BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak banyak orang mengetahui perihal keadaan Ummat Islam pada masa kekuasaan dinasti al-Murabitun di Andalusia
1
. Padahal pada masa tersebut Andalusia merupakan salah satu pusat peradaban Islam yang
gemilang. Peristiwa masuknya gerakan al-Murabitun yang berasal dari Afrika
Utara, berawal dari gerakan keagamaan sampai menjadi Dinasti yang menguasai Andalusia, karena pada masa ini adanya perpecahan antara satu
dinasti dengan dinasti yang lain, di sebabkan kaum Muslim mulai mengukur diri mereka sebagai anggota dari bangsa-bangsa yang berbeda. Semakin hari
semakin sukar saja bagi mereka untuk bersatu padu dalam kepentingan bersama, dan sebab perpecahan di kalangan Umat Islam saling bermusuhan di
antara mereka dan ambisi yang berlebihan-lebihan dari beberapa orang raja, orang-orang Kristen mampu menyerang kaum Muslim secara tuntas, dan
menundukkan mereka satu demi satu.
2
Orang yang paling bertanggung jawab untuk mendapatkan bantuan kaum al-Murabitun adalah al-Mu’tamid, pemimpin daerah yang mengitar i
Sevile, yang ada pada waktu itu dipaksa membayar upeti tahunan kepada
1
Sebutan bagi semenannjung Iberia periode Islam, Sebutan itu berasal dari Vandalusia artinya negeri bangsa Vandal sebelum mereka diusir oleh bangsa Gothia Barat pada abad V M
2
Ahmad Thomson and Muhammad ‘Ata’ur Rahim, Islam in Andalusia from 1996, diterjemahkan oleh Kampung Kreasi “ Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan Dan Keruntuhan”,
Jakarta: gaya Media Pratama, 2004, h. 91
1
kaum Kristen Trinitarian supaya tetap “Merdeka”. Ketika Alfonso VI
3
pada suatu tahun meno lak untuk menerima upetinya dan menyuruhnya untuk
menyerahkan semua bentengnya, Al Mu’tamid memutuskan untuk meminta perlindungan dari Yusuf Ibnu Tasyfin
4
dan al-Murabitun, meskipun ada usaha-usaha dari beberapa pemimpin lainnya untuk menghalang-halanginya.
Mereka berargumen bahwa sebuah kerajaan tanpa warisan dan satu pedang panjang tidak memiliki ruang di dalam sarung pedang yang sama, yang artinya
bahwa bisa jadi al-Mu’tamid akan kehilangan kerajaannya diambil alih oleh al-Murabitun.
Terhadap hal ini, al-Mu’tamid menjawab dengan perkataann yang kelak menjadi peribahasa di kalangan masyarakat Andalusia, Lebih baik
menjadi penunggang unta dari pada seorang pengembala babi, yang berarti dia lebih memilih menjadi tawanan Yusuf Ibn Tasfin menjaga unta-untanya di
padang pasir dari pada menjadi tahanan Alfonso dan memelihara babi-babinya di dalam kastil.
Setelah mengalami kemenangan dan dapat mengusir Alfonso, dan akhirnya al-Murabitun pulang kembali ke negaranya, sekali lagi Yusuf Ibn
Tasyfin di mintai pertolongan. Membicarakan Islam pada masa Dinasti al-Murabitun sangatlah
menarik dikarenakan di saat terjadi perpecahan dan perebutan kekuasaan muncullah Dinasti yang berasal dari para mualaf yang sangat memegang teguh
ajaran Nabi Muhammad, dan di saat terjadi kekacauan yang terjadi di
1061
3
Seorang Raja Kristen Trinitarian yang berasal dari Castile.
4
Seorang pemimpin dari suku lamtuna ditunjuk sebagai gubernur Maroko pada tahun
Andalusia muncul pejuang yang mengatas namakan agama dan tidak menyukai kehidupan dunia yang bergelimang harta. Mereka berusaha
mengembalikan cara-cara kehidupan kepada ajaran Rasulullah yang hampir dilupakan oleh penguasa-penguasa di Andalusia.
Fenomena sejarah perkembangan kondisi umat Islam pada masa Dinasti al-Murabitun serta sangat minimnya konstribusi para pemerhati
sejarah saat ini yang menulis tentang perkembangan Umat Islam di Andalusia, maka bertitik tolak dari pemikiran di atas, penulis tertarik untuk memilih
karya tulis ilmiah skripsi dengan judul ANDALUSIA PADA MASA KEKUASAAN DINASTI AL-MURABITUN 1090-1147”.
B. Batasan dan Rumusan masalah