Aktivasi endotel akan meningkatkan jumlah reseptor trombin pada permukaan sel untuk melokalisasi koagulasi pada tempat yang mengalami cedera. Cedera pada
endotel ini juga berkaitan dengan gangguan fibrinolisis. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah reseptor pada permukaan sel untuk sintesis dan ekspresi molekul
antitrombik. Selain itu, inflamasi pada sel endotel akan menyebabkan vasodilatasi pada otot polos pembuluh darah.
2.6. Manisfestasi Klinis
Gambaran klinis pasien sepsis neonatus tidak spesifik. Gejala sepsis klasik yang ditemukan pada anak jarang ditemukan pada neonatus, namun keterlambatan dalam
menegakkan diagnosis dapat berakibat fatal bagi kehidupan bayi. Gejala klinis yang terlihat sangat berhubungan dengan karakteristik kuman penyebab dan respon tubuh
terhadap masuknya kuman. Janin yang terkena infeksi akan menderita takikardia, lahir
dengan asfiksia dan memerlukan resusitasi karena nilai Apgar rendah. Setelah lahir, bayi tampak lemah dan tampak gambaran klinis sepsis seperti hipohipertermia,
hipoglikemia dan kadang-kadang hiperglikemia, tampak tidak sehat dan malas minum. Selanjutnya akan terlihat berbagai kelainan dan gangguan fungsi organ tubuh. Selain
itu, terdapat kelainan susunan saraf pusat letargi, refleks hisap buruk, menangis lemah kadang-kadang terdengar high pitch cry, bayi menjadi iritabel dan dapat disertai
kejang, kelainan kardiovaskular hipotensi, takikardi, bradikardi, pucat, sianosis, dingin dan clummy skin. Bayi dapat pula memperlihatkan kelainan hematologik
ikterus, splenomegali, petekie, dan pendarahan, kelainan gastrointestinal distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare dan hepatomegali, ataupun gangguam respirasi
apnea, dispnea, takipnea, napas cuping hidung, merintih dan sianosis.
Selain itu, menurut Buku Pedoman Integrated Management of Childhood Illnesses tahun 2000 mengemukakan bahwa kriteria klinis Sepsis Neonatorum Berat
bila ditemukan satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini: laju napas 60 kali per menit, retraksi dada yang dalam, cuping hidung kembang kempis,bayi merintih, ubun-
Universitas Sumatera Utara
ubun besar membonjol, bayi mengalami kejang, keluar pus dari telinga, kemerahan di sekitar umbilikus yang melebar ke kulit, suhu 37,7°C atau akral teraba hangat atau
35,5°C atau akral teraba dingin, letargi atau tidak sadar, penurunan aktivitas atau gerakan, tidak dapat minum,tidak dapat melekat pada payudara ibudan tidak mau
menetek. Bervariasinya gejala klinik ini merupakan penyebab sulitnya diagnosis pasti
pada pasien. Oleh karena itu, pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan khusus lainnya perlu dilakukan.
2.7. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang