Teknik Ikonik Sebagai Media Pembelajaran

2. Teknik Ikonik Sebagai Media Pembelajaran

Dalam pengajaran matematika yang bersifat abstrak, alat bantu pengajaran sebagai media pembelajaran perlu digunakan. Media pengajaran merupakan alat bantu pengajaran yang menjadikan pekerjaan guru lebih efisien serta membantu siswa dalam belajar. Media merupakan jamak dari kata medium yang berarti suatu saluran untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “antara”. Istilah ini merujuk kepada sesuatu yang membawa informasi dari pengirim informasi ke penerima informasi. Jadi sesuatu dikatakan sebagai media ketika sesuatu tersebut membawa pesan dengan suatu maksud pembelajaran. 45 Sebagian orang menyatakan bahwa media pengajaran merujuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit. Menurut Marshall McLuhan media adalah suatu ektensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. 46 Romiszowski merumuskan media pengajaran “…as the carries of massages, from some transmitting source which may be a human being or an intimate object, to the receiver of the massage which is our case is the learner .” 47 Menurut Atwi Suparman, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. 48 Media pendidikan akan sangat membantu peserta didik ketingkat abstrak. Kemampuan guru memilih media pendidikan sangat menentukan kualitas kegiatan belajar mengajar yang di kelolanya. Media pendidikan membantu segala sesuatu yang dapat di gunakan guru untuk mencapai tujuan achievement . 45 Suherman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, h. 238 46 Hamalik Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, h.201 47 Hamalik Perencanaan Pengajaran…, h. 202 48 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…. Secara metodologis media pendidikan bertujuan : 49 1 Membantu memperjelas pokok bahasan yang di sampaikan. 2 Membantu guru memimpin diskusi. 3 Membantu meringankan peranan guru. 4 Membantu merangsang peserta didik berdialog dengan dirinya sendiri internal dialog. 5 Membantu mendorong peserta didik aktif belajar. 6 Memudahkan guru mengatasi masalah ruang tempat dan waktu. 7 Memberi pengalaman nyata kepada peserta didik. 8 Memberikan perangsang dan pengalaman yang sama kepada seluruh peserta didik. Pada dasarnya media terkelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu media sebagai pembawa informasi ilmu pengetahuan, dan media yang sekaligus merupakan alat untuk menanamkan konsep seperti alat-alat peraga pendidikan matematika. 50 Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambar, atau diagram. Alat peraga merupakan alat Bantu visual yang dapat menyampaikan pesan dan menjadi perantara dalam penagajaran. Baik media pembelajaran maupun alat peraga matematika digunakan untuk mengoptimalkan hasil belajar matematika dan memberikan bantuan sangat besar kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Namun demikian, peran yang dimainkan guru juga menentukan terhadap efektivitas penggunaan media dalam pengajaran. Peran itu tercermin dari kemampuan memilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta sesuai dengan tahap perkembangan mental anak. Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: 51 i Penggunaan media difungsikan untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif. 49 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : UHAMKA PRESS, 2003 , Cet. Ke-4, h. 120 50 Suherman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, h. 238 51 Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 134 ii Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruha situasi belajar. Artinya guru harus mengembangkan media pengajaran yang digunakannya. iii Pengguanaan media pengajar dalam pengajaran integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Artinya penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. iv Pengguanaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan. v Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk efisiensi dan keefektifan belajar mengajar. vi Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Berikut ini dikemukakan macam-macam media pendidikan yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar : 1 Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam : a Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, rekaman kaset, dan piringan hitam. b Media Visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti rangkaian film, bingkai filmslides,foto, gambar atau lukisan. c Media Audio visual, yaitu media yang mempunyai unsure suara dan gambar, sepertifilm bingkai suara, film rangkai suara, fim suara, dan kaset video 2 Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam : a Media dengan daya liput luas dan serentak, yaitu media yang penggunaannya tidak terbatas ruang dan tempat serta dapat menjangkau banyak anak didik dalam waktu yang sama, seperti radio dan televisi. b Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, seperti film, film bingkai suara, film rangkai yang membutuhkan ruang tertutup dan gelap dalam penggunaanya. c Media untuk pengajaran individual, seperti modul berprogram dan pengajaran melalui computer. 3 Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam : a Media sederhana yang mudah diperoleh, harganya murah, cara pembuatannya mudah, penggunaanyapun tidak sulit. b Media kompleks yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh, harganya mahal, sulit membuatnya, penggunaannya memerlukan keterampilan. 52 Berikut bagan yang mengemukakan macam-macam media pendidikan yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran menurut Sudjana dan Rivai seperti yang dikutip oleh Djamarah dan Zain, sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran. 2 Dukungannya terhadap isi bahan pelajaran. 3 Kemudahan memperoleh media. 4 Katerampilan guru dalam menggunakannya. 5 Tersedia waktu untuk menggunakannya. 6 Sesuai dengan taraf berpikir siswa. 53 Untuk ketepatan dalam memilih media, perlu diperhatikan beberapa faktor, diantaranya Objektifitas, Program Pengajaran, Sasaran Program, Situasi dan Kondisi, Kualitas Teknik, serta Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan. 54 Secara objektif, berdasarkan hasil penelitian suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi. Maka dari itu unsur subjektifitas guru dalam memilih media harus dihindari. Artinya guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kerikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya. Jika program tidak sesuai dengan maka tidak banyak membawa manfaat. Sasaran program yang dimaksud adalah anak anak didik yang akan menerima materi pelajaran melalui media pengajaran. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik karena pada 52 Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h.124-126 53 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya, 2006, Cet. Ke-3, h.132 54 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar… h. 69 tingkat tertentu anak didik mempunyai cara berpikir, daya imajinasi, kebutuhan, dan daya tahan dalam belajar yang berbeda-beda. Dalam memilih media pembelajaran, situasi dan kondisi juga perlu diperhatikan, baik situasi dan kiondisi sekolah atau tempat belajar, maupun situasi dan kondisi anak didik yang mengikuti pelajaran. Dari segi teknik, kelengkapan dan kesempurnaan media pengajaran perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum. Karena jika belum dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Keefektifan dalam penggunaan media perlu diperhatikan, apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap dengan optimal oleh anak didik. Sedangkan efisiensi meliputi apakah waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan sedikit mungkin untuk mencapai tujuan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa media pembelajaran dapat berperan dalam memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan data indera, menimbulkan motivasi belajar, dan memberikan pengalaman, serta persepsi yang sama. Dalam pengajaran matematika yang bersifat abstrak ini kegiatan belajar mengajar matematika harus direncanakan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Karenanya guru dalam mengajar harus memperhatikan tahap-tahap perkembangan mental anak. Seperti yang di kemukakan Piaget, ada empat tahap perkembangan kognitif, yaitu : 55 1. Sensori motor 0-2 tahun 2. Pre Operasi 2-7 tahun 3. Operasi Konkret 7-12 tahun 4. Operasi formal 11 tahun – dewasa 55 Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 67 Tahap ke tiga dari perkembangan mental Jean Piaget adalah tahap operasi konkret. Tahap ini adalah tahap dimana pada umumnya siswa sekolah dasar berada. Seperti halnya dengan Piaget, Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajarnya anak melewati 3 tahap, yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. 56 Pada tahap enaktif , anak-anak di dalam belajarnya menggunakan atau memanipulasi objek-objek secara langsung. Pada tahap ikonik menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek. Pada tahap ini anak tidak memanipulasi langsung objek-objek seperti dalam tahap enaktif, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari objek tersebut. Pada pembelajaran ikonik guru tidak perlu memberikan langsung benda- benda konkret, tetapi cukup dengan memberikan gambaran dari benda tersebut karena anak sudah mengerti bahwa gambar-gambar cukup mewakili suatu benda. Siswa sekolah dasar masih ada pada tahap operasi konkret yang senang sekali memanipulasi benda-benda konkret untuk membuat model. Tahap terakhir yaitu simbolik, menurut Bruner merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek. Pemberian soal secara simbolik cukup dengan menggunakan kata-kata atau bahasa yang mewakili simbol-simbol. Pada tahap ini anak tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa konkret karena ia sudah mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. Dari ketiga tahapan di atas, tahapan yang paling cocok digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah tahapan ikonik. Karena penerapan pada pembelajaran dengan teknik ikonik tidak perlu memberikan benda-benda konkrit tetapi cukup dengan memberikan gambaran dari benda-benda tersebut, 56 Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, h. 91 karena anak sudah mengerti bahwa gambar-gambar cukup mewakili suatu benda. Teknik ikonik artinya bahan ajar disajikan dalam bentuk gambar yang merangsang siswa melakukan kegiatan penalaran seperti menguraikan, melihat hubungan, melihat perbedaan, menggolongkan. 57 Pembelajaran dengan teknik ikonik adalah bentuk pengajaran dengan menampilkan gambar-gambar. Gambar-gambar tersebut digunakan oleh guru sebagai suatu media untuk mendukung proses belajar mengajar. Karena dengan gambar diharapkan akan dapat memberikan suatu stimulus yang menimbulkan respon positif terhadap hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Bobbi DePorter dkk bahwa “sebuah gambar akan lebih berarti daripada seribu kata. Jika anda menggunakan alat peraga dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan…” 58 Pembelajaran yang selama ini biasa dilakukan oleh guru-guru sekolah dasar adalah dalam menerangkan materi, guru langsung menggunakan simbol- simbol matematika. Pembelajaran seperti ini dapat dilakukan jika siswa sudah mencapai tahap berpikir operasi formal yaitu tahap dimana anak berusia 11 tahun-dewasa. Pembelajaran dengan langsung menggunakan simbol-simbol matematika dapat diberikan jika siswa sudah memahami arti dari simbol- simbol matematika. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar dapat membantu siswa mengkonkritkan materi pelajaran khususnya matematika yang bersifat abstrak. Media gambar adalah media yang paling umum diguanakan guru sekolah dasar. Hal ini dikarenakan 57 Thomas Heri Supriyono, Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Mikrosoft Powerpoint 2007 di Sekolah Dasar, artikel diakses pada Januari 2010 dari http:tomdhut.blogspot.com200812pembelajaran-menggunakan-aplikasi.html 58 Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching, Bandung : Kaifa, 2010,Edisi Baru, cet. Ke-1, h. 103 siswa sekolah dasar lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik. 59 Beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan, syarat-syarat itu adalah : a Autentik. Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti jika orang melihat benda sebenarnya. b Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok pada gambar. c Ukuran Relatif. Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objekbenda sebenarnya. d Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. e Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri seringkali lebih baik. f Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 60 Menurut Hamalik dan Rohani seperti yang dikutip oleh Estiningrum, secara garis besar, fungsi penggunaan media gambar adalah sebagai berikut: 61 a. Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif. b. Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman dalam bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang. c. Fungsi ekonomis, meningkatakan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal. d. Fungsi politisi, memberikan pengaruh pada politik pembangunan e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong timbulnya ciptaan baru, termasuk pola pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern. 59 Fahrida Estiningrum, Keefektifan Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Pemahaman Berhitung Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas I SD Negeri Pringtulis 02,Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, 2005 , h. 23 60 Sadiman, dkk, Media Pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, h. 31 61 Estiningrum, Keefektifan Penggunaan Media Gambar….h. 25 f. Menyederkanakan kompleksitas materi. g. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat dan alam sekitar. Media gambar ikonik memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 62 1 Bersifat konkrit, para siswa akan dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan. 2 Dapat mengatasi batas ruang dan waktu, melalui gambar dapat diperlihatkan kepada siswa foto-fotogambar benda yang jauh atau yang terjadi beberapa waktu yang lalu. 3 Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Misalnya benda-benda yang kecil yang tak dapat dilihat dengan mata dan diperbesar sehingga dapat dilihat dengan jelas. 4 Dapat memperjelas suatu masalah. 5 Mudah didapat dan digunakan biayanyapun murah. Adapun kelemahan media gambar ikonik adalah : 1 Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa 2 Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif 3 Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil Seperti yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik ikonik adalah teknik pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

3. Efektifitas Teknik Ikonik Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika