3 Warna Ekstrak Polifenol
4 Aktivitas antioksidan Metode DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhidroksil c. Uji penghambatan bubuk polifenol kasar terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Bacillus subtilis dengan penentuan nilai KHM dan IC
50
Hostettmann, 1991.
3.5 Prosedur Pengamatan dan Analisis
a. Karakteristik biji kakao superior dan inferior meliputi :
i. Index Fermentasi IF Misnawi et al, 2003
Biji kakao kering diblender dan diayak dengan ukuran 35 mesh kemudian ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukan dalam tabung reaksi,
selanjutnya ditambah larutan IF sebanyak 50 ml Larutan IF diperoleh dari 3 ml HCl diencerkan sampai volume 100 ml dengan meanol. Tabung reaksi
yang berisi sampel dan larutan IF ditutup rapat dengan alumunium foil dan disimpan dalam lemari es selama 20 jam. Setelah 20 jam dikeluarkan lalu
disaring dengan kertas saring. Selanjutnya filtrat di ukur ODnya dengan spektrofotometer pada λ 460 nm dan λ 530 nm. Nilai IF indeks fermentasi
dihitung dengan cara membagi hasil absorbansi pada panjang gelombang 460 nm untuk warna coklat dengan hasil absorbansi pada panjang gelombang 530
nm untuk warna merah, dengan rumus sebagai berikut : λ 460
λ 530 ii.
Kadar Air Metode Oven SNI 2323:2008 Contoh uji yang telah halus ditimbang sebanyak 10 g ke dalam cawan
petri yang terlebih dahulu telah ditetapkan bobotnya M0. Cawan dan tutupnya beserta isinya M1 dimasukkan dalam oven pada suhu 103
o
C selama 16 jam. Cawan dalam keadaaan terbuka selama 16 jam. Setelah 16
jam, cawan ditutup dengan penutupnya dan dikeluarkan dengan segera dan dimasukkan dalam eksikator selama 15 menit. Kemudian timbang cawan
IF =
bertutup beserta isinya M2. Kadar air dinyatakan dalam persentase bobot seperti berikut:
Kadar air = x 100
iii. Kadar Lemak Metode soxhlet SNI 2323:2008
a. Hidrolisis :
Timbang 3-5 g sampel ke dalam beaker glass 250 ml. Tambahkan 45 ml aquades mendidih dan 55 ml HCl. Selanjutnya ditutup dengan
alumunium foil dan dikocok lalu didihkan perlahan-lahan selama 15 menit. Kemudian saring endapan dengan kertas saring dan bilas beaker
glass dengan 100 ml aquades dan masukkan air pencucian tersebut ke dalam erlenmeyer. Bilas beaker glass tersebut 3 kali dengan aquades
melalui kertas saring dan pencucian diteruskan sehingga bebas Cl tidak memberikan endapan putih AgCl dengan penambahan 1 tetes sampai 3
tetes AgNO
3
. Selanjutnya kertas saring dan residu penyaringan dikeringkan selama 6-18 jam pada suhu 100-101
o
C. b.
Ekstraksi lemak : Keringkan selama 1 jam labu didih dan timbang, kemudian
sambungkan dengan alat ekstraksi soxhlet. Masukkan kertas saring yang berisi sampel ke dalam soxhlet. Selanjutnya refluks selama 4 jam dengan
kecepatan ekstraksi kira-kira 3 tetes per detik. Setelah ekstraksi selesai, keluarkan sampel kemudian uapkan pelarut petroleum benzen dengan
memanaskan labu di atas penangas air. Keringkan labu beserta lemak didalam oven pada suhu 100-101
o
C selama 16 jam. Setelah itu masukkan kedalam eksikator selama 15 menit dan timbang. Cara menyatakan hasil
kadar lemak dinyatakan dalam presentase bobot per bobot dan dihitung dalam bobot kering dengan perhitungan sebagai berikut: