Tabel 3.2 Komposisi Benda Uji Mortar
Persentase Abu Sampah Organik
dari berat semen Air
ml Pasir gr
Semen gr Abu sampah
organik gr 0 Mortar Normal
13,3 74,5
27,1 -
5 13,3
74,5 25,7
1,4 10
13,3 74,5
24,4 2,7
15 13,3
74,5 23
4,l 20
13,3 74,5
21,7 5,4
3. Pengadonan dan Pencetakan.
a. Mortar normal tanpa pencampuran abu sampah organik 1
Pasir dan semen dimasukan ke tempat pengadonan dan diaduk sampai rata dan diberi air pada bagian tengah adonan serta dibiarkan
± 1 menit agar campuran saling mengikat.
2 Kemudian diaduk sampai campuran benar-benar homogen.
3 Setelah pengadonan selesai dilakukan pencetakan dengan cara
memasukan pasta mortar kedalam cetakan kubus setinggi 13 tinggi cetakan, kemudian dirojok dengan batang perojok besi untuk menjamin
kepadatan susunan campuran. 4
Dimasukan kembali 13 bagian campuran pasta mortar kedalam cetakan kemudian dirojok kembali.
5 Dimasukan kembali pasta mortar kedalam cetakan sampai penuh
kemudian dirojok kembali. 6
Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan ditutup dengan serbet basah kemudian benda uji diletakan pada ruangan perawatan.
7 Setelah mortar berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode
pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakan pada ruangan perawatan kembali.
b. Mortar dengan pencampuran abu sampah organik
Untuk pembuatan mortar dengan pencampuran abu sampah organik caranya sama dengan pembuatan mortar normal tanpa abu sampah organik.
Pencampuran abu sampah organik dilakukan dengan mengurangi massa semen.
Universitas Sumatera Utara
Porositas
Benda uji di buat dengan menggunakan silinder dengan diameter 2,5 cm dan tinggi 5 cm. Jumlah mortar yang dibuat yaitu sebanyak 15 buah yang terdiri
dari: 3 buah mortar normal tanpa campuran abu sampah organik ,3 buah mortar dengan campuran 5 abu sampah organik, 3 buah mortar dengan campuran 10
abu sampah organik,3 buah mortar dengan campuran 15 abu sampah organik, 3 buah mortar dengan campuran 20 abu sampah organik.
Adapun prosedur yang dilakukan untuk pembuatan benda uji yaitu: 1.
Persiapan alat dan bahan 2.
Seluruh peralatan dan bahan disiapkan, guna memudahkan dalam pengerjaan pengadonan dan pencetakan benda uji.
3. Bahan – bahan yang telah disiapkan seperti semen, pasir, dan abu sampah
organikditimbang dengan komposisi seperti yang terlihat pada tabel 3.3:
Tabel 3.3 Komposisi Benda Uji Mortar
Persentase Abu Sampah Organik
dari berat semen Air
ml Pasir gr
Semen gr Abu sampah
organik gr 0 Mortar Normal
13,3 74,5
27,1 -
5 13,3
74,5 25,7
1,4 10
13,3 74,5
24,4 2,7
15 13,3
74,5 23
4,l 20
13,3 74,5
21,7 5,4
4. Pengadonan dan Pencetakan.
a. Mortar normal tanpa pencampuran abu sampah organik 1
Pasir dan semen dimasukan ke tempat pengadonan dan diaduk sampai rata dan diberi air pada bagian tengah adonan serta dibiarkan
±
1 menit agar campuran saling mengikat.
2 Kemudian diaduk sampai campuran benar-benar homogen.
3 Setelah pengadonan selesai dilakukan pencetakan dengan cara
memasukkan pasta mortar kedalam cetakan kubus setinggi 13 tinggi cetakan, kemudian dirojok dengan batang perojok besi untuk menjamin
kepadatan susunan campuran.
Universitas Sumatera Utara
4 Dimasukan kembali 13 bagian campuran pasta mortar kedalam cetakan
kemudian dirojok kembali. 5
Dimasukan kembali pasta mortar kedalam cetakan sampai penuh kemudian dirojok kembali.
6 Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan ditutup dengan serbet
basah kemudian benda uji diletakan pada ruangan perawatan. 7
Setelah mortar berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakan pada ruangan
perawatan kembali. b. Mortar dengan pencampuran abu sampah organik
Untuk pembuatan mortar dengan pencampuran abu sampah organik caranya sama dengan pembuatan mortar normal tanpa abu sampah organik. Penambahan
abu sampah organik dilakukan dengan mengurangi massa semen.
3.4 Prosedur Pengujian Sampel 3.4.1 Prosedur Pengujian Kuat Tekan