Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010

(1)

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

Oleh : YULI MARLINA

080100034

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010


(2)

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : YULI MARLINA

080100034

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010

Nama : Yuli Marlina NIM : 080100034

Pembimbing Penguji I

(dr. Aldy S. Rambe, Sp.S (K)) (dr. Rina Amelia, MARS) NIP. 196605241992031002 NIP. 197309112001022001

Penguji II

(dr. Aliandri, Sp.THT-KL) NIP. 196603092000121007

Medan, 23 Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 19540220198110100


(4)

ABSTRAK

Hingga saat ini kasus stroke terus meningkat setiap tahunnya. Selain menjadi penyebab kematian, stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan pada usia dewasa. Kasus stroke merupakan kasus terbanyak dari seluruh penyakit saraf yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2010, khususnya stroke iskemik.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua pasien stroke iskemik yang dirawat inap di Bagian Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai Desember 2010. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari rekam medik pasien dan dari masing-masing sampel ditabulasi faktor-faktor risiko stroke iskemik. Analisa data dilakukan dengan progam SPSS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor risiko pada penderita stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010. Hal ini penting dalam hal pencegahan primer maupun sekunder dalam program untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas stroke.

Dari 217 penderita stroke yang diteliti diperoleh 105 pria (48.4%) dan 112 wanita (51.6%). Umur rata-rata 60.79 (SD 12.626) dengan rentang umur 17 tahun hingga 87 tahun. Didapati persentase dari masing-masing faktor risiko dari persentase yang terbesar hingga persentase terkecil sebagai berikut hipertensi 74.2%, riwayat TIA/stroke sebelumnya 31.3%, riwayat diabetes mellitus 30%, riwayat hiperkolesterolemia 26.7%, riwayat merokok 17,1%, dan riwayat penyakit jantung 15.7%.

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar penderita stroke merupakan wanita dan usia rerata sampel 60.79 (SD 12.626) tahun. Faktor risiko yang paling banyak ditemui adalah hipertensi (74.2%), sedangkan persentase paling kecil riwayat penyakit jantung (15.7%).


(5)

ABSTRACT

Until now, cases of stroke continues to rise each year. In addition to being the cause of death, stroke is also a major cause of disability in adulthood. Cases of stroke is the highest of all cases of neurological diseases in the department of inpatients H. Adam Malik Medan of the year 2010, particularly, ischemic stroke. This study is descriptive with a cross sectional approach. Samples of this study were all ischemic stroke patients who are hospitalized in the Department of Neurology of the Faculty of Medicine, USU / Dr H. Adam Malik Medan from January 2010 until December 2010. Samples in this study were drawn by using a total sampling technique. The data collected is the secondary data taken from medical records of patients and from each sample, risk factors for ischemic stroke were tabulated. The analysis of data was conducted by the SPSS software. The purpose of this study was to know the description of risk factors of patients with ischemic stroke in Dr H. Adam Malik in 2010. This is important in terms of primary and secondary prevention programs as to reduce the mortality and morbidity of stroke.

Out of 217 stroke patients that were studied, the result obtained, 105 men (48.4%) and 112 women (51.6%). The average age found to be 60.79 (SD 12 626) with a lifespan of 17 years to 87 years. The percentage of each risk factor from the percentage of the largest to the smallest percentage is found to be 74.2% following hypertension, with the history of TIA / stroke being 31.3%, followed by 30% with history of diabetes mellitus, history of hypercholesterolemia 26.7%, 17.1% with the history of smoking, and finally 15.7% with a history of heart disease.

The conclusion of this study is the most stroke patients are female and the mean age of 60.79 samples (SD 12,626) years. Risk factors for the most common are hypertension (74.2%), while the smallest percentage of heart disease history (15.7%).


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2010”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr.Aldy S. Rambe, Sp.S (K), sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Ibu dr. Rina Amelia, MARS dan Bapak dr.Aliandri, Sp.THT-KL, sebagai Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Kepada staf dan pegawai rekam medik RSUP HAM yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda dr. H. Marahakim L. Tobing, Sp.B dan ibunda saya Hj. Roslaini Sianturi serta saudara-saudara saya atas doa, semangat, dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

6. Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman stambuk 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.


(7)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Desember 2011 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Definisi Stroke... 6

2.2. Klasifikasi Stroke ... 6

2.3. Stroke Iskemik... 7

2.3.1. Defenisi Stroke Iskemik ... 7

2.3.2. Klasifikasi Stroke Iskemik ... 7

2.3.3. Etiologi Stroke Iskemik ... 8


(9)

2.3.5. Faktor Risiko Stroke Iskemik ... 12

2.3.6. Peranan CT-Scan ... 21

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 23

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 23

3.2. Defenisi Operasional... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 27

4.1. Jenis Penelitian ... 27

4.2. Waktu & Tempat Penelitian ... 27

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

5.1. Hasil Penelitian ... 29

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

5.1.2. Karakteristik Individu ... 29

5.2. Hasil Analisa Data ... 31

5.2.1. Riwayat Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik ... 31

5.2.2. Riwayat Diabetes Mellitus pada Penderita Stroke Iskemik 31 5.2.3. Riwayat Merokok pada Penderita Stroke Iskemik ... 32

5.2.4. Riwayat Penyakit Jantung pada Penderita Stroke Iskemik 33 5.2.5. Riwayat TIA/stroke sebelumnya pada Penderita Stroke Iskemik ... 33


(10)

5.2.6. Riwayat Hiperkolesterolemia pada Penderita Stroke

Iskemik ... 34

5.2.7. Tabulasi Silang Frekuensi Jenis Kelamin dan Faktor Risiko Stroke Iskemik ... 34

5.3. Pembahasan ... 35

5.3.1. Faktor Risiko Jenis Kelamin pada Penderita Stroke Iskemik ... 35

5.3.2. Faktor Risiko Usia pada Penderita Stroke Iskemik ... 36

5.3.3. Faktor Risiko Merokok pada Penderita Stroke Iskemik ... 37

5.3.4. Faktor Risiko TIA/Riwayat Stroke Sebelumnya pada Penderita Stroke Iskemik ... 37

5.3.5. Faktor Risiko Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik . 38 5.3.6. Faktor Risiko Riwayat Penyakit Jantung pada Penderita Stroke Iskemik ... 39

5.3.7. Faktor Risiko Diabetes Mellitus pada Penderita Stroke Iskemik ... 39

5.3.8. Faktor Risiko Hiperkolesterolemia pada Penderita Stroke Iskemik ... 39

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

6.1. Kesimpulan ... 41


(11)

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Etiologi Stroke Iskemik ... 8

5.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Usia Penderita Stroke Iskemik ... 30

5.2. Distribusi Riwayat Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik ... 31

5.3. Distribusi Riwayat Diabetes Mellitus pada Penderita Stroke Iskemik ... 32

5.4. Distribusi Riwayat Merokok pada Penderita Stroke Iskemik ... 32

5.5. Distribusi Riwayat Penyakit Jantung pada Penderita Stroke Iskemik ... 33

5.6. Distribusi Riwayat TIA/Stroke berulang pada Penderita Stroke Iskemik.. 33

5.7. Distribusi Riwayat Hiperkolesterolemia pada Penderita Stroke Iskemik .. 34

5.8. Tabulasi Silang Frekuensi Jenis Kelamin dan Faktor Risiko Stroke Iskemik ... 35


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Peneliti 2. Ethical Clearance 3. Surat Izin Penelitian 4. Data Induk


(14)

ABSTRAK

Hingga saat ini kasus stroke terus meningkat setiap tahunnya. Selain menjadi penyebab kematian, stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan pada usia dewasa. Kasus stroke merupakan kasus terbanyak dari seluruh penyakit saraf yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2010, khususnya stroke iskemik.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua pasien stroke iskemik yang dirawat inap di Bagian Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai Desember 2010. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari rekam medik pasien dan dari masing-masing sampel ditabulasi faktor-faktor risiko stroke iskemik. Analisa data dilakukan dengan progam SPSS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor risiko pada penderita stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010. Hal ini penting dalam hal pencegahan primer maupun sekunder dalam program untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas stroke.

Dari 217 penderita stroke yang diteliti diperoleh 105 pria (48.4%) dan 112 wanita (51.6%). Umur rata-rata 60.79 (SD 12.626) dengan rentang umur 17 tahun hingga 87 tahun. Didapati persentase dari masing-masing faktor risiko dari persentase yang terbesar hingga persentase terkecil sebagai berikut hipertensi 74.2%, riwayat TIA/stroke sebelumnya 31.3%, riwayat diabetes mellitus 30%, riwayat hiperkolesterolemia 26.7%, riwayat merokok 17,1%, dan riwayat penyakit jantung 15.7%.

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar penderita stroke merupakan wanita dan usia rerata sampel 60.79 (SD 12.626) tahun. Faktor risiko yang paling banyak ditemui adalah hipertensi (74.2%), sedangkan persentase paling kecil riwayat penyakit jantung (15.7%).


(15)

ABSTRACT

Until now, cases of stroke continues to rise each year. In addition to being the cause of death, stroke is also a major cause of disability in adulthood. Cases of stroke is the highest of all cases of neurological diseases in the department of inpatients H. Adam Malik Medan of the year 2010, particularly, ischemic stroke. This study is descriptive with a cross sectional approach. Samples of this study were all ischemic stroke patients who are hospitalized in the Department of Neurology of the Faculty of Medicine, USU / Dr H. Adam Malik Medan from January 2010 until December 2010. Samples in this study were drawn by using a total sampling technique. The data collected is the secondary data taken from medical records of patients and from each sample, risk factors for ischemic stroke were tabulated. The analysis of data was conducted by the SPSS software. The purpose of this study was to know the description of risk factors of patients with ischemic stroke in Dr H. Adam Malik in 2010. This is important in terms of primary and secondary prevention programs as to reduce the mortality and morbidity of stroke.

Out of 217 stroke patients that were studied, the result obtained, 105 men (48.4%) and 112 women (51.6%). The average age found to be 60.79 (SD 12 626) with a lifespan of 17 years to 87 years. The percentage of each risk factor from the percentage of the largest to the smallest percentage is found to be 74.2% following hypertension, with the history of TIA / stroke being 31.3%, followed by 30% with history of diabetes mellitus, history of hypercholesterolemia 26.7%, 17.1% with the history of smoking, and finally 15.7% with a history of heart disease.

The conclusion of this study is the most stroke patients are female and the mean age of 60.79 samples (SD 12,626) years. Risk factors for the most common are hypertension (74.2%), while the smallest percentage of heart disease history (15.7%).


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang (Saidi, 2010). WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 2006).

Berdasarkan data WHO (2010-b), setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta orang dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen. Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia (Xu, et al., 2010).

Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang banyak ditemukan tidak hanya pada negara-negara maju tapi juga pada negara-negara berkembang. Menurut Janssen, et al., (2010), stroke merupakan penyebab utama kecacatan di negara-negara barat. Di Belanda, stroke menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab DALY’s (Disability Adjusted Life Years = kehilangan bertahun-tahun usia produktif).

Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics), stroke menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker (Heart Disease and Stroke Statistics—2010 Update: A Report from American Heart Association). Dari data National Heart, Lung, and Blood Institute tahun 2008, sekitar 795.000 orang di Amerika Serikat mengalami stroke setiap tahunnya. Dengan 610.000 orang mendapat serangan stroke untuk pertama kalinya dan 185.000 orang dengan serangan stroke berulang (Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report From


(17)

the American Heart Association). Setiap 3 menit didapati seseorang yang meninggal akibat stroke di Amerika Serikat. Stroke menduduki peringkat utama penyebab kecacatan di Inggris (WHO, 2010-a).

Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker di negara-negara berkembang. Negara berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2006).

Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke, bersama-sama dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya, juga merupakan penyakit tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia. Stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua usia di Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

Menurut Davenport dan Dennis (2000), secara garis besar stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di negara barat, dari seluruh penderita stroke yang terdata, 80% merupakan jenis stroke iskemik sementara sisanya merupakan jenis stroke hemoragik.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, di Indonesia kejadian stroke iskemik lebih sering ditemukan dibandingkan stroke hemoragik. Dari studi rumah sakit yang dilakukan di Medan pada tahun 2001, yang tidak sempat dipublikasi, ternyata pada 12 rumah sakit di Medan pada tahun 2001, dirawat 1263 kasus stroke terdiri dari 821 stroke iskemik dan 442 stroke hemoragik, di mana meninggal 201 orang (15,91%) terdiri dari 98 (11,93%) stroke iskemik dan 103 (23,30%) stroke hemoragik (Nasution, 2007).


(18)

Berdasarkan survey data pasien yang dirawat inap di Bagian Neurologi FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai Desember 2010, didapati data jumlah pasien stroke sebanyak 365 orang (58%) dari 628 orang pasien yang dirawat inap. Ini menunjukkan kejadian stroke di RSUP. H. Adam Malik Medan cukup tinggi. Proporsi untuk stroke iskemik sebanyak 251 orang (69%) dan stroke hemoragik sebanyak 114 orang (31%).

Adapun faktor risiko yang memicu tingginya angka kejadian stroke iskemik adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors) seperti usia, ras, gender, genetik, dan riwayat Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi (modifiable risk factors) berupa hipertensi, merokok, penyakit jantung, diabetes, obesitas, penggunaan oral kontrasepsi, alkohol, hiperkolesterolemia (PERDOSSI, 2004).

Identifikasi faktor risiko stroke sangat penting untuk mengendalikan kejadian stroke di suatu negara. Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi faktor risiko tersebut maka dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit stroke, terutama untuk menurunkan angka kejadian stroke iskemik.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran faktor risiko pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010 ?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor-faktor risiko pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui persentase laki-laki dan perempuan sebagai faktor risiko stroke iskemik.


(19)

2. Mengetahui persentase masing-masing faktor risiko pada kelompok laki-laki dan perempuan.

3. Mengetahui usia rata-rata penderita stroke iskemik.

4. Mengetahui persentase ras (suku) sebagai faktor risiko stroke iskemik. 5. Mengetahui persentase genetik (adanya riwayat stroke dalam keluarga)

dengan faktor risiko stroke iskemik.

6. Mengetahui persentase kebiasaan merokok sebagai faktor risiko stroke iskemik.

7. Mengetahui persentase riwayat Transient Ischemic Attack dan stroke sebelumnya sebagai faktor risiko stroke iskemik.

8. Mengetahui persentase riwayat hipertensi sebagai faktor risiko stroke iskemik.

9. Mengetahui persentase penyakit jantung sebagai faktor risiko stroke iskemik.

10. Mengetahui persentase diabetes mellitus sebagai faktor risiko stroke iskemik.

11. Mengetahui persentase obesitas sebagai faktor risiko stroke iskemik. 12. Mengetahui persentase penggunaan kontrasepsi oral pada kelompok

wanita sebagai faktor risiko stroke iskemik.

13. Mengetahui persentase konsumsi alkohol sebagai faktor risiko stroke iskemik.

14. Mengetahui persentase hiperkolesterolemia sebagai faktor risiko stroke iskemik.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. RSUP. H. Adam Malik Medan dan dokter

• Memberikan informasi bagi pihak RSUP. H. Adam Malik Medan dan dokter untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang terdapat pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010.


(20)

• Dengan mengetahui faktor-faktor risiko pada penderita stroke iskemik, pihak RSUP. Haji Adam Malik Medan dan dokter dapat mencegah dan menurunkan prevalensi penyakit stroke iskemik di Sumatera Utara dan di RSUP. H. Adam Malik Medan secara khusus.

2. Peneliti

• Memberikan informasi tambahan pada peneliti gambaran faktor-faktor risiko pada penderita stroke iskemik.

• Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian.

• Peneliti dapat mengembangkan minat dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.

3. Pembaca

• Memberikan informasi tambahan bagi pembaca sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai stroke iskemik.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Stroke

Menurut definisi WHO (2006), stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

2.2. Klasifikasi Stroke

Menurut Misbach (1999), klasifikasi stroke antara lain: 1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:

1.1. Stroke Iskemik

a. Transient Ischemic Attack (TIA) b. Trombosis serebri

c. Emboli serebri 1.2. Stroke hemoragik

a. Perdarahan intraserebral b. Perdarahan subarakhnoid

2. Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu: 2.1. Transient Ischemic Attack (TIA)

2.2. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)

2.3. Progressing Stroke atau Stroke in evolution

2.4. Completed stroke

3. Berdasarkan sistem pembuluh darah: a. sistem karotis


(22)

Stroke juga diklasifikasikan menurut patogenesisnya. Dalam hal ini stroke terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dijumpai prevalensi stroke iskemik lebih besar dibandingkan dengan stroke hemoragik. Penelitian yang dilakukan Bhatnagar, et al., (2010) menyatakan insidensi stroke iskemik lebih tinggi dari pada subtipe stroke yang lain, 80% di Oxfordshire (kawasan Oxford) dan 90% di London Selatan.

2.3. Stroke Iskemik

2.3.1. Definisi Stroke Iskemik

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak (Caplan, 2000 dalam Sjahrir, 2003).

2.3.2. Klasifikasi Stroke Iskemik

Adams, dkk. (1993) dalam Sjahrir (2003) mengklasifikasikan subtipe stroke iskemik berdasarkan profil faktor risikonya, gambaran klinik, penemuan hasil imaging otak scan atau MRI, kardio imaging, dupleks

imaging arteri ekstrakranial, arteriografi dan pemeriksaan laboratorium. Berikut diuraikan klasifikasi stroke iskemik:

1. Aterosklerosis arteri besar (embolus/trombosis) 2. Kardioembolism

3. Oklusi pembuluh darah kecil

4. Stroke akibat dari penyebab lain yang menentukan 5. Stroke akibat dari penyebab lain yang tidak menentukan

a. Ada 2 atau lebih penyebab teridentifikasi b. Tidak ada evaluasi

c. Evaluasi tidak komplit

Pada klasifikasi 1 sampai 4 dapat dipakai istilah “possible” atau “probable” tergantung hasil pemeriksaannya. Diagnosis probable dipakai apabila


(23)

penemuan gejala klinis, data neuroimaging dan hasil dari pemeriksaan diagnostik lainnya yang konsisten dengan salah satu subtipe dan penyebab etiologi lain dapat disingkirkan. Diagnosis possible dipakai apabila penemuan gejala klinis dan data neuroimaging cenderung pada salah satu subtipe, tetapi pemeriksaan lainnya tidak dilakukan.

2.3.3. Etiologi Stroke Iskemik

Menurut Grau, dkk. (2001) dalam Sjahrir (2003), penyebab utama kejadian stroke iskemik adalah aterosklerosis arteri besar (makroangiopati), kardioembolism, dan penyakit pembuluh darah kecil otak (mikroangiopati). Penyebab lain yang lebih jarang adalah diseksi arteri serebral, serebral vaskulitis, koagulopati, kelainan hematologi, dan lain-lain.

Smith, dkk (2006) dalam Harrison’s Neurology in Clinical Medicine (2006) membuat tabel etiologi stroke iskemik sebagai berikut:

Tabel 2.1.Etiologi stroke iskemik Penyebab Stroke Iskemik

Penyebab utama Penyebab yang jarang

Trombosis

Stroke lakunar (pembuluh darah kecil)

Trombosis pembuluh darah besar Dehidrasi Penyumbatan emboli Arteri-ke-arteri Bifurkasi aorta Diseksi arterial Kardioemboli Atrial fibrilasi Mural trombus Infark Miokardial Gangguan hiperkoagulasi Defisiensi protein C Defisiensi protein S Defisiensi antitrombin III Sindrom antiphospolipid Mutasi faktor V Leiden Mutasi protrombin G20210 Sistemik malignansi

Sickle cell anemia β-thalasemia Polisitemia vera

Systemic Lupus Erythematosus


(24)

Dilatasi kardiomiopati Lesi valvular Stenosis mitral Katup mekanikal Endocarditis bakterial Paradoksikal embolus Atrial septal defect Patent foramen ovale Atrial septal aneurysm Spontaneus echo contrast

Trombotik trombositopenik purpura

Disseminated Intravascular Coagulation

Disproteinemia Sindrom nefrotik

Inflammatory Bowel Disease

Kontrasepsi oral Trombosis sinus venosus Fibromuskular displasia Vaskulitis

Vaskulitis sistemik Primary CNS vasculitis Meningitis

Kardiogenik

Kalsifikasi katup mitral Atrial myxoma Tumor intrakardiak Marantic endocarditis Libman-Sacks endocarditis Subarachnoid hemorrhage vasospasm

Obat-obatan: kokain, amfetamin Penyakit Moyamoya

Eklampsia

2.3.4. Patofisiologi Stroke Iskemik

Tersumbatnya pembuluh darah intrakranial akut menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak. Normalnya aliran darah ke otak adalah 50 ml/100 gr otak/menit. Jika terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis,


(25)

maka akan meningkatkan autoregulasi sebagai kompensasi dalam mempertahankan level secara konstan aliran darah otak terhadap perubahan tekanan darah. Kecepatan aliran darah di otak bervariasi antara 40-70cm/detik. Apabila aliran darah otak meningkat atau arteri menyempit, kecepatan segmen arteri juga akan meningkat. Hal ini mengindikasikan adanya toleransi tinggi terhadap hipertensi dan juga sensitif terhadap hipotensi. Sel membran dan fungsi sel akan terganggu sangat parah seandainya aliran darah otak turun di bawah 10 ml/100 gr/menit. Sel neuron tidak akan bertahan hidup jika aliran darah di bawah 5 ml/100 gr/menit (Sjahrir, 2003). Apabila tidak ada aliran darah ke otak dalam waktu 4-10 menit, hal ini akan menyebabkan kematian otak. Jika aliran darah diperbaiki sebelum terjadi kematian sel, kemungkinan pasien hanya menunjukkan gejala

Transient Ischemic Attack (Smith, 2006).

Dalam keadaan normal konsumsi oksigen di ukur sebagai CMRO2 (Cerebral Metabolic Rate for Oxygen) normal 3,5 cc/100 gr otak/menit. Keadaan hipoksia juga mengakibatkan produksi molekul oksigen tanpa pasangan elektron. Keadaan ini disebut oxygen-free radicals. Radikal bebas ini akan menyebabkan oksidasi fatty acid di dalam organel sel dan plasma sel yang mengakibatkan disfungsi sel.

Otak normal membutuhkan 500 cc O2 dan 75-100 mg glukosa setiap menitnya. Dalam keadaan hipoksia, akan terjadi proses anaerob glikolisis dalam pembentukan ATP dan laktat sehingga akhirnya produksi energi menjadi kecil dan terjadi penumpukan asam laktat, baik di dalam sel ataupun di luar sel. Akibatnya, finsi metabolisme saraf terganggu.

Jika neuron iskemik, terjadi beberapa perubahan kimiawi yang berpotensi dan memacu peningkatan kematian sel. Hal ini disebabkan sel membran tidak mampu mengontrol keseimbangan ion intra dan ekstra sel.

Derajat keparahan iskemik bervariasi dalam zona yang berbeda di daerah yang di supply oleh arteri tersebut. Pada pusat zona tersebut aliran darah sangatlah rendah (0-10 ml/100 gr/menit) dan kerusakan iskemik sangat parah dapat menyebabkan nekrosis. Proses ini disebut core of infarct. Di daerah


(26)

pinggir zona tersebut aliran darah agak lebih besar sekitar 10-20 ml/100 mg/menit karena adanya aliran kolateral sekitarnya, sehingga menyebabkan kegagalan elektrik tanpa disertai kematian sel permanen. Daerah ini disebut daerah iskemik penumbra, keadaan antara hidup dan mati, tergantung aliran darah dan oksigen yang adekuat untuk suatu restorasi.

Adanya respon inflamasi akan memperburuk keadaan iskemik yang memperberat bagi perkembangan infark serebri. Beberapa penelitian menunjukkan pada penderita stroke iskemik didapati perubahan kadar sitokin. Produksi sitokin yang berlebih akan mengakibatkan plugging mikrovaskular serebral dan pelepasan mediator vasokonstruktif endothelin sehingga memperberat aliran darah. Selain itu juga menyebabkan eksaserbasi kerusakan blood brain barrier dan parenkim melalui pelepasan enzim hidrolitik, proteolitik, da produksi radikal bebas yang akan memicu apoptosis dan menambah neuron yang mati.

2.3.5. Faktor Risiko Stroke Iskemik

Risiko stroke meningkat seiring dengan beratnya dan banyaknya faktor risiko. Data epidemiologi menyebutkan risiko untuk timbulnya serangan ulang stroke adalah 30% dan populasi yang pernah menderita stroke memiliki kemungkinan serangan ulang adalah 9 kali dibandingkan populasi normal. Upaya untuk mencegah serangan ulang stroke perlu mengenal dan mengontrol faktor risiko dan kalau perlu merubah faktor risiko tersebut (PERDOSSI, 2004).

Faktor-faktor yang memperbesar kemungkinan seseorang untuk menderita stroke iskemik dikatakan sebagai faktor risiko stroke iskemik. Menurut


(27)

Janssen (2010) dan Baldwin (2010) membagi 2 kelompok faktor risiko stroke iskemik yaitu nonmodifiable risk factors dan modifiable risk factors.

Nonmodifiable risk factors merupakan kelompok faktor risiko yang ditentukan secara genetik atau berhubungan dengan fungsi tubuh yang normal sehingga tidak dapat dimodifikasi. Yang termasuk kelompok ini adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat stroke dalam keluarga dan serangan Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya. Kelompok modifiable risk factors

merupakan akibat dari gaya hidup seseorang dan dapat dimodifikasi. Faktor risiko utama yang termasuk dalam kelompok ini adalah hipertensi, diabetes mellitus, merokok, hiperlipidemia dan intoksikasi alkohol (PERDOSSI, 2004; Bounamaeux, et al., 1999 dalam Rambe, 2006).

(1) Gender (Jenis Kelamin)

Insidensi stroke iskemik lebih besar terjadi pada pria dibandingkan wanita, baik dengan adanya riwayat keluarga dan juga dari kelompok ras tertentu (Sacco, 2005). Menurut Ness (2000), stroke iskemik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dengan persentase 27% pada pria dan 20% pada wanita. Hal ini juga didukung oleh penelitian Grau dkk (2001) dalam Sjahrir (2003). Persentase stroke iskemik pada pria 56,7% dan 42,4% pada wanita.

(2) Usia

Menurut Kissela B, et al., dalam Ardelt (2009) dari buku Handbook of Cerebrovascular disease & Neurointerventional Technique, usia merupakan faktor risiko stroke iskemik yang paling kuat. Dengan meningkatnya usia, maka meningkat pula insidens iskemik serebral tanpa memandang etnis dan jenis kelamin. Setelah usia 55 tahun, insidensi akan meningkat dua kali tiap dekade.

Penelitian epidemiologi pada 23 rumah sakit di Jerman dengan 5.017 pasien stroke iskemik yang dilakukan oleh Grau dkk (2001) dalam Sjahrir (2003). Di antaranya 42,4 % wanita dengan usia rerata 69,8 ± 13,5 dan pria 56,7% dengan usia rerata 65,1 ± 12,0 . Stroke iskemik yang terjadi pada usia


(28)

muda (<45 tahun) biasanya merupakan kombinasi dari penyebab lain yang belum pasti diketahui, sedangkan pada usia 45-70 tahun lebih sering dijumpai makroangiopati. Kardioembolisme sering terjadi pada usia > 70 tahun.

Walaupun stroke identik dengan usia lanjut, satu dari tiga penderita stroke terjadi pada usia kurang dari 65 tahun (Becker, 2010). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Janssen, et al., (2010) dari 97 pasien yang diteliti, dengan 49 orang penderita stroke iskemik dan 48 orang lainnya menderita TIA, didapati rentang usia 17-50 tahun. Ini membuktikan bahwa stroke tidak hanya menyerang pada usia lanjut tapi juga pada usia di bawah 50 tahun.

(3) Ras

Menurut Kissela B, et al., dalam Ardelt (2009) dari buku Handbook of Cerebrovascular disease & Neurointerventional Technique, meningkatnya risiko stroke iskemik pada pria dibandingkan wanita premenopause pada ras Kaukasia dihubungkan dengan penurunan insidensi stroke iskemik dengan menopause pada wanita dan dipengaruhi oleh etnis. Sebagai contoh, pada wanita Amerika-Afrika mengalami penurunan frekuensi yang lebih tinggi terjadinya iskemik serebral daripada hubungan usia pada pria dan wanita Kaukasia. Berdasarkan penelitian Zhang, et al., (2006) mengenai hubungan antara peningkatan tekanan darah terhadap kejadian stroke iskemik dan hemoragik antara orang Cina dan Kaukasia, didapati hasil ORs dan RRs yang konsisten & signifikan lebih tinggi pada orang Cina dibandingkan Kaukasia. Ini menunjukkan bahwa ras Asia memiliki risiko stroke iskemik lebih besar daripada Eropa.

(4) Genetik (Riwayat Keturunan Keluarga)

Beberapa literatur menyatakan genetik merupakan salah satu faktor risiko stroke iskemik yang tidak dapat dimodifikasi. Peranan genetik sebagai faktor risiko stroke iskemik sudah diteliti sebelumnya baik dengan metode


(29)

(2003) kembar monozigot lebih memungkinkan terjadinya stroke iskemik daripada kembar dizigot. Adanya riwayat keluarga stroke juga merupakan faktor risiko yang penting untuk stroke iskemik. Dari penelitian yang menggunakan hewan coba, stroke iskemik lebih mudah terjadi dengan adanya pengaruh faktor genetik (Floβmann, et al., 2003). Peranan kompleks gen berhubungan dengan faktor-faktor risiko intrinsik seperti hipertensi dan diabetes dengan aspek ekstrinsik seperti diet, merokok, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik. Berdasarkan penelitian Xu, et al.,(2010) pada populasi

Chinese Han, ditemukan minor alel C dari kromosom 1p32 Single Nucleotide Polymorphisms (SNP) berhubungan dengan peningkatan risiko Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) level yang tentu saja menjadi risiko terjadinya stroke iskemik.

Menurut Ardelt (2009), kecenderungan genetik pada stroke iskemik dapat diklasifikasikan sebagai gen tunggal dan gangguan poligenik. Risiko poligenik lebih memungkinkan terjadi pada mayoritas pasien stroke. Yang perlu diperhatikan pada gen tunggal:

1. Gangguan gen tunggal

(a) Stroke iskemik sebagai manifestasi yang diketahui.

Cerebral autosomal dominant arteriopathy with subcortical infarcts and leukoencephalopathy (CADASIL)

Cerebral autosomal recessive arteriopathy with subcortical infarcts and leukoencephalopathy (CARASIL)

Fabry Disease

Moya-moya Disease

Sickle cell Disease

(b) Stroke iskemik yang jarang terjadi • Ehler-Danlos tipe 4

- Mutasi gen kolagen tipe 3.

- Kecenderungan untuk diseksi arteri dan terbentuknya aneurisma.


(30)

• Marfan sindrom

- Mutasi gen fibrillin.

- Dihubungkan dengan diseksi aorta dan penyakit katup jantung.

• Neurofibromatosis tipe 1

- Dihubungkan dengan hipertensi dan sindrom moya-moya. • Familial hemiplegic migraine

- Mutasi pada sub unit gen neuronal voltage-gated calcium channel.

• Homosistinuria

- Autosomal resesif, defisiensi cystathione beta-synthase. - Dihubungkan dengan diseksi ataupun penyakit arteri carotis. - Manajemen dilakukan dengan pengaturan pola makan,

dengan supplementasi piridoksin dan terapi antiplatelet. 2. Gen-gen yang sekarang ini masih dalam penyelidikan

• Gen Phosphodiesterase 4D (PDE 4D)

5-Lipoxygenase-activating protein (ALOX5AP)

• Gen-gen baru yang mungkin berhubungan dengan stroke iskemik

(5) Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko bebas dari faktor risiko stroke iskemik lainnya (Ardelt, 2009). Penurunan risiko akan terjadi 5 tahun setelah berhenti merokok. Janssen, et al., (2007) menyatakan dalam penelitiannya ada kaitan merokok dengan kejadian stroke iskemik. Menurut Cole (2008), merokok terbukti menjadi faktor risiko penyakit vaskular dan stroke yang diakibatkan pembentukan aterosklerosis dan berujung pada pemanjangan waktu inflamasi endotel. Beberapa faktor yang diduga terkait dengan aterogenesis karena merokok adalah (Japardi, 2001-b):

1. Stimulasi sistem saraf simpatis oleh nikotin

2. Penggeseran O2 yang terikat dalam hemoglobin oleh CO2 3. Reaksi imunologis langsung pada dinding pembuluh darah


(31)

4. Meningkatnya adhesi trombosit

5. Meningkatnya permeabilitas endotel terhadap lemak karena zat yang terkandung di dalam rokok

Japardi (2001-a) juga menambahkan, percobaan pada hewan coba ditemukan bahwa hipoksia merangsang proliferasi sel otot polos, hal yang sama diduga terjadi pula pada orang yang merokok. Peneliti lain menghubungkan merokok dengan kenaikan tekanan darah secara akut, kenaikan reaktivitas trombosit dan penghambatan pembentukan prostasiklin serta kenaikan kadar fibrinogen dalam plasma.

Pada studi Framingham dalam Japardi (2001-b) didapatkan bahwa merokok merupakan faktor yang signifikan untuk kejadian stroke infark aterotrombotik pada laki-laki berusia di bawah 65 tahun. Penelitian lain di Iowa mendapatkan bahwa perokok mempunyai risiko terkena stroke 1,6 × lipat dari bukan perokok. Sedangkan dari penelitian Framingham perokok berat (>40 batang sehari) mempunyai risiko 2 × lipat dari perokok ringan (<10 batang sehari).

(6) Riwayat Transient Ischemic Attack & Stroke sebelumnya

Adanya riwayat Transient Ischemic Attack dan stroke sebelumnya merupakan faktor risiko yang cukup penting dari stroke iskemik. Berdasarkan penelitian Janssenn (2010), dari 97 sampel stroke iskemik didapati 49 orang (50,5%) menderita stroke iskemik sebelumnya dan riwayat TIA sebanyak 48 orang (49,5%).

(7) Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah dengan karakteristik tekanan darah sistolik > 120 mmHg dan tekanan darah diastolik > 80 mmHg (Joint National Committee 7). Hipertensi merupakan satu dari beberapa faktor risiko stroke iskemik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sacco dan Goldstein (2006) dalam Ardelt (2009), adanya penyelidikan


(32)

berbagai klinis dan meta-analisis menunjukkan bahwa dengan mengendalikan hipertensi akan mengurangi risiko terjadinya stroke.

Hipertensi juga diduga memicu terjadinya aterosklerosis, namun aterogenesisnya tidak diketahui dengan pasti (Japardi, 2001-b). Diduga tekanan darah yang tinggi merusak endotel dan menaikkan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap lipoprotein. Tidak hanya itu, diduga beberapa jenis zat yang dikeluarkan oleh tubuh seperti renin, angiotensin dan lain-lain dapat menginduksi perubahan seluler yang menyebabkan aterogenesis. Dari penelitian lain disebutkan bahwa hipertensi tidak berdiri sendiri menyebabkan terjadinya aterosklerosis, namun meliputi beberapa penyakit lain yang dikenal dengan istilah sindroma hipertensi. Yang termasuk dalam sindroma hipertensi adalah profil lipid, resistensi insulin, obesitas sentral, gangguan fungsi ginjal, LVH dan penurunan kelancaran aliran darah arterial.

(8) Penyakit Jantung

Riwayat penyakit jantung dapat menjadi faktor risiko stroke iskemik (Janssen, 2007). Hasil penelitian Sjahrir (2003), didapati faktor risiko penyakit jantung koroner 24% dan aritmia kordis 26%. Penyumbatan pada pembuluh darah sehingga menyebabkan stroke iskemik dapat terjadi akibat atherotromboemboli (50%), kelainan pada pembuluh darah kecil intrakranial (25%), kardioemboli (20%) atau karena penyebab lain (5%) (Davenport dan Dennis, 2000). Beberapa kelainan jantung merupakan sumber dari kardioemboli tersebut.

Japardi (2001) mengelompokkan kelainan jantung yang dapat menyebabkan kardioemboli menjadi 3, yaitu:

1. Penyakit katup jantung: • Penyakit katup mitral • Penyakit katup aorta • Katup buatan


(33)

• Prolaps katup mitral 2. Gangguan pada atrium:

• Fibrilasi atrium • Aneurisma atrium • Myxoma atrium 3. Gangguan pada ventrikel:

• Infark miokardium • Aneurisma ventrikel

• Diskinesia dinding ventrikel

(9) Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl atau kadar glukosa darah puasa ≥ 140 mg/dl (National Diabetes Data Group and World Health Organization). Saidi, et al., (2010) mengklasifikasikan diabetes sebagi faktor risiko stroke iskemik yang didapat (acquired). Japardi (2001) menyatakan bahwa DM telah terbukti sebagai faktor risiko yang kuat untuk semua manifestasi klinis penyakit vaskuler aterosklerosis. Mekanisme peningkatan aterogenesis pada penderita DM meliputi gangguan pada profil lipid, gangguan metabolisme asam arakhidonat, peningkatan agregasi trombosit, peningkatan kadar fibrinogen, gangguan fibrinolisis, disfungsi endotel, glikosilasi protein, dan adanya resistensi insulin hiperinsulinemia.

Menurut Asfandiyarova (2006), pasien dengan DM tipe 2 memiliki risiko besar menderita stroke. Tingkat keparahan stroke pada diabetes tergantung dengan sekelompok faktor yang disebut ‘metabolik sindrom’, dikarakteristikkan dengan adanya resistensi insulin, hiperinsulinemia, hiperglikemi, arterial hipertensi, obesitas dan dislipidemia. Semua faktor tersebut akan meningkatkan kerusakan vaskular: tidak hanya akan


(34)

meningkatkan risiko stroke, tapi juga akan meningkatkan keparahan suatu penyakit.

(10) Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan dengan karakteristik Indeks Masa Tubuh ≥ 25 kg/m2 untuk orang asia (Western Pacific Region of WHO, 2000). Berdasarkan penelitian Sacco, et al., (2006) dalam Ardelt (2009) dari buku

Handbook of Cerebrovascular disease & Neurointerventional Technique,

obesitas sudah terbukti berhubungan sebagai faktor risiko stroke iskemik termasuk hipertensi dan diabetes. Walaupun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa dengan pengurangan berat badan dapat mengurangi risiko stroke, namun pengurangan berat badan dapat mengurangi tekanan darah dan glukosa darah.

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa obesitas memiliki hubungan yang kuat dengan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Di Swedia, penelitian populasi prospektif menunjukkan bahwa pada laki-laki dewasa dengan Body Mass Index (BMI) >30.0 kg/m2 menunjukkan peningkatan

Hazard Ratios (HR) 1,93 dari total stroke. Berdasarkan penelitian kesehatan wanita, wanita dengan BMI ≥30 kg/m2 mempunyai HR 1,50 dari total stroke dan 1,72 untuk stroke iskemik dibandingkan dengan BMI < 25 kg/m2 (Vemmos, 2011).

(11) Penggunaan Kontrasepsi Oral

Penggunaan kontrasepsi oral juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke iskemik (Janssen, 2007). Penggunaan oral kontrasepsi dapat meningkatkan risiko stroke iskemik. Tingkat risiko seseorang menderita stroke iskemik tergantung: formulasi (estrogen atau progestin atau kombinasi keduanya; dosis dan tipe dari estrogen ataupun progestin); lama penggunaannya; dan tergantung kondisi (apakah ada status hiperkoagulasi, hipertensi, dan atau perubahan metabolisme lipid). Mekanismenya


(35)

diperkirakan akibat peningkatan koagulasi karena stimulasi estrogen terhadap produksi protein oleh hati (Ardelt, 2009).

(12) Konsumsi Alkohol

Minuman alkohol sudah tidak asing lagi hampir di seluruh dunia. Lebih dari 20 tahun yang lalu sudah ada penelitian-penelitian mengenai hubungan konsumsi alkohol yang berlebih dengan kejadian stroke iskemik dan stroke hemoragik.

Reynolds, et al., (2003) melakukan penelitian epidemiologi dengan meta-analisis untuk mengetahui risiko relatif kejadian stroke akibat konsumsi tingkat variasi konsumsi alkohol. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi alkohol kurang dari 1 kali minum per hari merupakan risiko ringan terjadinya stroke iskemik. Apabila minum alkohol 1-2 kali minum per hari berisiko sedang terhadap kejadian stroke iskemik. Apabila mengkonsumsi alkohol lebih dari 5 kali minum per hari berisiko berat terjadinya stroke iskemik. Risiko relatif terjadinya stroke iskemik baik pada pria atau pun wanita akibat mengkonsumsi alkohol hampir sama.

Hubungan alkohol dapat meningkatkan risiko stroke iskemik juga diteliti oleh Mukamal (2005). Hasil penelitiannya menyatakan pada pria yang mengkonsumsi alkohol lebih dari 2 kali minum per hari dengan dosis sedang (10.0-29.9 g/hari) ataupun dosis berat (≥ 30.0 g/hari) sangat berisiko terjadinya stroke iskemik. Mengkonsumsi red wine (anggur merah) tidak menunjukkan kaitan dengan terjadinya stroke iskemik, kecuali minuman alkohol lainnya.

Furie, et al., (2010) menyatakan terjadinya stroke yang berulang meningkat pada penderita stroke iskemik dengan peminum alkohol berat berdasarkan penelitian kohort di Northerm Manhattan.

(13) Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol >200mg/dl. Hubungan antara kadar kolesterol dan stroke iskemik masih dipertanyakan.


(36)

Pada penelitian meta-analisis yag dilakukan pada 13.000 penderita stroke dengan pendekatan kohort prospektif, tidak ditemukannya hubungan antara serum kolesterol dan stroke (Simons, et al., 1998; Sacco, 2005). Akan tetapi, berdasarkan penelitian-penelitian terbaru ditemukan efek protektif HDL mengurangi risiko stroke pada orang-orang yang mendapatkan terapi statin (Sacco, 2005).

2.3.6. Peranan CT-Scan

Diagnosis stroke iskemik dapat ditegakkan dengan pemeriksaan Head CT-scan untuk mengonfirmasi yang sebelumnya ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan ini sangat penting karena perbedaan manajemen stroke hemoragik dan stroke iskemik. Pada stroke iskemik, pemeriksaan CT-Scan

otak mungkin tidak memperlihatkan gambaran jelas jika dikerjakan pada hari-hari pertama, biasanya tampak setelah 72 jam serangan (Misbach, 1999).

Gambaran radiografi CT-Scan digunakan untuk mengidentifikasi atau meng-eksklusikan perdarahan sebagai penyebab stroke, dan untuk mengidentifikasi perdarahan ekstra-parenkim, neoplasma, abses, dan kondisi lain yang menyerupai stroke (Smith, 2006).


(37)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Faktor Risiko Penderita Stroke Iskemik

Stroke Iskemik

3.2. Definisi Operasional

Faktor-faktor risiko stroke iskemik merupakan faktor-faktor yang memperbesar kemungkinan seseorang untuk menderita stroke iskemik. Faktor risiko stroke iskemik dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor risiko yang

Non modifiable risk factors :

a. Usia

b. Jenis kelamin c. Ras

d. Genetik e. Riwayat TIA

atau stroke sebelumnya

Modifiable risk factors :

a. Hipertensi b. Merokok

c. Riwayat Penyakit Jantung

d. Diabetes Mellitus e. Obesitas

f. Pemakaian oral kontrasepsi g. Alkohol


(38)

tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable risk factors) dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable risk factor), (kelompok studi serebrovaskuler PERDOSSI, 2004; Janssen, 2010; Baldwin, 2010).

Nonmodifiable risk factors merupakan kelompok faktor risiko yang ditentukan secara genetik atau berhubungan dengan fungsi tubuh yang normal sehingga tidak dapat dimodifikasi. Yang termasuk kelompok ini adalah:

a. Usia adalah jumlah tahun hidup pasien stroke iskemik sejak lahir sampai ulang tahun terakhir yang sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien stroke iskemik baik laki-laki ataupun perempuan yang sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

c. Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik. Pada rekam medik tidak ditentukan ras pasien. Oleh karena itu, peneliti mencantumkan suku yang merupakan bagian dari kebudayaan dengan corak yang khas pada penderita stroke iskemik yang sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

d. Riwayat stroke dalam keluarga (genetik) adalah riwayat yang menyebutkan adanya anggota keluarga pasien tersebut yang menderita stroke yang tercatat dalam rekam medis tahun 2010.

e. Riwayat Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya adalah riwayat yang menyebutkan pasien stroke iskemik pernah mendapat serangan TIA atau stroke sebelumnya sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

Kelompok modifiable risk factors merupakan akibat dari gaya hidup seseorang dan dapat dimodifikasi. Faktor risiko utama yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

a. Hipertensi adalah riwayat pada penderita stroke iskemik menderita hipertensi sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

b. Diabetes mellitus adalah riwayat pada penderita stroke iskemik menderita diabetes mellitus sesuai dengan rekam medis tahun 2010.


(39)

c. Merokok adalah kebiasaan merokok sehari-hari yang dilakukan penderita stroke iskemik yang sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

d. Hiperkolesterolemia adalah adanya riwayat hiperkolesterolemia pada penderita stroke iskemik sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

e. Peminum alkohol adalah kebiasaan minum minuman beralkohol yang dilakukan penderita stroke iskemik yang sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

f. Riwayat penyakit jantung adalah riwayat yang menyebutkan penderita stroke iskemik menderita penyakit jantung yang sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

g. Penggunaan kontrasepsi oral adalah riwayat yang menyebutkan penderita stroke iskemik menggunakan kontrasepsi oral sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

h. Obesitas adalah riwayat pada penderita stroke iskemik yang mengalami obesitas sesuai dengan rekam medis tahun 2010.

• Cara menilai: melihat rekam medik pasien stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik dan memperhatikan variabel usia, jenis kelamin, serta faktor risiko stroke iskemik yang ada pada sampel. • Alat ukur: lembar pengumpulan data yang dilampirkan pada

bagian akhir proposal ini.

• Hasil pengukuran: mengetahui faktor risiko apa saja yang ada pada tiap-tiap sampel. Hasil disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. • Skala pengukuran: nominal

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak (Caplan, 2000 dalam Sjahrir, 2003).

• Cara menilai: melihat hasil pemeriksaan headCT-Scan pada rekam medik pasien stroke iskemik. Diagnosa stroke iskemik ditegakkan


(40)

berdasarkan head CT-Scan. Head CT-Scan merupakan standar baku emas untuk penegakkan diagnosis stroke iskemik (Sjahrir, 2003).

• Alat ukur: lembar pengumpulan data yang dilampirkan pada bagian akhir proposal ini.

• Hasil pengukuran: ada tidaknya stroke iskemik. • Skala pengukuran: nominal


(41)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran faktor risiko stroke iskemik. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, dimana pengumpulan data dilakukan hanya satu kali dan dilakukan observasi rekam medik pasien stroke iskemik yang rawat inap di RSUP. H. Adam Malik dalam kurun waktu Januari 2010 sampai Desember 2010.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilakukan mulai Juli sampai Agustus 2011 dengan mengobservasi data rekam medik pasien stroke iskemik dari Januari 2010 sampai dengan Desember 2010. Penelitian ini dilakukan di Bagian Neurologi FK-USU/RSUP. H. Adam Malik Medan.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi target penelitian adalah semua penderita stroke iskemik yang di rawat inap di Bagian Neurologi FK-USU/RSUP.H. Adam Malik Medan. Populasi terjangkau penelitian adalah semua penderita stroke iskemik yang di rawat inap di Bagian Neurologi FK-USU/RSUP.H. Adam Malik Medan pada bulan Januari 2010 sampai Desember 2010.

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling, bahwa semua pasien stroke iskemik yang dirawat inap di Bagian Neurologi FK-USU/RSUP Haji Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai Desember 2010 dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 217 orang.


(42)

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang didapat dari rekam medik pasien stroke iskemik yang menjalani rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai Desember 2010.

Seluruh subjek dalam populasi terjangkau dimasukkan sebagai sampel dalam penelitian ini dengan teknik total sampling. Dari masing-masing sampel ditabulasi faktor-faktor risiko stroke iskemik. Data mengenai faktor-faktor risiko stroke iskemik tersebut merupakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPSS for Windows. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan analisis frekuensi.


(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pemerintah dengan Kategori Kelas A. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP HAM Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk Wilayah Sumatera yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Karakteristik Individu

Data yang diperoleh berdasarkan rekam medis pasien yang menderita stroke iskemik pada tahun 2010 berjumlah 217 orang. Distribusi frekuensi penderita stroke iskemik meliputi jenis kelamin, usia, riwayat hipertensi, riwayat diabetes melitus, riwayat merokok, riwayat penyakit jantung, riwayat TIA/stroke sebelumnya, dan riwayat hiperkolesterolemia.

Beberapa variabel faktor risiko seperti suku, riwayat stroke dalam keluarga, obesitas, riwayat penggunaan kontrasepsi oral, dan riwayat minum alkohol tidak dijelaskan dalam pembahasan dikarenakan data yang tidak lengkap pada rekam medis.


(44)

Berikut diuraikan karakteristik individu penderita stroke iskemik berdasarkan jenis kelamin dan usia pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Usia Penderita Stroke Iskemik Jenis kelamin n (orang) % Mean

(Age)

Std. Deviasi

Minimum Maximum

Laki-laki 105 48.4 61.24 10.947 14.056

32 85

Perempuan 112 51.6 60.37 17 87

Jumlah 217 100 60.79 12.626 17 87

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, persentase kelompok perempuan 51,6% dan kelompok laki-laki 48,4%. Dari tabel tersebut diketahui usia rata-rata yang menderita stroke iskemik adalah 60,79 dengan nilai standar deviasi 12,626. Kelompok laki-laki dengan usia rata-rata 61.24 dengan standar deviasi 10.947. Pada kelompok laki-laki usia minimum 32 tahun dan usia maksimum 85 tahun. Pada kelompok perempuan dengan usia rata-rata 60.37 dengan standar deviasi 14.056. Batas usia terendah pada kelompok perempuan yaitu 17 tahun dan batas usia tertinggi 87 tahun.

5.2. Hasil Analisa Data

5.2.1. Riwayat Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada riwayat hipertensi yang dimiliki oleh seorang penderita stroke iskemik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2.

Distribusi Riwayat Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010


(45)

Ada 161 74.2

Tidak ada 56 25.8

Total 217 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, yang memiliki riwayat hipertensi lebih banyak yaitu 74,2 % dan yang tidak ada riwayat hipertensi 25,8 %.

5.2.2. Riwayat Diabetes Melitus Penderita Stroke Iskemik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada riwayat menderita diabetes melitus pada penderita stroke iskemik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3.

Distribusi Riwayat Diabetes Melitus pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010

Riwayat Diabetes Melitus n (orang) %

Ada 65 30.0

Tidak ada 152 70.0

Jumlah 217 100

Berdasarkan Tabel 5.3. dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, yang memiliki riwayat diabetes 30% dan yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus sebanyak 70%.


(46)

5.2.3. Riwayat Merokok pada Penderita Stroke Iskemik

Riwayat merokok juga merupakan suatu aspek yang dilihat peneliti pada penderita stroke iskemik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4.

Distribusi Riwayat Merokok pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010

Riwayat Merokok n (orang) %

Ada 37 17.1

Tidak ada 180 82.9

Jumlah 217 100

Berdasarkan Tabel 5.4. dapat diketahui bahwa dari 217 orang penderita stroke iskemik, yang memiliki riwayat merokok 17,1% dan yang tidak memiliki riwayat merokok 82,9%.

5.2.4. Riwayat Penyakit Jantung pada Penderita Stroke Iskemik

Riwayat penyakit jantung merupakan suatu aspek yang dilihat peneliti pada penderita stroke iskemik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5.

Distribusi Riwayat Penyakit Jantung pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010

Riwayat Penyakit Jantung f (orang) %

Ada 34 15,7

Tidak ada 183 84,3


(47)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, penderita yang memiliki riwayat penyakit jantung 15,7% dan yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung 84,3%.

5.2.5. Riwayat TIA/Stroke sebelumnya pada Penderita Stroke Iskemik. Adanya riwayat TIA ataupun serangan stroke yang berulang juga dinilai peneliti sebagai faktor risiko pada penderita stroke iskemik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6.

Distribusi Riwayat TIA/Stroke berulang pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010

Riwayat TIA/Stroke sebelumnya n(orang) %

Ada 68 31,3

Tidak ada 149 68,7

Jumlah 217 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, kelompok yang memiliki riwayat TIA/stroke sebelumnya 31,3% dan yang tidak memiliki riwayat TIA/stroke sebelumnya 68,7%.

5.2.6. Riwayat Hiperkolesterolemia pada Penderita Stroke Iskemik

Riwayat hiperkolesterolemia juga merupakan suatu aspek yang dilihat peneliti pada penderita stroke iskemik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.7.

Distribusi Riwayat Hiperkolesterolemia pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010

Riwayat Hiperkolesterolemia n(orang) %

Ada 58 26,7

Tidak ada 159 73,3


(48)

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, persentase kelompok yang memiliki riwayat hiperkolesterolemia yaitu 26,7% dan yang tidak memiliki riwayat hiperkolesterolemia 73,3%.

5.2.7. Tabulasi silang Frekuensi Jenis Kelamin dan Faktor Risiko Stroke Iskemik

Dalam penelitian ini, peneliti mentabulasi proporsi masing-masing faktor risiko pada kelompok laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Table 5.8.

Tabulasi silang Frekuensi Jenis Kelamin dan Faktor Risiko Stroke Iskemik Jenis

kelamin

Hipertensi DM Merokok Penyakit jantung

TIA/Stroke sebelumnya

Hiperko- Lesterol Laki-laki 52.2% 53.8% 81.1%

18.9%

58.8% 48.5% 46.6%

Perempuan 47.8% 46.2% 41.2% 51.5% 53.4%

Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui persentase masing-masing faktor risiko pada kelompok laki-laki dan perempuan. Pada kelompok laki-laki memiliki persentase lebih besar pada faktor risiko hipertensi (52.2%), Diabetes Mellitus (53.8%), merokok (81.1%), dan riwayat penyakit jantung (58.8%). Sedangkan pada kelompok perempuan memiliki faktor risiko lebih besar pada riwayat TIA/stroke sebelumnya (51.5%) dan hiperkolesterolemia (53.4%).

5.3. Pembahasan


(49)

Sebagian besar pada penderita stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010 adalah wanita (51,6%) dan sedangkan kelompok laki-laki 48,4%. Berdasarkan hasil tabulasi silang yang telah dilakukan pada data faktor risiko yang ada, tingginya angka kejadian stroke iskemik pada wanita dikarenakan wanita lebih sering mengalami hiperkolesterolemia (53.4%) dan kejadian stroke sebelumnya (51.5%). Sedangkan pada laki-laki lebih tinggi angka kejadian riwayat hipertensi (52.2%), diabetes mellitus (53.8%), riwayat penyakit jantung (58.8%) dan merokok (81.1%).

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ness (2000) dan Sacco (2005) yang menyatakan angka kejadian stroke iskemik lebih besar pada laki-laki dibandingkan wanita. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Andersen (2010) di seluruh rumah sakit di Denmark, dari 40.102 pasien yang didata menderita stroke iskemik, kelompok laki-laki lebih banyak menderita stroke iskemik yaitu 20.895 orang (52.1%), sedangkan kelompok wanita yang menderita stroke iskemik berjumlah 19.207 orang (47.9%). Hal ini didukung oleh faktor risiko diabetes mellitus, infark miokard, dan konsumsi alkohol yang berlebihan pada laki-laki. Sedangkan pada wanita cenderung berisiko tinggi menderita hipertensi dan obesitas.

5.3.2. Faktor Risiko Usia pada Penderita Stroke Iskemik

Berdasarkan data dari 217 penderita stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010, usia rata-rata yang menderita stroke iskemik adalah 60,79 ± 12,626. Pada kelompok laki-laki didapati usia rata-rata yang menderita stroke iskemik yaitu 61.24±10.947 , dengan usia terendah 32 tahun dan usia tertinggi 85 tahun. Pada kelompok wanita yang menderita stroke iskemik rerata berusia 60.37±14.056 tahun, dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi 87 tahun.

Hal ini sejalan dengan penelitian yg dilakukan Kissela, et al., dalam Ardelt (2009) yang menyatakan usia merupakan faktor risiko yang paling kuat. Seiring


(50)

dengan meningkatnya usia maka meningkat pula insidens stroke iskemik. Setelah usia 55 tahun, insidensi akan meningkat dua kali tiap dekade.

Penelitian Andersen (2010) di Denmark, usia rerata yang menderita stroke iskemik kelompok wanita 73.2 tahun (SD 14.5) dan pada kelompok laki-laki usia rerata yang menderita stroke iskemik 68.1 tahun (SD 12.8). Menurut penelitiannya, tingginya angka rerata usia menderita stroke iskemik pada wanita dibandingkan laki-laki disebabkan wanita lebih sering mengalami hipertensi dan obesitas. Pada laki-laki lebih sering menderita diabetes mellitus, infark miokard dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Hal ini menjadi perbandingan dengan usia rerata pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan yang usia rerata nya lebih muda dibandingkan penelitian Andersen (2010) di Denmark. Perbedaan ini dapat dipengaruhi faktor gaya hidup dan faktor risiko lainnya yg berbeda pada masyarakat di Indonesia khususnya di Medan.

5.3.3. Faktor Risiko Merokok pada Penderita Stroke Iskemik

Proporsi faktor risiko status merokok pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010 pada kelompok yang tidak merokok sebesar 82.9 % dan kelompok yang merokok 17.1 % .

Hal ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti mengenai kaitan status merokok sebagai faktor risiko stroke iskemik. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Cole (2008) tentang kaitan merokok dengan kejadian stroke iskemik yang terbukti menjadi faktor risiko penyakit vaskular dan stroke yang diakibatkan pembentukan aterosklerosis dan berujung pada pemanjangan waktu inflamasi endotel. Penelitian lain di Iowa mendapatkan bahwa perokok mempunyai risiko terkena stroke 1,6× lipat dari bukan perokok (Japardi, 2001).

Tingginya persentase pada kelompok penderita stroke iskemik yang tidak merokok dibandingkan yang merokok bukan berarti menunjukkan merokok tidak berisiko terjadinya stroke iskemik. Hal ini dapat terjadi disebabkan banyak faktor, seperti data yang kurang lengkap pada rekam medis, tidak ditanyakan riwayat


(51)

status merokok pada pasien saat anamnesis, pasien yang tidak mengakui sebagai perokok, ataupun angka kejadian merokok memang rendah pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010.

5.3.4. Faktor Risiko TIA/Riwayat Stroke Sebelumnya pada Penderita Stroke Iskemik

Persentase faktor risiko TIA/riwayat stroke yang berulang pada penderita stroke iskemik pada kelompok yang tidak memiliki riwayat stroke sebelumnya (68.7%) dan kelompok yang memiliki riwayat stroke sebelumnya (31.3%). Pada wanita yang menderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010 lebih banyak didapati riwayat stroke berulang sebesar 51.5%, sedangkan kelompok laki-laki yang menderita stroke iskemik dengan riwayat stroke berulang sebesar 48.5%.

Adanya riwayat TIA ataupun stroke berulang sering terjadi, dimana 25% orang yang sudah sembuh dari serangan stroke yang pertama dalam jangka waktu lima tahun akan mengalami serangan berulang. Stroke yang berulang merupakan contributor utama kecacatan bahkan kematian akibat stroke. Semakin sering terjadi stroke yang berulang maka persentase kecacatan dan kematian juga semakin besar. Hal inilah yang menunjukkan riwayat TIA atau pun stroke berulang menjadi faktor risiko yang penting terjadinya stroke iskemik. Oleh karena itu diperlukan pencegahan yang optimal untuk mengurangi kejadian TIA/stroke berulang.

5.3.5. Faktor Risiko Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik

Riwayat hipertensi pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010 merupakan faktor risiko paling banyak diantara faktor risiko stroke iskemik lainnya. Kelompok yang memiliki riwayat hipertensi (74.2%) dan yang tidak memiliki riwayat hipertensi (25.8%). Hal ini menunjukkan masih tingginya riwayat hipertensi pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di kota Medan.


(52)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ness (1999) dan Janssen (2010) tentang tingginya persentase riwayat hipertensi pada penderita stroke iskemik yang diteliti. Adanya penyelidikan berbagai klinis dan meta-analisis menunjukkan bahwa dengan mengendalikan hipertensi akan mengurangi risiko terjadinya stroke (Ardelt, 2009). Pengendalian hipertensi yang optimal akan mampu mengurangi risiko stroke sebesar 30% hingga 40% (Furie, et al., 2010).

5.3.6. Faktor Risiko Riwayat Penyakit Jantung pada Penderita Stroke Iskemik

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, persentase penderita dengan riwayat penyakit jantung 15.7% dan yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung 84,3%.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Janssenn (2007), dalam penelitiannya didapati penyakit jantung sebagai salah satu faktor risiko stroke iskemik sebesar 47.9%. Adapun kaitan penyakit jantung sebagai faktor risiko stroke iskemik disebabkan adanya gangguan sirkulasi darah akibat kerusakan /gangguan yang terjadi baik pada vaskular atau pun jantung itu sendiri sehingga berpengaruh terhadap berkurangnya aliran darah ke otak (Davenport dan Dennis, 2000).

5.3.7. Faktor Risiko Diabetes Mellitus pada Penderita Stroke Iskemik

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, proporsi kelompok yang memiliki riwayat diabetes sebesar 30%. Dari proporsi tersebut, kelompok laki-laki 53.8% dan kelompok wanita dengan persentase 46.2%.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Andersen (2010) tentang diabetes sebagai salah satu faktor risiko dengan persentase terbesar pada kelompok laki-laki. Diabetes mellitus terbukti sebagai faktor risiko yang kuat untuk semua manifestasi klinis penyakit aterosklerosis. Mekanisme aterogenesis pada penderita DM meliputi gangguan lipid, gangguan asam arakhidonat, peningkatan agregasi


(53)

trombosit, resistensi insulin yang semua faktor tersebut akan meningkatkan kerusakan vascular, tidak hanya akan meningkatkan risiko stroke, tapi juga akan meningkatkan keparahan suatu penyakit (Asfandiyarova, 2006).

5.3.8. Faktor Risiko Hiperkolesterolemia pada Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik terdapat 26.7% dengan riwayat hiperkolesterolemia. Dimana proporsi kelompok wanita 53.4% dan proporsi pada kelompok laki-laki 46.6%.

Hal ini sesuai dengan penelitian Larsson, Virtamo, dan Wolk (2010) yang meneliti tingginya kadar kolesterol dan lemak jenuh pada populasi wanita Swedia. Tingginya kadar kolesterol dan lemak jenuh tersebut disebabkan tingginya konsumsi daging merah pada kelompok wanita. Peninggian kadar kolesterol ini akan berasosiasi dengan tekanan darah dan inflamasi yang juga akan meningkatkan insidensi stroke.

Berdasarkan Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients With Stroke or Transient Ischemic Attack tahun 2010 yang dikeluarkan oleh American Heart Association (AHA), dengan mengontrol kadar lipid akan mengurangi risiko penyakit vaskular termasuk stroke. Hal ini juga terkait dengan kadar kolesterol dan low-density lipoprotein cholesterol (LDL) dalam darah (Furie, et al., 2010).


(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan mengenai gambaran faktor risiko pada penderita stroke iskemik di RSUP HAM Medan 2010 sebagai berikut:

1. Jumlah total sampel 217 terdiri atas 105 laki-laki (48.4%) dan 112 wanita (51.6%) dengan usia rata-rata 60.79 dengan deviasi standar 12.626 dengan rentang usia 17 tahun hingga 87 tahun.

2. Persentase faktor risiko yang paling tinggi pada kelompok laki-laki yaitu merokok (81.1%). Sedangkan persentase faktor risiko yang paling tinggi pada kelompok wanita adalah hiperkolesterolemia (53.4%).

3. Data suku, riwayat stroke dalam keluarga, obesitas, riwayat penggunaan kontrasepsi oral, dan riwayat minum alkohol tidak diketahui karena data tidak didapat pada rekam medis.

4. Persentase faktor risiko hipertensi pada penderita stroke iskemik 74.2%. 5. Persentase faktor risiko riwayat TIA/stroke sebelumnya 31.3%.

6. Persentase faktor risiko riwayat riwayat diabetes mellitus 30%. 7. Persentase faktor risiko riwayat riwayat hiperkolesterolemia 26.7%. 8. Persentase faktor risiko riwayat riwayat merokok 17,1%.


(55)

6.2. Saran

1. Kepada pihak rumah sakit agar lebih memperlengkap status pada rekam medis, karena hal ini sangat berguna baik bagi kepentingan penderita, klinisi maupun untuk penelitian.

2. Kepada pemerintah khususnya yang bersangkutan dengan kesehatan agar dapat mensosialisasikan tentang faktor risiko stroke iskemik ditinjau dari besarnya angka morbiditas dan mortalitas akibat stroke, khususnya stroke iskemik.

3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menanyakan langsung kepada pasien, tidak hanya melalui rekam medis saja, karena pada rekam medis terdapat keterbatasan informasi yang mendukung. Hal ini bertujuan untuk melengkapi data dan meningkatkan gambaran data penelitian secara keseluruhan.

4. Kepada pembaca agar lebih memperhatikan segala faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya stroke iskemik dan segera memeriksakan diri apabila timbul kelainan yang ditemukan. Karena dengan pencegahan primer dan sekunder merupakan program besar di masa depan yang sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas stroke iskemik.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association, 2010. Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report From the American Heart Association. Available from:

[Accessed 12 March

2011]

Andersen K.K., Andersen Z.J., Olsen T.S, 2010. Age and Gender Specific Prevalence of Cardiovascular Risk Factors in 40102 Patients With First-Ever Ischemic Stroke.J Stroke, 2010;41:2768-2774.

Ardelt, A.A., 2009. Acute Ischemic Stroke. In: Harrigan, M.R., & Deveikis, J.P., ed. Handbook of Cerebrovascular Disease & Neurointerventional Technique. New York: Humana Press, 571-605.

Asfandiyarova N., Kolcheva N., Ryazantsev I., Ryazantsev V., 2006. Risk Factors for Stroke in Type 2 Diabetes Mellitus. Available from: [Accessed 12 March 2011]

Baldwin, K. et al., 2010. Acute Ischemic Stroke Update from Pharmacotherapy. J Medscape 30 (5):493-514.

Becker, J.U., Wira, C.R., and Arnold, J.L., 2010. Stroke, Ischemic. Available

from:

20 February 2011]

Bhatnagar, P., Scarborough,P., Smeeton, N.C., and Allender, S., 2010. The Incidence of All Stroke and Stroke Subtype in The United Kingdom, 1985 to 2008: A Systematic Review. BMC Public Health 10: 539-549.


(57)

Cole, J.W., et al., 2008. Ischemic Stroke Risk, Smoking, and the Genetics Inflammation in a Biracial Population: The Stroke Prevention in Young Women Study. J Thrombosis 6: 11-18.

Davenport, R. & Dennis, M., 2000. Neurological Emergencies: Acute Stroke. J Neurol Neurosurg Psychiatry 68: 277-288.

Floβmann, E., Schulz, U.G.R., and Rothwell, P.M., 2003. Systematic Review of Methods and Result of Studies of The Genetic Epidemiology of Ischemic Stroke. J Stroke 35: 212-227.

Furie, K.L. et al., 2010. Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients With Stroke or Transient Ischemic Attack. A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart Association/ American Stroke Association. J Stroke.

Hasnawati, Sugito, Purwanto, H., dan Brahim, R., 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Janssen, A.W.M., Leeuw, F.E., Janssen, M.C.H., 2011. Risk Factors for Ischemic Stroke and Transient Ischemic Attack in Patients Under Age 50. J Thromb Thrombolysis 31:85-91.

Japardi, I., 2001-a. Patogenesis Stroke Infark Kardioemboli. Medan: Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Japardi, I., 2001-b. Patomekanisme Stroke Infark Aterotrombotik. Medan: Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(58)

Kelompok Studi Serebrovaskuler Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2004. Guidelines Stroke 2004. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).

Kementerian Kesehatan Indonesia, 2011. Risiko Utama Penyakit Tidak Menular Disebabkan Rokok. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Available from:

Kitamura, A. et al., 2004. Carotid Intima-Media Thickness and Plaque Characteristics as a Risk Factor for Stroke in Japanese Elderly Men. J Stroke 35:2788-2794.

Larsson, SC., Virtamo, J., Wolk, A., 2011. Red Meat Consumption and Risk of Stroke in Swedish Women. J Stroke.2011;42:324-329.

Misbach, J., 1999. Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Moroney, J.T. et al., 1998. Risk Factors for Early Recurrence After Ischemic Stroke : The Role of Stroke Syndrome and Subtype. J Stroke 1998;29:2118-2124.

Mukamal, K.J. et al., 2005. Alcohol and Risk for Ischemic Stroke in Men: The Role of Drinking Patterns and Usual Beverage. Ann Intern Med 142:11-19.


(59)

Nasution D, 2007. Strategi Pencegahan Stroke Primer. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Neurologi FK USU. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ness, J., Aronow, W.S., Ahn, C., 1999. Risk Factors for Ischemic Stroke in Older Persons in an Academic Hospital Based Geriatrics Practice. J Preventive Cardiology 3:118-120.

Rambe, A.S., 2010. Stroke: Sekilas Tentang Definisi, Penyebab, Efek, dan Faktor Risiko. Available from: repository.usu.ac.id/bitstream/.../18925/.../ikm-des2006-10%20(3).pdf [Accessed 23 April 2011]

Reynolds, K. et al., 2003. Alcohol Consumption and Risk of Stroke. JAMA 289 (5): 579-588.

Sacco, R.L., 2000. Vascular Disease. In: Rowland, L.P, ed. Merritt’s Neurology.8th ed. Dallas: Williams & Wilkins, 275-290.

Saidi, S., Mahjoub T., and Almawi, W.Y., 2010. Aldosterone Syntase Gene (CYP11B2) Promoter Polymorphism as a Risk Factor for Ischemic Stroke in Tunisian Arabs. Journal of Renin-Angiotensin-Aldosterone System 11: 180.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Ed. III. Jakarta: Sagung Seto.

Sjahrir, H., 2002. Korelasi Nilai Score Tes Gambar Kompleks Rey-Osterrieth dengan Luas dan Letak Sisi di Otak pada Pasien Stroke Iskemik Hemisfer Kanan. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. 20-37.


(1)

LAMPIRAN

Descriptives Ages

CROSSTAB JENIS KELAMIN DAN STATUS HIPERTENSI

Status Hipertensi Total

Ya Tidak Ya

Jenis Kelamin pria Count 84 21 105

% within Jenis Kelamin 80.0% 20.0% 100.0% % within Status

Hipertensi 52.2% 37.5% 48.4%

% of Total 38.7% 9.7% 48.4%

wanita Count 77 35 112

% within Jenis Kelamin 68.8% 31.3% 100.0% % within Status

Hipertensi 47.8% 62.5% 51.6%

% of Total 35.5% 16.1% 51.6%

Total Count 161 56 217

% within Jenis Kelamin 74.2% 25.8% 100.0% % within Status

Hipertensi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 74.2% 25.8% 100.0%

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper

Bound Lower Bound

Upper

Bound Lower Bound Upper Bound

Lower Bound

Upper Bound

pria 105 61.24 10.947 1.068 59.12 63.36 32 85

wanita 112 60.37 14.056 1.328 57.73 63.00 17 87


(2)

CROSSTAB JENIS KELAMIN DAN STATUS DIABETES MELLITUS

Status Diabetes Mellitus Total

Ya Tidak Ya

Jenis Kelamin pria Count 35 70 105

% within

Jenis Kelamin 33.3% 66.7% 100.0%

% within

Status Diabetes Mellitus

53.8% 46.1% 48.4%

% of Total 16.1% 32.3% 48.4%

wanita Count 30 82 112

% within

Jenis Kelamin 26.8% 73.2% 100.0%

% within

Status Diabetes Mellitus

46.2% 53.9% 51.6%

% of Total 13.8% 37.8% 51.6%

Total Count 65 152 217

% within

Jenis Kelamin 30.0% 70.0% 100.0%

% within

Status Diabetes Mellitus

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.0% 100.0%

CROSSTAB JENIS KELAMIN DAN MEROKOK

Status Merokok Total

Ya Tidak Ya

Jenis Kelamin pria Count 30 75 105

% within Jenis Kelamin 28.6% 71.4% 100.0% % within Status Merokok 81.1% 41.7% 48.4%

% of Total 13.8% 34.6% 48.4%

wanita Count 7 105 112

% within Jenis Kelamin 6.3% 93.8% 100.0% % within Status Merokok 18.9% 58.3% 51.6%

% of Total 3.2% 48.4% 51.6%

Total Count 37 180 217

% within Jenis Kelamin 17.1% 82.9% 100.0% % within Status Merokok 100.0% 100.0% 100.0%


(3)

CROSSTAB JENIS KELAMIN DAN RIWAYAT PENYAKIT JANTUNG

Status Penyakit Jantung Total

Ya Tidak Ya

Jenis Kelamin pria Count 20 85 105

% within Jenis Kelamin 19.0% 81.0% 100.0% % within Status Penyakit

Jantung 58.8% 46.4% 48.4%

% of Total 9.2% 39.2% 48.4%

wanita Count 14 98 112

% within Jenis Kelamin 12.5% 87.5% 100.0% % within Status Penyakit

Jantung 41.2% 53.6% 51.6%

% of Total 6.5% 45.2% 51.6%

Total Count 34 183 217

% within Jenis Kelamin 15.7% 84.3% 100.0% % within Status Penyakit

Jantung 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 15.7% 84.3% 100.0%

CROSSTAB JENIS KELAMIN DAN RIWAYAT TIA/STROKE

SEBELUMNYA

Status Stroke

Sebelumnya Total

Ya Tidak Ya

Jenis Kelamin pria Count 33 72 105

% within Jenis Kelamin 31.4% 68.6% 100.0% % within Status Stroke

Sebelumnya 48.5% 48.3% 48.4%

% of Total 15.2% 33.2% 48.4%

wanita Count 35 77 112

% within Jenis Kelamin 31.3% 68.8% 100.0% % within Status Stroke

Sebelumnya 51.5% 51.7% 51.6%

% of Total 16.1% 35.5% 51.6%

Total Count 68 149 217

% within Jenis Kelamin 31.3% 68.7% 100.0% % within Status Stroke

Sebelumnya 100.0% 100.0% 100.0%


(4)

CROSSTAB JENIS KELAMIN DAN HIPERKOLESTEROLEMIA

Status Hiperkolesterol Total

Ya Tidak Ya

Jenis Kelamin pria Count 27 78 105

% within Jenis Kelamin 25.7% 74.3% 100.0% % within Status

Hiperkolesterol 46.6% 49.1% 48.4%

% of Total 12.4% 35.9% 48.4%

wanita Count 31 81 112

% within Jenis Kelamin 27.7% 72.3% 100.0% % within Status

Hiperkolesterol 53.4% 50.9% 51.6%

% of Total 14.3% 37.3% 51.6%

Total Count 58 159 217

% within Jenis Kelamin 26.7% 73.3% 100.0% % within Status

Hiperkolesterol 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 26.7% 73.3% 100.0%

FREQUENCY TABLE

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pria 105 48.4 48.4 48.4

wanita 112 51.6 51.6 100.0

Total 217 100.0 100.0

Status Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 161 74.2 74.2 74.2

Tidak 56 25.8 25.8 100.0


(5)

Status Diabetes Mellitus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 65 30.0 30.0 30.0

Tidak 152 70.0 70.0 100.0

Total 217 100.0 100.0

Status Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 37 17.1 17.1 17.1

Tidak 180 82.9 82.9 100.0

Total 217 100.0 100.0

Status Penyakit Jantung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 34 15.7 15.7 15.7

Tidak 183 84.3 84.3 100.0

Total 217 100.0 100.0

Status Stroke Sebelumnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 68 31.3 31.3 31.3

Tidak 149 68.7 68.7 100.0


(6)

Status Hiperkolesterol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 58 26.7 26.7 26.7

Tidak 159 73.3 73.3 100.0