lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 . Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni
maksimal 7. Menurut Eka Rahayu 2009 dalam studi di RSU Dr. Sutomo, Surabaya pada tahun 2002 dari 183 bayi BBLR 23.68 didiagnosa sepsis manakala tahun 2003
dari 193 BBLR 37.31 didiagnosa sepsis. Angka kejadian sepsis di negara yang sedang berkembang masih cukup tinggi
18 pasien1000 kelahiran dibanding dengan negara maju 1-5 pasien 1000 kelahiran. Kejadian sepsis juga meningkat pada bayi kurang bulan BKB dan berat badan lahir
rendah BBLR. Pada bayi berat lahir amat rendah 1000 g kejadian sepsis terjadi pada 26 perseribu kelahiran dan keadaan ini berbeda bermakna dengan bayi berat lahir
antara 1000 – 2000 g yang angka kejadiannya antara 8-9 perseribu kelahiran. Demikian pula resiko kematian BBLR penderita sepsis lebih tinggi bila dibandingkan dengan
bayi cukup bulan Aminullah,2008 Melihat pada kondisi permasalahan di atas, maka dirasakan perlu diambil
langkah untuk mengkaji suatu penelitian untuk mengetahui prevalensi dan faktor resiko neonatus BBLR yang menderita sepsis.
1.2 Rumusan Masalah
Berapa besarkan prevalensi neonatus dengan berat badan lahir rendah yang mengalami Sepsis Neonatorum di RSUP H Adam Malik mulai April 2008 hingga
Maret 2010?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum:
1. Penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah neonatus berat badan
lahir rendah yang mengalami Sepsis Neonatorum di RSUP H Adam Malik mulai April 2008 hingga Maret 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan khusus:
1. Mengetahui kejadian Sepsis Neonatorum ini terjadi pada saat antenatal,
intranatal atau pascanatal di RSUP H Adam Malik. 2.
Mengetahui apa saja faktor resiko yang bisa menyebabkan neonatus BBLR mengalami Sepsis Neonatorum di RSUP H Adam Malik.
1.4 Manfaat Penelitian Bagi masyarakat dan keluarga
1. Kajian ini akan bisa memberi pendedahan dan penyuluhan untuk pencegahan
terhadap orang awam tentang neonatus BBLR yang mengalami sepsis. 2.
Meningkatkan kewaspadaan orang awan tentang faktor resiko yang bisa menyebabkan neonatus BBLR mengalami sepsis.
3. Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memberi
ceramah kepada ibu-ibu hamil tentang faktor resiko Sepsis Neonatorum. Bagi rumah sakit dan pelayanan kesehatan
1. Kajian ini bisa dijadikan rujukan untuk memberikan edukasi terhadap ibu dan
keluarga tentang neonatus BBLR yang mengalami sepsis. 2.
Data yang dihasilkan akan menjadi bahan advokasi dan menjadi informasi dasar untuk memantau intervensi yang sedang berjalan maupun yang masih
direncanakan. Selain itu, diupayakan pencegahan yang lebih dini untuk menurunkan prevalensi kasus ini di masa akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Sepsis Neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama bulan pertama kehidupan Nelson, 2004.
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok
septik Doenges, Marylyn E. 2000. Sepsis bakterial pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi
sistemik dan diikuti dengan bakteremia pada bulan pertama kehidupan. Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru mengenai definisi sepsis. Salah
satunya menurut The International Sepsis Definition Conferences ISDC,2001, sepsis adalah sindrom klinis dengan adanya Systemic Inflammatory Response Syndrome
SIRS dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS, sepsis, sepsis berat, renjatansyok septik, disfungsi multiorgan, dan akhirnya
kematian.
2.2. Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini early-onset neonatal sepsis
dan sepsis neonatorum awitan lambat late-onset neonatal sepsis. Sepsis awitan dini SAD merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera
dalam periode pascanatal kurang dari 72 jam dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero. Di negara maju, kuman tersering yang ditemukan pada kasus
SAD adalah Streptokokus Grup B SGB [40 kasus], Escherichia coli, Haemophilus influenza, dan Listeria monocytogenes, sedangkan di negara berkembang
Universitas Sumatera Utara