BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukan di atas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Prevalensi adalah proporsi subyek yang sakit pada suatu waktu
tertentu kasus lama dan baru Sastroasmoro, 2008.
3.2.2. Gejala rinitis alergi adalah terdapatnya serangan bersin berulang
lebih dari lima kali setiap serangan. Gejala lain ialah keluar ingus rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan
mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar lakrimasi. Rinitis alergi sering disertai oleh gejala
konjungtivitis alergi. Kadang- kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu-satunya gejala yang diutarakan
oleh pasien. Perlu ditanyakan pola gejala hilang timbul, menetap beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi
karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan
pekerjaan. Rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti bersin-bersin lebih 5 kali
Gejala Rinitis Alergi
Prevalensi
Jenis kelamin
Riwayat keluarga stigma atopi
Jenis gejala rinitis alergi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009
Universitas Sumatera Utara
setiap serangan, hidung dan mata gatal , ingus encer lebih dari satu jam, hidung tersumbat dan mata merah serta berair, maka
dinyatakan positif Rusmono, Kasakayan, 1990.
3.2.3. Mahasiswa kedokteran : Mahasiswa yang mengikuti program
kedokteran di Universitas Sumatera Utara angkatan 2007-2009.
3.2.4. Jenis kelamin adalah identitas seksual responden yang dibawa
saat lahir yaitu laki-laki dan perempuan.
3.2.5. Riwayat keluarga stigma atopi adalah ada tidaknya anggota keluarga sedarah yang mempunyai riwayat menderita rinitis alergi.
3.3. Cara Ukur : Wawancara
3.4. Alat Ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 13 pertanyaan
dengan 2 pilihan jawaban. •
Untuk pertanyaan 2 hingga 9, jika terdapat ≥ 2 gejala dikatakan positif
rinitis alergi Rusmono, Kasakayan, 1990. •
Untuk pertanyaan 10 hingga 13, yang dinilai adalah pola gejala hilang timbul, menetap dan faktor predisposisi termasuk riwayat keluarga.
3.5. Skala Pengukuran : Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukan di atas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Prevalensi adalah proporsi subyek yang sakit pada suatu waktu
tertentu kasus lama dan baru Sastroasmoro, 2008.
3.2.2. Gejala rinitis alergi adalah terdapatnya serangan bersin berulang
lebih dari lima kali setiap serangan. Gejala lain ialah keluar ingus rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan
mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar lakrimasi. Rinitis alergi sering disertai oleh gejala
konjungtivitis alergi. Kadang- kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu-satunya gejala yang diutarakan
oleh pasien. Perlu ditanyakan pola gejala hilang timbul, menetap beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi
karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan
pekerjaan. Rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti bersin-bersin lebih 5 kali
Gejala Rinitis Alergi
Prevalensi
Jenis kelamin
Riwayat keluarga stigma atopi
Jenis gejala rinitis alergi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009
Universitas Sumatera Utara