Penelitian Christopher dkk penelitian populasi untuk kejadian MACE didapatkan 11.389 pasien dengan SKA di 509 rumah sakit.
Status mortalitas pasien SKA di rumah sakit pada tahun 1999-2001 sebanyak 98,1 individu. Dengan kejadian MACE sebesar 4,6 pada
study sample.
12
2.2.2 KEMATIAN KARDIOVASKULAR DAN NON KARDIOVASKULAR
Kematian kardiovaskular adalah kematian yang disebabkan oleh gangguan pada system kardiovaskular, termasuk hasil dari infark miokard
akut, sudden cardiac death, kematian sehubungan dengan gagal jantung, kematian sehubungan dengan stroke, dan kematian berhubungan dengan
penyebab kardiovaskular lainnya.
24
Kematian yang berhubungan dengan gagal jantung atau syok kardiogenik yang terjadi pada perburukan gejala dan atau tanda klinis dari
gagal jantung tanpa ada bukti penyebab kematian lainnya dan tidak diikuti oleh infark miokard akut, kematian mendadak yang terjadi selama
perawatan pada perburukan gagal jantung seperti kematian dari gagal jantung progresif atau syok kardiogenik karena implantasi mechanical
assist device.
24
Kematian karena infark miokard akut adalah kematian yang terjadi dalam 30 hari setelah terjadi infark miokard berkaitan dengan konsekuensi
langsung, seperti gagal jantung kongestif atau curah jantung yang tidak adekuat. Apabila pasien mengalami kematian karena prosedur yang
dilakukan untuk menangani infark miokard, maka hal tersebut juga dipertimbangkan sebagai kematian karena infark miokard akut. Namun
apabila pasien meninggal karena prosedur untuk menangani iskemia miokard atau lebih dikenal sebagai angina, maka kematian tersebut tidak
dipertimbangkan sebagai kematian karena infark miokard, melainkan kematian karena penyebab kardiovaskular lain.
24
Kematian sehubungan dengan stroke menunjukkan kematian yang terjadi dalam waktu tiga puluh hari setelah stroke atau disebabkan oleh
komplikasi dari stroke. Kematian sehubungan dengan penyebab kardiovaskular lainnya sehubungan dengan kematian kardiovaskular yang
tidak termasuk dalam kategori di atas seperti aritmia yang tidak berhubungan dengan sudden cardiac death, emboli paru, intervensi
kardiovaskular selain yang berhubungan dengan infark miokard, ruptur aneurisma aorta, atau penyakit arteri perifer.
24
Kematian non kardiovaskular adalah kematian yang tidak berhubungan dengan penyebab kardiovaskular.
Kematian non kardiovaskular dibagi menjadi non maligna dan maligna. Kematian non
kardiovaskular non maligna seperti gangguan pulmoner, renal, gastrointestinal, hepatobilier, pankreas, dan lain-lain. Kematian non
kardiovaskular maligna seperti kematian karena kanker, komplikasi kanker, atau pemberhentian terapi karena prognosis buruk yang berkaitan
dengan kanker.
24
2.2.3 INFARK MIOKARD BERULANG
Infark miokard didiagnosis dengan adanya nyeri dada yang khas, dengan atau tanpa adanya perubahan gambaran segmen ST pada
elektrokardiografi, dan dengan adanya peningkatan enzim jantung.
18
Diagnosis infark miokard membutuhkan kombinasi dari adanya nekrosis miokardial perubahan pada petanda kardiak atau ditemukan
patologikal post mortem dan adanya informasi pendukung berdasarkan presentasi klinis, perubahan elektrokardiografi atau hasil dari pencitraan
miokardial atau arteri koroner.
25
Total dari informasi klinis, elektrokardiografi dan petanda biokimia, harus dipertimbangkan untuk mendeterminasi apakah infark miokard
terjadi atau tidak secara spesifik, waktu dan kecenderungan pada informasi petanda kardiak dan elektrokardiografi membutuhkan analisis yang teliti.
Keputusan dari diagnosis infark miokard harus diambil pada keadaan klinis pada saat terjadi kejadian klinis.
26
2.2.4 STROKE
Stroke didefinisikan sebagai episode akut dari disfungsi neurologikal yang disebabkan oleh sistem saraf fokal maupun global, spinal cord atau
cedera vascular retina. Stroke terbagi menjadi stroke iskemik, stroke hemoragik, dan stroke undetermined.
24
Stroke iskemik disebabkan adanya infark pada jaringan sistem saraf pusat. Stroke hemoragik disebabkan perdarahan intraventrikular
subarakhnoid. Sedangkan stroke undetermined merupakan bagian dari stroke iskemik dan stroke hemoragik.
24
2.2.5 REVASKULARISASI INTERVENSI KORONER PERKUTAN BERULANG
Revaskularisasi intervensi koroner perkutan merupakan prosedur yang menggunakan kateter untuk memperbaiki aliran darah miokardial.
Prosedur dilakukan dengan memasukan kabel pemandu ke kateter koroner lalu dimasukan ke pembuluh darah koroner. Tindakan prosedur intervensi
koroner perkutan ulang harus dilakukan pada pasien dengan perburukan gejala angina.
24
2.3 FAKTOR PREDIKTOR TERJADINYA MAJOR ADVERSE
CARDIAC EVENTS
Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya Major Adverse Cardiac Events MACE.