Kemenangan ‘Ali b. Yusuf b. Tasyfin atas tentara Spanyol dalam pertampuran Aqlis membuatnya berani untuk menyeberangi lagi laut Afrika
menuju Andalusia dengan pasukan besar yang berkuatan 100.000 prajurit untuk menyerang Spanyo l di kota-kota Andalusia. Dengan pasukannya yang
dilengkapi dengan persenjataan yang cukup ia berangkat menuju kota Telout. Lalu ia mengepungnya, menghancurkan bentengnya, menyerang dan mengusir
pasukan-pasukan Spanyol yang mulai membangun puluhan benteng di wilayah Toledo, Andalusia bagian tengah. ‘Ali dan pasukannya segera
menyerang benteng-benteng tersebut dan membakarnya. Kekalahan tersebut merupakan kekalahan ketiga bagi Spanyol dari tentara al-Murabitun.
15
Pemerintahan ‘Ali b. Yusuf b. Tasyfin yang memimpin Daulah al-Murabitun di Afrika Utara dan Andalusia, mulai mengerahkan pasukan untuk mengusir
pasukan Spanyol. Pasukan Spanyol mengalami kekalahan dalam serangkaian pertepuran, terutama di wilayah utara, sehingga mereka kehilangan wilayah-
wilayah yang telah mereka kuasai selama pemerintahan kerajaan-kerajaan kecil. Pasukan spanyol terus terkepung di wilayah yang sempit di sebelah
utara dan barat laut.
16
C. Perkembangan Ummat Islam di Andalusia pada Masa al Murabbitun
Masyarakat al-Andalus terdiri dari tiga kelompok utama berdasarkan agama: Muslim, Kristen, dan Yahudi. Dalam tiap-tiap kota, komunitas-
komunitas ini tinggal di daerah yang berbeda. Umat Islam sendiri, walaupun
15
Ibid, h. 258
16
Ibid, h. 259
disatukan oleh agama yang sama, kadang terbagi-bagi menurut etnis, terutama perbedaan antara orang Arab dan orang Berber. Orang-orang Arab tinggal di
bagian selatan dan di Lembah Ebro di timur laut, sedangkan orang-orang Berber tinggal di daerah pegunungan yang sekarang berada di utara Portugal,
dan di Meseta Central. Selain itu, ada golongan masyrakat yang disebut kaum Muzarab atau MozarabMustarib yaitu orang Kristen yang hidup dalam
kekuasaan Islam di al-Andalus dan mengikuti banyak adat, kesenian, dan kata- kata dari bahasa Arab, namun masih memelihara tradisi dan ibadah Kristen
mereka dan bahasa turunan Latin yang mereka miliki.
17
1. Agama dan Pendidikan Perkembangan agama dan pendidikan pada masa al-Murabitun
terlihat pada wewenang yang diberikan kepada para fuqaha ahli fiqih untuk mengurusi masalah pengadilan, dan juga mengangkat derajat
mereka. Bagi kaum al-Murabitun selain sebagai tempat ibadah, masjid juga menjadi tempat untuk mendidik umat Islam dan membina akhlak
mereka. Kebijakan ini diterapkan oleh Yusuf Ibn Tasyfin dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya dan telah mempengaruhi pola pikir kaum al-
Murabitun, sehingga mereka berkata “tidak ada Islam tanpa mesjid. Oleh karena itu, jika kalian ingin mendalami Islam, maka bangunlah mesjid-
mesjid. Dan jika kalian ingin memiliki pengetahuan yang luas mengenai Islam,dirikanlah mesjid-mesjid”.
17
http:fotozamiele.blogspot.com200903al-Andalus-andalusia.html
Bagi kaum al-Murabitun, masjid merupakan sarana bagi umat Islam untuk menyiarkan agama mereka, mendalami ilmu untuk
memberantas kebodohan. Sayangnya, kaum Murabitun hanya mendalami ilmu-ilmu Furu’iyyah ilmu-ilmu cabang saja. Mereka melupakan kitab
Allah SWT dan tidak mendalami ilmu-ilmu Ushuliyyah ilmu-ilmu dasar atau ilmu-ilmu mengenai akidah. Dengan kata lain, mereka lebih
memperhatikan fiqih praktis dan mempelajari takwil Al-Quran. Mereka juga melarang ijtihad, karena menurutnya, ijtihad merupakan sebuah
upaya yang didasarkan pada ilmu-ilmu ushuliyyah. Pemahaman mereka ini sangat bertentangan dengan pemikiran Al-Ghazali.
18
Walaupun begitu, semua itu tidak menyurutkan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
intelektual di Andalusia, disebabkan karena Andalusia sebelum Dinasti al- Murabitun telah mengalami perkembangan intelektual yang sangat kuat.
Banyak suku, agama, dan ras hidup bersama-sama di al-Andalus, dan masing-masing menyumbang terhadap kemajuan intelektual di
Andalusia. Buku-buku jauh lebih tersebar luas di al-Andalus dibanding di negara lainnya di Barat.
Kemajuan intelektual al-Andalus bermula dari perseturuan intelektual antara Bani Umayyah yang menguasai al-Andalus, dengan Bani
Abbasiyah yang berkuasa di Timur Tengah. Penguasa Umayyah berusaha memperbanyak perpustakaan dan lembaga pendidikan di kota-kota al-
Andalus seperti Cordoba, untuk mengalahkan ibukota Abbasiyah
18
Abdul Mun’im Al-Hafni, Ensiklopedia, Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab, Partai dan Gerakan Islam.
Penterjemah Muhtaro M, Lc, DPL, cet 2006, h. 804
Baghdad. Walaupun Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah saling bersaing, kedua kekhalifahan ini mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan
ini dengan bebas, yang membantu penyebaran dan pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.
Masjid Cordoba Pada abad ke-10, kota Cordoba memiliki 700 masjid, 60.000
istana, dan 70 perpustakaan, dan salah satu perpustakaan yang terbesar memiliki hingga 500.000 naskah. Sebagai perbandingan, perpustakaan
terbesar di Eropa Kristen saat itu memiliki tak lebih dari 400 naskah, bahkan pada abad ke-14 Universitas Paris baru memiliki sekitar 2.000
buku. Perpustakaan, penyalin, penjual buku, pembuat kertas, dan sekolah- sekolah di seluruh al-Andalus menerbitkan sebanyak 60.000 buku tiap
tahunnya, termasuk risalah, puisi, polemik dan antologi. Sepanjang pemerintahan Islam di Andalusia, telah lahir banyak
cendikiawan dan sarjana dalam pelbagai bidang. Sebahagian mereka ialah
ahli sains, matematik, astronomi, perobatan, falsafah, sastera, dan sebagainya.
Beberapa tokoh intelektual Muslim pada masa al-Murabitun di Andalusia diantaranya :
1. Ibnu bajjah 1082-1138 M dari Saragossa Abu Bakr Muhammad Ibn Yahya ibnu Bajjah atau lebih
terkenal sebagai Ibn Bajjah adalah filosof Muslim pertama yang muncul di Andalusia Spanyol.
19
Ia dilahirkan di Saragossa pada tahun 1082 Masihi M. Ibn Bajjah merupakan seorang sasterawan dan
ahli bahasa yang unggul. Dalam hal ini, beliau pernah menjadi penyair bagi golongan al-Murabbitun yang dipimpin oleh Abu Bakr Ibrahim
Ibn Tafalwit. Selain itu, Ibn Bajjah juga merupakan seorang ahli musik dan pemain gambus yang handal. Sungguhpun begitu ia juga seorang
yang hafal al-Qur’an. Dalam masa yang sama, Ibn Bajjah amat terkenal dalam bidang
perobatan dan merupakan salah seorang doktor teragung yang pernah dilahirkan di Andalusia.
20
Selain menguasai beragam ilmu, Ibnu Bajjah pun dikenal pula sebagai politikus ulung. Kehebatannya dalam
berpolitik mendapat perhatian dari Abu Bakar Ibrahim, gubernur Saragosa. Ia pun diangkat sebagai menteri semasa Abu Bakr Ibrahim
berkuasa di Saragossa. Setelah itu, selama 20 tahun, Ibnu Bajjah pun diangkat menjadi menteri Yahya ibnu Yusuf Ibnu Tashufin, saudara
19
Ensiklopedi Islam Indonesia , disusun oleh tim penulis IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, ketua Harun Nasution Jakarta, Jembatan 1992 h. 351
20
http:alhakelantan.tripod.comtokohid16.html
Sultan Dinasti Murrabitun, Yusuf Ibnu Tashufin.
21
Lebih menakjubkan lagi bahwa ia dapat menguasai ilmu matematik, fisk, dan falak. Pada
kesempatan itu beliau banyak menulis buku yang berkaitan dengan ilmu logika. Kemampuannya menguasai berbagai-bagai ilmu itu
menjadikannya seorang sarjana yang teragung bahkan tiada bandingannya di Andalusia dan barangkali di dunia Islam. Jadi,
sumbangannya dalam bidang keilmuan begitu besar.
22
Dan mewariskan buku Risalah al-Wida’ yang mengandungi pandangannya
tentang falsafah bagi peradaban manusia. Karya-karya beliau yang lain berkenaan dengan ilmu logika, psikologi, pemikiran, keturunan, politik
dan perobatan. Namun, beliau mempunyai masalah dalam ilmu2 algebra dan fisik kerana lebih mahir dalam hal-hal metafisik.
23
2. Ibnu Thufail 1106-1185 M dari Granada. Ibnu Tufail 1105–1185 nama lengkap; Abu Bakar
Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Tufail al-Qaisi al-a- al-Andalus nama Latin Abubacer ialah filsuf, dokter, dan pejabat
pengadilan Arab Muslim dari al-Andalus. Lahir di Guadix dekat Granada, ia dididik oleh Ibnu Bajjah Avempace.
Ibnu Tufail menguasai kedokteran, astronomi, dan filsafat. Pada mulanya ia aktif bekerja sebagai dokter dan mengajar.
Selanjutnya ia menjabat sebagai sekretaris untuk penguasa Granada,
21
http:www.republika.co.idkoran3629199Ibnu_Bajjah_Ilmuwan_Besar_di_Era_Islam _Spanyol
22
http:alhakelantan.tripod.comtokohid16.html
23
http:tamanilmu.comdownloadsRB_Tokoh_Kesarjanaan_Sains_Islam.pdf
dan kemudian sebagai perdana menteri dan dokter untuk Abu Yaqub Yusuf, penguasa Islam al-Andalus. Ibnu Tufail merupakan pengarang
Hayy ibn Yaqzhan yang menerangkan satu falsafah dalam diri manusia roman filsafat, dan kisah alegori lelaki yang hidup sendiri di
sebuah pulau dan yang tanpa hubungan dengan manusia lainnya menemukan kebenaran dengan pemikiran yang masuk akal, dan
kemudian keterkejutannya pada kontak dengan masyarakat manusia untuk dogmatisme, dan penyakit lainnya.
24
3. Abu Marwan Abdul Al-Malik Ibn Zuhr 1091-1161 Ibn Zuhr dilahirkan di Sevilla, Spanyol, pada 1091 dari
keluarga para dokter. Pengetahuan tentang pengobatan selain dari kalangan keluarganya ia peroleh dari Cordoba Medical University.
Setelah menyelesaikan studinya di universitas tersebut ia menetap untuk beberapa lama di Baghdad, Irak dan Kairo, Mesir.
Namun kemudian ia memilih untuk berkarir di tanah kelahirannya sebagai seorang dokter. Pada masa kekuasaan dinast i
Almoravides atau Al-Murabatun ia diangkat sebagai dokter istana. Menurut sejumlah sejarawan sains, Ibn Zuhr merupakan
ilmuwan yang berbeda dibandingkan ilmuwan Muslim pada umumnya. Sebab biasanya saintis Muslim menguasai sejumlah bidang
pengatahuan namun ia hanya memfokuskan diri pada bidang
24
http:id.wikipedia.orgwikiIbnu_Tufail
pengobatan. Tak heran jika pada masanya ia banyak membuat berbagai penemuan dan terobosan di bidang pengobatan.
Karya Abu Marwan Abdul al-Malik Ibn Zuhr 1. Kitab al-Taysir fil-Mudawa wal-Tadbir.
2. Kitab al-Iqtisad fi Islah al-Anfus wal-Ajsad. 3. Kitab al-Aghdiya wal-Adwiya
4. Kitab al-Sina 5. Kitab al-Jamic fil-Ashriba wal-Maajin.
6. Kitab Mukhtasar Hilat al-bur li-Jalinus. 7. Risala fi Tafdil al-Asal alal-Sukkar.
8. Kitab al-Tadhkira fil-Dawa al-Mushil 9. Kitab Maqala fi Ilal al-Kula and Risala fil-Baras.
25
4. Ibnu Rusyd Ibn Rusyd 1126-1198 dilahirkan di kota Cordova, Andalusia
Spanyol – sekarang, keluarga yang mempunyai kedudukan tinggi dalam ilmu, fikih, peradilan, politik dan administrasi. Dia belajar ilmu
kedokteran dan filsafat pada tokoh masa itu, di antaranya adalah Abu Ja’far Harun, Abu Marwan bin Jarbul al-Balansi, Ibn Bajah dan Ibn
Tufail. Dia menjabat sebagai qadi di Asbilia pada tahun 564 H1169
M, kemudian menjabat sebagai qadi al-Qudat Cordova pada tahun 566 H1171M. Walaupun namanya belum terkenal dimasa kekuasaan
25
http:www.mail-archive.commajelismudayahoogroups.commsg01867.html
Dinasti al-Murabitun tapi Ibn Rusyd menyaksikan akhir masa daulah Murabbitun 448-541 H1056-1146 M. dan awal masa Daulah
Muwahhidun 541-668 H1146 - 1269 M. di Maroko dan Andalusia nama Ibnu Rusyd mulai dikenal.
Ibn Rusyd atau Averroes, adalah filosof Muslim Barat terbesar di abad pertengahan. Dia adalah pendiri pikiran merdeka sehingga
memiliki pengaruh yang sangat tinggi di Eropa. Michael Angelo meletakkan patung khayalinya di atas atap gereja Syktien di Vatikan
karena ia dipandang sebagai filosof free thinker. Dante dalam Divine Comedia
-nya menyebutnya “Sang Komentator” karena dia dianggap sebagai komentator terbesar atas karya-karya Aristoteles
26
Karya-karya Ibnu Rusyd antara lain: a. Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid ilmu fikih, sebuah
karya besar berupa fiqih perbandingan, yang secara luas dipakai oleh para fuqaha sebagai kitab rujukan.
b. al-Kulliyat kedokteran, yang diterjamahkan ke latin menjadi Colliget,
berisikan garis-garis besar ilmu kedokteran: kitab itu merupakan kitab pegangan para mahasiswa di eropa selama
berabad-abad, disamping kitab ibnu sina, Al-Qanun.
1998
26
Affandi, Khozin. Diktat Filsafat Ilmu. Surabaya: Penerbitan IAIN Sunan Ampel,
c. arya tulis yang merupakan ulasan atas karya Aristoteles, menjelma menjadi tiga buku ulasan yaitu : 1. Al-Asgar yang kecil, 2. Al-
Ausat yang sedang 3. Al-Akbar yang besar.
27
d. Tahafut al-Tahafut filsafat buku ini adalah bantahan terhadap buku al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah.
5. Abdullah Al-Idris Abdullah Al-Idris 1099-1166, nama lengkapnya adalah Abu
Abdullah Muhammad Bin Muhammad Bin Abdullah Bin Idris Ash- Sharif. Dikalangan ilmuwan dan masyarakat barat dan dunia umumnya
Al-Idris dikenal sebagai seorang alhli geografi, yaitu pembuat peta dunia dari bahan perak seberat 400 kilogram. Berkat karyanya ini,
umat manusia dapat mengetahui dimana letak benuakawasan tetentu yang ingin dituju. Beberapa mahasiswa menyanjung ilmuan kelahiran
Ceita, Spanyol ini sebagai ahli geografi dan kartografi terbesar di abad pertengahan. Idris atau Al-Sharif Al-Idris Al-Qurtubi juga memberikan
sumbangan dalam bidang ilmu kedokteran. Idris menempuh pendidikannya di Cordova. Seperti kebanyakan
geographer lainnya, dia melakukan petualangan ke berbagai tempat, dari satu negara ke negara lainnya, dan dari benua satu ke benua
lainnya untuk mengumpulkan data geografi. Idris yang juga menguasai ilmu politik, fisika, aritmatika, dan ilmu falak ini meninggal dunia
sekitar tahun 1166 M.
27
Ensiklopedi Islam Indonesia , disusun oleh tim penulis IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, ketua Prof. Dr. H. Harun Nasution Jakarta, Jembatan 1992 h. 377
Karya-karyanya : a. Nuzhat Al-Mushtaq Fi Ikhtiraq Al-Afaq kesenangan untuk orang-
orang yang ingin mengadakan perjalanan menembus berbagai iklim, buku ini semacam ensiklopedi yang berisi peta secara detil
dan informasi lengkap Negara-negara Eropa. b. Rawd Al-Nas Wa Nuzhat Al-Nafs semacam ensiklopedi yang lebih
komperhensif c. Kitab Al-Jamili Sifat Ashtat Al-Nabatat buku besar tentang sifat
dan aneka tumbuh-tumbuhan.
28
Pada masa kekhilafahan Islam berkuasa saat itu Spanyo l menjadi pusat pembelajaran centre of learning bagi masyarakat
Eropa dengan adanya Universitas Cordova. Di Andalusia itulah mereka banyak menimba ilmu, dan dari negeri tersebut muncul nama-
nama ‘ulama besar seperti Imam Asy-Syathibi pengarang kitab Al- Muwafaqat, sebuah kitab tentang Ushul Fiqh yang sangat berpengaruh;
Ibnu Hazm Al-Andalusi pengarang kitab Al-Fashl fi al-Milal wa al- Ahwa’ wa an-Nihal, sebuah kitab tentang perbandingan sekte dan
agama-agama dunia, dimana bukti tersebut telah mengilhami penulis- penulis Barat untuk melakukan hal yang sama.
Di Andalusia
Spanyol bagian
Selatan, berbagai
universitasnya pada saat itu dipenuhi oleh banyak mahasiswa Katolik dari Perancis, Inggeris, Jerman dan Italia. Pada masa itu, para pemuda
28
Hery sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakar Hingga Nasr Dan Qardhawi, Jakarta : PT Mizan Publika, 2003. h. 159-160
Kristen dari berbagai negara di Eropa dikirim berbondong-bondong ke sejumlah perguruan tinggi di Andalusia guna menimba ilmu
pengetahuan dan teknologi dari para ilmuwan muslim. Adalah Gerard dari Cremona; Campanus dari Navarra; Aberald dari Bath; Albert dan
Daniel dari Morley yang telah menimba ilmu demikian banyak dari para ilmuwan muslim, untuk kemudian pulang dan menggunakannya
secara efektif bagi penelitian dan pengembangan di masing-masing bangsanya. Dari sini kemudian sebuah revolusi pemikiran dan
kebudayaan telah pecah dan menyebarluas ke seluruh masyarakat dan seluruh benua. Para pemuda Kristen yang sebelumnya telah banyak
belajar dari para ilmuwan muslim, telah berhasil melakukan sebuah transformasi nilai-nilai yang unggul dari peradaban Islam yang
kemudian diimplementasikan pada peradaban mereka Barat yang selanjutnya berimplikasi terhadap kemajuan diberbagai bidang ilmu
pengetahuan.
29
2. Seni dan Budaya Hal yang menarik dari pada masa kekuasaan Islam di Andalusia
adalah masa yang sangat kompetitif di berbagai bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Para akademisi dan seniman saling bersaing untuk
menampilkan kelebihan masing-masing negara-kotanya. Sehingga memberikan identitas yang berbeda-beda di setiap negara kota tersebut.
29
Watt, W. Montgomery. Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta: Tiara Wicana Yogya, 1990
Meski pada masa tersebut Cordoba bukan lagi menjadi sentra kekuasaan namun identitas intelektualnya masih melekat sehingga kota
tersebut dikenal sebagai pusat mazhab pemikiran teoretis dan spekulatif, sedangkan Sevilla sebagai pusat seni sastra. Sementara Toledo dan
Zaragoza terkenal dengan aliran matematik dan sains. Perkembangan politik tidak banyak mempengaruhi kebudayaan.
Keporakporandaan sistem politik tidak mesti memporak-porandakan bangunan kebudayaan dan pemikiran.
30
Sejarah Islam dari kurun ke kurun selalu diisi dengan persaingan ideologi keagamaan. Hal ini mempengaruhi sistem sosial, politik dan
budaya yag ada di Andalusia. Pada masa tersebut adalah masa skisma ideologi dan po litik yang lagi genting-gentingnya dalam mempengaruhi
ideologi resmi kekuasaan. Kekuasaan Baghdad mengangkat mazhab Hanafi sebagai ideologi resmi. Lalu muncullah madzhab Maliki sebagai
tandingan secara ideologis dan oposisi secara politis terhadap kekuasaan Abbasiah.
Ketika mazhab Maliki berkembang di Andalusia maka pihak kekhalifahan memilihnya untuk dijadikan ideologi resmi negara. Dari
sudut politis, demikian ini sangat memberi dampak positif bagi pihak kekhalifahan Andalusia untuk menandingi kekhalifahan Baghdad dan
Masriq pada umumnya.
30
http:religiusta.multiply.comjournalitem73 “Kronika Budaya Dalam Perjalanan
Ideologi Politik Di Andalusia ”
Otoritas para ahli fiqh mazhab Maliki dalam mengatur soal agama dan pemikiran sangatlah luas hingga menjadi acuan masyarakat demi
kepentingan status-quo, seperti pelarangan studi filsafat.
31
Sebagai konsekuensi logis, akhirnya masyarakat Andalusia lebih tertarik
mendalami ilmu-ilmu yang tidak dipermasalahkan unsur ideologinya oleh para ahli fiqh status-quo semisal matematika, astronomi dan logika.
Dari peninggalan-peninggalan perang Daulah al-Murabitun terbukti bahwa mereka menaruh perhatian yang besar kepada benteng
yang tersebar pada banyak kota dan daerah perbatasan. Benteng-benteng pertahanan pada zaman Ali Bin Yusuf antara lain benteng Mariyah,
benteng Cordoba, Dan benteng Sevile Isbiliyah. Al-Murabitun juga membangun di daerah Wa’rah benteng-benteng yang terbuat dari batu-
batu, lalu benteng-benteng tersebut di isi dengan angkatan perang dan persenjataan. Agar bisa bertahan dari kepungan dalam jangka yang
panjang, di setiap benteng itu jumlah tentaranya kira-kira 200 orang tentara berkuda dan 500 tentara biasa. Benteng al-Murabitun yang paling
mansyur di Andalusia adalah Mantakut yang terletak di perkebunan Marsiyah.
32
selain itu Dinasti al-Murabbitun juga sangat mementingkan urusan per-pos-an. Dan oleh karena itu mereka selalu berusaha mencari
seseorang yang sangat berbakat dalam bidang surat-menyurat pada masa itu dari kalangan orang Andalusia. Dan dalam pemerintahan Yusuf sangat
31
Walaupun filsafat dilarang pada masa al-Murabitun tapi tetap banyak ahli-ahli filsafat di Andalusia.
32
Ali Muhammad As-Sholaby, “Fiqh At-Tamkin ‘inda Daulatu Al-Murabithin” Cairo: Muassasah Al-Iqra’ 2006, h. 133-143
42
memperhatikan ahli adab dan ahli balagah dan faqih dalam pekerjaan ini. Dan pada masa itu Dinasti al-Murabbitun mendapatkan manfaat yang
sangat besar dari ahli balagoh dan adab dalam kemajuan Dinasti dikarenakan hubungan external sangat terbantu dengan kehadiran
mereka.
33
Catatan sejarah kontemporer menyebutkan sosial budaya yang sangat fantastis pada masa tersebut. Cordoba sebagai ibukota Andalusia
mempunyai 21 pinggiran kota, 500 masjid, 300 pemandian umum, 70 perpustakaan, beberapa mil jalan besar, lampu jalan, hingga menjadikan
Cordoba sebagai kota terbesar di Eropa Barat. Dan saksi yang masih tersisa kebesarannya adalah masjid Cordoba yang dibangun pada awal
kepemerintahan dinasti Umayah
34
. Seni arsitektur pun lebih berkembang dengan pesat dan didukung oleh kekuasaan.
35
Daulah al-Murabitun yang pertama membuat dinar memakai huruf Arab dengan tulisan Amir al-Mukminin dibagian depan mencontoh uang
abbasiyah dan bertulisakan kalimat iman di bagian belakang. Pembuatan ini dicontoh oleh Alfonso VIII 1158-1214 dengan kalimat Amir al-
Qatuliqun dibagian depan dan iman al-Biah al-Masihiyah pada bagian belakang.
36
33
Muhammad Muhammad Sallaby, Jauhar Ats Tsamin Bi Maarifati Daulah Al- Murabbitun”
Cairo: Muassasah Al-Iqra’ 2006
34
National Geographic Vol. 174, no. 1, July 1988
35
http:religiusta.multiply.comjournalitem73 “Kronika Budaya Dalam Perjalanan
Ideologi Politik Di Andalusia ”
36
Musyrifah Sunanto “Sejarah Islam Klasik, Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam” Jakarta, Kencana, 2007 h. 134
BAB IV KERUNTUHAN DINASTI AL-MURABITUN
A. Kondisi Internal Menjelang Keruntuhan dinasti al-Murabitun