Secara istilah partisipasi politik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau keterlibatan individu atau warga negara didalam suatu sisitwem politik yang bertujuan untuk mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah sampai pada titik tingkatan partisipasi yang bermacam-macam. Dalam tatanan ini, partisipasi politik dapat diarahkan untuk mengubah
keputusan pejabat-pejabat yang berkuasa, menggantikan atau mempertahankan pejabat-pejabat itu, atau mempertahankan organisasi sistem politik yang ada dan aturan-aturan permainan
politiknya. Mobilisasi warga negara dalam kehidupan dan kegiatan politik merupakan fungsi khas dari partai politik. Di zaman medern partai politik dibentuk yaiutu ketika semakin banyak
jumlah rakyat mempunyai hak pilih, dan ketika kelompok-kelompok masyarakat menuntut bahwa mereka harus diberi hak untuk bersaing untuk memperebutkan suatu jabatan
pemerintahan.
1.5.2. Strategi
Strategi merupakan rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan,
dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Pada awalnya kata strategi dipergunakan untuk kepentingan militer “strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa yunani,
strategos. Adapun stretegos dapat diterjemahkan sebagai “komandan militer atau kepemimpinan atas pasukan”.
Von Cluasewitz menjelaskan bahwa tujuan strategi itu sendiri bukanlah merupakan suatu kemengan yang tampak dipermukaan, melainkan kedamaian yang terletak di belakangnya.
Terkait defenis diatas erat kaitannya denagn strategi politik yanh dijalankan setiap partai politik
Universitas Sumatera Utara
tentenya berbeda-beda, seperti misalnya mempengaruhi, merekrut lalu mendoktrin individu- individu yang ada dalam masyarakat. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menggapai
“kemenagan”. Kemenangan merupakan menjadi tujuan dan focus utama dari partai politik untuk meraih dan memperoleh suara sebanyak-banyaknya pada pemilihan umum agar bias
menempatkan wakil-wakil yang diajukan oleh setiap paratai politik.
17
Membahas mengenai partai politik ini tidak terlepas dari yang namanya “strategi politik”. Strategi politik merupakan teknik, cara, atau strategi yang digunaklan untuk mewujudkan suatu
cita-cita politik, strategi politik sangat penting bagi setiap partai politik, tanpa adanya strategi politik maka perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan terwujud. Perencanaan strategi
suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gambling dari keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai, dan juga segala
kekuasaan untuk mencapai tujuan tersebut.
1.5.3. Strategi Politik
18
Pendekatan dan kominikasi politik perlu dilakukan oleh kontestan untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengedintifikasi besaran
size pendukungnya, massa mengembang dan pendukung kontestan lainnya, identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi suara yang akan dipeoleh pada saat
pencoblosan, juga untuk mengedntifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing- masing kelompok pemilih. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan karena pesaing
17
Peter Schoder, Strategi Politik, Jakarta: Friderich Naumun Stifung, 2003 hal. 4
18
Ibid, hal. 7
Universitas Sumatera Utara
secara intens melakuakan upaya-upaya untuk memenangkan pesrsaingan politik. Sementara itu, cara masyarakat menentukan pilihanya juga tergantung pada karakteristik masyarakat
bersangkutan. Di satu sisi, terdapat kelompok masyarakat yang lebih menggunakan logika dan rasionalitas dalammenimbang kontestan. Kemampuan kontestan memecahkan persoalan
masyrakat menjadi titik perhatian kelompok masyrakat ini. Di pihak lain, kedekatan idiologis juga menjadi kekuatan untuk menarik pemilih kedalam bilik suara dan mencoblos kontestan
yang beridiologi sama. Pemilih jenis ini tidak begitu memperdulikan program kerja apa yang ditawarkan oleh partai politik bersangkut an. Asal idiologi partai tersebut sama dengan idiologi
pemilih, sudah cukup alasan baginya untuk memmilih kontestan ini. Besaran antara karakteristik alas an yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan segmen- segmen pemilih dapat dilihat
dalam table 1.1 berikut.
19
Tabel 1.1 Jenis Pemilih dan Alasan Pemilih
Pembagian pemilih Konstituen
Non-partisan Pendukung Lain
19
Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realita, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2007, hal. 124
Universitas Sumatera Utara
Problem-solving Penguatan dan proteksi
secara rasional Peyakinan secara
rasional Pengenalan dan
merebut secara rasional
Ideologi Punguatan dan proteksi
secara ideologis Peyakinan secara
ideologis Pengenalan dan
merebut secara ideology
Kontestan adalah kelompok masyarakat yang diwakili dan memiliki kedekatan dengan suata partai politik. Kelompok masyarakat ini merupakan basis pendukung kontestan.
Konstituens memiliki loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis pemilih lain. Sementara non-partisan adalah massa mengambang yang masih belum memutuskan partai politik
apa yang mereka dukung. Non-partisan tidak mengikatkan diri dengan suatu partai politik apapun. Biasanya jenis pemilih ini akan menjatuhkan pilihannya diakhir periode kampanye.
Atau, mereka malahn tidak memilih siapaun karena mereka tidak melihat sutu pun dari pilihan kontestan yang sesuai dengan harapan mereka. Jenis pemilih terakhir adalah pendukung atau
konstituen partai politik lain. Suatu partai politik atau kontestan individu perlu juga mengembangkan hubungan dengan pendukung partai lain. Hal ini dilakukan karma kontestan
pemilu perlu menjaga stabilitas dan situasi yang aman semasa periode kampanye. Partai politik perlu menggunakan penguatan yang bersifat rasional ketika mereka berhadapan dengan
konstituen yang lebih mengedepankan Problem-soving. Ketika partai politik harus berhubungan dengan konstituen yang lebih melandaskan lasan memilih pada aspek- aspek non-rasional,
Universitas Sumatera Utara
penguatan idiologi perlu dilakukan. Mengingatkan pesan, nilai, norma, dan faham partai perlu ditekankan dalam hal ini.
1.5.4. Strategi Pemilihan Umum