Ekstraksi Kromatografi Isolasi Senyawa Terpenoida Dari Ekstrak Metanol Biji Buah Duku (Lansium domesticum L.)

OP isopentil pirofosfat 3 X C 5 OP O Farnesil pirofosfat FPP FPP skualena CH 3 CH 3 OH CH 3 Protosterol karbonium ion LANOSTEROL

2.4. Teknik Pemisahan

Berdasarkan pemisahan fasanya teknik pemisahan ada dua yaitu: 1 Pemisahan kimia adalah suatu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan dari sifat campuran yang hendak dipisahkan. Contohnya proses ekstraksi. 2 Pemisahan fisika merupakan pemisahan yang didasarkan pada perbedaan – perbedaan kecil dari sifat – sifat fisika antara beberapa campuran senyawa. Misalnya daya penguapan, kemampuan adsorpsi, polaritas, dan ukuran molekul Edward,J. dan Stevenson,R. 1991.

2.4.1. Ekstraksi

Ekstraksi dapat dilakukan dengan metode maserasi, perkolasi, dan sokletasi. Sebelum ekstraksi dilakukan, biasanya serbuk tumbuhan dikeringkan lalu dihaluskan dengan derajat kehalusan tertentu, kemudian diekstraksi dengan salah satu cara di atas. Universitas Sumatera Utara Ekstraksi dengan metode sokletasi dapat dilakukan secara bertingkat dengan berbagai pelarut berdasarkan kepolarannya, misalnya : n – heksana, eter, benzene, kloroform, etil asetat, etanol. metanol, dan air. Ekstraksi dianggap selesai bila tetesan ekstrak yang terakhir memberikan reaksi negatif terhadap senyawa yang diekstraksi. Untuk mendapatkan larutan ekstrak yang pekat biasanya pelarut ekstrak diuapkan dengan menggunakan alat rotary evaporator Mulja,M.dan Suharman,H. 1995.

2.4.2. Kromatografi

Kromatografi didefenisikan sebagai pemisahan campuran dari dua atau lebih senyawa atau ion dengan mendistribusikannya diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa bergerak. Dasar dari pemisahan ini adalah perbedaan daya serap atau daya larut pada kedua fasa tersebut Gritter,R.J. dan James. 1991. Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,perbedasan kemampuan adsorbsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut dengan kromatogram Khopkar,S. 1990.

2.4.2.1. Kromatografi Lapisan Tipis

Kromatografi merupakan metoda pilihan untuk pemisahan semua kandungan yang larut dalam lipid, steroid, karotenoid, kuinon sederhana dan klorofil. Satu kekurangan kromatografi lapis tipis yang asli adalah kerja penyaputan plat kaca dengan penyerap. Bila kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas, kelebihan kromatografi lapis tipis adalah keserbagunaan, kecepatan dan kepekaannya. Keserbagunaan kromatografi lapis tipis disebabkan oleh kenyataan bahwa di samping selulosa, sejumlah penyerap yang berbeda-beda dapat disaputkan pada plat kaca atau penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi Gritter,R.J.dan James. 1991. Universitas Sumatera Utara Teknik dasar dalam melaksanakan pemisahan dengan kromatografi lapis tipis adalah sebagai berikut. Pertama kali lapisan tipis adsorben dibuat pada permukaan plat kaca atau plat lain, misalnya berukuran 5 x 20 cm. Tebal lapisan adsorben dapat bervariasi tergantung penggunaannya. Larutan campuran senyawa yang akan dipisahkan diteteskan pada kira-kira 1,5 cm dari bagian bawah plat dengan menggunakan pipet mikro atau syringe. Zat pelarut yang terdapat pada sampel yang diteteskan tersebut kemudian diuapkan dahulu Selanjutnya plat kromatografi dikembangkan dengan mencelupkannya pada chamber yang berisi campuran zat pelarut. Tinggi permukaan zat pelarut dalam chamber harus lebih rendah dari letak tetesan sampel pada plat kromatografi. Dengan pengembangan tersebut masing- masing komponen senyawa dalam sampel; akan bergerak ke atas dengan kecepatan yang berbeda Perbedaan kecepatan gerakan ini merupakan akibat dari terjadinya pengaruh proses dengan kromatografi lapis tipis, mulai pemilihan adsorben sampai identifikasi masing-masing komponen yang telah terpisah. Kromatografi lapis tipis merupakam kromatografi adsorbsi dan adsorben bertindak sebagai fasa tetap. Empat macam adsorben yang umum dipakai adalah silika gel asam silikat, alumina aluminium oksida, kieselgur diatomeus earth, dan selulosa Hosttetman,dan Marston. 1950. Kromatogram pada kromatografi lapis tipis merupakan noda-noda yang terpisah setelah divisualisasi dengan cara fisika atau kimia. Visualisasi cara fisika yaitu dengan melihat noda kromatogram yang mengadsorbsi radiasi ultraviolet atau berfluoresensi dengan radiasi ultraviolet pada λ = 254 nm. Visualisasi dengan cara kimia adalah dengan mereaksikan kromatogram dengan pereaksi warna yang memberikan warna atau fluoresensi sensitif. Visualisasi cara kimia ini dilakukan dengan cara penyemprotan dengan atomizer atau memberikan zat uap kimia pada kromatogram atau dengan pencelupan ke dalam pereaksi penampak warna Sastrohamidjojo,H.1985. Universitas Sumatera Utara

2.4.2.2. Kromatografi Kolom

Pada kromatografi kolom, campuran yang dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastik. Pelarut fasa gerak dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Pita senyawa linarut bergerak melalui kolom dengan laju yang berbeda, memisahkan dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari atas kolom. Ada empat perubahan utama yang dilakukan pada kolom klasik. Pertama, dipakai penyerap yang lebih halus dengan ukuran kisaran mesh lebih sempit tercapai kesetimbangan yang lebih baik di dalam sistem. Kedua, sistem tekanan biasanya pompa mekanis dipakai untuk mendorong pelarut melalui penyerap yang halus. Ketiga, detektor telah dikembangkan sehingga diperoleh analisis senyawa, ketika senyawa itu keluar dari kolom. Keempat, penyerap baku dan penyerap cara kemasan kolom baru dapat dikembangkan sehingga memungkinkan derajat daya pisah yang tinggi tercapai Edward,J.dan Stevenson,R.1991. Kolom hanya berupa tabung kaca yang dilengkapi dengan keran pada salah satu ujungnya dan ukurannya sedemikian rupa sehingga nisbah garis tengah terhadap panjang kolom dalam rentang 1 : 10 sampai 1 : 30. Ukuran volume yang diperlukan untuk suatu pemisahan dapat dihitung sacara kasar bila bobot campuran diketahui.Mengemas kolom harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil kolom kemas yang serba sama. Jika kolom tidak mempunyai penyaring, mula - mula kita harus menyumbat leher kolom dengan segumpal kaca wool atau kapas. Pengisian kolom harus dikerjakan dengan seragam, setelah adsorben dimasukkan dapat diseragamkan kerapatannya dalam kolom dengan menggunakan vibrator atau dengan plunger. Selain itu dapat juga dikerjakan dengan memasukkan adsorben dalam bentuk larutan slurry dan partikelnya dibiarkan mengendap. Universitas Sumatera Utara Pengisian kolom yang tidak seragam akan menghasilkan rongga-rongga di tengah – tengah kolom. Cara memecahkan masalah ini dapat dikerjakan dengan mengadakan back flushing, sehingga terjadi pengadukan yang seterusnya dibiarkan lagi mengendap. Pada bagian bawah dasar dan atas dari isian kolom diberi wool karena glass wool atau sintered glass diss untuk menyangga isian. Bila kolom telah diisi bahan isian permukaan cairan tidak boleh dibiarkan turun di bawah permukaan bahan isian bagian atas, karena akan memberikan peluang masuknya gelembung-gelembung udara masuk ke dalam kolom Hosttetman.dan Marston.1995. Pemilihan pertama dari pelarut ialah bagaimana sifat kalarutannya. Tetapi sering lebih baik untuk memilih suatu pelarut yang tak tergantung daripada tekanan kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. Yang dimaksud dengan kekuatan dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom. Biasanya untuk penyerap-penyerap yang polar seperti alumina dan silika gel maka kekuatan penyerap naik dengan kenaikan polaritas zat-zat yang diserap Sastohamidjojo H. 1995.

2.5. Teknik Spektroskopi

Teknik spektroskopik adalah salah satu teknik analisis kimia – fisika yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik.Untuk pelaksanaan teknik analisis spektroskopik dipakai instrument sebagai pengukur dan perekam sinyal interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik.Ada dua macam instrumen pada teknik spektroskopik yaitu spektrometer dan spektrofotometer. Instrumen yang memakai monokromator celah tetap pada bidang fokus disebut sebagai spektrometer. Apabila spektrometer tersebut dilengkapi dengan detektor yang bersifat fotoelektrik maka disebut spektrofotometer Muldja,M.,dan Suharman.H. 1955. Informasi Spektroskopi Inframerah menunjukkan tipe – tipe dari adanya gugus fungsi dalam satu molekul, resonansi magnet inti yang memberikan informasi tentang Universitas Sumatera Utara bilangan dari setiap tipe dari atom hidrogen. Ini juga memberikan informasi yang menyatakan tentang alam serta lingkungan dari setiap tipe dari atom hidrogen. Kombinasinya dan data yang ada kadang – kadang menentukan struktur yang lengkap dari molekul yang tidak diketahui Pavia L. D. 1979.

2.5.1. Spektrofotometri Inframerah FT-IR