Epidemi HIVAIDS Pembahagian Stadium Gejala klinis pada stadium AIDS

1 Sensitivitas reagen pertama 99 2 Spesifisitas reagen kedua 98 3 Spesifisitas reagen ketiga 99 4 Preparasi antigen atau prinsip tes dari reagen pertama, kedua, dan ketiga tidak sama. Reagensia yang dipakai pada pemeriksaan kedua atau ketiga mempunyai prinsip pemeriksaan misalnya EIA, dot blot, imunokromatografi atau aglutinasi atau jenis antigen misalnya lisat virus, rekombinan DNA atau peptide sintetik yang berbeda daripada reafensia yang dapat dipakai pada pemeriksaan pertama. 5 Prosentase hasil kombinasi dua readensia pertama yang tidak sama discordant kurang dari 5. 6 Pemilihan jenis reagensia EIA atau SimpleRapid harus didasarkan pada: a. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil b. Jumlah specimen yang diperiksa dalam satu kali pengerjaan c. Sarana dan prasarana yang tersedia Untuk tujuan surveilans, reagen pertama harus memiliki sensitivitas 99 spesifisitas reagen kedua 98. Keuntungan diagnosis dini: a. Intervensi pengobatan fase infeksi asimtomatik dapat diperpanjang. b. Menghambat perjalanan penyakit kearah AIDS. c. Pencegahan infeksi oportunistik d. Konseling dan pendidikan untik kesehatan umum penderita. e. Penyembuhan bila mungkin hanya dapat terjadi bila pengobatan pada fase dini TjokronegoroHendra, 2003.

2.1.8. Epidemi HIVAIDS

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam epidemiologi Hiv di Indonesia adalah variasi antor wilayah, baik dalam hal besarnya masalah maupun faktor- Universitas Sumatera Utara faktor yang berpengaruh. Epidemi HIV di Indonesia berada pada kondisi epidemic terkonsentrasi. Klasifikasi untuk Epidemi HIVAIDS terdiri dari: a. Rendah: Prevalensi HIV dalam suatu sub-populasi berisiko tertentu belum melebihi 5. b. Terkonsentrasi: Prevalensi HIV secara kosisiten lebih dari 5 di sub- populasi berisiko tertentu dan prevalensi HIV di bawah 1 di populasi umum atau ibu hamil. c. Meluas: Prevalensi HIV lebih dari 1 di populasi umum atau ibu hamil USAID,2003

2.1.9. Pembahagian Stadium

a Stadium pertama : HIV Infeksi dimulai dengan maksudnya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut berubah dari negetif menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama window period antara satu sampai tiga bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai enam bulan. b Stadium kedua :Asimptomatik tanpa gejala Asimptomatik berarti bahwa didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama5-10 tahun. Cairan tubuh pasien HIVAIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain. c Stadium tiga: Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata persistent Generalized Lymphadenopathy, tidak hanya muncul pada satu tempat saja dan berlansung lebih satu bulan Universitas Sumatera Utara d Stadium keempat:AIDS Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit saraf dan penyakit infeksi sekunder. Nursalam, dkk, 2007.

2.1.10. Gejala klinis pada stadium AIDS

a. Gejala utama mayor: • Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan • Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus • Penurunan berat badan lebih dari 10 dalam tiga bulan • TBC b. Gejala minor: • Batuk kronis selama lebih dari satu bulan • Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Albican. • Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh. • Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh tubuh Nursalam, dkk,2007

2.1.11. Pencegahan HIVAIDS