Sinyal ini mempunyai delay pola sebaran yang berbeda, redaman, polarisasi, dan kestabilan relatif dari sinyal langsung [7].
Untuk mengetahui rugi-rugi propagasi pada kondisi NLOS dapat digunakan berbagai macam model propagasi NLOS antara lain model propagasi Okumura – Hatta,
COST–231 Hata, SUI Standford University Interim, ECC–33 dan Walfish – Ikegami. Model propagasi ini telah dikembangkan menyesuaikan karakter lingkungan RF Radio
Frequency dan memperkirakan kuat sinyal RF. Model tersebut diperoleh dari pengukuran empiris di lapangan yang digunakan untuk meprediksikan cakupan area
dalam skala besar pada sistem komunikasi radio broadband wireless access BWA [1][3]. Pada Tugas Akhir ini akan digunakan model propagasi COST-231 Hata dan
ECC-33 Path Loss Model.
3.4.1.1.1 COST-231 HATA Model
Hata Model telah digunakan secara luas untuk jaringan seluler pada pita frekuensi 800MHz 900MHz. Karena sistem Personal Communication Service PCS
menggunakan pita frekuensi 1800MHz 1900MHz, Hata Model kemudian dimodifikasi oleh badan European COST Cooperation in the field of Scientific and Research, dan
model path loss yang dikembangkan tersebut disebut sebagai COST-231 Hata Model. Model ini merupakan rekomendasi dari WiMAX Forum untuk model sistem dan
perencanaan jaringan untuk daerah urban bagian pusat kota maupun suburban bagian pinggir kota [1][3].
Path loss untuk COST-231 Hata Model adalah [3]:
F r
t t
propagasi
C h
a d
h h
f dB
L +
− −
+ −
+ =
log log
55 ,
6 9
, 44
log 82
, 13
log 9
, 33
3 ,
46 ]
[
10 10
10 10
3.14
Universitas Sumatera Utara
rural suburban
f h
f h
a urban
h h
a
r r
r r
untuk 8
, log
56 ,
1 7
, log
11 ,
1 untuk
97 ,
4 75
, 11
log 20
, 3
10 10
2 10
− −
− =
− =
3.15
dimana : f
= frekuensi operasi MHz h
t
= tinggi antena pemancar m h
r
= tinggi antena penerima m d = jarak pemancar dan penerima km
=
urban suburban
C
F
daerah dB
3 daerah
dB
ah
r
= faktor koreksi antena penerima
3.4.1.1.2 ECC-33 Path Loss Model
Meskipun Hata-Okumura Model secara luas digunakan untuk band UHF, ketelitiannya masih dipertanyakan untuk frekuensi yang lebih tinggi. Teknik pendekatan
yang berbeda kemudian dikembangkan oleh Electronic Communication Committee ECC dari pengukuran awal yang dilakukan oleh Okumura dan mengubahnya sehingga
sangat mendekati sistem Fixed Wireless Access FWA. Model path loss yang dikembangkan tersebut dikenal sebagai ECC-33 Model. ECC-33 Path Loss Model
didefenisikan sebagai [3]:
r t
bm fs
propagasi
G G
A A
dB L
− −
+ =
] [
3.16 dimana A
fs
, A
bm
, G
b
, G
r
berturut-turut adalah free space attenuation, basic median path loss, faktor gain ketinggian antena pemancar Base Station, dan faktor gain ketinggian
antena penerima. Faktor-faktor ini didefenisikan sebagai [3]:
log 20
log 20
4 ,
92
10 10
f d
A
fs
+ +
=
3.17
Universitas Sumatera Utara
2 10
10 10
] [log
56 ,
9 log
894 ,
7 log
83 ,
9 41
, 20
f f
d A
bm
+ +
+ =
3.18
} ]
[log 8
, 5
958 ,
13 {
200 log
2 10
10
d h
G
t t
+ =
3.19 dan untuk daerah medium city environment [3]:
] 585
, ][log
log 7
, 13
57 ,
42 [
10 10
− +
=
r r
h f
G 3.20
dimana : f = frekuensi GHz
d = jarak pemancar dan penerima km h
t
= ketinggian antena pemancar m h
r
= ketinggian antena penerima m
3.4.1.2 Perhitungan EIRP Effective Isotropic Radiated Power