Data Hasil Penelitian Hasil Penelitian .1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

39 Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketiga Kuesioner PHQ-9 Saya mengalami gangguan saat tidur, atau tidur terlalu banyak Tidak Pernah Beberapa Hari Dalam Seminggu Lebih dari Seminggu Hampir Setiap Hari Obesitas 50,48 41,74 3,88 3,88 Tidak Obesitas 72,81 22,33 3,88 0,97 Dari tabel 4.6 antara responden obesitas dan tidak obesitas, kelompok responden obesitas lebih banyak yang menjawab jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari. Responden obesitas yang menjawab sebanyak 41,74 dan jawaban responden tidak obesitas sebanyak 22,33 untuk pertanyaan tentang gangguan tidur yang dialami. Namun secara keseluruhan baik dari responden obesitas dan responden tidak obesitas paling banyak memilih jawaban tidak pernah. Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keempat Kuesioner PHQ-9 Saya merasa mudah lelah, saya merasa hanya memiliki sedikit energi Tidak Pernah Beberapa Hari Dalam Seminggu Lebih dari Seminggu Hampir Setiap Hari Obesitas 41,74 45,63 8,73 2,91 Tidak Obesitas 55,33 33,00 8,73 2,91 Pada tabel 4.7 untuk pertanyaan tentang perasaan mudah lelah dan merasa memiliki sedikit energi pada kelompok responden obesitas lebih banyak yang memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu sebanyak 45,63 responden. Sedangkan pada kelompok responden tidak obesitas jawaban yang paling banyak dipilih adalah jawaban tidak pernah sebanyak 55,33 orang responden yang menjawab tidak pernah. Dari hasil pertanyaan butir keempat dari kuesioner ini didapati secara keseluruhan jawaban pada kelompok responden obesitas lebih banyak jawaban yang mengarah ke jawaban gejala depresi yang sering dialami. 40 Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kelima Kuesioner PHQ-9 Saya merasa nafsu makan saya menurun atau meningkat Tidak Pernah Beberapa Hari Dalam Seminggu Lebih dari Seminggu Hampir Setiap Hari Obesitas 40,77 46,60 11,65 0.97 Tidak Obesitas 55,33 33,00 8,73 2,91 Pada tabel 4.8 didapati jawaban pada kelompok responden obesitas untuk pertanyaan tentang gangguan nafsu makan lebih banyak yang menjawab beberapa hari dalam seminggu yaitu berjumlah 46,60 responden, sedangkan kelompok responden tidak obesitas lebih banyak memilih jawaban tidak pernah sebanyak 55,33 responden yang menjawab. Dari hasil pertanyaan butir kelima ini didapati bahwa gejala gangguan nafsu makan merupakan gejala yang cukup sering timbul pada kelompok obesitas. Tabel 4.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keenam Kuesioner PHQ-9 Saya merasa diri saya buruk, saya merasa gagal dan saya mengecewakan keluarga saya Tidak Pernah Beberapa Hari Dalam Seminggu Lebih dari Seminggu Hampir Setiap Hari Obesitas 80,58 16,50 1,94 0,97 Tidak Obesitas 90,29 6,79 1,94 0,97 Pada tabel 4.9 didapati baik pada kelompok responden obesitas dan kelompok responden tidak obesitas paling menjawab pertanyaan dengan jawaban tidak pernah. Pada responden obesitas sebanyak 80,58, dan pada responden tidak obesitas sebanyak 90,29. Namun untuk jawaban secara keseluruhan, kelompok responden obesitas lebih banyak memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari. 41 Tabel 4.10 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketujuh Kuesioner PHQ-9 Saya merasa sulit berkonsentrasi, seperti saat membaca koran atau menonton televisi Tidak Pernah Beberapa Hari Dalam Seminggu Lebih dari Seminggu Hampir Setiap Hari Obesitas 75,72 19,41 1,94 2,91 Tidak Obesitas 78,64 15,53 2,91 2,91 Pada tabel 4.10 didapati hasil jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih dari seminggu, dan setiap hari lebih banyak pada responden obesitas yaitu sebanyak 24,26 dibandingkan responden tidak obesitas yaitu sebanyak 21,35. Secara keseluruhan didapati jawaban kelompok responden obesitas dan tidak obesitas seputar sulit berkonsentrasi keduanya lebih banyak yang memilih jawaban tidak pernah. Kelompok responden obesitas sebanyak 75,72 responden dan kelompok responden tidak obesitas sebanyak 78,64 responden. Tabel 4.11 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedelapan Kuesioner PHQ-9 gerakan saya berubah dari biasanya, lebih lambat atau lebih cepat Tidak Pernah Beberapa Hari Dalam Seminggu Lebih dari Seminggu Hampir Setiap Hari Obesitas 60,19 27,18 7,76 4,85 Tidak Obesitas 81,55 17,47 0,97 Pada tabel 4.11 baik pada kelompok responden obesitas dan kelompok tidak obesitas lebih banyak yang memilih jawaban tidak pernah. Kelompok responden obesitas sebanyak 60,19 responden dan kelompok tidak obesitas sebanyak 81,55 responden. Namun didapati baik untuk jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari lebih banyak didapati pada kelompok responden obesitas dengan jumlah 39,79 responden. 42 Tabel 4.12 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kesembilan Kuesioner PHQ-9 Saya merasa saya pantas dihukum, dan saya merasa saya ingin mengakhiri hidup saya Tidak Pernah Beberapa Hari Dalam Seminggu Lebih dari Seminggu Hampir Setiap Hari Obesitas 100 Tidak Obesitas 100 Pada tabel 4.12 baik pada kelompok responden obesitas dan responden kelompok tidak obesitas semuanya memilih jawaban tidak pernah, dengan masing masing kelompok obesitas 100 responden dan kelompok tidak obesitas sebanyak 100 responden. Dari hasil penjabaran data per pertanyaan kuesioner didapatkan bahwa gejala depresi yang paling dominan dialami ibu rumah tangga di Daerah Kelurahan Cililitan selama dua minggu terakhir adalah dua gejala utama depresi berupa kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah. Serta satu gejala lainnya dari depresi yaitu gangguan nafsu makan. Tabel 4.13 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Depresi Obesitas Bukan Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Sedang Berat Depresi Berat Jumlah Obesitas 54 41 7 1 103 50 Tidak Obesitas 76 21 5 1 103 50 Jumlah 130 62 12 2 206 100 Berdasarkan tabel 4.13 diatas, dari 206 responden didapati sebanyak 130 orang 63,10 responden tidak mengalami depresi, dan sebanyak 76 orang 36,89 responden mengalami depresi. Responden yang mengalami depresi terdiri dari 62 orang 81,57 responden mengalami depresi ringan, 12 orang 15,79 responden mengalami depresi sedang, dan 2 orang 2,63 responden mengalami depresi sedang-berat. Sedangkan depresi berat tidak ditemukan dari responden. Kategori depresi yang paling banyak adalah kategori depresi ringan yang terdiri dari 41 66,13 responden obesitas dan 21 33,87 responden tidak 43 obesitas. Dengan kata lain depresi diapati hampir dua kali lebih sering pada kelompok responden obesitas dibandingkan dengan kelompok responden tidak obesitas. Kategori depresi sedang merupakan urutan kedua depresi yang terjadi pada responden, yang terdiri dari 7 58,33 responden obesitas dan 5 41,67 tidak obesitas. Untuk kategori depresi sedang-berat baik pada responden obesitas dengan responden tidak obesitas didapati hasil yang sama yaitu 1 50 responden obesitas dan 1 50 responden tidak obesitas. Angka kejadian depresi pada responden dengan obesitas lebih besar dibandingkan responden tidak obesitas. Dari 76 orang responden yang mengalami depresi, 49 64,47 diantaranya terdapat pada responden yang mengalami obesitas dan 27 35,53 lainnya terjadi pada responden yang tidak mengalami obesitas. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Atlantis et al 2004 yang menggunakan meta analisis dikatakan terdapat hubungan antara obesitas dan depresi pada wanita. 33 Tebel 4.14 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Usia Bukan Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Sedang Berat Depresi Berat Jumlah 20-24 3 2 5 2,4 25-29 9 3 1 13 6,3 30-34 14 12 2 1 29 14,1 35-39 18 10 1 1 30 14,6 40-44 23 7 2 32 15,5 45-49 23 11 1 35 17,0 50-54 17 8 1 26 12,6 55-59 11 6 17 8,3 60-64 10 4 2 16 7,8 65 2 1 3 1,5 Jumlah 130 62 12 2 206 100 Pada tabel 2.13 diatas, berdasarkan jumlah responden dari setiap kelompok usia, kejadian depresi paling banyak didapati pada rentang usia 30-34 tahun yaitu sebanyak 15 51,72 responden dari 29 orang responden mengalami depresi. Sedangkan untuk usia yang didapati kejadian depresi paling sedikit adalah usia 40-44 tahun yaitu 9 28,12 responden dari 32 responden yang mengalami depresi. Namun 44 berdasarkan total semua responden yang mengalami depresi, kelompok usia 45-49 tahun adalah kelompok usia terbanyak terjadinya depresi yaitu sebanyak 17 dan kelompok usia dengan jumlah depresi terendah secara keseluruhan adalah kelompok usia 65 tahun dengan jumlah 1,5 responden mengalami depresi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aggraini 2014 yang menyatakan bahwa depresi lebih banyak ditemui pada usia remaja dibandingkan pada anak-anak dan orang dewasa. 40 Sedangkan menurut buku An Atlas of Depression 2003 kejadian depresi akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. 13 Perbedaan dapat terjadi karena penyebaran kuesioner pada setiap kelompok usia tidak merata yang menyebabkan salah satu kelompok usia lebih banyak responden yang nantinya berpengaruh pada prevalensi depresi yang didapat dari setiap kelompok usia. Tabel 4.15 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku Suku Bukan Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Sedang Berat Depresi Berat Jumlah Jawa 47 21 5 2 75 36,4 Sunda 37 13 3 53 25,7 Betawi 27 14 2 43 20,9 Lainnya 19 14 2 35 17,0 Jumlah 130 62 12 2 206 100 Depresi didapati paling banyak didapati pada kelompok suku lain yaitu 16 orang 45,71 responden dari 35 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Kemudian diikuti oleh suku Betawi dengan 16 37,20 responden dari 43 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Pada suku Jawa didapati adanya 28 36,84 responden dari 75 responden mengalami depresi. Terdiri dari depresi ringan, depresi sedang, dan depresi sedang-berat. Terakhir adalah suku Sunda dimana terdapat kejadian depresi sebesar 16 30,02 responden dari 53 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Berdasarkan total responden, kelompok Suku Jawa merupakan suku yang paling banyak terjadi depresi yaitu sekitar 28 orang 36,4 dari total 76 orang responden secara keseluruhan mengalami depresi. Dan kelompok 45 suku yang terendah adalah suku lain yaitu sebanyak 16 orang 17 responden yang mengalami depresi. Belum ada penelitian yang meneliti prevalensi depresi antara suku-suku yang ada di Indonesia. Tabel 4.16 Dsitribusi Sampel Berdasarkan Agama Agama Bukan Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Sedang Berat Depresi Berat Jumlah Islam 122 50 10 2 184 89,3 Protestan 8 11 1 20 9,7 Katolik 1 1 2 1,0 Jumlah 130 62 12 2 206 100 Berdasarkan jumlah responden dari setiap kelompok agama, depresi paling banyak didapati pada agama katholik yaitu sebanyak 2 100 dari 2 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Kemudian diikuti oleh agama kristen protestan yaitu sebanyak 12 60 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Terakhir adalah agama islam yaitu 62 33,70 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Sedangkan berdasarkan kejadian depresi secara keseluruhan, agama islam adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 62 84,93 dari 73 responden secara keseluruhan mengalami depresi, diikuti oleh agama kristen protestan sebanyak 12 17,10 responden dan katholik dengan 2 2,63 responden yang mengalami depresi. Penelitian terkait depresi dan hubunganya dengan agama belum ada di Indonesia. 46 Tabel 4.17 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Bukan Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Sedang Berat Depresi Berat Jumlah Tidak Sekolah SD 17 5 1 1 24 11,65 SMP 22 8 1 31 15,05 SMA 76 46 9 131 63,60 Perguruan Tinggi 15 3 1 1 20 9,70 Jumlah 130 62 12 2 206 100 Kejadian depresi paling banyak didapati pada tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 55 41,98 respondenya mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan sedang. Dan kejadian depresi paling sedikit didapati pada responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi, sebanyak 5 25 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan, sedang, dan sedang-berat. Sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak 7 29,16 responden mengalami depresi dan SMP sebanyak 9 29,03 responden. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stephanie A 2005 di Amerika Serikat depresi semakin tinggi prevalensinya dengan tingkat pendidikan yang tinggi pula, namun pendidikan yang rendah berhubungan dengan kejadian depresi hanya pada responden Mexican American. 34 Tabel 4.18 Distribusi Sampel Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Bukan Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Sedang Berat Depresi Berat Jumlah 5.000.000 112 54 11 2 179 86,9 5.000.000- 10.000.000 16 8 1 25 12,1 10.000.001- 15.000.000 15.000.001- 20.000.000 2 2 1,0 20.000.000 1 Jumlah 130 62 12 2 206 100 Dari tabel didapakan kejadian depresi paling banyak terjadi pada responden yang berpenghasilan Rp.5.000.000 dengan angka kejadian sebanyak 67 36,89 47 dari 179 responden mengalami depresi. Kemudian diikuti oleh yang berpenghasilan Rp.5.000.000-10.000.000 sebanyak 9 36 dari 25 respondenya mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stephanie A 2005 di Amerika Serikat Depresi lebih banyak 1,5 kali pada orang dengan tingkatan ekonomi rendah dibandingkan dengan yang tingkat ekonominya cukup. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel independen yaitu obesitas dan variabel dependen yaitu tingkat depresi. Analisis menggunakan Chi Square, namun karena ada lebih dari 1 tabel yang memiliki nilai expected count 5 Sopiyudin, 2009, maka tidak memenuhi syarat untuk uji Chi Square sehingga dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternatif. Tabel 4.19 Analisis Bivariat Perbedaan Obesitas dan Non Obesitas dengan Kejadian Depresi Uji Kolmogorov-Smirnov Dengan analisis Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai significancy adalah 0.018, karena nilai p 0.05 maka, dinyatakan bahwa terdapat berbeda bermakna antara obesitas dengan kejadian depresi pada populasi ibu rumah tangga di Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang N N N Obesitas Obesitas 54 26,21 41 19,90 7 3,39 Tidak Obesitas 76 36,90 21 10,20 5 2,43 Total 130 63,11 62 30,10 12 5,82 Depresi Sedang-Berat Depresi Berat p N N Obesitas Obesitas 1 0,48 0.018 Tidak Obesitas 1 0,48 Total 2 0,97 48

4.2 Pembahasan

Individu dengan obesitas memiliki berat badan berlebih dari berat badan ideal yang seharusnya dan dapat menimbulkan perbedaan antara ekspektasi dan kenyataan tentang figur tubuh ideal yang mungkin diharapkan. Perbedaan ekspektasi dan kenyataan ini dapat menyebabkan individu dengan obesitas tidak puas dengan penampilan fisiknya dirinya sendiri dan akan merasa rendah diri dan cenderung menyalahkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat merujuk ke gejala depresi. 11 Penelitian yang sama pernah dilakukan oleh Kinanti 2010 kepada remaja wanita di Sekolah Menengah Atas SMA di Sumatera Utara, namun tidak didapati hubungan yang bermakna antara obesitas dengan depresi pada remaja wanita. Hal tersebut kemungkinan karena stigma masyarakat Indonesia yang masih menganggap bahwa gemuk adalah lambang kemakmuran. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Distrya Nugraheningtyas 2014 tentang hubungan obesitas sentral dengan kejadian depresi pada kaum ibu di daeerah perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta didapati adanya hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian depresi pada ibu di daerah perkotaan Yogyakarta. 30 Penelitian lain yang dilakukan oleh Carpenter et al 2000 di Amerika Serikat dengan menggunakan sampel yang lebih banyak menyatakan bahwa obesitas meningkatkan kejadian depresi dan angka bunuh diri pada wanita, namun tidak pada pria. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh R.E. Robets et al 2003 menyatakan bahwa orang dengan obesitas dua kali lebih sering terkena depresi, dibandingkan dengan depresi yang hanya memungkinkan orang 1,8 kali menjadi obesitas. Lebih lanjut penelitian tersebut juga menyatakan bahwa antara obesitas dan depresi memiliki hubungan timbal balik. Obesitas dapat menyebabkan depresi dan depresi dapat menyebabkan obesitas. 26 Suatu penelitian yang dilakukan oleh Chaidu et al 2003 kepada pria dan wanita dengan responden wanita lebih banyak dan berbagai status pernikahan menikah, belum menikah, cerai didapati wanita 2,5 kali lebih tinggi mengalami 49 depresi dibandingkan pada pria. Depresi secara keseluruhan terdapat lebih banyak pada responden wanita yang mengalami obesitas, tidak dilihat dari status pernikahan responden. Dan depreresi didapati lebih banyak pada individu dengan tingkat keparahan obesitas yang lebih tinggi. 31 Penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh M Heo 2009 yang menyatakan bahwa hubungan depresi dan obesitas bergantung pada jenis kelamin. Didapati hubungan yang negatif antara obesitas dan depresi pada pria namun didapati positif pada wanita. Dan juga durasi mengalami depresi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria. 32 Penelitian yang dilakukan oleh Jinks C et al 2006 menyebutkan bahwa kejadian depresi akan lebih terlihat berhubungan dengan adanya “kesakitan” pada tubuh individu yang mengalaminya. Pada orang obesitas, kesakitan pada tubuh tinggi karena adanya berbagai penyakit yang timbul karena obesitas, contohnya adalah gangguan sendi, diabetes melitus, dan hipertensi. 33 Penelitian-penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara depresi dan obesitas pada wanita. Dari beberapa penelitian yang dilakukan baik pada pria maupun wanita didapati bahwa wanita lebih banyak mengalami depresi dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan untuk hubungan status individu terhadap obesitas dan depresi, pada penelitian yang dilakukan oleh Stephanie A. 2005 dalam penelitiannya mengenai hubungan prevalensi depresi berdasarkan etnis, ras, dan status pernikahan, menyatakan bahwa depresi lebih banyak didapati pada individu yang mengalami perpisahan dengan indeks sebesar 16,90 dibandingkan yang belum pernah menikah sebesar 8,7 dan sudah menikah sebesar 8,8. Namun depresi pada penelitian tersebut tidak menghubungkannya dengan obesitas yang diderita oleh individu yang menjadi reponden penelitian. 34 Penelitian lain menyebutkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Palinkas et al yang mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan depresi pada wanita berusia 50-89 tahun tapi pada laki-laki terdapat hubungan. Sedangkan sebuah studi pada wanita usia 38-54 tahun oleh Hallstrom and Noppa menunjukan tidak terdapatnya hubungan antara obesitas dan penyakit jiwa termasuk ansietas, depresi, fobia, stress, dan penggunaan obat psikotropika. 26 50 Perbedaan hasil penelitian kemungkinan disebabkan oleh perbedaan demografis dari sampel, karakteristik sampel, total sampel, instrumen penelitian, dan perbedaan metode penelitian.

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan variabel lain selain variabel dependen dan independen namun tidak dilakukan analisis lebih lanjut terhadap variabel lain tersebut sehingga tidak dapat melihat hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan variabel independen. 2. Penelitian ini juga tidak mengikuti perkembangan responden karena hanya bersifat cross sectional. 3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner PHQ-9 sebagai diagnosis depresi responden, tidak dikonfirmasi kembali dengan pemeriksaan langsung oleh dokter sehingga diagnosis ditegakkan hanya berdasarkan responden. 51

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Dari 206 responden penelitian didapati sebanyak 63,10 responden yang tidak mengalami depresi, dan ada sebanyak 76 orang 36,10 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan, depresi sedang, dan depresi sedang-berat. 2. Jenis depresi yang paling banyak adalah depresi ringan yaitu sebanyak 81,57. 3. Jenis depresi yang paling sedikit jumlahnya adalah depresi sedang-berat sebanyak 2,63. 4. Kelompok usia yang lebih banyak menderita depresi adalah kelompok usia 30-34 tahun yaitu sebanyak 19,73. Sedangkan kelompok depresi terendah adalah kelompok usia 65 tahun sebesar 1,31. 5. Kejadian depresi lebih banyak didapati pada responden dengan obesitas yaitu sebesar 64,74. 6. Jumlah responden depresi paling banyak didapati pada suku lainnya yaitu sebesar 45,71 dan paling sedikit didapati pada suku Sunda sebanyak 30,02. 7. Depresi paling banyak didapati pada agama Katholik yaitu sebesar 100 dan paling sedikit pada agama Islam yaitu sebesar 33,70. 8. Kejadian depresi paling banyak didapatkan pada responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 41,98 dan terendah pada tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 25. 9. Depresi paling banyak didapati pada responden yang berpenghasilan Rp.5.000.000 sebesar 37,43. Dan paling sedikit di responden berpenghasilan Rp.15.000.001-20.000.000 sebesar 0. 10. Terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kejadian depresi pada ibu rumah tangga p=0.018