Prosedur untuk Memperoleh Senyawa Kimia dari Eksrak Serbuk biji duku Lansium Domesticum Isolasi Senyawa Terpenoida Dengan Kromatografi Kolom

duku Lansium domesticum L. terdapat senyawa Terpenoida,dan hasil pemisahan yang baik diberikan pada fasa gerak n – heksana : aseton 80 : 20 vv .

3.3.3. Prosedur untuk Memperoleh Senyawa Kimia dari Eksrak Serbuk biji duku Lansium Domesticum

L. Serbuk dari biji buah duku Lansium domesticum L. diekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut metanol. Prosedur : Serbuk halus biji buah duku Lansium domesticum L. ditimbang sebanyak 1000 g, dimasukkan ke dalam bejana dan ditambahkan pelarut metanol sampai semua sampel terendam oleh pelarut dan dibiarkan selama 48 jam. Maserat disaring dan diperoleh ekstrak berwarna coklat. Maserasi dilakukan kembali secara berulang – ulang dengan menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan menggunakan alat rotary evaporator pada suhu 65 o C sehingga diperoleh ekstrak pekat metanol. Dilanjutkan dengan ekstraksi partisi dengan menggunakan n - heksana : air 1 : 1 vv , dimana akan terbentuk lapisan n – heksana dan lapisan metanolair. Kedua lapisan diskrining fitokimia. Lapisan metanolair memberikan hasil yang positif terhadap senyawa Triterpenoid. Diambil fraksi – metanol yang memberikan hasil positif. Fraksi metanol tersebut dipekatkan dengan menggunakan alat rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak pekat metanol sebanyak 50 ml

3.3.4. Isolasi Senyawa Terpenoida Dengan Kromatografi Kolom

Isolasi senyawa terpenoida dengan cara Kromatografi Kolom dilakukan terhadap ekstrak pekat metanol biji buah duku Lansium domesticum L.. Fasa diam yang digunakan adalah silika gel 60 G E. Merck. Art. 7734 dan fasa geraknya adalah n- heksana 100 dan campuran n – heksana : aseton dengan perbandingan 80 : 20 vv . Universitas Sumatera Utara Prosedur : Dirangkai seperangkat alat kolom kromatografi. Terlebih dahulu dibuburkan silika gel 60 G E. Merck. Art. 7734 dengan menggunakan n – heksana 100 diaduk – aduk hingga homogen lalu dimasukkan ke dalam kolom kromatografi. Kemudian dielusi dengan n – heksana 100 hingga bubur silika gel padat dan homogen. Dimasukkan 7 g ekstrak pekat metanol biji buah duku ke dalam kolom kromatografi yang telah berisi bubur silika gel. Sampel dibiarkan turun dan terserap dengan baik pada silika gel di puncak kolom, lalu ditambahkan fasa gerak n – heksana 100 secara perlahan – lahan, dan diatur sehingga aliran fasa yang keluar dari kolom sama banyaknya dengan penambahan fasa gerak dari atas. Lalu dinaikkan kepolaran dari pelarut pengelusi dengan mencampurkan n – heksana : aseton dengan perbandingan 80 : 20 vv. Hasil yang diperoleh ditampung ke dalam beberapa botol vial, lalu diuapkan di udara terbuka sampai pelarutnya habis sehingga terbentuk pasta.

3.3.5. Pemurnian