dapat dipastikan
bahwa maturasi vili sesuai dengan perkembangan normalnya, tetapi ada
kecenderungan yang mempengaruhi nilai UCI pada keadaan beberapa keadaan.
Kata-kata Kunci.
Umbilical coiling index
, Skor Scott dan Jordan, Skor Maturasi
Vili
(5)
ABSTRACT
Confirmation Of Umbilical Coiling Index With Macroscopics Placenta
Scoring And Microscopics Villous Maturation Scoring
Esther Rd Sitorus
1, Gani W. Tambunan
1, Joko S. Lukito
1,
Djafar Siddik
2, A. Harkingto Wibisono
11. Pathology Anatomic Department-Medical Faculty USU
2. Obstetric and Gynaecology Department-Medical Faculty USU
Objective. To find out the Umbilical Coiling Index and its relation with
macroscopics placenta and microscopics of villous maturation.
Methods. 48 samples were examined. Statistical analysis was done by t-test and
multi varian correlation analytic.
Result. The mean of UCI was UCI 0.32±0.08. Mean of UCI was found more higher
than prior study. Grossly all the placentas scoring were <5 and it’s a normal
condition of placenta. Microscopics found domination of villous terminal within the
tissue and followed by mature intermediate villous.
Conclusions. No statistical significance was seen between the UCI and scoring of
placenta and villous maturation. The research show tendention from several
condition that effecting the UCI.
Key Words. Umbilical coiling index, Scott and Jordan Scoring, Villous
Maturation Scoring
(6)
HALAMAN PENGESAHAN
Penelitian ini disetujui oleh
Pembimbing :
Prof. Dr. Gani W. Tambunan, Sp.PA(K) ………
Pembimbing I
Tgl. Oktober 2010
Dr. H. Joko S. Lukito, Sp. PA ...
Pembimbing II
Tgl. Oktober 2010
Penyanggah :
Dr. H. Soekimin, Sp. PA
...
Dr. H. Delyuzar, Sp. PA
...
(7)
Judul Tesis
:
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan
Penilaian skoring Makroskopis Plasenta dan
Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
Nama
:
Esther Reny Deswani Sitorus
No. Register
:
18.260
Program Studi :
Program
Pendidikan Dokter Spesialis Patologi
Anatomi.
TESIS INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :
PEMBIMBING I
Prof. Dr. Gani W. Tambunan, SpPA (K)
NIP. 130 279 484
PEMBIMBING II
Dr. H. Joko S. Lukito, SpPA
NIP. 19460308 197802 1 001
Ketua Program Studi PPDS I
Kepala Departemen
Departemen
Patologi
Anatomi
Patologi Anatomi FK USU
Dr. H. Joko S. Lukito, SpPA
Dr. H. Soekimin, SpPA
NIP. 19460308 197802 1 001
NIP. 19480801 198003 1 002
(8)
PERNYATAAN
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian skoring
Makroskopis Plasenta dan Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Medan, Oktober 2010
(9)
LEMBAR PANITIA UJIAN
Judul Tesis
:
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan
Penilaian skoring Makroskopis Plasenta dan
Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
Telah diuji pada
Hari / Tanggal
: Selasa, Oktober 2010
Pembimbing
: Prof. Dr. Gani W. Tambunan, SpPA (K)
Dr. H. Joko S. Lukito, SpPA
Prof. Dr. Djafar Siddik, Sp. OG(K)
Dr. A. Harkingto Wibisono, Sp. PA
Penyanggah
: Prof. Dr. H.M. Nadjib Dahlah Lubis, SpPA(K)
Dr. Joko S. Lukito, SpPA
(10)
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Bapa Yang Maha
Kuasa dan anakNya Tuhan Yesus Kristus Juruslamatku, berkat kasih dan
karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh keahlian dalam bidang Patologi Anatomi. Penulis menyadari bahwa
tesis ini masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan penulis kiranya
tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan
khususnya tentang :
KONFIRMASI UMBILICAL COILING INDEX DENGAN PENILAIAN
SKORING MAKROSKOPIS PLASENTA DAN SKORING MIKROSKOPIS
MATURITAS VILI
Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankan penulis menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk
mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU
Medan dan juga atas bantuan materi dalam masa pendidikan dan penelitian ini.
Prof. Dr. T. Bahry (Pak De) Anwar., SpJP(K), atas dukungan yang telah diberikan
kepada penulis sejak awal penulis menjadi staf di lingkungan FK USU sampai
mengajukan mengikuti pendidikan spesialis. Terimakasih untuk senantiasa
menerima saya ikut ”berbuka” setiap Jumat selama bulan Ramadhan di tempat
Pak De.
Kepala Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Dr. H. Soekimin, SpPA dan Ketua Program Studi PPDS Departemen
Patologi Anatomi, Dr.H. Joko S.Lukito, SpPA, yang telah berkenan menerima,
mendidik, membimbing serta senantiasa mengayomi penulis setiap hari dengan
penuh kesabaran selama menjalani pendidikan.
(11)
Prof. Dr. Gani W. Tambunan, SpPA (K); Guru Besar di Departemen Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan penghargaan yang
setinggi-tingginya yang dapat penulis sampaikan, yang telah membimbing,
mendidik, membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas di
sepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Prof. Dr. Djafar Siddik, Sp. OG(K), Guru Besar di Departemen Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah berkenan
memberikan waktu dan dukungan kepada penulis untuk dapat melakukan
penelitian di Rumah Sakit Bersalin Rosiva, serta terima kasih yang sebesarnya
atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam mendiskusikan
penelitian ini.
Prof. Dr. H. M. Nadjib Dahlan Lubis, SpPA, Guru Besar di Departemen Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah
membimbing, memberikan arahan dan semangat kepada penulis.
Sekretaris Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, Dr. H. T. Ibnu Alferraly, SpPA yang telah membimbing penulis
dan tiada henti memberikan semangat kepada penulis.
Sekretaris Program Studi PPDS Departemen Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. H. Delyuzar, SpPA (K), sekaligus
yang telah memberikan arahan, kritik membangun dan motivasi kepada penulis.
Penelitian ini saya dedikasikan untuk Dr. Antonius Harkingto Wibisono, SpPA.
Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya saya haturkan untuk segala
bimbingan kepada penulis sejak awal pendidikan, tanpa lelah memberikan ilmu,
saran dan membuka wawasan penulis untuk melakukan penelitian dan doa yang
selalu dipanjatkan untuk mendukung saya, serta keluarga (Tante Jin, Koh Tommy,
Teky) yang senantiasa dengan penuh kasih menerima penulis setiap saat untuk
berdiskusi.
(12)
Kepala Instalasi dan Wakil kepala Instalasi Patologi Anatomi RSUHP H. Adam
Malik/Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. Sumondang M.
Pardede, SpPA dan Dr. Jamaluddin Pane, serta Dr. Stephen Udjung, SpPA yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar serta memberikan
bimbingan kepada penulis.
Staf Patologi Anatomi (Dr. T. Kemala Intan, Dr. Betty, Dr. Lidya ”Adek”, Dr.
Jessy) yang telah berkenan menjadi teman dan pemberi semangat kepada saya
selama pendidikan.
”Kelompok kecil” (Dr. Sufida, Dr. Fitri, Dr. Ita, Dr. Vira, Dr. Donna, Dr. Eka, Dr.
Vita, Dr. Feby), terimakasih yang setulusnya kuucapkan untuk teman-temanku
yang telah berkenan menjadi sahabat dan kritikus terhebat sepanjang masa, serta
selalu bersedia menemani dalam suka dan duka selama penulis mengikuti
pendidikan. Semoga persahabatan ini tetap terjalin selamanya.
Teman sejawat PPDS dan para senior, para pegawai di lingkungan Departemen
Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pranata Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara dan laboratorium Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik.
Pranata Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Bang Misno, Fauzi, Putra), terimakasih untuk segala dukungannya kepada
penulis setiap saat.
Bidan dan perawat Rumah Sakit Bersalin Rosiva, terima kasih karena telah
berkenan menerima dan membantu saya selama melaksanakan penelitian ini.
Kedua orang tua penulis, ayahanda Dr. LBM Sitorus, Sp. S dan ibunda Nurlela
Farida Napitupulu, terima kasih yang tidak dapat terucapkan dengan kata-kata,
terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, yang telah
membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, kasih
sayang dan perhatian yang tanpa pamrih, senantiasa dengan diiringi doa dan
dorongan yang tiada hentinya di sepanjang waktu.
(13)
Abangda Ir. Mangasa (Caca) H.H. Sitorus, MT., Kakanda Chiko (Cici) N. M.
Sitorus, SE., Adinda Lusianna (Bebi) Sitorus, SE., dan Imelda (Ade Ili) T. Sitorus,
SP., MT., yang terus mendukung penulis untuk tetap bersemangat dalam belajar
dan kebersamaan yang indah selama penulis mengikuti pendidikan.
Bapak dan Ibu mertua penulis, P. Siahaan dan T. Br. Simanjuntak terima kasih
yang sebesar-besarnya , juga kepada abang, kakak dan adik-adik yang selalu
memberikan dukungan.
Kepada anakku yang kukasihi Nataniel (Dende) Jeremy G. Siahaan, mama
ucapkan terima kasih untuk pengertian dan dukungan Dende selama mama
sekolah. Maafkan mama yang memberikan sebagian besar waktu mama untuk
menyelesaikan sekolah sehingga Dende jarang berjalan-jalan sama mama. Terima
kasih karena Dende selalu mendoakan setiap kegiatan mama. Mama sayang dan
bangga sama Dende.
Terima kasih yang setulusnya kuhaturkan kepada suamiku tersayang, Ipan
Gumara Siahaan, SP. MP. yang telah mendampingi saya sebagai suami, ayah,
sahabat,
soulmate
,
roommate
, guru, penasihat statistik dan sekaligus penasihat
spiritual saya selama ini. Tanpa dukunganmu aku tak mungkin berhasil dalam
meniti karier sampai kepada jenjang dokter spesialis seperti ini. Kuucapkan terima
kasih atas pengertian, kasih sayang, kesabaran dan selalu berada di sisiku. Terima
kasih untuk doamu. Aku sayang Ayah.
Akhirnya izinkanlah penulis memohon maaf kepada semua pihak atas semua
kesalahan dan kekurangan penulis selama mengikuti masa pendidikan ini. Semoga
segala bantuan, dorongan, bimbingan, dan doa yang telah diberikan kepada
penulis selama mengikuti pendidikan, kiranya mendapat balasan dari Tuhan Yang
Maha Pengasih. Dan semoga Tuhan Yang Maha Baik senantiasa melimpahkan
kasih dan berkat-Nya kepada kita semua.
Medan, Oktober 2010
Penulis
(14)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL... v
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.3.1. Tujuan Umum... 5
1.3.2. Tujuan Khusus... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Hipotesa... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1. Plasenta... 11
2.1.1. Pembentukan Plasenta ... 12
2.2. Selaput Janin... 16
2.3. Tali Pusat ... 19
2.4. Indikasi Pemeriksaan Patologi Plasenta ... 21
2.5. Kerangka Konsepsional... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26
3.1. Jenis penelitian... 26
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian... 26
3.3. Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian ... 27
3.3.1. Populasi ... 27
3.3.2. Sampel ... 27
3.4. Kriteria Sampel ... 27
3.4.1. Kriteria penerimaan ... 27
3.4.2. Kriteria penolakan ... 27
3.5. Besar Sampel ... ... 28
3.6. Teknik Sampling ... 28
3.7. Kerangka Operasional ... 29
(15)
3.9. Definisi Operasional Variabel ... 30
3.10. Prosedur dan Teknik Penelitian ... 31
3.11. Instrumen Penelitian ... 32
3.12. Pengolahan Data ... 33
3.12.1. Editing ... 33
3.12.2. Coding ... 33
3.12.3. Entri ... 33
3.12.4. Clearing data ... 33
3.13. Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 35
4.1. Hasil Penelitian... 35
4.2. Pembahasan ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 47
5.1. Kesimpulan ... 47
5.2. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
(16)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram Perkembangan Plasenta... 15
Gambar 2.2. Struktur dasar vili... 17
Gambar 2.3. Arsitektur normal vili... 18
Gambar 2.4. Perkembangan Vili pada trimester kehamilan... 18
Gambar 2.5. Perkembangan Tali Pusat... ... 20
Gambar 2.6. Diagram Maturasi vili menurut Bernieschke et. al.... 24
Gambar 2.7. Kerangka Konsepsional... ... 25
Gambar 2.8. Diagram Distribusi Arah coiling Tali Pusat... ... 41
Gambar 2.9. Diagram Hubungan Panjang Bayi dengan UCI... ... 43
Gambar 2.10 Diagram Hubungan Berat Badan Bayi dengan UCI... ... 43
(17)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Usia Ibu Hamil... 35
Tabel 4.2. Distribusi Riwayat Kehamilan... 36
Tabel 4.3. Distribusi Usia Kehamilan... 36
Tabel 4.4. Distribusi Cara Persalinan... 36
Tabel 4.5. Distribusi Jenis Kelamin Bayi... 37
Tabel 4.6. Distribusi Berat Badan Bayi... 37
Tabel 4.7. Distribusi Panjang Badan Bayi... 38
Tabel 4.8. Distribusi Berat Plasenta... 38
Tabel 4.9. Distribusi Volume Plasenta... 39
Tabel 4.10. Distribusi Panjang Tali Pusat... 39
Tabel 4.11. Distribusi Diameter Tali Pusat... 40
Tabel 4.12. Distribusi Jumlah Pembuluh Darah Tali Pusat... 40
Tabel 4.13. Distribusi Jumlah Coiling Tali Pusat... 40
Tabel 4.14. Distribusi Arah coiling Tali Pusat... 41
Tabel 4.15. Hubungan Riwayat Kehamilan dengan UCI... 42
(18)
ABSTRAK
Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian Skoring Makroskopis
Plasenta dan Skoring Mikroskopis Maturitas Vili
Esther RD Sitorus
1, Gani W. Tambunan
1, Joko S. Lukito
1,
Djafar Siddik
2, A. Harkingto Wibisono
11. Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU
2. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU
Latar belakang. Penelitian mengenai tali pusat masih sedikit dilakukan di
Indonesia. Tampilan Tali pusat dan Plasenta merupakan perwakilan untuk
menduga masa depan bayi yang dilahirkan hidup ataupun bukti penyebab kematian
bayi yang dilahirkan mati. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai index
putaran tali pusat dan mendapatkan gambaran makroskopis plasenta dan histologi
vili-vili plasenta melalui skoring maturasi vili sesuai dengan UCI yang didapat.
Metoda. Melakukan penelitian dari Ibu yang akan melahirkan tanpa penyulit,
dengan mencari
Umbilical Coiling Index
dan dikonfirmasi dengan skoring
makroskopis menurut
Scott and Jordan
dan skoring mikroskopis menurut
Bernieschke et.al
. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan
cross sectional
. Pengumpulan data pada penelitian dengan disain ini
dilakukan sekaligus pada satu saat (
point time approach
). Untuk statisik yang
dipergunakan adalah t-test, dan analisis korelasi multi varian.
Hasil.
Dari 48 sampel yang diukur, diperoleh rata-rata UCI 0.32±0.08. Rata-rata
UCI yang diperoleh dalam penelitian ini ternyata lebih tinggi dibandingan rata-rata
UCI yang pernah diteliti. Secara makroskopis diperoleh bahwa seluruh plasenta
yang diamati berada pada skor < 5 yang berarti seluruh plasenta adalah normal.
Secara mikroskopis diperoleh dominasi terminal vili pada seluruh sediaan jaringan
preparasi diikuti oleh matur intermediate vili.
Kesimpulan. Uji statistik yang dilakukan terhadap maturasi vili dengan UCI tidak
memperoleh nilai yang bermakna. Hal ini sesuai dengan harapan peneliti, bahwa
UCI yang diambil adalah dari kehamilan tanpa penyulit, sehingga dapat dipastikan
bahwa maturasi vili sesuai dengan perkembangan normalnya, tetapi ada
kecenderungan yang mempengaruhi nilai UCI pada keadaan beberapa keadaan.
Kata-kata Kunci.
Umbilical coiling index
, Skor Scott dan Jordan, Skor Maturasi
Vili
(19)
ABSTRACT
Confirmation Of Umbilical Coiling Index With Macroscopics Placenta
Scoring And Microscopics Villous Maturation Scoring
Esther Rd Sitorus
1, Gani W. Tambunan
1, Joko S. Lukito
1,
Djafar Siddik
2, A. Harkingto Wibisono
11. Pathology Anatomic Department-Medical Faculty USU
2. Obstetric and Gynaecology Department-Medical Faculty USU
Objective. To find out the Umbilical Coiling Index and its relation with
macroscopics placenta and microscopics of villous maturation.
Methods. 48 samples were examined. Statistical analysis was done by t-test and
multi varian correlation analytic.
Result. The mean of UCI was UCI 0.32±0.08. Mean of UCI was found more higher
than prior study. Grossly all the placentas scoring were <5 and it’s a normal
condition of placenta. Microscopics found domination of villous terminal within the
tissue and followed by mature intermediate villous.
Conclusions. No statistical significance was seen between the UCI and scoring of
placenta and villous maturation. The research show tendention from several
condition that effecting the UCI.
Key Words. Umbilical coiling index, Scott and Jordan Scoring, Villous
Maturation Scoring
(20)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Tali pusat adalah jalur kehidupan fetus sebagai transpor cairan, nutrisi dan oksigen. Ada tiga pembuluh darah yang berjalan disepanjang tali pusat dengan pola yang berkelok/ berputar. Berputarnya pembuluh darah ini telah lama diketahui bahkan sebelum tahun 1521 oleh Berengarius. Pada tahun1954,
putaran tali pusat ini pertamakali dihitung oleh Edmonds1 yang membagi total
jumlah putaran dengan panjang tali pusat dalam centimeter dan disebut dengan index putar (“the index of twist”). Edmonds menilai dengan skor positif dan negatif pada putaran yang searah jarum jam dan sebaliknya secara respektif.
Belakangan, Strong dkk 2 menyederhanakannya dengan membatasi skor
tersebut dengan istilah “the umbilical coiling index” (UCI). Telah dilaporkan bahwa ada hubungan antara UCI yang abnormal dengan kelainan yang terjadi pada fetus 3,4,5,6.
Tali pusat normal merupakan suatu struktur yang menyerupai skrup (helix). Panjang tali pusat mempengaruhi aktivitas fetus, akan tetapi asal usul terjadinya putaran tali pusat masih belum jelas diketahui. Salah satu teori mengatakan
bahwa gerakan fetus berperan besar dalam pembentukan putaran tali pusat. 7
Panjang tali pusat bervariasi mulai dari tanpa tali pusat (achordia) sampai panjang 300cm, dengan diameter 3 cm lebih dan jumlah putaran kurang lebih 380 putaran. Rata rata panjang tali pusat adalah 55cm, diameter 1-2 cm dan 11
(21)
putaran. Kebanyakan putaran tali pusat tanpa diketahui penyebabnya adalah kearah kiri. Sejumlah 5% tali pusat berukuran kurang dari 35cm dan 5% lagi tali
pusat berukuran lebih dari 80cm. 8
Sesuai dengan teori yang sudah diterima adalah bahwa gerakan fetus akan menimbulkan tegangan pada tali pusat yang memacu petumbuhan secara longitudinal. Suatu hal yang wajar jika gerakan didalam uterus berkurang, maka pertumbuhan tali pusat pun akan berkurang. Sesuai dengan hal tersebut maka tali pusat yang pendek dapat sebagai pertanda adanya penyakit yang berhubungan dengan syaraf secara intra uterin ataupun penyakit penyakit pada yang menyebabkan penurunan pergerakan fetus. Ada beberapa bukti yang menunjukkan korelasi kelainan tali pusat dengan trisomy 21 dan oligohidramnion Plasenta atau yang dikenal dengan ari-ari berasal dari bahasa Latin yang artinya
kue pipih (flat cake) sebagai sumber oksigen, nutrisi dan perlindungan bagi fetus.
Pemeriksaan plasenta bukanlah hal yang lazim dilakukan di Indonesia oleh karena kebudayaan yang tertanam sejak zaman dulu sampai kini yang menyatakan bahwa plasenta adalah teman atau bagian dari bayi yang dilahirkan. Sehingga membuat suatu perlakuan pada plasenta dianggap mencederai bayi yang lahir. Pemeriksaan plasenta di Indonesia masih hal yang aneh atau dianggap tabu. Faktanya adalah dengan memeriksa plasenta maka dapat menjelaskan masa depan kesehatan bayi yang lahir, memperkirakan resiko-resiko yang akan timbul, hubungan klinis atau patologis yang terjadi pada bayi, menetukan zigositas bayi kembar, membahas lebih dalam mekanisme penyakit,
(22)
Bertahun tahun lamanya banyak yang berfikir bahwa mempelajari mengenai patologi plasenta hanya terbatas pada implantasi dan perkembangan awal plasenta saja daripada menyelidiki pengaruh struktur dan fungsi plasenta
terhadap fetus.10. Tampilan Tali pusat dan Plasenta merupakan perwakilan yang
paling jujur untuk menduga masa depan bayi yang dilahirkan hidup ataupun bukti
penyebab kematian bayi yang dilahirkan mati. Penelitian ini akan mendapatkan
nilai index putaran tali pusat (umbilical coiling index = jumlah putaran/panjang tali pusat) dan mendapatkan gambaran makroskopis plasenta dan histologi vili-vili plasenta melalui skoring plasenta sesuai dengan UCI yang didapat.Diharapkan melalui penelitian ini maka pemeriksaan plasenta tidak lagi merupakan hal yang tabu ataupun aneh, tetapi merupakan pemeriksaan yang rutin dilaksanakan bagi setiap kelahiran.
1.2. Identifikasi Masalah
Bayi lahir sangat dekat hubungannya dengan profil plasenta. Namun pemeriksaan plasenta khususnya di Indonesia sangat jarang dilakukan, penyebabnya sangat bervariasi, antara lain :
1. Menurut standar pendapatan masyarakat Indonesia, pemeriksaan plasenta membutuhkan biaya yang relatif masih mahal.
2. Sentra Laboratorium di Indonesia belum merata, sehingga pada daerah pedalaman sulit untuk menjangkau laboratorium patologi untuk pemeriksaan plasenta.
3. Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, yang sangat mempengaruhi perilaku masyarakatnya, khususnya untuk pemeriksaan
(23)
plasenta sangat banyak aturan adat istiadat yang menghalangi pemeriksaan plasenta.
4. Informasi mengenai pentingnya pemeriksaan plasenta masih sangat terbatas.
Selain hal-hal tersebut diatas, baku emas UCI di Indonesia belum ada, tetapi beberapa penelitian misalnya India dan Belanda mendapatkan UCI dengan nilai 0,21.
Tali pusat dan plasenta dari bayi baru lahir merupakan bagian dari tubuh yang dapat memberikan informasi yang paling jujur terhadap masa depan bayi yang lahir. Pemeriksaan tali pusat melalui penilaian index tali pusat adalah hal yang lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Tampilan tali pusat secara makroskopis dapat memperkirakan beberapa kelainan yang mungkin terjadi pada bayi. Begitu pula tampilan plasenta secara makroskopis sesuai dengan penilaian yang dilakukan oleh Scott & Jordan dapat memperkirakan masa depan bayi dan penyakit pada Ibu. Maka dengan itu penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan antara Index tali pusat dan penilaian makroskopis plasenta dengan mikroskopis maturasi vili. Dengan penelitian ini diharapkan didapat hubungan yang dekat antara index tali pusat (UCI) dan tampilan makroskopis plasenta (Scott & Jordan) dengan skoring maturasi vili (Benirschke et al.) yang dapat memperkirakan nasib bayi yang dilahirkan.
Umbilical Coiling Index (UCI) didapatkan dari hasil banyaknya jumlah putaran tali pusat dibagi dengan panjang tali pusat. UCI yang diambil adalah dari Ibu yang hamil tanpa penyulit. Hasil UCI akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan plasenta
(24)
secara Makroskopis menurut klasifikasi Scott and Jordan dan selanjutnya dengan Skoring Plasenta yaitu skoring maturasi vili chorealis menurut Benirschke et al.
UCI yang didapat dari kehamilan yang normal diharapkan akan memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaan plasenta sehingga bisa mewakili keadaan plasenta yang diharapkan normal pula. Ataupun dengan UCI dari kehamilan normal dapat pula terjadi penyimpangan-penyimpangan keadaan plasenta yang telah digariskan menurut skoring maturasi vili oleh Benirschke et al. Sulitnya mendapatkan plasenta untuk dilakukan pemeriksaan dari Ibu melahirkan ataupun keluarga menyebabkan jumlah sample pada penelitian ini tergantung dari jumlah plasenta yang diizinkan untuk dilakukan pemeriksaan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengevaluasi Tali Pusat bayi baru lahir untuk mendapatkan Umbilical Coiling Index dan akan dikonfirmasi dengan penilaian makroskopis Plasenta menurut Scott and Jordan serta dilakukan penghitungan untuk mendapatkan keadaan plasenta dengan skoring histologi kematangan vili chorealis menurut Benirschke et al.
1.3.2. Tujuan Khusus
Menetapkan Umbilical Coiling Index yang dapat mewakili UCI dari kehamilan tanpa penyulit dan menjadi konfirmasi yang dapat dipercayai bagi keadaan Plasenta dan nasib bayi yang lahir.
(25)
1.3.3. Hipotesa
Hipotesa penelitian adalah:
Ada hubungan antara Umbilical Coiling Index dari kehamilan tanpa penyulit dengan keadaan Plasenta secara Makroskopis dan Mikroskopis Plasenta.
1.3.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan tambahan informasi bahwa dari pemeriksaan Plasenta akan dapat memperkirakan masa depan kesehatan bayi baru lahir .
2. Memberikan tambahan informasi bahwa dari pemeriksaan Plasenta dapat mengkaji hubungan penyakit yang diderita Ibu hamil dengan resiko pada bayi melalui evaluasi plasenta. 3. Membakukan Umbilical Coiling Index (UCI) dari Kehamilan
tanpa penyulit yang dapat dipakai bagi ahli Obstetri dan Ginekologi dan Perinatologi untuk menentukan langkah kedepan bagi bayi baru lahir.
4. Mengurangi penyimpangan diagnosis dari para ahli patologi anatomi sehingga klinisi menangani penderita dengan lebih tepat guna sehingga efisien bagi klinisi dan pasien sekaligus. 5. Membuka wacana untuk terjadinya interaksi klinisi dengan
para ahli patologi anatomi sehingga meningkatkan kualitas dan diagnosis histopatologi
6. Penelitian ini dapat di manfaatkan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
(26)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tali pusat dan pembuluh darah vitalnya merupakan bagian yang paling riskan dari anatomi fetal. Total jumlah putaran pada setiap bagian tali pusat dipercayai
terjadi sejak kehamilan dini11, 12. Pola putaran tali pusat berkembang selama
trimester kedua dan ketiga, diperkirakan terjadi karena hambatan pada tali pusat, dan putaran akan berubah sesuai dengan keberlanjutan kehamilan. Tanpa menghiraukan putaran pembuluh darah tali pusat yang terjadi pada awal gestasi, maka belumlah diketahui apakah putaran ini berhubungan dengan genetik atau peristiwa yang didapatkan pada kehamilan.
Beberapa teori mencoba menjelaskan mengenai putaran tali pusat termasuk penjelasan bahwa putaran adalah bawaan tali pusat sendiri, juga penjelasan bahwa yang mengatakan bahwa putaran tali pusat disebabkan oleh rotasi fetus
secara aktif maupun pasif13. Tanpa mengesampingkan hal tersebut diatas, maka
putaran tali pusat menghasilkan turgor pada unit tali pusat, sehingga menjadikan
tali pusat yang kuat namun fleksibel 14
Membicarakan mengenai tali pusat maka tidak terlepas dari membahas plasenta, karena tali pusat dan plasenta sangat dekat hubungannya. Selanjutnya akan dibahas pula mengenai plasenta dan hubungan tali pusat dengan plasenta sesuai dengan tujuan penelitian.
Plasenta dari setiap persalinan seharusnya dilakukan pemeriksaan secara makroskopis. Setiap kelainan yang ditemukan secara mikroskopis seperti
(27)
permukaan maternal yang tidak lengkap, perdarahan retro-plasental, dan lain-lain harus dicatat dan direkam dalam rekam medik. Panjang tali pusat diukur, walaupun tali pusat yang dikirimkan tidak keseluruhan. Spesimen plasenta segar untuk sitogenetik, kultur plasenta untuk kasus kasus yang diduga infeksi atau kelahiran premature, dan jaringan plasenta beku untuk pemeriksaan kasus kasus penyakit metabolic juga dapat dilihat dengan cara ini.
Idealnya, plasenta yang dikirimkan untuk pemeriksaan adalah plasenta segar, walaupun pada sebagian institusi, hal tersebut tidak dilakukan, dan plasenta difiksasi dalam formalin 10%. Plasenta segar dapat disimpan selama 1 minggu dalam suhu 4°C, masa ini masih dapat mendeteksi kejadian pada neonatal untu
pemeriksaan plasenta. 15
Sebagai pengantar dari klinik sebaiknya informasi yang diberikan untuk dievaluasi harus adekuat, mencakup usia ibu, paritas, usia gestasi, dan setiap masalah yang berhubungan dengan masalah prenatal atau masalah persalinan, seperti oligohidramnion atau bahaya yang mengancam fetus, penyakit penyakit pada maternal, intervensi diagnostik ataupun terapi pada fetus atau plasenta selama masa kehamilan, dan setiap abnormalitas pada fetus/ neonatus.
Jika terjadi kelahiran premature, maka hal tersebut harus dideskripsikan. Khususnya pada Seksio Cesaria, sehingga plasenta dapat dinilai. Evaluasi berbagai antepartum dapat dilihat untuk menentukan nasib fetus.
(28)
Profil fetus dapat dilakukan dengan membuat skoring baik melalui USG seperti yang dilakukan oleh Manning dan kawan-kawan, skoring makroskopis (Scott and
Jordan), mikroskopis (Benirschke et al.). 16
Sesaat setelah bayi lahir, penolong persalinan biasanya langsung melakukan penilaian terhadap bayi tersebut. Perangkat yang digunakan untuk menilai dinamakan Skor APGAR. Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya, yaitu Dr. Virginia Apgar. Virgnia Apgar adalah seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini dipublikasikan pada tahun 1952. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR
yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respon refleks),
Activity (tonus otot), and Respiration (pernapasan). (Wikipedia,2007)Skor Apgar biasanya dinilai pada menit pertama kelahiran dan biasanya diulang pada menit kelima. Dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10, 15 dan 20. (MedicineNet,2007). Hal yang dinilai pada Skor Apgar adalah :
Appearance (warna kulit)
0 — Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan 2 — Warna kulit seluruh tubuh normal
Pulse (denyut jantung) 0 — Denyut jantung tidak ada
1 — Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit 2 — Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti
(29)
Grimace (respon refleks)
0 — Tidak ada respon terhadap stimulasi 1 — Wajah meringis saat distimulasi
2 — Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi
Activity (tonus otot)
0 — Lemah, tidak ada gerakan
1 — Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan 2 — Bergerak aktif dan spontan
Respiration (pernapasan) 0 — Tidak bernapas
1 — Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2 — Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan. Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004) dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3, diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi. Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan kesehatan dan
(30)
kecerdasan bayi dimasa yang akan datang (KidsHealth,2004). Sampai sekarang, skor apgar masih terus digunakan. Selain karena ketepatannya, juga karena cara
penerapannya sederhana, cepat, dan ringkas. 17
2.1. Plasenta
Minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1. Sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas).
2. Sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan dengan stroma endometrium).
Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi Plasenta. Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar, yang nantinya akan menjadi Rongga Amnion. Sel-sel embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda:
1. Epiblas : selapis sel kolumnar tinggi, di bagian dalam, berbatasan dengan bakal rongga amnion.
2. Hipoblas : selapis sel kuboid kecil, di bagian luar, berbatasan dengan rongga blastokista (bakal rongga kuning-telur).
(31)
Unit sel blast ini akan berkembang menjadi Janin. Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk sel-selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau kandung kuning telur sederhana. Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk Kandung Kuning Telur, Lempeng Korion dan Rongga Korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema. Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin). Pada stadium ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).
2.1.1. Pembentukan Plasenta
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage). Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian
(32)
terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal.
Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate). Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya. Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space). Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu. Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub
(33)
embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas. Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin). Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi Tali Pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
(34)
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :
1. Bentuk bundar / oval
2. Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm. 3. Berat rata-rata 500-600 g
4. Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. Sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.
6. Sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).
(35)
Gambar 2.1. Perkembangan Plasenta 2.2. Selaput Janin (Amnion dan Korion)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan maka jonjot pada kedua kutub akan membentuk formasi berikut :
1. Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum).
2. Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve.
Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
1. Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis.
2. Desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.
3. Desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai
membran korion-amnion (amniochorionic membrane). Kavum uteri juga terisi
(36)
(37)
(38)
Gambar 2. 3. Arsitektur normal vili
Untuk mengenal jonjot/vili maka harus diketahui lebih dulu perkembangan jonjot/ vili seperti yang digambarkan pada diagram berikut ini :
Source : Knox WF, Fox H.; Placental Development
Gambar 2.4. Perkembangan Vili (vilous development) pada trimester kehamilan
(39)
2.3. Tali Pusat
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi Tali Pusat. Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar. Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion. Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang
disebut Wharton’s jelly.
Tali pusat merupakan hal yang sangat vital dalam perkembangan, kehidupan dan pertahanan fetus, bagian lain pada unit fetoplasental seperti pembuluh darah sangat riskan untuk tertekuk, tertekan, tertarik dan terputar. Perlindungan untuk pembuluh darah sangat diperlukan, dan hal terebut dilakukan oleh Wharton jelli, cairan amnion, pola heliks atau putaran dari pembuluh darah tali pusat. Awal terjadinya putaran tali pusat ini belumlah diketahui secara jelas. Putaran tali pusat berkembang bahkan sebelum hari ke 28 setelah konsepsi dan 95% terlihat pada fetus sekitar 7 minggu setelah konsepsi. Beberapa penelitian telah
(40)
menunjukkan adanya korelasi antara putaran tali pusat yang abnormal dengan hasil persalinan. Peningkatan abnormalitas putaran tali pusat akan sejalan dengan kelainan kelainan yang ditemukan pada kelahiran. Namun didapatkan pula hasil yang seimbang pada beberapa kasus. Walaupun beberapa penelitian menunjukkan korelasi yang bermakna antara putaran tali pusat yang abnormal dan persalinan prematur, kematian fetus, restriksi pertumbuhan, abnormalitas kromosomal atau struktur, persalinan melalui operasi pada fetal distres, dan
meconium staining, tetapi hal yang lain tidak termasuk. 17
(41)
2.4. Indikasi Pemeriksaan Patologi Plasenta
Sebagian besar plasenta adalah normal, seperti juga pada bayinya. Namun begitu, pada seluruh pemeriksaan plasenta belumlah menjamin apakah kondisi plasenta dan bayi akan normal juga, walaupun hal tersebut sudah dianjurkan berulang ulang. Altshuler dan Hyde (1996) menemukan bahwa 92% dari plasenta yang diperiksa yang diminta oleh ahli obstetric maupun nenonatologis mempunyai hubungan dengan patologi. Acuan indikasi pemeriksaan plasenta di laboratorium patologi sangat bervariasi, tetapi pada prinsipnya ditujukan untuk menilai profil fetal, maternal dan plasenta. Tujuannya adalah untuk menilai penyakit yang terjadi pada fetus atau maternal, untuk mendapatkan prognosis nasib kehamilan, mengevaluasi pengaruh penyakit maternal pada kehamilan, dan untuk kepentingan medikolegal. Klinis plasenta harus dinilai pada ruang persalinan. 15
Pemeriksaan plasenta dilakukan sejak dari ruang persalinan secara makroskopis sampai pengambilan spesimen untuk selanjutnya diperiksa secara mikroskopis. Menurut Scott and Jordan bayi yang sehat dan kuat adalah pertanda fungsi plasenta yang baik. Scott and Jordan memperkenalkan sistem skoring untuk menentukan plasenta yang mengalami insufusiensi sebagai berikut :
A. Skor ≤ 5 : Normal plasenta
B. 5 – 10 : Insufisiensi ringan (mildly insufficient)
(42)
Penilaian adalah ditemukannya paling sedikit 7 poin dari tanda tanda berikut : 1. Tali pusat ( 5 point ):
a. Obstruksi pada aliran sirkulasi (true knot, band, excessive twisting) b. Insersi yang abnormal (Battledore, Vilamentous)
c. Permukaan yang kasar
d. Tipis (diameter kurang dari 1 cm, biasanya ditemukan pada tali pusat yang jumlah pembuluh darahnya kurang dari normal) e. Single Umbilical Artery (SUA)
2. Membran (2 poin) :
a. Meconium staining
b. Amnion nodosum atau excessive scarring
3. Berat :
a. <10 persentil : 5 poin b. <20 persentil : 2 poin c. <30 persentil : 1 poin 4. Tampilan Umum (2 poin ) :
a. Bentuk yang abnormal (sirkummarginata, bipartite, dll)
b. Warna yang abnormal (warna sianosis pada pemotongan lamelar) 5. Lesi lesi minor (3 poin) :
a. Poin ½ diberikan pada setiap dijumpainya subchorionic, periferal,
interlobular fibrin, desidual fibrin (bukan floor infarction), desidual kalsifikasi dan trombosis intervillous.
(43)
6. Lesi lesi Mayor (12 poin) : a. Infark :
i. > 20% : 3 poin
ii. 10-20 % : 2 poin
iii. <10% : 1 poin
b. Vili iskemia nekrosis : 3 poin
c. Perdarahan retroplasental kecil : 3 poin d. Daerah yang pucat : 3 poin
7. Penilaian secara histologis 18,19
Penilaian kemudian dilanjutkan kepada pemeriksaan secara mikroskopis dari spesimen yang diambil dari setiap daerah yang mewakili plasenta. Pada penelitian ini khususnya penilaian maturasi villi.
(44)
Gambar 2.6. maturasi vili menurut Bernieschke et. al. Pada diagram diatas akan dilakukan koding untuk setiap tahap maturasi vili sebagai berikut :
- 00 : villi immature pada hampir keseluruhan daerah lapangan pandang
- 11 : villi matur pada hampir keseluruhan daerah lapangan pandang
- 22 : villi terminal pada hampir keseluruhan daerah lapangan pandang
- 33 : villi terminal dengan branching angiogenesis pada hampir keseluruhan
daerah lapangan pandang
- 44 : villi terminal dengan nonbranching angiogenesis pada hampir
keseluruhan daerah lapangan pandang
Digit pertama adalah untuk menjelaskan setiap tahapan vili yang dijumpai lebih dominan dan diikuti oleh digit kedua yang menandakan tahapan vili yang dijumpai selebihnya, misalnya kode 01 menunjukkan bahwa villi yang dijumpai adalah dominan villi imatur dan selebihnya dalah vili matur.
(45)
2.5. Kerangka Konsepsional
Kerangka Konsep pada penelitian ini adalah dengan mendapatkan nilai Umbilical Coiling Index dari Ibu melahirkan tanpa penyulit kemudian akan dilakukan konfirmasi histopatologi, kemudian keadaan plasenta yang dinilai dengan melakukan skoring maturitas villi menurut Bernieschke et.al. dilihat dari diagram maturitas villi diharapkan akan tetap menghasilkan gambaran yang normal atau apakah masih didapatkan keadaan yang tidak normal (menyimpang). Konsep tersebut dapat dilihat pada diagram berikut.
UCI
Maturitas Vili
11
22
33
44
00
Gambar 2.7. Kerangka Konsepsional Maturitas vili :
0 0 = vili imatur 1 1 = vili matur
2 2 = terminal vili dengan balance angiogenesis
3 3 = terminal vili dengan branching angiogenesis
(46)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross seksional. Cross sectional study adalah suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko (variabel bebas) dengan penyakit/efek (variabel tergantung) dengan cara pendekatan, observasi. Pengumpulan data pada penelitian dengan disain ini dilakukan sekaligus pada
satu saat (point time approach). Pendekatan satu saat ini artinya tiap subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap subjek pada saat pemeriksaan.
Sampel diambil dengan mengumpulkan tali pusat dari kehamilan tanpa komplikasi (penyulit) dan mengambil data-data plasenta secara makroskopis serta membuat sediaan histopatologi dari plasenta untuk dinilai secara mikroskopis . Riwayat persalinan dan parameter persalinan dikumpulkan yang mencakup usia Ibu, paritas, umur kehamilan, kelamin fetus, berat bayi, dan Apgar skor.
Untuk statisik yang dipergunakan adalah t-test, dan analisis korelasi multi varian.20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 1 Rumah Sakit Bersalin Swasta. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2010 selama 30 hari pengumpulan
(47)
data. Penelitian dimulai dengan studi literatur, survei awal, persiapan alat ukur, pengumpulan data, pengolahan data dan laporan hasil penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Bayi tunggal hidup dengan umur kehamilan (aterm) ± 38-40 minggu, dari ibu hamil tanpa penyulit yang penduduk tetap kota Medan. UCI populasi adalah UCI yang tercantum dalam jurnal (literatur) yaitu 0,21
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi. Sampel diambil di 1 Rumah Sakit Bersalin Swasta di Kota Medan
3.4. Kriteria Sampel 3.4.1. Kriteria Penerimaan
a. Wanita yang akan melahirkan dengan usia kehamilan 38-40 minggu, tanpa penyulit kehamilan.
b. Bersedia ikut dalam penelitian
3.4.2. Kriteria penolakan
a. Wanita yang akan melahirkan dengan usia kehamilan < 38 dan > 40 minggu.
(48)
3.5. Besar sampel
Jumlah sampel adalah jumlah dari seluruh Bayi tunggal hidup yang lahir dalam umur kehamilan Ibu 38-40 minggu pada Rumah Sakit penelitian dan yang ditemukan pada masa penelitian.
Perhitungan jumlah sampel dengan rumus (Untuk populasi kecil < 10.000) : N
n=
1 + N (d2)
N: besar populasi = 3986 (menurut data Badan Pusat Statistik jumlah kelahiran rata rata perbulan di Kota Medan tahun 2009)
n: besar sampel
d: tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 5% 3986
n=
1 + 3986 (5%) n= 19.93 (20)
Jumlah sampel minimal adalah 20
3.6. Tehnik Sampling
Tehnik sampling penelitian ini adalah Consecutive sampling yaitu sampel yang memenuhi kriteria masuk dalam penelitian ini. Tehnik ini termasuk Non probabiliti sampling, namun mempunyai kelebihan menyerupai tehnik probabiliti sampling.
Untuk jumlah sampel, sampel yang diambil adalah seluruh persalinan dari wanita yang hamil 38-40 minggu yang ditemukan pada masa penelitian.
(49)
3.7. Kerangka Operasional
Ibu rencana bersalin
Pengambilan data personal pasien dan rekam medik
Bayi Lahir
Makroskopis
Menghitung UCI
dengan formula :
Putaran Tali Pusat
Panjang Tali Pusat
(50)
3.8. Variabel penelitian
Variabel yang menjadi perhatian pada penelitian adalah : Variabel Bebas adalah : Umbilical Coiling Index
Variabel Terikat adalah : Maturitas vili
3.9. Definisi Operasional
- Umbilical Coiling Index adalah hasil jumlah putaran tali pusat dibagi dengan panjang tali pusat.
- Putaran tali pusat sebesar 360° dihitung sebagai satu putaran.
- Panjang tali pusat diukur mulai dari insersi tali pusat pada plasenta sampai insersi tali pusat pada bayi.
- Skoring makroskopis dengan melihat tabel skoring Scott & Jordan untuk mengetahui keadaan plasenta secara makroskopis
- Skoring maturitas vili dengan melihat kartu diagram Bernieschke et.al.
- Immature intermediate vili dengan bentuk yang seragam, stroma yang edem dan dilapisi oleh sel trophoblast yang tebal. Dijumpai pada usia awal kehamilan. - Mature intermediate vili merupakan vili dengan bentuk panjang, tipis, dan tidak dijumpai pembuluh darah pada stroma.
- Terminal vili merupakan perkembangan dari mature intermediate vili yang membentuk percabangan akhir dan terlihat seperti rangkaian buah anggur. Pada preparasi terlihat berbentuk bulat dengan ukuran kecil yang dilapisi oleh trophoblast yang tipis dan pembuluh darah yang tampak dilasi pada stroma.
(51)
3.10. Prosedur dan Teknik Penelitian
Tehnik dengan melakukan Observasi (pengamatan) dan pengukuran dan penghitungan secara makroskopis dan mikroskopis. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengambil data identitas ibu hamil dan data kelahiran bayi . Pada pengamatan secara makroskopis dilakukan inspeksi pada plasenta dan tali pusat, dilakukan pengukuran plasenta dan tali pusat, kemudian dilakukan pencatatan pada kartu tabel Scott dan Jordan untuk makroskopis plasenta untuk kemudian dilanjutkan untuk pengamatan secara Mikroskopis. Pada pengamatan secara mikroskopis terlebih dahulu dilakukan rangkaian proses pembuatan sajian histologi yang terdiri atas :
1. Fiksasi (Fixation)
2. Dehidrasi (Dehydration)
3. Pembeningan (Clearing)
4. Pembenaman (Impregnasi/Embedding)
5. Pengecoran (Blocking)
6. Pemotongan jaringan (Sectioning)
7. Pewarnaan (Staining)
8. Perekatan (Mounting)
9. Pelabelan (Labelling)
Sediaan preparat kemudian diperiksa dibawah mikroskop dan dilakukan pengamatan serta penghitungan jumlah vili sesuai dengan variabel yang diharapkan muncul dengan merujuk kepada diagaram maturasi vili menurut Bernieschke et.al. Kemudian dilakukan penghitungan jumlah vili yang termasuk
dalam kelompok immatur intermediate villi, intermediate matur vili dan terminal
(52)
3.11. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri dari sarana Rekam Medik, Ruang persalinan, Data persalinan, data kelahiran, spesimen plasenta untuk pemeriksaan histopatologi dan mikroskop binokuler untuk pengamatan dan penghitungan vili.
a. Rekam Medik
b. Data persalinan Ibu :
Usia Ibu
Usia Gestasi
Paritas
Cara Persalinan (spontan atau Seksio sesaria)
c. Data Kelahiran bayi :
Apgar skor
Berat Lahir
Berat plasenta
Panjang tali pusat
Jumlah putaran tali pusat
Arah putaran tali pusat
d. Spesimen plasenta
e. Tabel Scott & Jordan f. Kartu Diagram Maturasi Vili
(53)
3.12. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut:
3.12.1.Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
3.12.2 Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3.12.3 Entri
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam penghitungan.
3.12.4 Cleaning Data
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam penghitungan guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
(54)
3.13. Analisis Data
Data yang berhasil dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Analisis data pada seluruh variabel dengan menentukan distribusi frekuensi, rata-rata, median dan analisis korelasi antara variabel. Data akan disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram. UCI akan dianalisis dengan uji t dua arah,
rumus :
n
s
o
t
/
; dengan derajad bebas (n-1)
= rata rata UCI didalam populasio
= variabel sampel yang diamatis = standard deviasi UCI sampel yang diamati
n = jumlah sampel yang diamati
(55)
BAB 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian
Data-data diambil dari 47 sampel dengan melakukan pencatatan data Ibu yang akan melahirkan, data bayi yang lahir, data jaringan Plasenta dan Tali Pusat secara Makroskopis. Kemudian jaringan Plasenta dan Tali Pusat dilakukan rangkaian proses teknis histologis mulai dari Fiksasi dengan Formalin 10% sampai pembuatan preparasi dan diwarnai dengan Hematoxilin-eosin. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap sampel sediaan jaringan plasenta yaitu dengan penghitungan Index Umbilical Coiling , skoring makroskopis Plasenta menurut Scott & Jordan serta dilakukan konfirmasi antara Index yang didapatkan dengan skoring maturasi villi secara mikroskopis.
Karakteristik Ibu
Tabel 4.1. Distribusi Usia Ibu Hamil
Umur (tahun) Jumlah data %
21-25 8 17.02
26-30 30 63.83
31-35 5 10.64
36-40 4 8.51 Jumlah 47 100
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa sampel diambil dari Ibu yang berusia 20-40 tahun dengan kelompok usia 21-25 tahun, sebanyak 17.02%, kelompok usia 26-30 sebanyak 63.83 %, dan usia 31-35 sebanyak 10.64, serta kelompok usia 36-40 tahun sebanyak 8.51%.
(56)
Tabel 4.2. Distribusi Riwayat Kehamilan
Riwayat Kehamilan Jumlah data %
G1P0 22 46.81
G2P1 16 34.04
G3P2 8 17.02
G4P3 1 2.13
47 100.00
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa karakteristik Ibu hamil dengan kehamilan pertama sebanyak 46.81%, kehamilan kedua sebanyak 34.04%, kehamilan ketiga sebanyak 17.02% serta kehamilan keempat sebanyak 2.13%
Tabel 4.3. Distribusi Usia Kehamilan
Usia kehamilan jumlah data %
38 6 12.77
39 11 23.40
40 30 63.83
47 100.00
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa usia kehamilan ibu yang terbanyak adalah pada usia 40 minggu yaitu sebanyak 63.83%.
Tabel 4.4. Distribusi Cara Persalinan
Cara Persalinan Jumlah data %
Spontan 24 51.06
Sectio Caesar 23 48.94
47 100.00
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa cara persalinan yang dipilih oleh Ibu melahirkan adalah dengan cara persalinan spontan yaitu sebanyak 51.06%.
(57)
Karakteristik Bayi
Tabel 4.5. Distribusi Jenis Kelamin Bayi
Jenis Kelamin Bayi jumlah data %
Laki-laki 21 44.68
Perempuan 26 55.32
47
100.00
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh jumlah bayi laki-laki sebanyak 21 orang (44.68%) dan bayi perempuan sebanyak 26 orang (55.32%)
Tabel 4.6. Distribusi Berat Badan Bayi
Berat Bayi jumlah data %
2100-2500 2 4.26
2600-3000 13 27.66
3100-3500 22 46.81
3600-4000 9 19.15
4100-4500 1 2.13
47 100.00
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa berat badan bayi terdapat pada kisaran 3100-3500 gr yaitu sebanyak 46.81%, sementara itu berat terendah yaitu 2100-2500 gr sebanyak 4.26% dan berat badan terberat yaitu 4100-4500 gr sebanyak 2.13%.
(58)
Tabel 4.7. Distribusi Panjang Badan Bayi
Panjang Badan Bayi jumlah data %
40-44 2 4.26
45-49 21 44.68
50-54 24 51.06
47 100.00
Pada tabel diatas diperoleh distribusi panjang badan bayi terbanyak berkisar 50-54cm yaitu sebanyak 51.06% dan panjang badan terpendek 40-44cm sebanyak 2%
Karakteristik Plasenta
Tabel 4.8. Distribusi Berat Plasenta
Berat Plasenta Jumlah data %
400-440 3 6.38
450-490 4 8.51
500-540 4 8.51
550-590 9 19.15
600-640 19 40.43
650-690 0 0.00
700-740 5 10.64
750-790 1 2.13
800-840 1 2.13
850-890 1 2.13
47 100.00
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi berat plasenta terbanyak ditemukan pada kisaran 600-640gr yaitu sebanyak 40.43%.
(59)
Tabel 4.9. Distribusi Volume Plasenta
Volume plasenta
Jumlah
data %
510-600 7 14.89
610-700 15 31.91
710-800 16 34.04
810-900 5 10.64
910-1000 1 2.13
1010-1100 2 4.26
1110-1200 0 0.00
1210-1300 1 2.13
47 100.00
Dari tabel diatas diperoleh distribusi volume plasenta terbanyak pada kisaran 710-800 yaitu sebanyak 34.04%
Karakteristik Tali Pusat
Tabel 4.10. Distribusi Panjang Tali Pusat
Panjang Tali Pusat jumlah data %
20-29 22 46.81
30-39 18 38.30
40-49 3 6.38
50-59 3 6.38
60-69 1 2.13
47 100.00
Pada tabel diatas diperoleh distribusi panjang tali pusat terbanyak pada kisaran 20-29cm yaitu sebanyak 46.81%.
(60)
Tabel 4.11. Distribusi Diameter Tali Pusat
Diameter Tali Pusat jumlah data %
0.5-0.9 13 27.66
1.0-1.4 29 61.70
1.5-1.9 5 10.64
47 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa diameter tali pusat terbanyak pada kisaran 1.0-1.4cm yaitu sebanyak 61.70%
Tabel 4.12. Distribusi Jumlah Pembuluh Darah Tali Pusat Jumlah Pembuluh
darah jumlah data %
3 45 95.74
4 2 4.26
47 100.00
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh bahwa pembuluh darah tali pusat berjumlah 3 sebanyak 95.74% dan 4 pembuluh darah sebanyak 4.26%
Tabel 4.13. Distribusi Jumlah Coiling Tali Pusat
Jumlah coiling jumlah data %
5-9 23 48.94
10-14 21 44.68
15-19 1 2.13
20-24 1 2.13
25-29 1 2.13
(61)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh jumlah coiling tali pusat terbanyak berada pada kisaran 5-9 kali yaitu sebanyak 48.94%.
Tabel 4.14. Distribusi Arah coiling Tali Pusat
Arah coiling jumlah data %
Clock wise 38 80.85
Anti Clock Wise 9 19.15
47 100.00
Berdasarkan tabel diatas diperoleh arah putaran tali pusat terbanyak adalah searah jarum jam (clock wise) yaitu sebanyak 80.85%
Gambar 2.8. Diagram Distribusi Arah coiling Tali Pusat
UCI Fr e q u e n c y
0 .5 0 0. 45 0 .4 0 0 .3 5 0. 30 0 .2 5 0. 2 0 0 . 15 5 4 3 2 1 0
H i st o g r a m o f U CI
(62)
Dari data-data tersebut diatas diperoleh umbilical coiling index dengan jumlah coiling tali pusat dibagi dengan panjang tali pusat, demikian juga mendapatkan plasenta-baby index dengan berat plasenta dibagi dengan berat bayi. Rata-rata dari index tersebut adalah :
Rata-rata UCI : 0.32±0.08
Rata-rata plasenta-baby index : 0.18±0.03
Kemudian analisa statistik dapat dilakukan pada variabel-variabel penelitian dan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.15. Hubungan Riwayat Kehamilan dengan UCI
OBS HIST UCI
G1P0 0.33±0.07 G2P1 0.32±0.05 G3P2 0.30±0.12 G4P3 0.31±0.00
Pada tabel diatas dapat diperoleh bahwa ada ada kecenderungan hubungan Riwayat kehamilan dengan UCI yaitu semakin banyak melahirkan maka UCI cenderung menurun.
(63)
Gambar 2.9. Diagram Hubungan Panjang Bayi dengan UCI Hubungan Panjang Bayi Terhadap UCI
y = 1.2294 - 0.0184X
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
41 43 45 47 49 51 53
Panjang Bayi (cm)
UCI (i n d e x )
Pada gambar (diagram) diatas diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna dari panjang bayi dengan UCI yaitu semakin panjang ukuran bayi lahir maka UCI semakin menurun. Uji korelasi Panjang Bayi dengan UCI menghasilkan uji yang bermakna seperti yang akan diperlihatkan pada tabel 4.16.
Gambar 2.10. Diagram Hubungan Berat Bayi Lahir dengan UCI
Hubungan Berat Bayi Terhadap Uci
y = 0.52 - 6.1298X
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55
2000 2500 3000 3500 4000 4500 Berat Bayi (gr)
u ci ( in d ex)
Pada gambar (diagram) diatas diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna dari berat bayi dengan UCI yaitu semakin berat bayi yang lahir maka UCI semakin menurun. Uji korelasi Panjang Bayi dengan UCI menghasilkan uji yang
(64)
Tabel 4.16. Hubungan UCI dengan faktor-faktor perinatal
Faktor Perinatal Jumlah data UCI rata-rata ± SD t -value P
Usia Gestasi 47 0.32±0.08 0.76 0.39
Jenis Kelamin
Perempuan 21 0.33 ± 0.09 0.83 0.41
Laki-laki 26 0.31 ± 0.07
Arah putaran Tali pusat
Anticlockwise 9 0.23±0.038 6,48 0.001
Clockwise 38 0.34±0.072
Berat Bayi 47 0.32±0.08 4.79 0.03
Panjang Bayi 47 0.32±0.08 6.65 0.01
Diameter Tali Pusat 47 0.32±0.08 3.45 0.07
Berat Plasenta 47 0.32±0.08 0.53 0.47
Volume plasenta 47 0.32±0.08 0.77 0.38
(65)
4.2. Pembahasan
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai atau index dari umbilical coiling yang diperoleh dengan jumlah putaran (coiling) tali pusat dibagi dengan panjang tali pusat, dan selama ini belum pernah dilakukan penelitiannya di Indonesia. Dari 48 sampel yang diukur, diperoleh rata-rata Umbilical coiling Index 0.32±0.08. Rata-rata UCI yang diperoleh dalam penelitian ini ternyata lebih tinggi dibandingan rata-rata UCI yang pernah diteliti seperti 0.20
± 0.1 yang dilaporkan oleh Ercal et al 5, 0.21 ± 0.07 oleh Strong et al 2, dan 0.19
± 0.1 oleh Rana et al 6, walaupun UCI dari peneliti lain didapatkan dari sampel
dengan penyulit kehamilan sedangkan pada penelitian ini UCI yang didapat dari kehamilan tanpa penyulit.
Pembahasan dalam pengamatan yang dilakukan dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kriteria, yaitu kriteria Ibu, kriteria Bayi, kriteria Tali Pusat dan kriteria Plasenta.
Kriteria Ibu. Pada pengamatan terhadap riwayat kehamilan diperoleh nilai nilai yang cenderung mempengaruhi UCI, dimana makin banyak ibu melahirkan maka UCI cenderung mengalami penurunan. Sementara itu Usia kehamilan (gestasi) yang aterm dan cara persalinan elektif yang dipilih ibu baik secara spontan maupun melalui sectio caesar tidak mempengaruhi nilai UCI.
Kriteria Bayi. Dari pengamatan dan analisis statistik terhadap jenis kelamin bayi yang lahir diperoleh bahwa nilai rata-rata UCI hampir sama pada bayi perempuan dan bayi laki-laki, walaupun pada bayi perempuan diperoleh rata-rata UCI yang sedikit lebih tinggi dari bayi laki-laki. Pengaruh jenis kelamin tersebut terhadap UCI belum dapat dijelaskan secara teoritis. Dari pengambilan data Berat dan Panjang badan bayi baru lahir diperoleh Berat badan bayi yang tertinggi adalah 4500 gr dan terendah adalah 2200 gr, sementara panjang badan bayi terpanjang 51 cm dan terpendek 44 cm. Pengamatan dan uji statistik pada Berat dan Panjang badan bayi baru lahir diperoleh ada pengaruh berat dan panjang badan bayi yang lahir dengan nilai UCI, dimana terjadinya pertambahan berat ataupun
(66)
panjang badan bayi yang lahir maka akan didapatkan nilai UCI yang menurun secara bermakna.
Kriteria Tali Pusat. Dari seluruh sampel yang didapat diperoleh tali pusat terpanjang adalah 62 cm dan terpendek 21 cm dengan putaran terbanyak adalah 27 kali dan putaran yang paling sedikit adalah 5 kali putaran. Panjang tali pusat dan jumlah putaran adalah komponen untuk mendapatkan UCI sehingga tidak dilakukan uji statistik terhadap variabel tersebut. Uji statistik pada diameter tali pusat tidak menunjukkan hasil yang bermakna sedangkan arah putaran tali pusat pada sampel diperoleh lebih banyak yang memutar searah dengan jarum jam dari pada tali pusat berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Nilai rata-rata UCI yang diperoleh dari analisis statistik pada arah putaran tali pusat yang searah dengan jarum jam (clockwise) cenderung lebih tinggi dari pada rata-rata UCI pada tali pusat yang berputar berlawanan dengan jarum jam (anti clockwise). Pengambilan data jumlah pembuluh darah tali pusat secara makroskopis diperoleh 2 (dua) sampel dengan 4 (empat) pembuluh darah sementara 45 sampel dengan 3 (tiga) pembuluh darah, namun nilai UCI yang didapatkan dari gambaran kondisi tali pusat tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Kriteria Plasenta. Pengamatan dan uji statistik yang dilakukan pada berat plasenta, volume plasenta maupun skoring maturasi vili tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna pada nilai UCI.
Dari seluruh data distribusi sampel dan uji korelasi yang dilakukan secara statistik dapat menjawab Hipotesis penelitian ini, bahwa : ada hubungan antara Umbilical Coiling Index dari kehamilan tanpa penyulit dengan keadaan Plasenta
secara Makroskopis dan Mikroskopis Plasenta, yaitu adanya Trend atau
kecenderungan perubahan nilai UCI yang bergerak kebatas bawah atau batas atas nilai normal pada perlakuan uji korelasi dengan varabel-variabel yang ada. Secara pasti bahwa tidak terdapat kelainan pada variabel-variabel yang diteliti sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena sampel yang diambil berasal dari Ibu dengan kehamilan tanpa penyulit.
(67)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Nilai rata-rata Umbilical Coiling Index yang diperoleh pada penelitian adalah 0.32±0.08. Nilai tersebut belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di Indonesia, walaupun nilai UCI yang didapat pada penelitian ini belum dapat mewakili nilai UCI dari seluruh kelahiran di Indonesia namun penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk penelitian yang sama oleh peneliti lainnya di Indonesia.
5.1.2. Secara makroskopis, pengamatan plasenta pada penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya insufisiensi plasenta sesuai dengan skor yang dibuat oleh Scott & Jordan diperoleh bahwa seluruh plasenta yang diamati berada pada skor < 5 yang berarti seluruh plasenta adalah normal. Walaupun kriteria plasenta pada penelitian ini termasuk normal tetapi terdapat 2 (dua) sampel dengan jumlah pembuluh tali pusat 4 (empat) yang dapat dilihat baik secara makroskopis maupun secara mikroskopis yang merupakan suatu kelainan, sehingga kelainan tali pusat tersebut dengan merujuk kepada tabel skoring plasenta menurut Scott & Jordan diberi skor 1 (satu), dan skor tersebut masih termasuk dalam kelompok normal plasenta.
5.1.3. Secara mikroskopis, pengamatan jenis vili dan penghitungan jumlah vili diperoleh pada seluruh sampel plasenta jenis vili yang terdapat adalah matur intermediate dan terminal vili. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan vili dan usia gestasi, bahwa vili matur intermediate dan terminal akan dijumpai pada usia kehamilan pada trimester ketiga. Sehingga skor maturasi vili pada penelitian ini keseluruhannya adalah 21 (dominasi terminal vili pada seluruh sediaan jaringan preparasi diikuti oleh matur intermediate vili). Immature intermediate vili pada usia gestasi yng memasuki trimester ketiga menurut literatur dapat bertahan sebanyak 0%
(68)
sediaan. Vili-vili terminal dengan angiogenesis yang branching maupun unbranching tidak dapat diamati hanya dengan mikroskop cahaya yang konvensional melainkan harus dengan mikroskop tiga dimensi ataupun dengan mikroskop elektron, atau melalui perlakuan khusus dengan melakukan pewarnaan immunohistokimia. Karena pengamatan dan penghitungan vili pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler yang konvensional, maka angiogenesis tidak dapat dilihat.
5.1.4. Uji statistik yang dilakukan terhadap maturasi vili dengan UCI tidak memperoleh nilai yang bermakna. Hal ini sesuai dengan harapan peneliti, bahwa UCI yang diambil adalah dari kehamilan tanpa penyulit, sehingga dapat dipastikan bahwa maturasi vili sesuai dengan perkembangan normalnya.
5.1.5. Secara keseluruhan uji statistik yang dilakukan pada variabel-variabel penelitian sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa terbukti nilai UCI yang diambil dari kehamilan normal akan menghasilkan nilai-nilai yang tidak menunjukkan penyimpangan yang berarti dari kriteria normal. Sehingga nilai UCI dapat dijadikan sebagai perwakilan dalam menilai keadaan plasenta secara mikroskopis. Hal ini dapat membantu memperkirakan nasib bayi yang lahir.
(1)
Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) Bagian II. Lembar Kesediaan
Sample jaringan (ari‐ari) yang dipergunakan dalam penelitian ini setelah
penelitian selesai dilakukan akan : (contreng salah satu dari pernyataan berikut ini)
Saya ingin ari‐ari dikuburkan segera .
Saya ingin ari‐ari dikuburkan setelah 3 tahun.
Saya mengizinkan ari‐ari disimpan sampai waktu yang diperlukan.
DAN jika sample disimpan
Saya mengizinkan ari-ari disimpan dan digunakan untuk penelitian lebih lanjut tetapi pada subjekyang sama sebagai penelitian terkini
Saya mengizinkan ari-ari disimpan dan digunakan untuk penelitian lebih lanjut yang berbeda
Saya mengizinkan ari-ari disimpan dan digunakan hanya untuk penelitian iniDAN
Saya ingin identitas saya dihapuskan.
Saya ingin identitas saya disimpan.Saya telah membaca keterangan ini, atau sudah mengerti. Saya telah menanyakan hal hal mengenai penelitian tersebut dan pertanyaan saya sudah dijawab dengan memuaskan. Saya sukarela memberikan ari‐ari saya sebagai sample dan disimpan secara benar dan digunakan untuk keperluan seperti yang tercantum diatas.
Nama Partisipan__________________ Tanda tangan partisipan ___________________ Tanggal ___________________________ Nama saksi_____________________
(2)
Tanda tangan saksi ______________________
Tanggal ________________________
(3)
Pernyataan peneliti
Saya telah membaca informasi ini dengan teliti dan mengkategorikan sebagai partisipan yang berpotensi, dan saya memastikan bahwa partisipan mengerti terhadap perlakukan dari sample dalam penelitian ini.
Saya memastikan bahwa partisipan telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai prosedur penelitian dan perlakukan terhadap sample, dan semua pertanyaan telah dijawab sebenar‐benarnya dan kesediaan diberikan secara bebas dan sukarela.
Satu salinan dari lembar kesediaan ini telah saya berikan kepada partisipan
Nama Peneliti : Dr. Esther RD Sitorus
Tanda tangan peneliti __________________________ Tanggal ___________________________
(4)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : dr. Esther R D Sitorus
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 08 Desember 1971
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Sei Berantas No. 47A, Medan
Setelah mendapat penjelasan dan memahami dengan penuh kesadaran
mengenai penelitian ini, maka dengan ini saya menyatakan bersedia untuk ikut serta. Apabila dikemudian hari saya mengundurkan diri dari penelitian ini, maka saya tidak akan menuntut apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat, agar dapat dipergunakan bila
diperlukan
Medan, 2010
Peserta penelitian
(...)
(5)
Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian
Ibu Yth,
Saya Dr. Esther RD Sitorus saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Imu Patologi Anatomi di FK USU dan saya sedang melakukan penelitian
yang berjudul : “Konfirmasi Umbilical Coiling Index dengan Penilaian scoring
Makroskopis Plasenta dan Mikroskopis Skoring Maturitas Vili”. Penelitian ini
mengenai pemeriksaan untuk melihat kemungkinan kemungkinan yang akan
terjadi pada kesehatan anak yang dilahirkan sehubungan dengan tampilan ari‐
arinya.
Untuk itu saya melakukan pengambilan ari‐ari yang baru dilahirkan dari Ibu dengan kehamilan normal dengan tujuan untuk mencari Index Putaran Tali pusat dan tampilan ari‐ari secara makroskopis dan mikroskopis.
Untuk itu saya mencatat identitas Ibu melahirkan, tanggal melahirkan, nama,
umur, jenis kelamin, alamat, Berat Badan Bayi baru lahir, jenis kelamin bayi, . selanjutnya saya akan mengambil talipusat dan ari‐ari yang dilahirkan untuk
dilakukan pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis. Dalam penelitian ini
Ibu tidak dikenakan biaya apapun.
Manfaat yang akan ibu peroleh dari penelitian ini adalah :
7. Memberikan tambahan informasi bahwa dari pemeriksaan Plasenta akan
dapat memperkirakan masa depan kesehatan bayi baru lahir .
8. Memberikan tambahan informasi bahwa dari pemeriksaan Plasenta dapat
mengkaji hubungan penyakit yang diderita Ibu hamil dengan resiko pada bayi melalui evaluasi plasenta.
9. Membakukan Umbilical Coiling Index (UCI) dari Kehamilan tanpa penyulit
yang dapat dipakai bagi ahli Obstetri dan Ginekologi dan Perinatologi untuk menentukan langkah kedepan bagi bayi baru lahir.
10. Mengurangi penyimpangan diagnosis dari para ahli patologi anatomi
sehingga klinisi menangani penderita dengan lebih tepat guna sehingga
efisien bagi klinisi dan pasien sekaligus.
11. Membuka wacana untuk terjadinya interaksi klinisi dengan para ahli patologi
anatomi sehingga meningkatkan kualitas dan diagnosis histopatologi
12. Penelitian ini dapat di manfaatkan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Ibu Yth,
Pemeriksaan ini tidak membahayakan ibu dan bayi. Namun apabila ada hal‐hal yang ingin ditanyakan sehubungan dengan penelitian ini, ibu dapat menghubungi
saya (Hp 08126537990) Departemen Patologi Anatomi FK USU, Medan. Saya
akan membantu memberikan jawaban atas hal yang ingin ditanyakan tersebut.
(6)
13
Ibu Yth,
Partisipasi Ibu bersifat sukarela, semua biaya penelitian ini tidak dibebankan kepada Ibu/keluarga. Tidak akan terjadi perubahan mutu pelayanan dari dokter, apabila ibu tidak bersedia ikut dalam penelitian ini. Bila masih belum jelas, maka Ibu dapat menanyakan langsung kepada saya. Pada penelitian ini identitas Ibu
akan disamarkan dan dirahasiakan. Hanya dokter peneliti dan anggota komisi
etik yang bisa melihat data Ibu.
Kerahasiaan data ibu sepenuhnya akan dijamin. Setelah Ibu memahami berbagai
hal menyangkut penelitian ini, diharapkan Ibu yang terpilih pada penelitian ini
dapat mengisi dan menandatangani lembar persetujuan penelitian,
Medan, 2010
Peneliti
Dr. Esther RD Sitorus
NIP. 19711208 200312 2 001