Distribusi frekuansi berdasarkan jenis kelamin: Distribusi frekuansi berdasarkan umur: Jumlah Kasus KEP Menurut Jenis KEP dengan Kelompok Umur:

5.2.1 Distribusi frekuansi berdasarkan jenis kelamin:

Pada penelitian ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan sedikit lebih tinggi dengan 27 sampel 56,3 berbanding dengan jenis kelamin laki-laki dengan 21 sampel 43,8. Menurut Norhayati et al 1997 dalam Hesham 2005, menyatakan bahwa tiada beda yang signifikan bagi status gizi dan kejadian kurang gizi bagi jenis kelmain laki-laki dan perempuan. Selain itu, menurut Mbago M.C.Y. dan Namfua P.D. 1992 dan Raja’a Y.A. et al 2001 dalam Hesham 2005, nutrisi pada anak laki-laki adalah lebih baik daripada nutrisi pada anak perempuan Hesham et al, 2005.

5.2.2 Distribusi frekuansi berdasarkan umur:

Distribusi frekuensi umur pula menunjukkan umur 1 – 2 tahun paling banyak dilaporkan dengan 35 sampel 72,9, diikuti umur 4 – 5 tahun dengan 7 sampel 14,6 dan umur 2 – 3 tahun dan umur 3 – 4 tahun dengan masing- masing 3 sampel 6,3. Ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trowell, Davies dan Dean dalam Magotra M.L., Sincar P.K. dan Katira O.P. yang melaporkan daripada 1141 kasus marasmus, 85 kasus adalah pada anak berusia antara 1 – 2 tahun dan 69 kasus adalah pada anak-anak yang berusia antara 1 – 3 tahun Magotra M.L., Sincar P.K. dan Katira O.P., 1976. Di samping itu, menurut Li Y. et al 1999 daripada 2019 anak, sebanyak 15,8 menderita KEP sedang dan 3,1 menderita KEP berat dan kebanyakkan anak- anak mengalami masalah tinggi badan kurang menurut umur seawal usia dua tahun pertama Li Y. et al, 1999. Menurut Osman A. dan Zaleha M.I. 1995 dalam Hesham 2005 sebab mengapa anak umur bawah dua tahun lebih rentan terhadap KEP adalah karena pemberian awal makanan pendamping ASI yaitu seawal 4 – 6 bulan, pengenalan lambat makanan pejal, pengenalan awal kepada makanan dewasa dan pemberian makanan yang tidak berkhasiat Hesham, 2005 Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Jumlah Kasus KEP Menurut Jenis KEP dengan Kelompok Umur:

Hasil penelitian dari 48 sampel berdasarkan kelompok umur, didapatkan kelompok umur 1 – 2 tahun paling banyak yaitu 35 orang penderita KEP dengan 28 orang penderita marasmus, 6 orang penderita kwashiorkor dan seorang penderita marasmik kwashiorkor. Ini diikuti dengan kelompok umur 4 -5 tahun dengan 5 orang penderita marasmus dan 2 orang penderita kwashiorkor. Selain itu, pada kelompok umur 2 – 3 tahun mencatatkan 3 kasus KEP dengan kesemuanya penderita marasmus dan pada kelompok umur 3 – 4 tahun sebanyak 3 kasus juga dengan 2 orang penderita marasmus dan seorang penderita marasmik kwashiorkor. Hasil penelitian ini tidak banyak berbeda dengan penilitian yang dilakukan oleh Mukherjee et al dalam Magotra M. L., Sincar P. K. dan Katira O. P., menemukan semua kasus marasmus pada penderita yang berumur dibawah dua tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Magotra M. L., Sincar P. K. dan Katira O. P. pula menyatakan bahwa anak-anak yang berumur diantara 1 – 5 tahun lebih rentan untuk menderita KEP. Selain itu, dalam penelitian ini juga didapatkan mean bagi penderita KEP adalah 22,8 bulan dengan mean bagi penderita marasmus adalah 18 bulan, mean bagi penderita kwashiorkor adalah 28 bulan dan mean bagi penderita marasmik kwashiorkor adalah 18 bulan. Magotra M. L., Sincar P. K. dan Katira O. P., 1976

5.2.4 Jumlah Kasus KEP Berdasarkan Tahun masuk: