Pengacakan Forward Error Correction FEC Interleaving

Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem Pengkodean Kanal WiMAX

3.2.1.1 Pengacakan

Pengacakan randomisation digunakan untuk meningkatkan keamanan data melalui teknik ketidakpastian informasi-teoritis, menghindari urutan panjang dari bit 1 ataupun bit 0. Pengacakan data dilakukan pada masing-masing data downlink dan uplink dengan menggunakan output dari urutan shift-register yang diinisialisasi pada permulaan setiap blok FEC. Urutan shift-register ini kemudian dijumlahkan dengan urutan bit informasi untuk menghasilkan suatu data acak. Kegunaan penting dari pengacakan adalah untuk memberikan enkripsi data dan mencegah pengguna ilegal mendekodekan data tersebut [1][2].

3.2.1.2 Forward Error Correction FEC

Forward Error Correction berfungsi untuk melakukan deteksi error dan mengkoreksi kesalahan bila error terjadi. Blok FEC terdiri dari sejumlah subkanal yang jumlahnya tergantung dari skema pengkodean kanal dan konstelasi modulasi. Jika jumlah subkanal yang dibutuhkan untuk blok FEC lebih besar dari batas maksimum, maka blok tersebut akan disegmentasi menjadi beberapa sub-blok FEC [1]. Bit-bit untuk keperluan deteksi error dan fungsi lainnya akan ditambahkan ke bit informasi asli sehingga jumlah total bit yang ditransmisikan secara keseluruhan menjadi Universitas Sumatera Utara lebih besar. Laju pengkodean coding rate merupakan rasio dari jumlah bit informasi terhadap total bit yang ditransmisikan secara keseluruhan [7]. Teknik FEC coding yang dipakai pada WiMAX antara lain Concatenated Reed- Solomon Convolutional Code RS-CC dan Convolutional Code CC. Beberapa teknik FEC lain seperti Convolutional Turbo Codes CTC, Block Turbo Coding BTC, dan Low-Density Parity Check codes LDPC juga didukung tetapi hanya bersifat opsional [2].

3.2.1.3 Interleaving

Interleaving digunakan untuk memproteksi transmisi dari urutan panjang error secara beruntun, dimana akan sangat sulit dikoreksi. Urutan panjang dari error ini dapat menyebabkan banyak rugi-rugi transmisi data. Interleaving dengan menerapkan teknik diversitas akan dapat melakukan koreksi terhadap error ini [2].

3.2.1.4 Repetisi