Situasi Politik di Andalusia Menjelang Pemerintahan al-Murabitun

tertinggi Khalifah Abbasiyah di Baghdad, 19 dan menganut Mazhab Maliki yang konservatif dan dominan di Afrika Utara. 20 Pada tahun 453 H1061 Abu Bakar menyerahkan kepemimpinannya kepada Yusuf Ibn Tasyfin, dan beberapa tahun setelah itu Abu Bakar wafat karena terkena panah beracun dalam suatu pertempuran pada tahun 480H1087M. Pimpinan spiritual dan temporal kini dijabat oleh Yusuf Ibn Tasyfin 453-500 h 1061-1106 M dan Yusuf Ibn Tasyfin inilah yang meluaskan wilayah daulat al-Murabitun itu ke Andalusia dan langsung telibat dalam berbagai peristiwa besar di sana. 21 Selama lebih setengah abad kekuasaan al-Murabitun begitu kuat di Afrika Barat-Daya dan Spanyo l selatan. 22

B. Situasi Politik di Andalusia Menjelang Pemerintahan al-Murabitun

Hancurnya kekhalifahan Umayyah di wilayah Andalusia pada tahun 422 H menyebabkan kekacauan politik secara umum. 23 Muslim Spanyol bercerai berai menjadi sejumlah kerajaan-kerajaan kecil. 19 Philip K. Hitti, History Of The Arabs, h. 689 20 C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, h. 50. 21 Yoesoef Sou’yb, Kekuasaan Islam, h. 96 22 Philip K. Hitti, History Of The Arabs, h. 689 23 Abdul Hakim Al-Afifi, 1000 Peristiwa Dalam Islam,Jakarta; Pustaka Hidayah, h. 244 Perpecahan Negeri2 Andalusia di tahun 1031 wilayah berwarna putih, merah, kuning, dan biru di bagian utara termasuk kerajaan Kristen Dari puing-puing kekhalifahan Umayyah, muncul sejumlah kerajaan kecil yang terus menerus bertikai dalam perang saudara, Melihat kaum Muslimin berpecah dan tiap-tiap kota atau negeri medirikan kerajaan sendiri, situasi tersebut membuat raja-raja Spanyo l tersenyum, karena memang mereka telah lama menunggu kejadian itu. Raja Spanyo l menggunakan po litik menghasut untuk memperkeruh suasana sehingga menimbulkan permusuhan di antara raja-raja Muslim sehingga terjadi perang saudara. 24 Pada pertengahan abad ke 11 tidak kurang dari dua puluh kerajaan- kerajaan kecil yang muncul di berbagai daerah, seperti Bani Ubbad di Sevilla, Daulat Bani Zun Nun di Toledo, Daulat Bani Hud di Daracosta, Daulat Bani 24 Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd 2001, h. 300 Ziry di Granada, daulat Bani Hamud di Malaga dan daulat Bani Amiriyah di Valencia 25 . Permusuhan sengit terjadi di antara al-Qadir Ibn Dzun, yang berasal dari suku Barbar di Afrika Utara dan wali kota Toledo di Andalusia dengan al- Muqtadir Bin Hud, walikota Zaragoza 26 . Masing-masing dari mereka kemudian meminta perlingungan kepada para pemimmpin Spanyol dengan membayar Jizyah. Ketika pemerintah Spanyol menambah tuntutannya, kekayaan Toledo mulai habis sehingga penduduknya memberontak dan mengusir al-Qadir dari sana. Oleh karena itu, ia meminta bantuan Alfonso VI, komandan pasukan Spanyol yang dikenal dengan kebenciannya terhadap bangsa Arab. Alfonso VI memberikan janji palsu untuk memberikan bantuan. Dia mengerahkan pasukan yang besar ke Toledo, lalu mengepungnya selama sembilan hari, dan pada akhirnya dia dapat merebutnya dan memasukkannya kedalam kekuasaan Spanyol. Dengan demikian, hilanglah bagian yang berharga dari wilayah kaum Muslimin di Andalusia. 27 Setelah berhasil menguasai Toledo beserta wilayahnya yang luas itu pada tahun 1084 M Alfonso VI dari kerajaan Castile-Leon memindahkan ibu kota kerajaan Catile-Leon itu dari Burgos ke Toledo, maka pada tahun 1085 M ia pun mengerakkan pasukannya lagi dari Toledo untuk merebut dan 25 Laily Mansur, Islam Di Spanyol : Kemunduran Dan Kehancuran Dinasti Kecil, Study Purnasarjana SPS, ke – III tahun19761977 26 Salah satu kota di Andalusia. 27 Abdul Hakim Al-Afifi, 1000 Peristiwa Dalam Islam, h. 244 menguasai Zaragoza beserta wilayahnya yang luas itu dari kekuasaan Bani Hud. 28 Di masa itu ada kerajaan yang meskipun kecil tetapi termasuk kuat, yaitu kerajaan Bani Abbad 1023-1091 yang pemerintahannya berpusat di Seville. Raja yang terkenal dari dinasti ini memerintah dengan gelar al- Mu’tamid 1068-1091 29 . Pada masa kekuasaannya Seville selalu berhadapan dengan berbagai kekuasaan dalam kerajaan-kerajaan kecil lainnya. 30 Tetapi lambat laun kerajaan itu juga merasa lemah berlawanan dengan kerajaan- kerajaan Spanyol yang telah mulai besar. 31 Kaum Muslim di Andalusia terus saling berperang dan melemah, sementara kaum Murabithun di Afrika Utara bertambah kuat. Al-Mu’tamid, pemimpin daerah yang mengitari Sevile pada waktu itu dipaksa membayar upeti tahunan kepada kaum Kristen Trinitarian supaya tetap “Merdeka”. Ketika Alfonso VI 32 pada suatu tahun menolak untuk menerima upetinya dan menyuruh untuk menyerahkan semua bentengnya, al Mutamid memutuskan untuk meminta perlindungan dari Yusuf Ibnu Tasyfin dan Al-Murabitun, meskipun ada usaha-usaha dari beberapa pemimpin lainnya untuk menghalang-halanginya. Mereka berargumen bahwa sebuah kerajaan tanpa warisan dan satu pedang panjang tidak memiliki ruang di dalam sarung pedang yang sama, yang artinya bahwa bisa jadi Al-Mutamid akan kehilangan 28 Yoesoef Sou’yb, Kekuasaan Islam Di Andalusia, h.105 29 Laily Mansur, Islam Di Spanyol : Kemunduran Dan Kehancuran Dinasti Kecil, Study Purnasarjana SPS, ke – III tahun19761977 30 Ibid. 31 Hamka, Sejarah Umat Islam, h. 300 32 Seorang raja Kristen Trinitarian yang berasal dari Castile. kerajaannya diambil alih oleh al-Murabitun. 33 Al-Mu’tamid menjawab bantahan itu dengan kata-kata “Menjadi orang tawanan dan disuruh menggembala unta di Afrika, lebih kusukai dari pada menjadi orang tawanan tetapi disuruh menggembala babi di Spanyol ”. Artinya biarlah negeri jatuh kebawah kekuasaan sesama Islam daripada kebawah kuasa orang kafir. 34 Akhirnya bantuan dari al-Murabitun datang ke Andalusia dan didalam waktu singkat semua musuh dapat dikalahkan. Tetapi dengan masuknya pasukan al-Murabitun ke Spanyo l berarti masuk pula kekuasaan Murabitun ke Andalusia. 35

C. Faktor-faktor yang membantu Dinasti al-Murabitun menguasai