Kerangka Konsep Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 13 pertanyaan Skala Pengukuran : Nominal

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukan di atas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar dibawah ini : Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Prevalensi adalah proporsi subyek yang sakit pada suatu waktu tertentu kasus lama dan baru Sastroasmoro, 2008.

3.2.2. Gejala rinitis alergi adalah terdapatnya serangan bersin berulang

lebih dari lima kali setiap serangan. Gejala lain ialah keluar ingus rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar lakrimasi. Rinitis alergi sering disertai oleh gejala konjungtivitis alergi. Kadang- kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu-satunya gejala yang diutarakan oleh pasien. Perlu ditanyakan pola gejala hilang timbul, menetap beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan. Rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti bersin-bersin lebih 5 kali Gejala Rinitis Alergi  Prevalensi  Jenis kelamin  Riwayat keluarga stigma atopi  Jenis gejala rinitis alergi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009 Universitas Sumatera Utara setiap serangan, hidung dan mata gatal , ingus encer lebih dari satu jam, hidung tersumbat dan mata merah serta berair, maka dinyatakan positif Rusmono, Kasakayan, 1990.

3.2.3. Mahasiswa kedokteran : Mahasiswa yang mengikuti program

kedokteran di Universitas Sumatera Utara angkatan 2007-2009.

3.2.4. Jenis kelamin adalah identitas seksual responden yang dibawa

saat lahir yaitu laki-laki dan perempuan. 3.2.5. Riwayat keluarga stigma atopi adalah ada tidaknya anggota keluarga sedarah yang mempunyai riwayat menderita rinitis alergi.

3.3. Cara Ukur : Wawancara

3.4. Alat Ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 13 pertanyaan

dengan 2 pilihan jawaban. • Untuk pertanyaan 2 hingga 9, jika terdapat ≥ 2 gejala dikatakan positif rinitis alergi Rusmono, Kasakayan, 1990. • Untuk pertanyaan 10 hingga 13, yang dinilai adalah pola gejala hilang timbul, menetap dan faktor predisposisi termasuk riwayat keluarga.

3.5. Skala Pengukuran : Nominal

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukan di atas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar dibawah ini : Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Prevalensi adalah proporsi subyek yang sakit pada suatu waktu tertentu kasus lama dan baru Sastroasmoro, 2008.

3.2.2. Gejala rinitis alergi adalah terdapatnya serangan bersin berulang

lebih dari lima kali setiap serangan. Gejala lain ialah keluar ingus rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar lakrimasi. Rinitis alergi sering disertai oleh gejala konjungtivitis alergi. Kadang- kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu-satunya gejala yang diutarakan oleh pasien. Perlu ditanyakan pola gejala hilang timbul, menetap beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan. Rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti bersin-bersin lebih 5 kali Gejala Rinitis Alergi  Prevalensi  Jenis kelamin  Riwayat keluarga stigma atopi  Jenis gejala rinitis alergi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009 Universitas Sumatera Utara