Perkembangan Politik Dinasti al-Murabbitun setelah menguasai Andalusia

lainnya adalah Berber seperti Miknasa Afthasiyah di Badajoz, Hawwarah Dzun Nuniyah di Taledo yang nama aslinya adalah nama Berber, yaitu Zennun, dan barangkali Hammudiyyah di Maroko hingga sampai kekhalifah ‘Ali. Sebagian dinasti Taifa kerajaan-kerajaan kecil tersebut lahir dari sejumlah besar pasukan yang datang dari Afrika pada akhir abad kesepuluh di bawah al-Mansur, seperti Shanhaja Berber Ziriyah dan Elvira; sekelompok klan ‘Amiriyyah dan keturunan al-Manshur memperoleh kemajuan di Valensia. 4 Menjelang akhir abad ke 11, mulailah terjadi reaksi terhadap kaum Muslim di Spanyo l. Kelas-kelas religius memberikan reaksi terhadap hedonisme dan ketidakbertanggungjawaban banyak penguasa lokal, dan mereka siap menerima pemerintahan al-Murabitun. Kebetulan, pada tahun 4181085 orang-orang Kristen berhasil merebut Toledo. Dan ini memaksa raja penyair ‘Abbadiyyah Al-Mu’tamid untuk berpaling ke al-Murabitun. 5

B. Perkembangan Politik Dinasti al-Murabbitun setelah menguasai Andalusia

Yusuf Ibn Tashfin 1061 − 1106 Ali Ibn Yusuf Tashfin ibn Ali 1142 − 46 Ishaq ibn Ali 1146 − 47 Ibrahim ibn Tasyfin 1146 4 C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, h.35 5 Ibid, h. 35-36. Pertempuran Zallaqah yang di menangkan pasukan Murabitun atas pasukan Spanyol merupakan tamparan yang keras yang menghinakan bukan hanya bagi Spanyol, tetapi juga bagi negara-negara Eropa yang memobilisasi opini publik Eropa untuk mengerahkan Ekspedisi Salib yang besar guna menghancurkan daulah-daulah Islam di timur dan menguasai Baitul Maqdis. Untuk itu, orang-orang Eropa segera bergabung dengan pasukan Spanyol, dan Alcimbiator Elcid, mulai menampakkan ambisinya untuk mengalahkan pasukan al-Murabitun di Andalusia. Pada dasarnya, Alcimbiator Elcid dapat melakukan hal itu disebabkan kesalahan dari pihak al-Murabitun. Alcimbiator berambisi untuk menguasai kota Valencia, sebuah kota besar yang terbentang di laut Mediterania yang terletak puluhan mil sebelah utara Valencia. 6 Elcid melakukan pengepungan terhadap kota-benteng Juballa yang sudah di kuasai pasukan al-Murabitun. Pengepungan ini berlangsung delapan bulan lamanya. 7 Akan tetapi, pasukan al-Murabitun dapat segera menghalau kepungan itu dan Elcid mundur dari sana. Ketika komandan al-Murabitun, Abu Bakar Al- Lamtuni melihat bahwa kota itu telah aman, ia meningalkannya. Ketika Elcid mengetahui hal itu, ia segera mempertahankan kota tersebut dan jatuh lah kota Valencia ke tangan Spanyol 486 H1093 M. 8 Jatuhnya Valencia yang sangat kaya ke tangan Elcid tidak menjadi kehilangan bagi pemerintahan al-Murabitun, khususnya Yusuf Ibn Tasyfin, yang masih dianggap sebagai Daulah Islam paling kuat pada waktu itu. Oleh 6 Abdul Hakim Al-Afifi, 1000 Peristiwa, h. 248 7 Yoesoef Sou’yb, Kekuasaan Islam, h. 131 8 Abdul Hakim Al-Afifi, 1000 Peristiwa, h. 248 karena itu, Ibn Tasyfin segera memberhentikan Abu Al-Lamtuni. Ia memfokuskan perhatiannya untuk memerangi Elcid. Pertempuran di Konsugira merupakan percobaan untuk membunuh Elcid, di mana dalam pertempuran itu, putranya terbunuh dan kekuatannya berkurang. Peristiwa itu sangat berpengaruh kepada mental dan fisiknya. Pada tahun berikutnya, yakni pada 10 juli 1099 M iapun wafat di Valencia dalam usia 56 tahun. 9 Kemudian, pasukan al-Murabitun yang tangguh di bawah pimpinan Muhammad Bin Muzadili berangkat ke Valencia dan mengepung kota itu. Serangan-serangan gencar Spanyol ataupun pasukan-pasukan yang dikirim Alfonso VI tidak berhasil mempertahankan kota itu yang jatuh pada bulan rajab tahun 495 H1102 M. Dengan demikian tentara al-Murabitun merebut kembali kota Valensia dari tangan Spanyol. 10 Yusuf Ibn Tasyfin 1061-1106 M wafat pada tahun 500 H1106 M dalam usia seratus tahun menurut tahun Hijriah ataupun 97 Tahun menurut tahun Masehi. Ia memerintah selama 46 tahun lamanya dan Daulat al- Murabitun mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahannya. 11 Ibn Tasyfin telah berhasil mendirikan daulah Islam yang sangat kuat di utara Afrika serta ujung dan selatan Afrika Utara. Kemudian, kekuasaannya meluas sehingga meliputi negeri-negeri Andalusia dengan mengalahkan Spanyol dan menyatukan kerajaan-kerajaan Andalusia di bawah kepemimpinannya. Ia mengembalikan kemuliaan kaum Muslim awal di Andalusia setelah kerajaan- kerajaan kecil bertindak sewenang-wenang di negeri mereka karena ambisi 9 Yoesoef Sou’yb, Kekuasaan Islam, h. 135 10 Ibid, h. 255 11 Yoesoef Sou’yb, Kekuasaan Islam, Firma Madju, Jakarta 1984 h.137 mereka dan bersekutu dengan musuh. Sebelum wafat, Ibn Tasyfin membaiat putranya, ‘Ali untuk menjadi penguasa di andalusia. Kaum al-Murabitun di Afrika Utara menyetujui pengangkatan itu. 12 Ali bin Yusuf memerintah Andalusia dan Afrika Utara selama tigapuluh enam setengah tahun berikutnya dengan cara pulang pergi diantara kedua daerah kekuasaan tersebut. 13 Setelah resmi memerintah al-Murabitun, ‘Ali Bin Yusuf Ibn Tasyfin menghadapi musuh bebuyutan ayahnya, Alfonso VI yang mengira bahwa Andalusia telah melemah setelah Ibn Tasyfin wafat. Akan tetapi, Amir yang baru segera mempertahankan kesatuan dan kekuatan Andalusia. Ia mengutus saudaranya, Tamim Bin Yusuf untuk memimpin pasukan Andalusia dan mengepung benteng Spanyol yang kuat bernama Aqlis. Setelah benteng itu terkepung rapat, Alfonso VI mengutus putranya, Santo, untuk membubarkan kepungan dari sekeliling benteng dan kota. Ketika Santo sampai ke sana. Pasukan al-Murabitun telah menyerang benteng itu dan mempertahankannya. Kemudian, mereka keluar untuk menghadapi pasukan Spanyo l dan mengalahkannya. Dalam pertampuran itu putra Alfonso VI bersama 10.000 pasukan kuda Spanyol terbunuh. Alfonso VI meninggal dunia akibat duka atas kematian putrannya setahun setelah kekalahan itu. Disisi lain, pertempuran tersebut merupakan pertempuran terbesar kedua yang dimenangkan pasukan al-Murabitun atas Spanyol di Andalusia. 14 12 Abdul Hakim Al-Afifi, 1000 Peristiwa, h. 256 13 Ahmad Thomson and Muhammad ‘Ata’ur Rahim,Islam in Andalusia, h. 117 14 Abdul Hakim Al-Afifi, 1000 peristiwa h. 257 Kemenangan ‘Ali b. Yusuf b. Tasyfin atas tentara Spanyol dalam pertampuran Aqlis membuatnya berani untuk menyeberangi lagi laut Afrika menuju Andalusia dengan pasukan besar yang berkuatan 100.000 prajurit untuk menyerang Spanyo l di kota-kota Andalusia. Dengan pasukannya yang dilengkapi dengan persenjataan yang cukup ia berangkat menuju kota Telout. Lalu ia mengepungnya, menghancurkan bentengnya, menyerang dan mengusir pasukan-pasukan Spanyol yang mulai membangun puluhan benteng di wilayah Toledo, Andalusia bagian tengah. ‘Ali dan pasukannya segera menyerang benteng-benteng tersebut dan membakarnya. Kekalahan tersebut merupakan kekalahan ketiga bagi Spanyol dari tentara al-Murabitun. 15 Pemerintahan ‘Ali b. Yusuf b. Tasyfin yang memimpin Daulah al-Murabitun di Afrika Utara dan Andalusia, mulai mengerahkan pasukan untuk mengusir pasukan Spanyol. Pasukan Spanyol mengalami kekalahan dalam serangkaian pertepuran, terutama di wilayah utara, sehingga mereka kehilangan wilayah- wilayah yang telah mereka kuasai selama pemerintahan kerajaan-kerajaan kecil. Pasukan spanyol terus terkepung di wilayah yang sempit di sebelah utara dan barat laut. 16

C. Perkembangan Ummat Islam di Andalusia pada Masa al Murabbitun