Pile Driving Analyzer PDA

69 Gambar 2.22. Hasil Kalendering Sumber : Proyek Jembatan Sei Batu Gingging Hulu

2.7. Pile Driving Analyzer PDA

PDA Test merupakan sebuah test untuk mengukur kapasitas tiang tekan secara dinamik pada pondasi dalam, baik itu tiang pancang atau tiang bor, integritas tiang, dan energy dari hammer yang mengacu pada ASTM D-4945 Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations. Gambar 2.23. Pile Driving Analyzer PDA Model Pax Sumber : Proyek Jembatan Sei Batu Gingging Hulu Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 2.24. Tipikal Penyusunan Pengetesan PDA Sumber : Lauwtjunnji, 2015 Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur Case Method, yang meliputi pengukuran data kecepatan velocity dan gaya force selama pelaksanaan pengujian re-strike dan perhitungan variabel dinamik secara real time untuk mendapatkan gambaran tentang daya dukung pondasi tiang tunggal. Gambar 2.25. Tipikal Set-Up tes PDA Sumber : Lauwtjunnji, 2015 Pengujian tiang cara dinamis dilakukan dengan menempatkan dua pasang sensor secara berlawanan. Satu pasang sensor terdiri dari pengukur Universitas Sumatera Utara 71 regangan strain transducer dan pengukur percepatan accelerometer yang dipasang di bawah kepala tiang minimum jarak dari kepala tiang ke transducer 1,5D – 2D, dimana D adalah diameter tiang atau minimal 50 cm sehingga ada jarak bebas pada saat tumbukan. Kedua sensor tersebut mempunyai fungsi ganda, masing-masing menerima perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tekan akan merambat dari kepala tiang ke ujung bawah tiang toe setelah itu gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju kepala tiang dan ditangkap oleh sensor. Gelombang yang diterima sensor secara otomatis akan disimpan oleh komputer. Rekaman hasil gelombang ini akan menjadi dasar bagi analisa dimana gelombang pantul yang diberikan oleh reaksi tanah akibat kapasitas dukung ujung dan gerak akan memberikan kapasitas dukung termobilisasi mobilized capacity. Gambar 2.26. Sensor PDA : Strain Transducer dan Accelerometer Sumber : Proyek Jembatan Sei Batu Gingging Hulu Melalui strain transducer akan terukur nilai Force yang terjadi di dekat kepala tiang atau pada posisi sensor setelah ada impact dari tumbukan hammer terhadap kepala tiang. Sedangkan melalui accelerometer akan terukur nilai percepatan yang akan dihitung untuk mendapatkan variable velocity. Ketika ada impact dari hammer saat Strain Transducer Accelerometer Universitas Sumatera Utara 72 ditumbukkan maka akan terjadi gelombang turun wave down dan gelombang naik wave up, dengan kecepatan yang sama. Sehingga dapat diasumsikan bahwa ketika ada perlawanan dari tanah maka perubahan kecepatan gelombang akan mengembalikan gelombang naik wave up. Dan metode dinamik ini menggunakan effect dari refleksi gelombang naik pada velocity dan force yang terukur dekat kepala tiang untuk mengevaluasi kapasitas tiang danatau integritas tiang. Akibat tumbukan hammer pada kepala tiang, sensor akan menangkap gerakan yang timbul dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, kemudian direkam dan diproses Pile Driving Analyzer PDA model PAX. Hasil rekaman PDA dianalisa lebih lanjut dengan software CAPWAP. CAPWAP Case Pile Wave Analysis Program adalah program aplikasi analisa numerik yang menggunakan masukan data gaya force dan kecepatan velocity yang diukur oleh PDA. Kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan distribusi dan besarnya gaya perlawanan tanah total sepanjang tiang berdasarkan modelisasi sistem tiang-tanah yang dibuat dan memisahkannya menjadi bagian perlawanan dinamis dan statis. Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 2.2. Parameter Pengujian Tes PDA Sumber : Lauwtjunnji, 2015 Kode Keterangan BN Pukulan RMX Daya dukung tiang ton FMX Gaya tekan maksimum ton CTN Gaya tarik maksimum ton EMX Energi maksimum yang ditransfer tonm DMX Penurunan maksimum mm DFN Penurunan permanen mm STK Tinggi jatuh palu m BPM Pukulan per menit BTA Nilai keutuhan tiang LE Panjang tiang di bawah instrumen m LP Panjang tiang tertahan m AR Luas penampang tiang cm 2 CSX, CSI0 Tegangan tekan maksimum Mpa TSX Tegangan tarik maksimum sepanjang tiang Mpa Penghentian re-strike dan perekaman data dilakukan setelah penguji yakin bahwa hammer telah memberikan energi transfer maksimum yang mampu dilakukannya. Perhitungan CASE Method berdasarkan teori “wave mechanic” didapatkan persamaan : R = F + Zv + F − Zv …………………….....…...........2.1 Dimana : R = tahanan tanah total t 1 = waktu impact dari tumbukan t 2 = t1 + 2Lc dimana L adalah panjang tiang Z = EAc = A √Er dikenal dengan “impedance” Universitas Sumatera Utara 74 Tahanan total tanah R yang dihitung menggunakan formula di atas mempunyai dua kompenen : 1. A displacement-dependent component , Static Resistance Rs ini yang akan kita ukur. 2. A velocity-dependent component, Dynamic Resitance Rd, yang mana Rd diturunkan dari R untuk mendapatkan Rs. Variable Dynamic Resistance Rd sendiri dihitung dengan formula : R = J × Z × V ..………………………………………......….2.2 Dimana : Jc = nilai damping factor, tergantung dari jenis tanah Z = pile impedance Z=EAc V toe = velocity pada ujung tiang, didapatkan dari force and velocity yang terukur dekat kepala tiang, berdasarkan prinsip dari teori wave mechanics Dengan melalui pendekatan itu didapatkan persamaan untuk menghitung nilai Static Resistance Rs, R = F + Zv + F − Zv ..………….........…2.3 Waktu Pengujian PDA test Pengujian PDA dapat dilakukan selama pemancangan untuk memonitori perkembangan daya dukung tiang sejalan dengan tiang masuk makin dalam, kenerja dari sistem pemancangan atau memonitor tegangan pada saat pemancangan yang ekstrim. Universitas Sumatera Utara 75 Tetapi umumnya PDA digunakan untuk menentukan daya dukung jangka panjang tiang pondasi. Untuk tujuan ini, pengujian PDA sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah pemancangan, setelah gaya lengketan tanah mulai bekerja. Pada pengujian dengan PDA Test akan diperoleh hasil daya dukung yang bersifat salah satu dari dua kondisi berikut, yaitu refusal dan ultimate. Daya dukung yang bersifat refusal adalah daya dukung yang terdeteksi atau terdata dan dianalisa, merupakan daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang belum sepenuhnya termobilisasi. Kondisi belum sepenuhnya termobilisasi adalah kondisi dimana pondasi tiang belum mencapai kapasitas tertinggi atau ultimatenya. Kondisi ini dapat disebabkan karena pada saat pengujianre-strike dilakukan, energi yang ditransfer tidak cukup besar untuk memobilisasi seluruh kemampuan tahanan atau daya dukung pondasi tiang yang diuji. Daya dukung yang bersifat ultimate adalah daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang sudah termobilisasi sepenuhnya. Dengan demikian angka daya dukung yang dihasilkan dari analisa PDA dan CAPWAP pada kondisi ini adalah benar-benar daya dukung ultimate atau batas yang dimiliki oleh pondasi tiang yang diuji. Kondisi ultimate ditentukan oleh salah satu dari :  Telah bergeraknya tiang pancang akibat beban tertentu beban ultimate yang berarti terlampauinya tahanan friksi dan ujung dari pondasi tiang. Universitas Sumatera Utara 76  Telah terlampauinya kemampuan material tiang pancang itu sendiri yang jika diteruskan dengan beban yang lebih berat akan mengakibatkan kegagalan pada bahanmaterial tiang pancang. Akan tetapi kedua kondisi tersebut baik refusal maupun ultimate dapat diterima selama daya dukung yang diperoleh masih memenuhi syarat faktor keamanan yang dituntut dari desain yang ditetapkan. Dari beberapa data yang diambil pada waktu pelaksanaan pengujian PDA, pada umumnya akan diambil satu grafik dan data yang paling baik dalam mewakili dan menggambarkan kekuatan atau daya dukung pondasi tiang yang diuji yang pada umumnya diambil data dari transfer energi atau energi tersalurkan EMX yang paling besarmaksimum selama pelaksanaan re-strike dan terdata dalam program yang digunakan. Berikut ini contoh hasil pengujian PDA Test dan CAPWAP : Gambar 2.27. Grafik Hasil Pengujian Tes PDA dan CAPWAP Sumber : Lauwtjunnji, 2015 Universitas Sumatera Utara 77 Tabel 2.3. Hasil Pengujian Tes PDA dan CAPWAP Sumber : Lauwtjunnji, 2015 Kode Keterangan Tiang : SU-51 BN Pukulan 12 RMX Daya dukung tiang ton 215 FMX Gaya tekan maksimum ton 294 CTN Gaya tarik maksimum ton EMX Energi maksimum yang ditransfer tonm 2,78 DMX Penurunan maksimum mm 15 DFN Penurunan permanen mm 7 STK Tinggi jatuh palu m 2,1 BPM Pukulan per menit 44,4 BTA Nilai keutuhan tiang 100 LE Panjang tiang di bawah instrumen m 9 LP Panjang tiang tertahan m 8 AR Luas penampang tiang cm 2 1225 Faktor keamanan yang digunakan untuk pengujian PDA pada umumnya adalah 2. Universitas Sumatera Utara 78 Tabel 2.4. Global Safety Factors-Allowable Stress Design Value Sumber : Lauwtjunnji, 2015

2.8. Metode Pelaksanaan Pemancangan Pondasi Tiang

Dokumen yang terkait

Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Diameter 0,6 Meter Berdasarkan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu)

3 114 155

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Proyek Pembangunan Jembatan Sei Babalan-Langkat.

14 136 91

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

8 77 109

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

1 1 13

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Diameter 0,6 Meter Berdasarkan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu)

0 12 93

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER BERDASARKAN PERHITUNGAN ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA (PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal dengan Panjang Tiang 21 meter dan Diameter 0,6 meter Secara Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu Lokasi Jembatan Sei Bat

0 1 129

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal dengan Panjang Tiang 21 meter dan Diameter 0,6 meter Secara Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu Lokasi Jembatan Sei Batu Ging

0 0 10

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN PANJANG TIANG 21 METER DAN DIAMETER 0,6 METER SECARA ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA (PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN MEDAN – KUALANAMU LOKASI JEMBATAN SEI BATU GINGGING STA. 41 + 630)

0 0 20