dengan bahasa yang mudah dimengerti dan cara yang tidak membosankan sekaligus tidak mendikte, sehingga dapat diterima dengan baik oleh para
remajaKomisi Penanggulangan AIDS Provinsi KPAP DKI Jakarta 2010.
Sekolah menengah atas SMA adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama atau
sederajat. Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 3 . Pelajar SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA Negeri
sangat berbeda dengan SMA Swasta, di mana SMA Negeri merupakan sekolah yang dikelola oleh pemerintah sedangkan SMA Swasta dikelola oleh pihak swasta.
SMA Negeri dengan SMA Swasta memiliki perbedaan dalam hal tingkat sosial- ekonomi, di mana SMA Negeri kebanyakan menampung siswa dengan latar
belakang keluarganya sosial-ekonomi menengah ke bawah, sedangkan SMA Swasta lebih banyak menampung siswa dengan latar belakang keluarganya sosial-
ekonomi menengah ke atas. Contohnya dari segi uang sekolah mereka,pada SMA Negeri hanya berkisar beberapa puluh ribu rupiah,sedangkan untuk SMA Swasta
berkisar ratusan ribu rupiah. Maka kesempatan SMA Swasta untuk berjajan lebih tinggi dibandingkan dengan SMA Negeri. Contohnya, terlibat dalam makanan ,
IUD dan sosial yang luas. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap dari para pelajar SMA baikdi sekolah swasta maupun negeri mengenai HIVAIDS.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dilihat masih banyaknya jumlah remaja penderita HIVAIDS diduga karena keterbatasan akses informasi dan layanan
kesehatan bagi remaja yang berdampak pada rendahnya pengetahuan tentang HIVAIDS yang benar dan menyeluruh dikalangan remaja berusia 15 – 24 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Rumuskan masalah dalam penelitian ini, Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Palajar SMA Tentang HIVAIDS di SMA Negeri dan Swasta pada
Tahun 2010?
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap pelajar SMA tentang HIVAIDS di SMA Negeri dan Swata di kota Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pelajar SMA tentang pengertian
HIVAIDS . b.
Untuk mengetahui sikap pelajar SMA tentang HIVAIDS .
1.4. Manfaat penelitian
Data atau informasi hasil penelitian ini dapat : a. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai informasi dan masukan bagi instansi kesehatan yang terkait dalam pengambil keputusan, penetapan kebijakan, dan perencanaan program kesehatan
dalam upaya penanggulangan IMS khususnya HIVAIDS di sekolah.
b. Bagi Pihak Sekolah
Sebagai informasi dan masukan bagi para guru atau pendidik agar lebih mendukung pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dalam upaya pencegahan
penyebaran HIVAIDS di lingkungan sekolah.
Universitas Sumatera Utara
c. Bagi Siswa-Siswi subjek Penelitian
Sebagai informasi dan masukan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang HIVAIDS dalam upaya pencegahan sehingga dapat terhindar dari
penyakit tersebut.
d. Bagi Peneliti Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan
kemampuan peneliti dibidang kesehatan khususnya program pencegahan HIVAIDS dikalangan remaja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HIVAIDS
2.1.1. Definisi
Menurut Martin 2003 Human Immunodeficiency Virus HIV merupakan retrovirus yang menyebabkan AIDS. Terdapat 2 subtipe virus yaitu HIV-1 dan
HIV-2. Menurutnya dalam buku yang sama, AIDS merupakan suatu sindroma yang diakibatkan oleh virus HIV akibat serangan pada Helper T-cells CD4
lymphocytes. Ini menyebabkan hambatan dalam respon imun tubuh. AIDS merupakan manifestasi terakhir dari infeksi HIV. AIDS boleh tertular melalui 3
cara utama, iaitu melalui hubungan sexual, darah terinfeksi, atau dari ibu ke anak.
2.1.2. Etiologi
Walaupun sudah jelas bahwa HIV sebagai penyebab AIDS, tetapi asal- usul virus ini masih belum diketahui secara pasti. Mula-mula dinamakan
Lymphadenopathy Associated Virus LAV. Virus ini detemukan oleh ilmuwan Institute Pasteur Paris, Barre-Sinoussi, Montagnier dan kolega-koleganya pada
tahun 1983, dari seorang penderita dengan gejala “Lymphadenopathy Syndrome”. Pada tahun 1984, Popovic, Gallo dan rekan kerjanya dari National Institute of
Health, Amerika Serikat, menemukan virus lain yang disebut Human T Lymphotropic Virus Type IIIHTLV-III. Kedua virus ini oleh masing-masing
penemuanya dianggap sebagai penyebab AIDS, kerena dapat diisolasi dari penderita AIDS di Amerika ,Eropah dan Afrika Tengah. Penyelidikan lebih lanjut
membuktikan bahwa kedua virus ini sama dan saat ini dinamakan HIV-1. Sekitar tahun 1985 ditemukan retrovirus yang berbeda dari HIV-1 pada
penderita yang berasal dari Afrika Barat. Virus ini oleh penelitian dari Paris disebut sebagai LAV-2, dan yang terbaru disebut sebagai HIV-2, dan juga
disebutkan berhubungan AIDS pada manusia. Virus HIV-2 ini kurang virulen bila
Universitas Sumatera Utara