Penyakit Jantung
Koroner langsung orang tua, saudara
kandung, anak dengan usia 55tahun untuk pria atau
65tahun untuk wanita yang memiliki riwayat :
• Angina • Infark miokard akut
• Kematian karena
henti jantung mendadak tanpa
penyebab kain • Operasi CABG
• Intervensi koroner
perkutan Major Adverse
Cardiac Event MACE
Kejadian komplikasi kardio vaskular berupa infark
miokard berulang, kematian kardiovaskular dan
nonkardiovaskular, stroke,
revaskularisasi intervensi koroner perkutan ulang
dalam perawatan yang sama, tindakan segera coronary
artery bypass graft CABG selama perawatan.
Sesuai tertulis dalam rekam medis
Nominal
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kohort retrospektif berbasis penelitian prognostik untuk memprediksi kejadian Major Adverse
Cardiac Events pada pasien sindrom koroner akut.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukandengan menggunakan data sekunder rekam medis pasien yang menjalani perawatan di ICCU RSUPN Cipto
Mangunkusumo yang diambil datanya pada bulan Januari sampai April 2014.
3.3 Populasi dan Subjek penelitian
3.3.1 Populasi target
Populasi target penelitian adalah pasien dengan sindrome koroner akut.
3.3.2 Populasi terjangkau
Populasi terjangkau adalah pasien sindrom koroner akut yang dirawat di ICCU RSUPN Cipto Mangunkusumo. Sampel penelitian
adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian.
3.4 Perkiraan Besar Sampel
Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian prognostik ini dihitung menggunakan rumus besar sampel rule of thumbs, yaitu
mengalikan jumlah variabel bebas dengan angka 10 untuk menentukan jumlah luaran Major Adverse Cardiac Events yang diperlukan.
Rumus :
� =
10��� �
� =
10�3 4,6
=
652 subjek
Keterangan : N
= Besar sampel Vb = Jumlah variabel bebas yang diteliti
P = Prevalensi Major Adverse Cardiac Events pada pasien
sindrom koroner akut Hasil yang didapatkan
= 652 subjek Pada penelitian ini akan diteliti 3 variabel prognostik yaitu usia,
jenis kelamin, dan riwayat keluarga penyakit jantung koroner. Pada studi sebelumnya diketahui prevalensi kejadian Major Adverse Cardiac Events
pada pasien sindrom koroner akut adalah sebesar 4,6 sehingga besar sampel yang dibutuhkan adalah 652 subjek. Dari hasil perhitungan besar
sampel tadi, maka di dapatkan jumlah minimal sampel 652 kemudian ditambah 10 untuk jumlah sampel yang siap di analisis menjadi 732
subjek.
3.5 Teknik Pemilihan Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan cara non probability sampling berupa consecutive sampling dari tahun yang datanya paling aktual yaitu
Januari 2011 sampai Desember 2013 secara retrospektif.
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Subjek Penelitian
3.6.1 Kriteria Inklusi
Pasien dengan sindrom koroner akut yang dirawat di ICCU RSUPN Cipto Mangunkusumo antara Januari 2011 sampai Desember 2013.
3.6.2Kriteria Eksklusi
• Pasien dengan sindrom koroner akut yang dirawat kembali di ICCU RSUPN Cipto Mangunkusumo.
• Data rekam medik tidak lengkap usia, jenis kelamin, riwayat keluarga penyakit jantung koroner, MACE
3.7 Cara Kerja Penelitian
Pengumpulan data sekunder berdasarkan dari rekaman catatan medis yang tersedia dan mencakup:
• Data dasar pasien termasuk alamat lengkap dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
• Anamnesis meliputi riwayat nyeri dada khas, riwayat diabetes, riwayat keluarga penyakit jantung koroner, riwayat penyakit sebelumnya, dan
obat-obatan yang dikonsumsi. • Pemeriksaan fisik meliputi kesadaran, tanda vital, berat badan,
tekanan vena jugularis, jantung, paru, abdomen, dan ekstremitas. • Pemeriksaan elektrokardiografi.
Sampling dilakukan dengan mengambil data rekam medis pasien sindrom koroner akut dimulai dari Januari 2011 sampai Desember 2013
secara retrospektif sampai tercapai jumlah sampel yang diinginkan. Dari data tersebut kemudian keadaan pasien diikuti selama perawatan di rumah
sakit untuk diketahui luarannya MACE melalui register data rekam medis, hasil-hasil yang didapat kemudian dicatat dan selanjutnya dilakukan
analisis data.
3.8 Alur Penelitian
3.9 Rencana Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil penelitian dicatat dalam formulir penelitian yang telah diuji coba terlebih dahulu. Setelah dilakukan editing mengenai
kelengkapan pengisisan formulir penelitian, data ini dikoding untuk selanjutnya direkam dalam komputer. Proses validasi data dilakukan untuk
menjamin keabsahan data yang direkam dan selanjutnya dilakukan proses pengolahan data. Perhitungan nilai rata-rata hitung dan sebaran baku
dilakukan untuk data yang bersifat kuatitatif, sekaligus dihitung rentang nilainya menurut IK Interval Kepercayaan 95.
Untuk analisis bivariat dilakukan antara masing-masing variabel dengan kejadian MACE pada pasien sindrom koroner akut dengan analisis