2.6. Pencegahan Stroke
Stroke memang mematikan, tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah. Menurut beberapa peneliti, 85 kemungkinan terjadinya stroke dapat dicegah.
Untuk melakukan pencegahan, penting untuk mengetahui faktor risiko apa yang dimiliki. Faktor risiko yang penting diketahui adalah tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, dan diabetes mellitus. Faktor tersebut harus dilakukan kontrol karena merupakan faktor risiko utama, selain itu kita juga dapat mendeteksi dini
terjadinya stroke jika dilakukan kontrol dan pemeriksaan secara teratur yang bisa menghasilkan terapi dan hasil yang lebih baikSutrisno,2007.
Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjaga kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan hidup sehat itu disebut juga paradigma hidup sehat, yang berisi
anjuran: 1.Hentikan merokok,
2.Hentikan kebiasaan minum alkohol, 3.Periksa kadar kolesterol,
4.Periksa dan kontrol penyakit diabetes, 5.Berolahraga secara teratur,
6.Kontrol konsumsi garam, 7.Hindari stres dan depresi,
8.Hindari obesitas. Sutrisno, 2007
Walaupun pasien telah mengalami stroke, kita tetap melakukan pencegahan terjadinya stroke agar tidak berulang. Dan fokus untuk
pencegahannya bukan hanya anjuran hidup sehat melainkan juga kontrol atau pengobatan terhadap faktor risiko yang dimiliki, seperti:
Pemberian terapi antiplateletAspirin untuk pencegahan serangan ulang pada seluruh pasien yang sebelumnya mengalami stroke iskemik atau TIA dengan dosis
50-325mg per hari. Selain itu diperlukan juga kontrol terhadap penyakit jantung yang dimiliki seperti pemberian antikoagulan untuk penderita stroke akibat
kardioemboli.
Universitas Sumatera Utara
Kontrol terhadap penyakit vaskular, seperti : 1.
Hipertensi Hipertensi harus diatasi untuk mencegah terjadinya serangan ulang stroke.
Menurut Canadian Hypertension Education Program CHEP, target tekanan darah untuk pencegahan stroke adalah 14090mmHg
13585mmHg untuk pengukuran di rumah. 2.
Diabetes Pada penderita diabetes, tekanan darah tetap kita kontrol dan nilainya
13080mmHg. Selain itu, kontrol yang paling penting adalah kontrol terhadap kadar glukosa dan dianjurkan mencapai nilai hampir normal
untuk mengurangi komplikasi vaskular. Menurut Canadian Diabetes Association, target untuk kadar gula darah adalah 4.0-7.0mmolL saat
puasa dan 5.0-10.0mmolL 2 jam setelah makan. 3.
Kolesterol Pasien dengan kadar Low Density Lipoproteins-Cholesterol LDL-C 2.0
mmolL harus dilakukan modifikasi gaya hidup, diet, dan pengobatan dengan statin. Hal ini dilakukan sampai didapati kadar LDL-C 2.0
mmolL.
Kontrol terhadap perilaku yang bisa diubah : 1.
Merokok Semua penderita stroke yang merokok harus dianjurkan berhenti merokok.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan terapi tambahan berupa terapi pengganti nikotin dan terapi perilaku.
2. Alkohol
Pasien yang merupakan peminum berat seharusnya berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol sampai ke titik yang aman, yaitu berkisar
14 minuman dalam 1 minggu untuk pria dan 9 minuman untuk wanita. Tetapi, titik aman tersebut tidak sama untuk semua orang sehingga
berhenti mengkonsumsi alkohol lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Obesitas
Penurunan berat badan merupakan hal yang dianjurkan sampai dicapai BMI 18.5-24.9kgm
2
dan lingkar pinggang 88 cm untuk wanita dan 102 cm untuk pria. Konsumsi makanan rendah lemak dan natrium, dan banyak
konsumsi buah dan sayur dianjurkan. 4.
Aktivitas fisik Bagi penderita stroke yang mampu melakukan aktivitas fisik, latihan fisik
30-60 menit seperti berjalan, jogging, bersepeda selama 4-7 hari dalam seminggu dapat mengurangi faktor risiko dan faktor lain yang dapat
meningkatkan kejadian stroke. APSS,2007 dan AHA,2006.
2.7. Pengetahuan