2.2.1. Klasifikasi Senyawa Terpenoida
Senyawa terpenoida dapat terbagi ke dalam beberapa golongan utama terpenoida, yaitu :
Jumlah satuan
isoprena Jumlah
karbon Golongan
Jenis utama dan sumbernya
1 2
3
4
6
8 N
C
5
C
10
C
15
C
20
C
30
C
40
Cn isoprena
monoterpenoida seskuiterpenoida
diterpenoida
triterpenoida
tetraterpenoida poliisoprena
Dideteksi dalam daun Hamammelis japonica Monoterpena dalam minyak atsiri tumbuhan
Seskuiterpenoida dalam minyak atsiri Seskuiterpenoida dalam lakton dalam
Compositae Abisin mis : asam abisat
Asam diterpena dalam dammar tumbuhan Giberalin mis : asam giberelat
Sterol mis : sitosterol Triterpena mis :
β - amirin Saponin mis : yamogenin
Glikosida jantung Rubber contohnya tumbuhan Hevea
brasilliensis Karotyenoid mis :
β - karotena
2.3. Senyawa Triterpenoida
Senyawa triterpenoida yang dijumpai di alam terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk asiklik dan siklik. Di alam, senyawa ini terdapat pada tumbuhan dan hewan, senyawa
ini terdapat dalam bentuk ester dari senyawa glikosida atau membentuk suatu senyawa yang kerangka dasarnya mempunyai persekutuan dengan senyawa glikosida, berarti
senyawa – senyawa triterpenoida dialam mempunyai bentuk – bentuk yang berbeda dan tergantung pada senyawa – senyawa tersebut Manitto,P., 1992.
Universitas Sumatera Utara
Triterpenoida merupakan salah satu golongan senyawa terpenoida yang mempunyai atom karbon sebanyak C
30
pada kerangka dasarnya, dan secara teoritis rantainya dibentuk oleh enam unit molekul isoprena.Senyawa ini berstruktur
siklik,kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat,berupa senyawa tidak berwarna, berbentuk kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan optis aktif, yang
umumnya sukar dicirikan karena tidak ada kereaktifan kimianya.Uji yang banyak digunakan ialah reaksi Lieberman-Bouchard anhidrida asetat-H
2
SO
4
yang dengan kebanyakan triterpen dan sterol memberikan warna hijau biru Harborne J.B. 1987.
2.3.1. Klasifikasi Senyawa Triterpenoida
Berdasarkan bentuk dan keadaan senyawa triterpenoida, maka senyawa ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Senyawa steroida
Merupakan salah satu golongan senyawa triterpenoida yang struktur dasarnya mempunyai cincin tetrasiklik yang tak jenuh. Robinson,T., 1995
Contoh : Stigmasterol
H
3
C CH
3
C
2
H
5
H
3
C
HO CH
3
CH
3
Universitas Sumatera Utara
2. Senyawa triterpena
Triterpena tersebar sangat luas pada tumbuhan dan hewan.Terdapat dalam keadaan bebas sebagai ester atau glikosida
1. Triterpena asiklik, yaitu senyawa triterpena yang tidak mempuinyai cincin
tertutup pada strukturnya, misalnya skualena, senyawa ini berupa kristal yang tidak berwarna, mempunyai titik leleh tinggi, dan bersifat optis aktif.
Contoh : Skualena
2. Triterpena trisiklis, yaitu senyawa triterpena yang mempunyai tiga cincin
tertutup pada struktur molekulnya, misalnya Ambrein.
H
3
C CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
H CH
3
Universitas Sumatera Utara
3. . Triterpena tetrasiklis, yaitu senyawa triterpena yang mempunyai empat cincin
tertutup pada struktur molekulnya, misalnya Lanosterol. Dimana senyawa ini merupakan golongan tetrasiklis yang memiliki rangka
perhidroksiklopentanofenantren dan dapat dianggap sebagai intermediate, dan senyawa ini berhubungan erat dengan struktur sterol.
Contoh : Lanosterol
4. . Triterpena pentasiklis, yaitu triterpena yang mempunyai lima cincin tertutup
pada struktur molekulnya. Senyawa ini terdapat pada tumbuh – tumbuhan yang terikat dengan senyawa – senyawa gula yang disebut dengan triterpen
glikosida.
3. Saponin
Saponin adalah salah satu golongan triterpenoida glikosida, dimana kerangka dasarnya berhubungan erat dengan struktur senyawa sterol dan triterpenoida. Bila senyawa ini
dihidrolisis akan menghasilkan suatu senyawa aglikon saponin steroida dan glikosida gula . Aglikon yang membentuk senyawa saponin ini adalah merupakan
senyawa triterpenoida, sterol dan sapogenin steroida. Senyawa saponin dapat menurunkan tegangan permukaan cairan dan dapat menghemolisi darah. Saponin larut
dalam air, biasanya berasa pahit. Contohnya : Helogenin Harborne.J.B.,1987.
O O
CH
3
CH
3
O
CH
3
OH
Universitas Sumatera Utara
4. Kardiak glikosida
Kardiak glikosida adalah salah satu golongan triterpenoida, dimana kerangka dasarnya sama dengan triterpenoida dan steroida. Akan tetapi pada atom C
17
berikatan langsung dengan senyawa glikosida atau senyawa turunan furan. Senyawa kardiak glikosida ini
sukar dihidrolisa sebab ikatan ikatan glikosida tadi tidak sama dengan ikatan glikosida pada senyawa saponin. Senyawa saponin adalah suatu senyawa ester dari suatu
glikosida dengan aglikon. Contoh : Digitoksigenin Makin,H.L. 1975 .
O
O CH
3
OH CH
3
OH
2.3.2.Biosintesa Senyawa Triterpenoida
Biosintesa Senyawa Triterpenoida
Telah lama diduga bahwa penggulungan dari unit Isoprena dalam molekul Terpenoida menunjukkan bahwa proses biosintesa molekul-molekul tersebut merupakan suatu
kesatuan akan tetaspi senyawa dasar dalam biosintesa Terpenoida ialah asam mevalonat.
Universitas Sumatera Utara
CH
3
COOH Asam asetat
CoA-SH CH
3
COSCoA Asetil Ko-A
2CH
3
COSCoA Asetil Ko-A
CH
3
COCH
2
COSCoA +
CoASH Asetoasetil Ko-A
H
3
C C
O CH
2
COSCoA
Asetoasetil Ko-A +
CH
3
COSCoA Asetil Ko-A
HOOCCH
2
C H
3
C CH
2
COSCoA
OH Turunan asam glutarat
HOOCCH
2
C H
3
C OH
[ H ] H
2
O CH
2
CH
2
asam mevalonat
Asam mevalonat dibentuk dari kondisi aldol asam asetat dan membentuk rantai cabang. Perubahan selanjutanya menjadi Isopentenil pirofosfat yakni Isoprene
biologis yang sesungguhnya aktif untuk melakukan penggabungan yang berturut-turut diikuti oleh pembentukan alkohol-alkohol asam Geraniol C
10
, Farnesol C
15
, dan Geraniol-geraniol C
20
dalam bentuk ester pirofosfat.
Universitas Sumatera Utara
HOOC-CH
2
C H
3
C OH
CH
2
CH
2
OH
Asam mavalonat ATP
2 tahap H
3
C OP
C
CH2 CH2
OP
CH2
COO
-
ATP
H
3
C
C OP
H
2
C CH
2
OP CH
2
C=O O
-
dekarboksilasi CH
2
=C-CH
2
-CH
2
-OP
CH
3
isopentenil pirofosfat
CH
3
-C=CH-CH
2
-OP
CH
3
Triterpenoida C
20
dan warna karotenoida C
40
berasal dari dimerisasi C
15
dan C
20
pirofosfat dan bukan dari polimerisasi terus-menerus dari unit C
5
. Yang banyak diketahui ialah dimerisasi Farnesil pirofosfat menjadi skualena yang
merupakan Triterpenoida dasar dan sumber dari Triterpenoida lainnya dan Steroida. Siklisasi dari skualena menghasilkan tetrasiklis triterpenoida Lanosterol. Reaksi
biosintesanya adalah Pinder,A.R. 1992.
Universitas Sumatera Utara
OP
isopentil pirofosfat 3 X C
5
OP O
Farnesil pirofosfat FPP FPP
skualena
CH
3
CH
3
OH CH
3
Protosterol karbonium ion
LANOSTEROL
2.4. Teknik Pemisahan
Berdasarkan pemisahan fasanya teknik pemisahan ada dua yaitu: 1
Pemisahan kimia adalah suatu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan dari sifat campuran yang hendak dipisahkan. Contohnya proses ekstraksi.
2 Pemisahan fisika merupakan pemisahan yang didasarkan pada perbedaan –
perbedaan kecil dari sifat – sifat fisika antara beberapa campuran senyawa. Misalnya daya penguapan, kemampuan adsorpsi, polaritas, dan ukuran
molekul Edward,J. dan Stevenson,R. 1991.
2.4.1. Ekstraksi