Gambar 4.10 Diagram Rata-rata Total Polifenol Biji Kakao Superior dan
Inferior Terbukanya permukaan biji akan menyebabkan enzim polifenol oksidase
menjadi aktif dan merubah polifenol untuk membentuk quinon dan diquinon Soenaryo,1988. Selain itu juga perubahan pH dan suhu akibat terbentuknya
asam asetat dari hasil oksidasi alkohol oleh acetobacter akan menyebabkan terjadi degradasi polifenol Jalil, 2006. Polifenol pada sampel H0 masih tinggi karena
biji tidak difermentasi. Sementara pada biji inferior terserang P. palmivora dan C.cramerella yang sudah mengalami sedikit fermentasi, kandungan total polifenol
sudah menurun.
4.2.4 Aktivitas Antioksidan Bubuk Polifenol Kasar
Analisis aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengukur nilai absorbansi ekstrak polifenol kasar yang direaksikan dengan reagen DPPH. Pada reaksi
tersebut reagen DPPH akan diikat oleh senyawa polifenol sehingga DPPH akan tereduksi dan warna reagen DPPH akan berubah dari ungu gelap menjadi warna
kuning atau warnanya memudar. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak
polifenol daat dilihat pada Gambar 4.11
284.56
177.63 227.40
276.68
50 100
150 200
250 300
350
H 0 H 4
PYT PBK
To tal Poli
fen o
l m
g g
Jenis Sampel
Gambar 4.11 . Diagram Rata-rata Aktivitas Antioksidan
Berdasarkan Gambar 4.11 menunjukkan bahwa rata-rata aktifitas
antioksidan sampel H0 73.03 adalah dan H4 adalah 47.19, sedangkan sampel terserang P. palmivora adalah 65.71 dan sampel terserang PBK adalah 67.77.
Dapat diketahui aktivitas antioksidan tertinggiadalahekstrak polifenol sampel H0 sedangkan aktivitas antioksidan terendah adalah pada sampel H4. Hal ini
membuktikan total polifenol sesuai dengan aktivitas antioksidannya. Menurut Reyhan 2014 peningkatan aktifitas antioksidan dipengaruhi oleh kandungan
lemak pada bubuk kakao. Kandungan lemak yang tinggi akan berpotensi mengalami oksidasi sehingga mengurangi aktifitas antioksidannya.
4.3 PengujianKonsentrasi Hambat Minimum KHM dan Konsentrasi Hambatan 50 IC
50
pada Bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis
Konsentrasi hambat minimum adalah konsentrasi terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada penelitian ini penentuan nilai KHM
ekstrak polifenol biji kakao superior dan inferior pada bakteri E.coli dan B.subtilis menggunakan metodedilusi agar. Pengamatan yang dilakukan yaitu dengan
menghitung koloni yang tumbuh pada berbagai konsentrasi yang digunakan dan kemudian dibandingkan dengan kontrol negative larutan uji tanpa ekstrak
polifenol. Pada penentuan KHM, penurunan jumlah koloni dengan seiring
73.03
47.19 65.71
67.77
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
H 0 H 4
PYT PBK
Ak tiv
ita s
An tio
k sid
an
Jenis Sampel